Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 6 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Teguh Prasetya
"Penelitian dan analisa terhadap sekuritas telah banyak dibahas rangka pencarian faktor-faktor yang menentukan return dan resiko, dan prediksinya di masa depan. Capital Asset Pricing Model, yang ditemukan oleh Harry Markowitz (1952), dikemudian dikembangkan oleh Sharpe (1964), Lintner (1965, dan Black (1972) telah lama membentuk cara pikir para praktisi dan akademis tentang return dan resiko. CAPM menjelaskan bahwa return yang diharapkan dan suatu sekuritas merupakan suatu fungsi yang positif dan beta (f3) pasar dan 13 dapat menjelaskan return suatu sekuritas.
Tetapi, ada beberapa kontradiksi dan model Sharpe-Lintner-Black. Banz (1981) menyatakan bahwa dan basil penelitiannya, maka market equity berpengaruh juga
terhadap return. Return dan perusahaan kecil lebih tinggi dari B estimasi dan return dan perusahaan besar lebih rendah dan f3 estimasi. Juga Stattman (1980) dan Rosenberg, Reid, & Lanstein (1985) menemukan bahwa return mempunyai hubungan yang positif dengan rasio antara book value dan market value pada saham-saham Amerika. Lebih lanjut, Chan, Hamao, & Lakonishok (1991) menemukan hubungan yang kuat antara BE/ME dengan return pada saham-saham Jepang. Selain itu, penelitian yang dilakukan oleh Fama & French (1992) menunjukkan hasil yang mendukung penelitian-penelitian tersebut.
Dari Indonesia hadir penelitian yang dilakukan oleh Utama dan Dewiyani (1999) Untuk jangka waktu tiga tahun.(1994-1996) Hasil dari penelitian ini konsisten dengan penelitian sebeIumnya bahwa firm size dan Market lo Book ratio memiliki korelasi yang negatif terhadap average return dan saham, sedangkan PER tidaic berpengaruh signifJkafl terhadap return. Kemudian, penelitian yang dilakukan oleh IJtama &
Fitriani (1999) yang mengambi] sampel antara tahun 1993 s/d 1998 menyimpukan bahwa portofolio yang dibentuk oleh Price Earning Rallo (PER), Price to Book Value (PBV), dan Price to Sales Ratio (PSR) yang rendah, memberikan hasil yang lebib baik dibandingkan dengan portfolio yang dibentuk oleh PER, PBV, dan PSR
yang tinggi. Penelitian ini juga menemukan bahwa portofolio yang dibentuk dan perusahaan-perusahaan yang berkapitalisasi besar membenikan hash yang lebih buruk dîbandingkan yang berkapitalisasi kecil. Machfoeds (1994), dari hasil penelitiannya atas saham-saham manufaktur selama periode 1989-1992 menemukan bahwa ada 13 rasio keuangan yang berguna untuk memprediksi laba. Mahadwarta (1999) melanjuti penelitian diatas dengan meneliti ketigabelas ratio keuangan diatas dalam memprediksi return saham. Penelitian dilakukan dalam jangka waktu 1994-1997 dengan 30 sampel perusahaan manufaktur berkapítalísasi terbesar, Hasil dan penelitian ini adalah, ROA, ROE, EBIT/Total Debt dan Sales/Quick Ratio mempunyai konsistensi dalam memprediksi return saham dan tahun ke tahun secara signifikan.
Kemudian, penelitian yang dilakukan oleb Rusdianto (2000) menyimpulkan bahwa terdapat pengarub yang kuat antara Earning per Share dan Price to Book Ratio terhadap harga saharn, untukjangka waktu penelitian 1994 s/d 1997.
Tujuan penulisan karya akhir ini adalah meneliti kaitan antara rasio keuangan dan nilai kapitalisasi pasar terhadap, return saham nada periode bullish dan bearish Metode yang dipakai adalab multiple regression, dimana rasia kaiangan dan kapitalisasi pasar dijadikan variabel dependen dan return dijadikan variabel independen. Input data yang digunakan disusun secan timelag 1 tahun, misalnya
varìabei rasio keuangan tahtrn 1995 digunakan untuk memprediksi return saham tahun 1996. Adapun rasio keuangan yang digunakan adalah earning per Price
(I/PER). Book value per Price (IIPBV), Debt to Total Asset (DTA), Return on Equity (ROE), Net Profit Margin (NPM), dan Operating Profil margin (OPM). Sampel dipilih sebanyak 100 perusahaan per tahun secara random untuk semua jenis industri. Penelitian ini dilaksanakan pada Bursa Efek Jakarta. Jangka waktu penelitian adalah selama 6 tahun mulai dari akhir Desember 1995 s/d akhir April 2000. Obyek yang diamati adalah laporan keuangan perusahaan tahunan 1995-1998 dan return saham 1996-2000.
Test yang dilakukan adalab test multicollinearity dengan menggunakan Variance Inflation Factor (ViF). Tingkat kepercayaan yang digunakan adalab 95 %, baik untuk menguji persamaan regresi maupun untuk menguji korelasi antar variabel independen dengan dependen-nya.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari tahun ke tahun, ternyata banyak variabel Debt To Total Asset (DTA) yang signifikan berpengaruh terhadap return.
Pengaruhnya positIf pada periode bullish dan negatif pada periode bearish. Hal ini mungkin disebabkan, pada periode bullish, dengan semakin meningkatnya hutang, maka akan semakin meningkatkan keuntungan yang didapat oleh investor. Sedangkan pada peniode bearish, dengan semakin meningkatnya hutang, maka perusahaan akan semakin berisiko dalam menjalankan usahanya, dan investor khawatir bahwa perusahaannya akan bangkrut. Secara Overall Pooled Section, variabel BPP (Book Value Per Price) berpengaruh positif secara signifikan terhadap return saham. Pada
periode bullish variabel LogMcap (Market Capitalization) mempunyai, pengaruh signifikan yang negatif terhadap return dan juga mempunya pengaruh yang negatif pada periode bearish, tetapi tidak signifikan.
Secara Overall Pooled Section, variabel OPM (Operating Profit Margin) signifikan mempunyai pengan.ah yang positif terhadap return saham, sebaliknya variabel NPM (Net Profit Margin) tidak signifikan terhadap return, baik pada periode
bullish atau periode bearish. Ada dua kemungkinan, pertama, ðiantara variabel OPM dan NPM terjadi muliicollinearity, sehingga regresi dengan metode Stepwise hanya memunculkan satu variabel saja yang menipunyai hubungan yang terkuat terhadap return. Hal yang kethia adalah, ini mungkin disebabkan disebabkan karena investor sudah lebih melihat pada keuntungan yang dihasilkan oleh kegiatan operasinya dan bukan dari bisnis lain atau keuntungan atas penjualan aset perusahaan.
Variabel ROE (Return on Equity) signifikan berpengaruh positif pada periode bearish, tetapi meskipun tetap menunjukkan pengaruh yang positif, tidak signifikan dalam rnenjelaskan return saham secara overall pooled section. Hasil ini sedikit
berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Mahadwarta (1999) yang antara lain menyebutkan bahwa ROE signifikan berpengarub positif terhadap return saham. Hal yang membuatnya tidak signifikan mungkin karena adanya multicollinearility antara variabel EPP (Earning per Price), BPP (Book Value per Price), dan ROE itu sendiri.
Variabel EPP itu sendiri tidak konsisten berpengaruh terhadap return saham. Secara cross section (1996 & 1999), variabel EPP tidak berpengaruh signifikan
terhadap return saham, akan tetapi secara pooled section, berpengaruh negatif terhadap return saham. Bila dilakukan simple regresion (hanya variabel EPP terhadap return), maka hasilnya adalah: pada tahun 1996, variabel EPP berkorelasi positif terhadap return saham tetapi pada tahun 1999, variabel EPP berpengaruh negatif terhadap return saham. Sedangkan penelitian terdahulu (Utama & Fitriani (1999) dan
Utama & Dewiyani (1999) menyebutkan bahwa PER (yang berarti 1/EPP) tidak signifikan dalam menjelaskan return saham.
Bagi investor, apabila investor merasa bahwa pasar modal alcan berada pada periode bullish, maka investor dapat memilih saham-saham yang memiliki Book
Value per Price (1/PB V), Debt to Total Asset, dan Operating profit Margin yang tinggi, karena berdasarkan penelitian, rasio-rasio keuangan diatas berpengaruh positif terhadap return saham. SeÍain itu, investor dapat memilih saham-saham yang memiliki kapitalisasi pasar yang kecil, karena berdasarkan penelitian, rasio-rasio diatas berpengaruh negatif terhadap return saham.
Apabila investor ragu-ragu atau tidak memiliki dugaan yang kuat bahwa pasar modal akan berada pada pedode bullish atau bearish, maka investor dapat memilih
saham-saham yang memiliki rasio Book Value per Price (1/PBV) dan Operating Profit Margin yang tinggi, karena berdasarkan penelitian, secara overall pooled
section, rasio Book Value Per Price dan Operating Profit Margin yang tinggi akan memberjkan return yang tinggi pula baik pada periode bullish maupun bearish.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2000
T-pdf
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Insan Hasani
"Tesis inl secara empiris menganalisis faktor-faktor makroekonomi apa saja yang berpengaruh terhadap pembangunan pasar modal, khususnya kapitalisasi pasar. Selanjutnya. diuji keterkaitan antara pembangunan intermediari di sektor keuangan dan pembengunan pasar modal. Observasi dilakukan pada empat belas negara yaitu kelompok negara ASEAN (lima negara), Amerika Latin (lima negara), dan negara industrl (empat negara). Ke empat belas negara tersebut diantaranya adalah Indonesia, Malaysia, Philipina, Thailand, Singapura, Argentina, Brazil, Chili, Peru, Mexico, Hong Kong, Jepang, Kanada, dan Amerika Serikat. Mengacu pada berbagai penelitian terdahulu, variabel ikatnya adalah rasio kapitalisasi pasar terhadap GDP sedangkan variabel bebasnya adalah kelompok likuiditas di pasar modal yaitu rasio total nilai transaksi terhadap GDP, kelompok intermediari di sektor keuangan meliputi rasio kredit untuk sektor swasta terhadap GDP dan rasio suplai uang beredar terhadap GDP, untuk mengukur stabilitas makroekonomi variabel yang digunakan adalah peruhahan inflasi, variabel lainnya adaIah pendapatan riil akhir tahun, rasio GDS terbadap GDP, rasio GDI terhadap GDP, dan dummy. Khusus variabel dummy, dimaksudkan untuk melihat sejauh mana dampak suatu kejadian dalam hal ini krisis ekonomi yang menimpa wilayah Asia terhadap pembangunan pasar modal di negara-negara yang terkena krisis. Data yang digunakan adalah data antar-waktu dan data antar-negara (data panel) dan tahun 1990-2006, sehingga metode estimasi ekonometri menggunakan metode estimasi data panel yang memungkinkan masing-masing negara mempunyai angka koefisien yang berbeda dari tahun ke tahun serta memberikan hasi! estimasi koefisien antar negara.
Terdapat beberapa temuan dalam tesis ini yaitu variabel pendapatan riil akhir tahun, rasio GDS dan GDI terbadap GDP, likuiditas di pasar modal dimana variabel yang mewakili adalah rasio total nilai transaksi terhadap GDP, intermediari di sektor keuangan dengan variabel yang mewakili adaIah rasio kredit untuk sektor swasta terhadap GDP dan rasio suplai uang beredar terhadap GDP, dan dummy adalah variabel-variabel penting dan signifikan yang dapat rnempengaruhi keberhasilan pembangunan pasar modal. Kemudian, variabel stabilitas makroekonomi yaitu perubahan inflasi tidak terbukti signifikan rnempengaruhi keberhasilan pembangunan pasar modal. Temuan berikutnya adalah pembangunan intermediari di sektor keuangan dan pasar modal adalah saling melengkapi dan tidak saling menggantikan satu dengan lain."
Depok: Universitas Indonesia, 2008
T21282
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Purba, Ohinjani Swarj
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh karakteristik corporate governance terhadap valuasi perusahaan non keuangan yang terdaftar di BEI pada periode 2015-2016. Variabel independen yang mewakili karakteristik corporate governance dalam penelitian ini adalah intensitas pengawasan, rangkap jabatan dewan, kepemilikan saham oleh dewan, rapat dewan, total dewan, serta variabel kontrol yang terdiri dari total assets dan leverage. Variabel dependen yang mewakili valuasi perusahaan adalah nilai kapitalisasi pasar. Pengujian dilakukan dengan metode regresi sederhana OLS Ordinary Least Square.
Hasil regresi yang dilakukan, menemukan bahwa intensitas pengawasan, kepemilikan saham oleh dewan, dan total assets berpengaruh positif signifikan terhadap nilai kapitalisasi pasar. Rapat dewan dan total dewan juga berpengaruh positif namun tidak signifikan terhadap nilai kapitalisasi pasar. Kemudian leverage berpengaruh negatif signifikan terhadap nilai kapitalisasi pasar. Selanjutnya rangkap jabatan dewan berpengaruh negatif namun tidak signifikan terhadap nilai kapitalisasi pasar.

This research aims to determine the effect of corporate governance characteristics on the valuation of non financial companies listed on the Stock Exchange in the period 2015 2016. The independent variables representing corporate governance in this study are intensity of monitoring, multipledirectorship, boards ownership, board meeting, total board, and control variables consisting of total assets and leverage. The dependent variable representing the company valuation is the market capitalization. This research uses regression method of OLS Ordinary Least Square.
The result of this research finds that intensity of monitoring, board`s ownership, and total assets have a significant positive to market capitalization. Board meetings and number of boards have a insignificant effect on the market capitalization. Then leverage has a significant negative effect on the market capitalization. Furthermore, multipledirectorship has a insignificant negative effect on market capitalization.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Putri Hafsari
"Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan jangka panjang dari pasar keuangan Indonesia dengan pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Variabel penelitian yang digunakan adalah gross domestic product (GDP) harga konstan, kompetisi perbankan yang diproksi dengan Herfindahl Index (HHI), kapitalisasi pasar saham, dan financial development. Untuk menjawab tujuan penelitian maka digunakan metode Autoregressive Distributed Lag (ARDL) dan akan menggunakan bound testing cointegration untuk melihat hubungan kointegrasi dari variabel-variabel yang diteliti. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa kompetisi perbankan dan kapitalisasi pasar saham berpengaruh positif dan signifikan dalam jangka panjang terhadap pertumbuhan ekonomi di Indonesia.

The purpose of this study is to analyzes the long run relationship between money market with economic growth in Indonesia. The research variables are gross domestic product (GDP) by constant price, banking competition that is proxied by Herfindahl Index, stock market capitalization, and financial development. To answer the research objective, we use Autoregressive Distributed Lag (ARDL) and using bound testing cointegration for testing the cointegration relationship between the research variables. The results show that in the long run, the banking competition and stock market capitalization have impact significantly positive to the economic growth in Indonesia.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2014
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Novanda Rizka Aditya
"Skripsi ini membahas tentang pembentukan portfolio yang terdiri dari 10 saham yang mempunyai nilai kapitalisasi pasar terbesar dengan menggunakan metode market capitalization-weighted indexing, equal-weighted indexing, dan diversity indexing. Portfolio yang sudah dibentuk menggunakan metode tersebut, kemudian diukur kinerjanya dengan menggunakan Treynor, Sharpe, Jensen alpha, dan Information Ratio. Dari hasil penilaian kinerja dan penelitian berdasarkan portfolio yang sudah dibentuk menunjukkan metode market capitalizationweighted merupakan metode yang paling bagus untuk digunakan dalam membentuk suatu portfolio

This study discusses the establishment of portfolio that composed from 10 biggest market capitalization stock with market capitalization-weighted indexing, equalweighted indexing, diversity indexing. Then, the performance of portfolio measured with Treynor, Sharpe, Jensen alpa, and Information Ratio. Based on research and performance analysis, market capitalization-weighted indexing method is the best method that can be used for composing a portfolio."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2016
S62345
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Novita
"Tujuan penelitian ini adalah menganalisis penyebab dan konsekuensi perilaku herding oleh investor asing dan domestik di Bursa Efek Indonesia. Faktor-faktor penyebab perilaku herding difokuskan pada karakteristik saham, meliputi ukuran perusahaan, tingkat likuiditas, imbal hasil masa lalu, dan volatilitas imbal hasil. Teknik analisis yang digunakan adalah analisis data panel, yaitu model fixed effect dan model random effect. Hasil penelitian menunjukkan bahwa baik investor asing maupun investor domestik berperilaku herding, tetapi tingkat herding investor asing lebih tinggi dibandingkan investor domestik. Selain itu, tingkat sell-herding oleh investor asing dan domestik lebih tinggi dibandingkan tingkat buy-herding. Penelitian ini menemukan bukti signifikan bahwa perilaku herding oleh investor asing dan domestik sama-sama termasuk dalam kategori unintentional herding. Investor asing merupakan momentum trader, sedangkan investor domestik merupakan contrarian trader. Portofolio saham yang di-herd buy dan di-herd sell oleh investor asing menghasilkan imbal hasil positif di masa depan, menunjukkan bahwa buy-herding dan sell-herding oleh investor asing, secara terpisah, menguntungkan dan merugikan investor. Di lain pihak, buy-herding dan sell-herding oleh investor domestik merugikan investor. Hal ini ditunjukkan oleh imbal hasil negatif di masa depan untuk portofolio saham yang di-herd buy oleh investor domestik, sedangkan portofolio saham yang di-herd sell mempunyai imbal positif di masa depan. Terakhir, perilaku buy-herding investor asing tidak mendestabilisasi harga saham, tetapi tidak demikian dengan perilaku sell-herding investor asing. Baik perilaku buy-herding maupun sell-herding oleh investor domestik mendestabilisasi harga saham.

This study investigates causes and consequences of foreign and domestic investor herding in Indonesia Stock Exchange. Causes of herding are focused on stock characteristics, such as size, stock liquidity, past returns, and volatility. The analysis technique used in this study is fixed effect and random effect panel regression model. Results show that both foreign and domestic herd, but foreign investors herding level is higher than domestic’s. Furthermore, sell-herding level of both foreign and domestic investors is higher than buy-herding level. This study find significant evidence of foreign and domestic investor herding is driven by past returns. Domestic investors tend to herd more on firms with bigger capitalization. Foreign investors are momentum traders, while domestic investors are contrarian trader. The portfolio that foreign investors herd buy and herd sell produce positive returns in the future, suggest buy-herding and sell-herding by foreign investors have a desirable and adverse effect on investors, respectively. By contrast, buy-herding and sell-herding by domestic investors incur losses. This is indicated by negative returns in the future for the portfolios that domestic investors herd buy, while the portfolios that domestic investors herd sell generate positive returns in the future. Lastly, foreign investors buy-herding behavior does not have potential to destabilize stock prices, but not so with foreign sell-herding behavior. Either domestic buy-herding or sell-herding destabilizes the stock prices.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2014
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library