Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Christopher Andrian
Abstrak :
ABSTRAK
Angka kejadian karsinoma kolorektal cukup tinggi mencapai 1,3 juta kasus dengan angka kematian sebesar 694.000 per tahun. Sekitar 30 hingga 87 pasien kanker mengalami malnutrisi sebelum menjalani terapi kanker. Terapi medik gizi bertujuan untuk mencegah atau memperbaiki keadaan malnutrisi, mencegah kehilangan massa otot, mengurangi efek samping terapi kanker, meningkatkan kualitas hidup, dan mempercepat penyembuhan luka. Pasien serial kasus ini berjumlah empat orang, berusia 33 hingga 60 tahun. Tiga orang pasien memiliki diagnosis adenokarsinoma rektum dan satu orang didiagnosis dengan adenokarsinoma kolon asendens dengan stoma double barrel setinggi ileum terminal dan kolon desenden. Keempat pasien memiliki status gizi kaheksia kanker. Pemantuan dilakukan setiap hari meliputi penilaian subjektif dan objektif meliputi tanda vital, kondisi klinis, antropometri, kapasitas fungsional, analisis asupan dan laboratorium. Pada saat dipulangkan, kondisi klinis keempat pasien mengalami perbaikan yang dilihat dari produksi stoma yang semakin padat dan toleransi asupan oral baik. Keempat pasien juga mengalami perbaikan kapasitas fungsional. Pemberian kebutuhan energi pada kasus ini rata-rata sebesar 30-39 kkal/kg/hari. Pemberian nutrisi memperhatikan jenis stoma, bagian usus yang vital, kondisi klinis, dan parameter biokimia. Pemberian terapi medik gizi yang adekuat dapat mendukung proses penyembuhan luka pasca tindakan pembedahan dan kapasitas fungsional.
ABSTRACT<>br> The incidence of colorectal carcinoma is quite high, estimated at 1.3 million cases with 694,000 deaths per year. About 30 to 87 of cancer patients are malnourished before undergoing cancer therapy. Medical nutrition therapy aims to prevent or improve the state of malnutrition, prevent muscle mass loss, reduce the side effects of cancer therapy, improve quality of life, and accelerate wound healing. Patients in this case series involve four subject, aged 33 to 60 years. Three patients had a diagnosis of rectal adenocarcinoma and one person was diagnosed with ascending colon adenocarcinoma with double barrel stoma as high as the terminal ileum and descending colon. All patients had nutritional status of cancer cahexia. Daily monitoring includes subjective and objective assessments including vital signs, clinical conditions, anthropometry, functional capacity, intake analysis, and laboratory analysis. At the time of discharge, the clinical condition of all four patients got improvement from solid stoma production and tolerance of oral intake. The four patients also experienced improved functional capacity. In providing nutrition therapy, we should consider to the type of stoma, vital part of the intestine, clinical conditions, and biochemical parameters. Adequate medical nutrition therapy can support post surgical wound healing and functional capacity.
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2017
SP-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Audria Graciela
Abstrak :
Latar Belakang: Tumor sistem saraf pusat (SSP) merupakan salah satu penyebab utama morbiditas di seluruh dunia yang menyebabkan disabilitas dan penurunan kualitas hidup. Tumor SSP menyebabkan defisit neurologis dan berisiko terjadinya kaheksia. Kaheksia dihubungkan dengan penurunan respons pengobatan dan penurunan kesintasan. Peradangan sistemik merupakan ciri khas kaheksia. Rasio neutrofil limfosit (RNL) merupakan penanda inflamasi sistemik yang mudah dan rutin diperiksa dengan harga yang tidak mahal. Belum diketahui hubungan antara RNL dengan kejadian kaheksia pada tumor SSP. Metode: Studi potong lintang ini dilakukan pada subjek berusia 18–65 tahun di RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo, yang dirawat dengan diagnosis tumor SSP pada bulan November hingga Desember 2023. Nilai RNL diambil dari pemeriksaan darah perifer lengkap dan dilakukan penegakan diagnosis kaheksia berdasarkan kriteria Evans. Dilakukan analisis hubungan RNL dengan kejadian kaheksia. Hasil: Terdapat 50 subjek dengan diagnosis tumor SSP. Median RNL adalah 4,13 (1,26; 23,22). Nilai RNL secara signifikan lebih tinggi pada kelompok subjek yang mengalami kaheksia (median RNL 7,19 (1,26; 23,22)) dibandingkan tanpa kaheksia (median RNL 3,10 (1,40; 8,48)) (p<0,001). Simpulan: RNL berhubungan dengan kejadian kaheksia pada tumor SSP. Subjek yang mengalami kaheksia memiliki RNL yang lebih tinggi dibandingkan dengan yang tidak kaheksia. ......Background: Central nervous system (CNS) tumors are one of the leading causes of morbidity worldwide, causing disability and decreased quality of life. Central nervous system tumors cause neurological deficits and are at risk of developing cachexia. Cachexia is associated with decreased treatment response and reduced survival. Systemic inflammation is the hallmark of cachexia. Neutrophil lymphocyte ratio (NLR) is a systemic inflammation that included in routine laboratory examination and inexpensive. The association between NLR and the incidence of cachexia in CNS tumors remain unknown. Methods: This cross-sectional study was conducted on subjects aged 18–65 years old at RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo Hospital, who were admitted with CNS tumor diagnosis from November to December 2023. The NLR value was taken from the complete peripheral blood examination and the diagnosis of cachexia was based on Evans criteria. The relationship between NLR and the incidence of cachexia was analyzed. Results: There were 50 subjects with CNS tumor diagnosis. The median NLR was 4,13 (1,26; 23,22). The mean NLR was significantly higher in the group of subjects with cachexia (median NLR 7,19 (1,26; 23,22)) than without cachexia (median NLR 3,10 (1,40; 8,48)) (p<0,001). Conclusion: NLR is associated with the incidence of cachexia in CNS tumors. Subjects with cachexia had higher NLR compared to those withoit cachexia.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2024
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover