Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ranindita Amaida Safira
Abstrak :
Latar Belakang: Uji fungsi paru merupakan metode untuk mengukur ada tidaknya gangguan pada paru. Salah satu parameter fungsi paru adalah kapasitas vital paksa KVP . Pengaruh kadar lemak pada kapasitas vital paksa belum banyak diketahui. Tujuan: Untuk melihat ada tidaknya korelasi antara kadar lemak dengan kapasitas vital paksa Metode: Studi ini merupakan studi potong lintang dengan 62 subjek penelitian yang didapatkan dari data sekunder dan dipilih dengan sistem random sampling. Data diolah menggunakan uji normalitas Kolmogorov-Smirnoff dan uji korelasi Pearson Hasil: Dari hasil penelitian didapatkan nilai korelasi kadar lemak dengan kapasitas vital paksa p >0.001 pada laki-laki dan nilai korelasi p>0.001 pada perempuan yang menunjukkan tidak ada korelasi signifikan di antara kadar lemak dan kapasitas vital paksa Kesimpulan: Penelitian ini munjukkan bahwa kadar lemak tidak mempunyai hubungan signifikan terhadap kapasitas vital paksa. ......Background: Lung function tests are used to evaluate lung health conditions. Forced vital capacity is one of the parameter of lung function. Body fat percentage effect to lung function had not been discovered much. Objective: This research purpose is to find the relation between body fat percentage and forced vital capacity Methods: This study used cross sectional study with 62 subjects that were obtained from secondary data and picked by symple random sampling. The method used to analyze the data are Kolmogorov Smirnov normality test and Pearson Correlation test. Results: Based on the study the correlation value between body fat percentage and forced vital capacity is p 0.001 on both male and females group. Conclusion: The research shows that there is no correlation or significant effect between body percentage with forced vital capacity.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Abdillah Yasir Wicaksono
Abstrak :
ABSTRACT
Skleroderma (sklerosis sistemik) merupakan penyakit autoimun dengan ciri fibrosis kulit dan organ viseral. Skleroderma menurunkan kualitas hidup penderitanya dan menyebabkan kematian, yang dapat diakibatkan oleh penyakit paru interstisial (ILD) sebagai manifestasi fibrotik pada skleroderma. Pemantauan ILD pada skleroderma memerlukan penilaian penanda inflamasi, termasuk di antaranya adalah laju endap darah (LED) dan kadar protein c-reaktif (CRP) darah, serta penilaian fungsi paru dengan menilai kapasitas vital paksa (KVP). Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui korelasi antara LED dan CRP dengan KVP pada pasien skleroderma di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo Jakarta. Penelitian potong lintang dilakukan dengan mengumpulkan data dari rekam medis pasien tahun 2013-2015. Hasil penelitian menunjukkan tidak adanya korelasi yang signifikan antara LED dengan KVP (r=0,209; p=0,287) dan CRP dengan KVP (r=0,261; p=0,241).
ABSTRACT
Scleroderma (systemic sclerosis) is an autoimmune disease characterized by the fibrosis of skin and visceral organs. Scleroderma affects the quality of life and cause mortality, which may be caused by interstitial lung disease (ILD) as the fibrotic manifestation of scleroderma. Monitoring of ILD in scleroderma requires the evaluation of markers of inflammation, including erythrocyte sedimentation rate (ESR) and CRP level, and also evaluation of lung function by measuring forced vital capacity (FVC). The objective of this study is to determine the correlation of ESR and CRP to FVC in scleroderma patients of Cipto Mangunkusumo Hospital Jakarta. A cross-sectional study was done by gathering data from medical records of patients from year 2013-2015. The study showed that there is no significant correlation between ESR and FVC (r=0,209; p=0,287 and between CRP and FVC (r=0,261; p=0,241).
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library