Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Suko Pranowo
"Kompres dingin merupakan salah satu tindakan mandiri keperawatan untuk mengurangi nyeri saat kanulasi HD, yang sudah diteliti dan direkomendasikan di RSUD Kraton Kabupaten Pekalongan. Namun tindakan tersebut sudah tidak dilanjutkan sebagai upaya untuk mengurangi nyeri kanulasi HD. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran faktor-faktor yang berkontribusi terhadap pelaksanaan pemberian kompres dingin sebelum kanulasi pada pasien HD. Penelitian dengan desain survei deskriptif, menggunakan total sampling dengan sampel sebanyak 10 perawat dan 46 pasien. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sikap perawat negatif (50%), keyakinan perawat rendah (50%), pasien terbanyak memiliki pendidikan dasar (43,5%), sikap pasien negatif (50%), dukungan sosial pada pasien rendah (50%). Pelaksanaan kompres dingin tidak dilanjutkan kemungkinan disebabkan karena dukungan dari kepala ruang yang rendah, tingkat pendidikan pasien yang rendah, dan rendahnya dukungan keluarga pada pasien. Penelitian ini mendapatkan gambaran bahwa intervensi kompres dingin mampu laksana, sehingga diharapkan manajerial rumah sakit membuat kajian dalam bentuk SOP, dan memberikan dukungan terhadap pelaksanaan manajemen nyeri kanulasi HD.

Cold compress is one of nursing interventions in pain management for hemodialisys cannulation that have been studied and recommended in RSUD Kraton Pekalongan, but the intervention does not proceed in an attempt to reduce the pain of hemodialisys cannulation. This study aimed to describe the factors that contribute to the implementation of the provision of cold compress before hemodialisys cannulation in patients. The method of this study was descriptive with total sampling (10 nurses and 46 patients). The results showed that nurses had a negative attitude (50%), had low confidence (50%), patients had a lower level of education background (43.5%), had a negative attitude (50%), had a low of social support (50%). Implementation of cold compress was not continue due to a lack of supervisor support for the nurses, a low of family support for the patients and a low level of patients education background. However all factor related to nurses enhance the cold compress practice. This study describe that the intervention could be implemented by expecting managerial hospital contribution to make an assessment standart form for operating procedure of cold compress and fully support the implementation of hemodialysis cannulation pain management during intervention.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2016
T46184
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ria Desnita
"ABSTRAK
Karya ilmiah akhir KIA merupakan analisis laporan praktik residensi keperawatan medikal bedah yang terdiri dari pengelolaan kasus gangguan sistem perkemihan dengan pendekatan teori Self Care Orem, penerapan evidence based nursing berupa pemijatan pada titik LI-4 untuk mengurangi nyeri kanulasi arteriovenous AV fistula dan melakukan proyek inovasi kelompok berupa tentang seminar sosialisasi konseling dan konselor keperawatan pada pasien gagal ginjal terminal. Pendekatan teori Self Care Orem meyakini bahwa perawatan diri pasien merupakan sesuatu yang dapat dipelajari dengan melibatkan kemampuan yang ada pasien sesuai kondisi penyakitnya. Pemijatan pada titik LI-4 efektif dalam mengurangi nyeri kanulasi AV-fistula pada pasien hemodialisis, mudah diaplikasikan dan tanpa efek samping sehingga dapat diaplikasikan perawat sebagai intervensi manajemen nyeri non farmakologis untuk mengurangi nyeri kanulasi AV-fistula. Seminar sosialisasi tentang konseling dan konselor keperawatan dapat meningkatkan pengetahuan dan motivasi dari perawat untuk mengembangkan diri dalam memberikan konseling kepada pasien gagal ginjal terminal.

ABSTRACT
This final paper is an analysis report of residency medical surgical nursing practice consisting of case management of urinary system disorder with Orem Self Care approach, application of evidence based nursing using massage at LI 4 point to reduce pain in AV fistula cannulation, innovation projects on seminars about socialization of counseling and nursing counselors in end stage renal disease patients. The Orem self care approach believes that self care is something that can be learned by involving the patients existing abilities based on his illness. Massage at LI 4 point is effective to reduce pain of AV fistula cannulation in hemodialysis patients, easy to apply and without side effects, so it can applied by nurses as nonpharmacologic pain management interventions to reduce pain in AV fistula cannulation. Seminars about counseling and nursing counselors can improve the knowledge and motivation of nurses to provide a counseling to end stage renal disease patients."
2017
SP-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Angela Christina
"Latar belakang: Penggunaan USG dalam kanulasi vena jugular interna meningkatkan kemampuan operator dalam menentukan lokasi vena jugular interna dan meningkatkan angka keberhasilan kanulasi vena sentral baik pada pasien dewasa maupun pediatri. Terdapat beberapa teknik kanulasi dengan pendekatan orientasi probe USG dalam membantu kanulasi vena sentral. Penelitian ini bertujuan membandingkan orientasi Oblique dengan Transversal terhadap keberhasilan kanulasi vena jugular interna pada pasien pediatri.
Metode: Penelitian ini adalah uji klinik acak tidak tersamar terhadap pasien yang menjalani bedah jantung pada bulan Februari-Mei 2021 di Ruang Operasi Pelayanan Jantung Terpadu di Rumah Sakit Umum Pusat Nasional Cipto Mangunkusumo. Setelah mendapatkan persetujuan izin etik dari Komite Etik Penelitian Kesehatan FKUI-RSCM, sebanyak 60 subjek dialokasikan ke dalam dua kelompok yaitu kelompok Oblique dan Transversal. Proporsi keberhasilan kanulasi sesuai randomisasi, keberhasilan pada usaha pertama, dan jumlah usaha, pada kedua kelompok kemudian dinilai.
Hasil: Dari 60 subjek, 30 subjek pada kelompok Oblique dan 30 subjek pada kelompok Transversal, yang berhasil menyelesaikan penelitian. Proporsi keberhasilan kanulasi pada usaha pertama pada kelompok Oblique 86.7% vs Transversal 73.3% (p>0.19). Pada kelompok Oblique didapatkan 1 subjek yang tidak berhasil dilakukan kanulasi sehingga keberhasilan kanulasi sesuai randomisasi sebesar 96.7%. vs Transversal 100% (p=1.00). Jumlah usaha pada kelompok Oblique maupun Transversal tidak berbeda bermakna (p>0.05), didapatkan proporsi pada kelompok Oblique : 86.7% masuk pada jumlah usaha 1 kali, 10% pada usaha 2-3 kali, dan 3.3% pada usaha lebih dari 3 kali. Sedangkan pada kelompok transversal 73.3% masuk pada jumlah usaha 1 kali, 23.3% pada usaha 2-3 kali, dan 3.3% pada usaha lebih dari 3 kali.
Simpulan: Tidak terdapat perbedaan bermakna antara orientasi Oblique dan Transversal dalam keberhasilan kanulasi vena jugular interna pada pasien pediatri. Tidak terdapat perbedaan bermakna antara orientasi Oblique dan Transversal dalam keberhasilan pada usaha pertama, proporsi keberhasilan kanulasi antara kedua kelompok, maupun jumlah usaha kanulasi.

Background: Ultrasound-guided internal jugular venous access increases the rate of successful cannulation of internal jugular vein in adult and paediatric patients. This study aimed to compare oblique versus transverse orientation approach in jugular venous cannulation in term of cannulation success in pediatric heart surgery patients.
Methods: A prospective randomized clinical trial in paediatric patients (age 3 months to 12 years old) who undergo heart surgery in February-May 2021 in Operating Theatre Pelayanan Jantung Terpadu Rumah Sakit Umum Pusat Nasional Cipto Mangunkusumo. After obtained the approval from the Ethical Committee for Clinical Investigation FKUI-RSCM, 60 patients randomized into two groups, 30 patients in experimental group (oblique orientation) and 30 patients in control group (transverse orientation). The main outcome measure were the successful cannulation on first needle pass, successful cannulation with the designated approach, and the total number of attempt.
Results: In total 60 subjects were analysed, 30 patients in experimental group (oblique orientation) and 30 patients in control group (transverse orientation). Cannulation was successful on first needle pass in Oblique is higher 86.7% vs Transversal 73.3% (p>0.19). One subject form Oblique group was failure so the successful rate in designed approach in Oblique was 96.7%. vs Transversal 100% (p=1.00). There is no different in total number of attempt in both group1.3 vs 1.43 (p>0.05).
Conclusion: There is no different in Oblique vs Transverse orientation for internal jugular venous cannulation in paediatric heart surgery patients in term of successful cannulation on first needle pass, successful cannulation with the designated approach, and the total number of attempt in.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2021
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library