Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Kiranastari Asoka Sumantri
"Media sosial memiliki peran penting di masyarakat dalam membentuk opini pada isu-isu yang berkaitan dengan lingkungan karena memiliki kekuatan untuk menyebarkan informasi dan menciptakan kesadaran bersama di masyarakat. Akun @pendakiindonesia di media sosial Instagram menjadi salah satu akun yang menjalankan kampanye mengenai konservasi lingkungan di kawasan pendakian. Dalam menjalankan kampanye, pesan yang bersifat edukatif atau menyampaikan informasi baru yang bermanfaat menjadi unsur penting untuk menciptakan kesadaran bagi para audiens. Pesan edukatif yang disampaikan harus memperhatikan format, nuansa dan konteks pesan. Selain itu, maksimalisasi penggunaan Instagram sebagai media kampanye perlu memperhatikan aspek relevansi waktu dan frekuensi penyampaian pesan. Jurnal ini menggunakan metode studi literatur dimana penulis memberikan penjelasan komprehensif terkait unggahan terbaru pesan konservasi lingkungan di kawasan pendakian yang disampaikan oleh akun pendaki @pendakiindonesia dengan tujuan untuk mendeskripsikan penggunaan pendekatan dalam pesan edukatif mengenai konservasi lingkungan. Penulis menemukan bahwa akun @pendakiindonesia telah menyampaikan pesan edukatif dengan format, nuansa, dan konteks yang sesuai dengan cara penyampaian pesan edukatif yang baik, namun perlu lebih memperhatikan relevansi waktu dan meningkatkan frekuensi pesan. Kesimpulan dari studi ini adalah akun @pendakiindonesia sudah menyampaikan pesan edukatif mengenai konservasi lingkungan melalui akun Instagram sebagai media kampanye.

Social media has a prominent role in society in forming opinions on issues related to the environment because it has the power to disseminate information and create mutual awareness in society. The @pendakiindonesia account on Instagram is one of the accounts running a campaign on environmental conservation in the hiking area. In running a campaign, educational messages that convey useful new information is the crucial element in creating awareness and must be delivered by paying attention to the format, nuance, and context of the message. Also, maximizing the use of Instagram as a campaign media needs to pay attention to the time relevance and frequency of message delivery aspects. This journal uses a literature study method where the author provides a comprehensive explanation regarding the latest upload of environmental conservation messages in the climbing area delivered by the climber @pendakiindonesia account to describe the use of the approach in educational messages about environmental conservation. The author finds that the @pendakiindonesia account has conveyed educational messages with a format, nuance, and context that is following a correct way of delivering educational messages but needs to pay more attention to time relevance and increase message frequency. Thus, the @pendakiindonesia account has conveyed educational messages about environmental conservation through the Instagram account as a campaign medium."
2020
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Arfianto Purbolaksono
"Penggunaan media sosial, khususnya facebook sebagai alat kampanye marak dilakukan pada Pemilu di era Reformasi. Pada putaran kedua Pilkada DKI Jakarta 2017, kedua kandidat yang bersaing yaitu pasangan Basuki Tjahaja Purnama (Ahok)-Djarot Saiful Hidayat dan pasangan Anies Baswedan-Sandiaga Uno sama-sama menggunakan facebook sebagai salah satu alat kampanyenya. Tujuannya sebagai upaya menjangkau pemilih khususnya pemilih muda. Dengan demikian, penelitian ini ingin mengetahui dan menjelaskan problematik penggunaan Facebook sebagai alat kampanye oleh dua pasangan Calon Gubernur dan Wakil Gubernur dalam mempengaruhi preferensi pemilih pemula pada putaran kedua Pilkada DKI Jakarta 2017. Untuk menjelaskan pengaruh media sosial terhadap preferensi pemilih pemula, penelitian ini menggunakan Media System Dependancy Theory atau teori sistem ketergantungan media. Beberapa temuan dalam penelitian ini yaitu pertama, terkait penggunaan facebook sebagai alat kampanye dapat dilihat dengan menggunakan manajemen kampanye. Manajemen kampanye yang baik dilakukan sesuai dengan perencanaan, dilaksanakan secara konsisten dan secara berkala dilakukan proses evaluasi. Kedua, model pengemasan pesan kampanye di facebook harus disesuaikan dengan tujuan dari kampanye yaitu untuk memobilisasi dukungan untuk kandidat. Ketiga, pemilih muda lebih banyak menggunakan platform media sosial Instagram dibandingkan Facebook. Keempat, facebook dan platform media sosial lainnya tidak menjadi faktor utama terhadap pembentukan preferensi bagi pemilih pemula pada Pilkada DKI Jakarta 2017 di putaran kedua. Faktor lainnya adalah saluran informasi lain seperti media televisi, youtube, berita online. Kemudian selain itu terdapat juga faktor lingkungan seperti teman, keluarga, dan Gerakan Bela Islam 212.

The use of social media, especially Facebook as a campaign tool, is rampant during the Elections in the Reformation era. In the second round of the 2017 DKI Jakarta Pilkada, the two competing candidates, namely the Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) -Djarot Saiful Hidayat pair and the Anies Baswedan-Sandiaga Uno pair both used Facebook as one of their campaign tools. The aim is to reach out to voters, especially young voters. Thus, this study wants to find out and explain the problematic use of Facebook as a campaign tool by two pairs of candidates for governor and deputy governor in influencing the preferences of novice voters in the second round of the 2017 DKI Jakarta elections. To explain the effect of social media on the preferences of novice voters, this study uses The Media System Dependency Theory. Some of the findings in this study are first, related to the use of Facebook as a campaign tool that can be seen using campaign management. Good campaign management is carried out according to plan, carried out consistently and the evaluation process is carried out periodically. Second, the model of packaging campaign messages on Facebook must be adapted to the purpose of the campaign to mobilize support for candidates. Third, young voters use the Instagram social media platform more than Facebook. Fourth, Facebook and other social media platforms are not a major factor in the formation of preferences for novice voters in the second round of the 2017 DKI Jakarta elections. Another factor is other information channels such as television media, youtube, online news. Then besides that, there are also environmental factors such as friends, family, and the Islamic Defending Movement 212."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2020
T54783
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library