Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nancy Kosasih
Abstrak :
Penelitian ini merupakan pembuatan produk makanan inovasi, berupa penambahan sayuran sawi hijau dan wortel pada produk siomay, untuk menghasilkan produk jajanan yang rendah lemak, tetapi tinggi serat pangan. Penelitian eksperimental ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penambahan sayuran terhadap kadar serat pangan dan kandungan gizi, serta hasil uji hedonik pada produk siomay. Terdapat 4 jenis siomay yang diteliti, yaitu siomay tanpa penambahan sayuran, sebagai variabel kontrol, dan tiga jenis siomay dengan perlakukan penambahan 20%, 30%, dan 40% sayuran. Perbandingan penambahan sayuran sawi hijau dan wortel adalah 50%:50%. Analisis kadar serat pangan dan kandungan gizi lainnya dilakukan di Laboratorium analisis pangan PT. Saraswati Indo Genetech, Bogor. Sedangkan, uji hedonik ketiga jenis siomay sayuran dilakukan pada 65 murid SMPN 200 Jakarta Utara pada bulan April 2013. Data dianalisis dengan menggunakan uji Anova dan dilanjutkan dengan uji Bonferroni. Jenis siomay sayuran yang mempunyai kadar serat pangan tertinggi dan tingkat kesukaan tertinggi adalah siomay 40% sayuran. Kandungan dalam 100 gram siomay 40% sayuran adalah 5,24 g serat pangan; 62,94 g air; 1,72 g abu; 5,46 g protein; 1,02 g lemak; 28,86 g karbohidrat; dan 125,5 kkal energi. ...... This study was conducted by creating innovative food products, with the addition of chinese flowering cabbage and carrots on Siomay products, to produce snacks which are low fat, but having high content of dietary fiber. This experimental study was aimed to determine the effect of vegetables addition to dietary fiber content and nutritional values along with hedonic test result on siomay products. There were 4 types of siomay which were observed, the first one was siomay without the addition of vegetable, as control variable, and the other types were siomay with additional treatments containing 20%, 30%, 40% vegetables. The comparison of the addition of chinese flowering cabbage and carrots are 50%: 50%. The analysis of dietary fiber content and other nutritional values was carried in food analysis laboratories PT. Saraswati Indo Genetech, Bogor. Meanwhile, the hedonic test from three types of vegetable siomay conducted on 65 students of SMPN 200 Jakarta Utara in April 2013. These data had been analyzed by Anova test and continued by Bonferroni test. The vegetable siomay that had the higest dietary fiber content and highest preference level was siomay containing 40% vegetables. The content in 100 grams siomay containing 40% vegetables were 5,24 g dietary fiber; 62,94 g water; 1,72 g ash; 5,46 g protein; 1,02 g fat; 28,86 g carbohydrate; and 125,5 kkal energy.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
S47227
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Syahidah Asma Amani
Abstrak :
ABSTRAK
Solusi bagi permasalahan kekurangan gizi pada balita di Indonesia berbasis makanan adalah pemberiaan cookies. Salah satunya dengan cookies dalam formula pati ganyong dan tepung ikan teri. Formula ini terdiri dari lima resep, resep 543 (plain) dan 316 (kontrol pati ganyong), resep 629 (9,4% tepung ikan teri : 90,6% pati ganyong), resep 862 (12,5% tepung ikan teri : 87,5% pati ganyong) dan resep 714 (15,6% tepung ikan teri : 84,4% pati ganyong). Penelitian eksperimental ini bertujuan mengetahui gambaran kandungan gizi dan hasil uji kesukaan cookies pada 30 orang ibu yang mempunyai balita di Kelurahan Cibadak, Sukadamai dan Kencana sebagai responden. Data meliputi data analisis kandungan zat gizi cookies (karbohidrat, lemak, protein, kalsium, kadar air dan kadar abu) di Laboratorium Saraswanti Bogor dan data uji organoleptik menggunakan uji hedonik. Data dianalisis menggunakan uji univariat. Lama penelitian dari bulan Mei hingga bulan Juni 2015.

Data hasil pengamatan responden, resep 629 merupakan pilihan terbaik dari ibu balita. Kandungan zat gizi resep 629 dari hasil pemeriksaan laboratorium adalah karbohidrat 67,35 g/100 g, protein 6,76 g/100 g, lemak total 21,33 g/100 g, kalsium 263,79 mg/100 g, kadar air 2,41 g/100 g dan kadar abu 2,15 g/100 g. Cookies dari pati ganyong dan tepung ikan teri merupakan bagian dari kearifan lokal, dengan demikian program besar diversifikasi pangan dapat diwujudkan dan dapat meningkatkan pembangunan ekonomi masyarakat, terutama di Indonesia bagian timur. hr> ABSTRACT
One of the best solution based on food for malnutrition problem of toddler ini Indonesia is giving the cookies. One of them is the one with canna starch and anchovy flour. The cookies formulation consists of 5 recipes, 543 (plain), 316 (canna starch?s control), 629 (9,4% anchovy flour : 90,6% canna starch), 862 (12,5% anchovy flour : 87,5% canna starch), and 714 (15,6% anchovy flour : 84,4 canna starch). This experimental research aims to describe nutritional content and result of hedonic test on 30 toddler?s mother at Cibadak, Sukadamai and Kencana subdistrict as respondents. This research data includes data analysis of nutritional content (carbohydrate, protein, fat, calcium, water grade and ash grade) in Bogor Saraswanti laboratory and result of organoleptic test using hedonic test. Those data were analyzed by univariate test. This research was held from May to June 2015.

Observing the respondent data, cookies 629 is the most favourable cookies with its nutrition content consists of carbohydrate 67,35 g/100 g, protein 6,76 g/100 g, total fat 21,33 g/100 g, calcium 263,79 mg/100 g, water grade 2,41 g/100 g and ash grade 2,15 g/100 g. Cookies from canna starch and anchovy flour is a part of the local wisdom, thus great program diversification can be implemented, especially in east of Indonesia.
Universitas Indonesia, 2015
S58807
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yohanes Kristianto
Abstrak :
Makanan jajanan pada siswa sekolah masih banyak yang bermutu rendah sehingga keterampilan anak dalam memilih memegang peran penting dalam mendapatkan jajanan yang sesuai dengan kebutuhannya. Penelitian ini bertujuan untuk menilai mutu jajanan siswa sekolah dan mengidentifikasi faktor-faktor yang menentukan pemilihan jajanan. Penelitian dilakukan dengan menggunakan desain cross sectional pada 120 siswa sekolah dasar di Kota Batu yang dipilih secara purposif pada bulan September hingga Desember 2009. Mutu jajanan sekolah diperiksa di laboratorium. Siswa diminta untuk menjawab 28 pertanyaan tentang pemilihan jajanan. Data yang diperoleh diolah dan dianalisis dengan uji analisis faktor. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada umumnya jajanan pada siswa seko- lah mengandung energi di bawah standar (300 Kkal/porsi). Komposisi bahan penyusun jajanan kurang bervariasi. Sebagian besar jajanan (71,4%) mengandung formalin. Faktor utama yang menentukan pemilihan jajanan di sekolah mencakup variabel harga, hadiah, ukuran porsi, aroma, dan kebebasan menentukan pilihan sendiri. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa kandungan gizi dan keamanan jajanan anak sekolah perlu ditingkatkan. Determinan utama pemilihan jajanan didominasi aspek harga, hadiah, dan cita rasa. Untuk membuat jajanan yang bergizi dan aman disarankan pembuatan dilakukan dengan menggunakan bahan pan- gan dan teknologi lokal. Selain itu, juga diperlukan penegakan hukum terkait dengan penggunaan bahan berbahaya dalam jajanan siswa sekolah.

Snacks of poor qualities which still predominate foods sold in school high- lights the importance of skill in choosing healthy foods. This research was aimed to examine the quality of snack and determine factors that contribute to children?s food choice. The study was conducted using cross sectional design on purposefully selected 120 school children from four elementary schools in Kota Batu in September to December 2009. School snacks were 489 collected for laboratory analyses. The children were asked to the extent they agree or disagree with 28 questions on snack choice. The collected data were analysed using factor analysis test. The study revealed that the energy content of the snacks was generally below standard (300 Kcal/serving). The snacks were in most cases made of less diverse food ingredients while 71.4% samples contained formaldehyde. The children choice to snacks were primarily determined by factor including price, gimmick, serving size, flavor, and freedom to choose their own snacks. It is concluded that both snack quality and safety should be improved. Determining factors to snack choice mainly cover price, gimmick, and food sensory qualities. Snacks made of local mixed-ingredients should be promoted to decrease the price while regulations on providing better and safer foods should be seriously enforced.
Jurusan Gizi Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Malang, 2013
AJ-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library