Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 4 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Alam Budisatria
"Sesuai dengan pasal 33 UUD 1945, maka minyak dan gas bumi dikuasai oleh Negara karena menyangkut hajat hidup orang banyak. Penyelenggaraan pelayanan distribusi minyak ke daerah-daerah di seluruh Indonesia selama ini dilakukan dengan menggunakan media tongkang atau oil barge yang ditarik oleh kapal tug boat. Pengiriman minyak menggunakan kapal tongkang dan kapal tug boat membutuhkan waktu yang lama. Dalam upaya peningkatan mutu dan pelayanan pendistribusian minyak, maka dirasa perlu untuk mencari solusi lain. Salah satu solusinya adalah dengan menggunakan Self-Propelled Oil Barge atau kapal tongkang yang memiliki sistem gerak sendiri. Sebelum beralih menggunakan SPOB, diperlukan studi untuk mengetahui biaya operasional dan juga biaya kapal tersebut agar nantinya bisa dibandingkan dengan kapal tongkang. Dengan menggunakan analisis metode-metode umum kelayakan proyek, maka dapat diketahui bahwa kapal ini layak untuk dikerjakan.

In accordance with Article 33 UUD 1945, oil and gas controlled by the State because it involves the lives of many people. Provision of services on distribution of oil to areas throughout Indonesia has been carried out using barge being towed by a tug boat. Shipping oil using barges and tug boats took a long time. To improve the quality of services and the distribution of oil, it is felt necessary to find other solutions. One solution is to use Self-Propelled Oil Barge or barges have a system of its own motion. Before switching to SPOB, studies are needed to determine costs and also the cost of the ship in order to later be compared to a barge. By using the analytical methods of the general feasibility of the project, it can be seen that this ship should be feasible."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
S64620
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ryanka Putraraharja
"Moda transportasi yang umum digunakan untuk mendistribusikan minyak antar pulau adalah kapal tanker. Namun, dikarenakan ukurannya yang besar, kapal tanker tidak dapat menjangkau daerah-daerah yang berada di perairan dangkal sehingga digunakan oil barge untuk mendistribusikannya. Self-propelled oil barge adalah kapal tongkang pengangkut minyak yang dilengkapi dengan sistem propulsi sehingga tidak membutuhkan kapal tunda untuk dapat beroperasi dan dapat berlayar dengan kecepatan yang lebih cepat dari kapal tongkang. Studi ini bertujuan untuk mendesain rencana umum kapal self-propelled oil barge dengan kapasitas 1100 kL dan menganalisis stabilitasnya. Hasil dari studi ini berupa gambar rencana umum atau general arrangement kapal self-propelled oil barge dan analisis stabilitas berdasarkan kriteria IMO dan ClassNK.

One kind of transportations that commonly used to distribute oil between island is tanker. But, due to its large size, tanker can not reach areas that are in shallow waters, so oil barge is used to distribute the oil. Self-propelled oil barge is a barge used to carry oil that comes with its own propulsion system. Selfpropelled oil barge does not required tugs to operate and has faster speed compared to oil barge. Those two facts prove that self-propelled oil barge is more efficient and reliable. This study aimed to design a general arrangement of the self-propelled oil barge with 1100 kL cargo capacity and analyze the stability. The results of this study are the general arrangement drawing and stability analysis based on the IMO criteria and ClassNK."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
S63735
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sihaloho, Junprima Maruliasi
"ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pelaksanaan dan penyelesaian sengketa gugatan pajak terkait dengan gugatan atas Surat Keterangan Bebas Pajak Pertambahan Nilai atas impor kapal tongkang. Jenis data dalam penelitian ini adalah data sekunder. Penelitian ini mengkonfirmasi bahwa gugatan pajak dipenuhi karena Surat Keterangan Bebas Pajak Pertambahan Nilai atas impor Kapal Tongkang sudah sesuai ketentuan peraturan perpajakan.

ABSTRACT
The purpose of this research is to determine the implementation of a tax claim and dispute settlement related to a lawsuit over the Exemption Certificate Lawsuit of Value Added Tax on the import barge. This research uses secondary data. This research confirms that the lawsuit is fulfilled because Exemption Certificate Lawsuit of Value Added Tax on the import barge is in accordance with tax regulations."
2016
S62884
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anindia Setyo Widiani
"ABSTRAK
Proses transportasi batu bara di sektor industri banyak menggunakan kapal tongkang yang dapat memakan waktu transportasi yang cukup lama. Panjangnya durasi transportasi batu bara dapat menyebabkan pembakaran spontan akibat panas yang dihasilkan oleh timbunan batu bara. Batu bara kualitas rendah seperti sub-bituminus dan lignit cenderung lebih mudah untuk terbakar sendiri. Fenomena pembakaran spontan batu bara merupakan peristiwa yang kompleks yang melibatkan banyak elemen, baik secara intrinsik seperti kadar air dan ukuran partikel, maupun faktor ekstrinsik yaitu temperatur ambient, kecepatan angin, tekanan udara, dan lainnya. Suatu model inovatif dari kapal tongkang dirancang untuk dapat mengontrol terjadinya pembakaran spontan batu bara menggunakan air yang dialirkan melalui pipa tembaga yang ditempatkan di dalam timbunan batu bara. Menurut percobaan yang telah dilakukan pada skala laboratorium, ditemukan bahwa temperatur batu bara dapat diturunkan, dengan penurunan temperatur mencapai 150 C menggunakan metode ini. Penerapan metode ini pada kapal tongkang, akan menghasilkan suatu model kapal tongkang baru di masa depan. Ruang kargo pada kapal tongkang akan dibagi menjadi empat kompartemen dimana pada setiap kompartemen terdapat dua rangkaian pipa tembaga. Air akan dialirkan melalui pipa tembaga tersebut, sehingga dapat menyerap panas yang dilepaskan oleh batu bara menyebabkan temperatur batu bara turun hingga di bawah temperatur kritisnya untuk mencapai pembakaran spontan.

ABSTRACT
Coal for industrial sectors mainly uses barge for its shipment that may take long time to transport. The long duration of coal shipment can lead to self heating that could progressed to spontaneous combustion of coal. This still remains a great challenge in coal industry. The low rank coal such as sub bituminous and lignite are more prone to combust spontaneously. The self heating phenomenon is a complex event which involve many factors such as moisture content, particle size, wind speed, ambient temperature, barometric pressure and others. An innovative model of barge was designed to control the spontaneous combustion of coal using a flowed water through a coiled pipe which is placed inside a coal pile. From a laboratory scale experiment, it is found that the temperature of coal can be lowered up to 150 C using this method. Applying this experiment to a full scale barge, would introduce a new model of barge in the future. The cargo space of barge is divided to four compartments, which each compartment has two sets of coiled pipe. Water is flowed inside the pipe to transfer heat generated by the coal pile, which can reduce the temperature of coal below its critical temperature for spontaneous combustion."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library