Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 4 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Indra Wahyuni
Abstrak :
Asam urat merupakan produk akhir dari metabolisme purin. Nilai normal asam urat serum pada wanita adalah 4,0 ± 1,0 mg/dl dan pada laki - laki 5,1 ± 1,0 mg / dl. Kadar asam urat dapat disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya adalah karakteristik responden (usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan, pengetahuan), asupan zat gizi (purin, protein, vitamin C, lemak, serat, asam folat),gaya hidup (kopi, soft drinks, olah raga, merokok) dan IMT. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor determinan terhadap kadar asam urat pada kelompok orang dewasa di Desa Pabuaran Gunung Sindur Bogor. Disain penelitian yang digunakan adalah cross-sectional dengan sampel sebanyak 66 responden. Penelitian dilakukan pada bulan Mei-Juni 2012. Analisis statistik deskriptif pada data numerik disajikan dalam bentuk rata-rata ± SD, sedangkan data nominal dan ordinal dalam bentuk proporsi. Analisis statistik inferensial menggunakan uji t independen, ANOVA, korelasi pearson product moment dan regresi linear ganda dilakukan untuk mengetahui faktor dominan. Rata-rata kadar asam urat responden 4,64 ± 1,19 mg/dl dengan rata-rata kadar asam urat pria yaitu 5,88 ± 1,30 dan wanita yaitu 4,31 ± 0,92. Terdapat hubungan yang signifikan antara jenis kelamin dan merokok dengan kadar asam urat. IMT merupakan faktor dominan terhadap kadar asam urat setelah dikontrol usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan, asupan purin rendah, dan asupan vitamin C. ......Uric acid is the end product of purine metabolism. Normal level of serum uric acid for women is 4,0 ± 1,0 mg/dl and for men is 5,1 ± 1,0 mg / dl. An elevated uric acid level can be caused by several factors of which is respondents characteristics (age, gender, level of education, knowledge), nutrient intake (purine, protein, vitamin C, fat, dietary fiber, folic acid), life style (coffee, soft drinks, sport, smoking) and BMI. This research was aim to know determinant factor of uric acid level at group of adult in Pabuaran Countryside, Gunung Sindur Subdistrict, Bogor Regency. Research design used by cross sectional study with 66 sample. This research was performed on May-June 2012. Descriptive statistic analysis on numeric data were presented as mean ± SD, while nominal and ordinal data in proportion. Inferential statistic analysis with t test independen, ANOVA test, pearson product moment corellation was performed and multiple linear regression was used to know the dominant factor. Mean uric acid level was 4,64 ± 1,19 mg/dl with Mean uric acid consentration for men was 5,88 ± 1,30 dan for women was 4,31 ± 0,92. gender and smoking was significantly associated with uric acid level. BMI was dominance factor to uric acid level after controlled by age, sex, level of education, low purine intake and vitamin C intake.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
T36056
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Reza Haryo Yudanto
Abstrak :
ABSTRACT
Laju filtrasi glomerulus menjadi salah satu indikator keseluruhan tingkat fungsi ginjal. Selain pemeriksaan laju filtrasi glomerulus terdapat pula pemeriksaan lainnya yang juga dinilai dapat menggambarkan kondisi tersebut, yaitu pemeriksaan kadar asam urat. Namun selama ini belum adanya kepastian korelasi dan ukuran kadar asam urat yang sesuai untuk menentukan stadium penyakit ginjal kronik. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui apakah terdapat korelasi antara Kadar asam urat dalam darah dan laju filtrasi glomerulus pada penderita penyakit ginjal kronik. Penelitian menggunakan desain potong lintang pada 75 orang pasien penyakit ginjal kronik yang melakukan pemeriksaan asam urat dan laju filtrasi glomerulus pada Laboratorium RSCM data sekunder. Analisis data dilakukan menggunakan uji korelasi Spearmans. Hasil penelitian ini, terdapat hubungan yang signifikan antara kadar asam urat darah dengan kadar laju filtrasi glomerulus p: 0,005; r: -0,362. Kesimpulannya, terdapat korelasi lemah negatif antara kadar asam urat darah dengan kadar laju filtrasi glomerulus pada pasien penyakit ginjal kronik. Kondisi ini kemungkinan dapat terjadi karena adanya faktor-faktor lain yang lebih berkontribusi terhadap kadar asam urat dan kadar laju filtrasi glomerulus.
ABSTRACT
Glomerular filtration rate is an indicator of kidney function. Beside of glomerular filtration rate, uric acid measurement in blood is also kidney function indicator. However, correlation between uric acid level and chronic kidney disease stadium has not been established. This research aims to find the correlation between those two variables. This research was done from laboratory result of 75 chronic kidney disease patients who underwent uric acid and glomerular filtration rate examination in RSCM laboratory. Sparmann rsquo s correlation test was done and showed significant correlation between blood uric acid level p 0.005 r 0.362 . Therefore, there is weak negative correlation between blood uric acid level and glomerular filtration rate in chronic kidney disease patients. It can be caused by other more contributing factors to blood uric acid level and glomerular filtration rate.
2016
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Rezania Khairani Mochtar
Abstrak :
Angka prevalensi hiperurisemia yang sudah menunjukkan manifestasi sebagai penyakit sendi atau gout tercatat sebesar 1.36%. Kondisi hiperurisemia diketahui merupakan faktor risiko yang berperan dalam penurunan fungsi ginjal dan memiliki hubungan erat dengan batu ginjal. Tujuan: Mengetahui adanya hubungan antara kondisi hiperurisemia pada pasien dengan batu ginjal terhadap fungsi ginjal. Metode: Studi potong lintang dilakukan pada 942 pasien batu ginjal di RSUPN Cipto Mangunkusumo pada tahun 2000-2013. Hasil: Dari 5464 pasien batu di RSUPN Cipto Mangunkusumo sepanjang tahun 2000-2013, didapatkan 942 subjek yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi yang telah ditetapkan. Hasil analisis menunjukkan hubungan yang bermakna antara hiperurisemia dengan fungsi ginjal pada pasien dengan batu ginjal (p < 0.001). Didapatkan pula bahwa predominansi pasien dengan batu ginjal adalah laki-laki (68.5%), serta rerata usia pasien batu ginjal adalah 47 tahun (SD = 12.4). Subjek dengan hiperurisemia yang mengalami penurunan fungsi ginjal tercatat sebanyak 11.3%. Kesimpulan: Terdapat hubungan yang bermakna antara kondisi hiperurisemia dengan fungsi ginjal pada pasien dengan batu ginjal. Oleh karena itu, pengendalian kadar asam urat dalam darah harus menjadi perhatian khusus untuk menghindari terjadinya perburukan fungsi ginjal.
The recorded prevalence of hyperuricemia demonstrated as a manifestation of joint disease or gout is 1.36%. Hyperuricemia is known as a risk factor which plays an important role in the declining of renal function and has a close relationship with kidney stones. Aim: To find out the relationship between the hyperuricemia in patients with kidney stones and renal function. Method: A cross-sectional study conducted on 942 kidney stone patients in the Cipto Mangunkusumo Hospital through 2000-2013. Result: Out of 5464 kidney stone patients in Cipto Mangunkusumo Hospital during the years 2000-2013, we obtained 942 subjects who meet the appointed inclusion and exclusion criterias. The analysis revealed a significant association between hyperuricemia and renal function in patients with kidney stones (p <0.001). It was also found that the predominance of patients with kidney stones are men (68.5%), and the mean age of the patients with kidney stones was 47 years (SD = 12.4). Prevalence of hyperuricemic subjects whom renal function declines, is recorded as 11.3%. Conclusion: There is a significant association between hyperuricemia and renal function in patients with kidney stones. Therefore, the control of serum uric acid levels should be a particular concern to avoid the deterioration of renal function.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2014
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library