Hasil Pencarian

Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Naufal Abimanyu Wihastomo
"Relief Karmmawibhangga memberikan penjelasan teoritis yang diilustrasikan dengan banyak contoh tentang cara kerja Hukum Sebab Akibat atau karma. Dari total 160 panil pada relief Karmmawibhangga didapati sebanyak 85 panil yang menggambarkan bangunan beratap kanopi. Setiap panil tersebut bukan hanya menggambarkan satu bangunan kanopi saja, melainkan juga menggambarkan dua bahkan tiga bangunan kanopi pada satu panil yang sama. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran lebih lanjut mengenai representasi sosial dari masyarakat yang digambarkan pada relief Karmmawibhangga berdasarkan perbedaan bentuk atap kanopi. Metode penelitian dilakukan melalui tiga tahapan yaitu pengumpulan data, analisis data, dan interpretasi. Atap kanopi pada relief Karmmawibhangga digambarkan dengan enam jenis bentuk, yaitu bentuk lonceng, pelana, perisai, datar, lengkung, dan siku. Bangunan kanopi tersebut juga disertai dengan penggambaran tokoh serta adegan yang berada di dalam dan di sekitar bangunan. Keterkaitan antara bentuk-bentuk atap kanopi, penggambaran tokoh, dan penggambaran adegan menghasilkan tentang setiap bentuk atap kanopi yang dapat merepresentasikan kedudukan sosial dari masyarakat yang tergambarkan pada relief Karmmawibangga.

The Karmmawibhangga relief provides a theoretical explanation illustrated with many examples about how the Law of Cause and Effect, or karma, works. Out of the total 160 panels in the Karmmawibhangga relief, 85 panels depict buildings with canopies. Each of these panels not only shows one canopy building but also depicts two or even three canopy buildings on the same panel. This research aims to obtain a further understanding of the social representation of the society depicted in the Karmmawibhangga relief based on the different shapes of canopy roofs. The research method was carried out in three stages: data collection, data analysis, and interpretation. The canopy roofs in the Karmmawibhangga relief are depicted in six types of shapes: bell, saddle, shield, flat, curved, and angular. These canopy buildings are also accompanied by depictions of characters and scenes in and around the buildings. The correlation between the shapes of the canopy roofs, the depiction of figures, and the depiction of scenes suggests that each form of canopy roof can represent the social status of the community depicted in the Karmmawibhangga relief."
Lengkap +
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2024
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Nadia Asmawari Putri
"Hutan kota di Jakarta memiliki peran penting dalam mengurangi dampak negatif pemanasan global dengan menyerap emisi gas karbon dioksida (CO2) atmosfer yang dihasilkan dari aktivitas antropogenik manusia dan menyimpannya di dalam tanah. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dinamika fluks emisi CO2 tanah pada perbedaan persentase tutupan kanopi vegetasi di Ekosistem Hutan Kota Cijantung, Jakarta Timur dan menganalisis hubungan antara suhu udara, suhu tanah, kelembapan tanah, dan derajat keasaman (pH) tanah dengan fluks emisi CO2 tanah. Metode penelitian melibatkan penggunaan Chamber-Based untuk mengambil CO2 tanah, yang kemudian diukur menggunakan Gas Chromatograph Shimadzu 2014. Chamber ditempatkan pada tiga kondisi stasiun: tutupan kanopi vegetasi terbuka (0%–30%), setengah terbuka (31%–60%) dan tertutup (61%–100%). Pengukuran parameter lingkungan dilakukan untuk setiap lokasi pengambilan emisi CO2 tanah dan dianalisis korelasinya menggunakan Spearman-rho. Hasil penelitian menunjukkan rata-rata fluks emisi CO2 tanah di stasiun setengah terbuka (1,443–5,050 g CO2 m-2hari-1) lebih besar daripada stasiun terbuka (0,747–3,376 g CO2 m-2hari-1) dan tertutup (1,243–2,518 g CO2 m-2hari-1). Namun, ketika dianalisis menggunakan uji Kruskal-Wallis tidak terdapat perbedaan signifikan antara fluks emisi CO2 tanah terhadap persentase tutupan kanopi vegetasi (0%–30%), (31%–60%) dan (61%–100%). Terdapat hubungan antara suhu tanah (r = -0,263) dan pH tanah (r = 0,233) dengan fluks emisi CO2 tanah, sedangkan suhu udara (r = -0,082) dan kelembapan tanah (r = -0,195) tidak memiliki hubungan dengan fluks emisi CO2 tanah. Hasil ini menyoroti kompleksitas interaksi antara faktor-faktor lingkungan dan aliran emisi gas CO2 tanah di Hutan Kota.

Urban forests in Jakarta play a crucial role in mitigating the negative impacts of global warming by absorbing atmospheric CO2 emissions from anthropogenic activities and storing them in the soil. This study aims to analyze the dynamics of soil CO2 emission fluxes based on varying percentages of canopy cover in the Cijantung Urban Forest Ecosystem, East Jakarta, and to examine the relationships between air temperature, soil temperature, soil moisture, and soil pH with soil CO2 emission fluxes. The research methodology involved using a Chamber-Based method to collect soil CO2, which was then measured using a Shimadzu 2014 Gas Chromatograph. Chambers were placed in three station conditions: open canopy cover (0%–30%), semi-open (31%–60%), and closed (61%–100%). Environmental parameters were measured at each CO2 emission sampling location, and their correlations were analyzed using Spearman-rho correlation analysis. The results showed that the average soil CO2 emission flux at the semi-open (1.443–5.050 g CO2 m-2day-1) was higher than at the open (0.747–3.376 g CO2 m-2day-1) and closed (1.243–2.518 g CO2 m-2day-1). However, the Kruskal-Wallis test revealed no significant differences between soil CO2 emission flux and vegetation canopy cover percentage (0%–30%), (31%–60%) and (61%–100%). Soil temperature (r = -0.263) and soil pH (r = 0.233) were related to soil CO2 emission flux, while air temperature (r = -0.082) and soil moisture (r = -0.195) were not. These results highlight the complexity of interactions between environmental factors and soil CO2 gas emission flows in Urban Forests"
Lengkap +
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wira Nanda Putra
"ABSTRAK
Kanopi merupakan struktur yang berfungsi untuk melindungi penghuni maupun bagian luar suatu bangunan dari sinar matahari atau terpaan hujan. Material yang sering digunakan pada konstruksi kanopi adalah baja. Baja sendiri sering digunakan karena memiliki beberapa keunggulan, antara lain kuat, awet, dan mudah dipasang. Jenis struktur kanopi dengan materal baja sendiri dapat berupa struktur diagrid, struktur dendriform dan struktur open weave. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis respon struktur akibat pengaruh variasi putaran kolom, dimensi pipa baja dan jumlah kolom pada struktur kanopi baja yang berlokasi di AEON Tanjung Barat. Gaya yang bekerja pada struktur ini adalah gaya gravitasi, gaya gempa respon spektrum dan gaya gempa displacement. Struktur mall sendiri diasumsikan melalui dua pendektan: struktur mall diasumsikan tidak dapat bergerak dan stuktur mall diasumsikan dapat bergerak. Sambungan antara struktur mall dengan kanopi sendiri diasumsikan melalui dua pendekatan yaitu, sambungan sebagai perletakan sendi dan sambungan sebagai perletakan pegas. Hasil penelitian ini menunjukan struktur yang diasumsikan memiliki sambungan pegas lebih fleksibel dibandingkan dengan struktur yang diasumsikan memiliki sambungan sendi. Selain itu dapat diketahuai bahwa variasi dimensi sangat mempengaruhi respon struktur diikuti oleh variasi jumlah kolom, sedangkan variasi putaran kolom tidak mempengaruhi respon struktur secara signifikan

ABSTRACT
Canopy is a structure that serves to protect the occupants or the outside of a building from sunlight or rain. The material that is often used in canopy construction is steel. Steel itself is often used because it has several advantages, including strong, durable, and easy to install. The type of canopy structure with steel materal itself can be classified as diagrid structure, dendriform structure and open weave structure. This study aims to analyze the response of the structure due to the influence of variations in the twisting of the column, the dimensions of the steel pipe and the number of columns in the steel canopy structure located at AEON Tanjung Barat. The forces acting on this structure are gravitational force, response spectrum and displacement force. The mall structure itself is assumed through two approaches: the mall structure is assumed to be immobile and the mall structure is assumed to be mobile. The connection between the mall structure and the canopy itself is assumed through two approaches, namely, the connection as pin connetion and the connection as spring connection. The results of this study indicate that structures assumed to have spring connections are more flexible than structures that are assumed to have joint connections. Whereas it can be known that the dimension of the steel pipe greatly influences the structure response followed by the number of column, whereas the twisting of the column does not significantly affect the structural response"
Lengkap +
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library