Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 16 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Imam Wahyudi
Abstrak :
Geornorfologi mempelajari tentang bentuk muka bun-i. Pembentukan muka bumi merupakan hasil akhir dari dua kekuatan yang berlawanan, yaitu kekuatan dalarn dan kekuatan luar, dari proses kegiatan kedua kekuatan tersebut menghasilkan berbagai macam bentuk muka bunü. Keberagaman bentuk muka bumi yang membentang di alam mi, penlu ada upaya untuk melakukan penyederhanaan dengan membuat penggolongan atau kiasifikasi bentuk muka bumi, dengan demikian pengkajian atas muka bumi diharapkan menjadi Iebih mudah. Pegunungan Kapur Utara termasuk Wilayah Lipatan Utara, bahan induknya banyak mengandung kapur berupa gampingan Limestone). Secara garis besarnya wilayah mi terbentuk dari hasil pengangkatan wilayah endapan di dasar laut menjadi daratan,, dan daratan tersebut mengalami proses pelipatan sehingga membentuk bukit-bukit yang memanjang dari sekitar daerah Purwodadi, Rembang, Tuban hingga Pulau Madura. Adapun masalah yang akan dibahas adalah unit geornorfologi apa saja yang terdapat di wilayah Pegunungan Kapur Utara, Jawa di Jawa Tengah dan Jawa Timur? Analisa yang dilakukan dengan pertampalaan peta serta pendekatan bentang alam atas dasar proses pembentukannya yang diindentifikasi dengan keberadaan aliran sungai yang membentuk pola-pola tertentu Adapun hasil penelitian mi adalah: Unit geomorfologi daerah penelitian terdiri atas Unit Fluvial, Unit Karst, Unit Gunung Api, Unit Dataran Sisa, Unit Lipatan
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1997
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Zulfahtun Ni`mah
Abstrak :
Debu batu kapur dihasilkan oleh kegiatan penambangan batu kapur, salah satunya adalah PM2,5. Paparan PM2,5 dapat menyebabkan penurunan fungsi paru-paru. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menentukan hubungan keterkaitan PM2,5 dengan penurunan fungsi paru pada pekerja. Penelitian ini menggunakan studi cross-sectional dengan teknik total sampling 30 pekerja. Instrumen dalam penelitian ini menggunakan kuesioner untuk wawancara, Dusttrak II TSI untuk mengukur konsentrasi PM2.5 dan spirometri untuk mengukur fungsi paru-paru. Berdasarkan hasil penelitian, nilai konsentrasi PM2.5 tertinggi adalah 987 μg / m3 dan terendah 14 μg / m3. Hasil analisis menggunakan Chi-square diperoleh korelasi antara penggunaan alat pelindung diri dengan gangguan fungsi paru-paru (p = 0,000). Selanjutnya, hasil menggunakan uji eksak Fisher, ada korelasi antara konsentrasi PM2,5 dan penurunan fungsi paru (p = 0,002) dan tahun kerja dengan penurunan fungsi paru (p = 0,000). Diperlukan penelitian lebih lanjut dengan menggunakan analisis risiko kesehatan lingkungan untuk memperkirakan berdasarkan asupan. ......Limestone dust is produced by limestone mining activities, one of which is PM2,5. Exposure to PM2,5 can cause a decrease in lung function. The purpose of this study was to determine the relationship of PM2.5 linkages with decreased lung function in workers. This study uses a cross-sectional study with a total sampling technique of 30 workers. The instruments in this study used questionnaires for interviews, Dusttrak II TSI to measure PM2.5 concentrations and spirometry to measure lung function. Based on the results of the study, the highest PM2.5 concentration values ​​were 987 μg / m3 and the lowest was 14 μg / m3. The results of the analysis using Chi-square obtained a correlation between the use of personal protective equipment with impaired lung function (p = 0,000). Furthermore, the results using Fisher's exact test, there is a correlation between PM2.5 concentration and decreased lung function (p = 0.002) and years of work with decreased lung function (p = 0,000). Further research is needed by using environmental health risk analysis to estimate based on intake.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dian Indra Dewi
Abstrak :
Tikus merupakan salah satu binatang yang bisa menularkan penyakit. Berbagai  macam pengendalian tikus dilakukan oleh masyarakat. Salah satu cara pengendaliannya menggunakan kapur barus. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek kapur barus terhadap konsumsi pakan tikus Rattus norvegicus galur wistar. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian quasi eksperimen dengan menggunakan kapur barus yang diletakkan berdekatan dengan tempat makan tikus yang kemudian dilihat rata-rata konsumsi pakan selama tiga hari. Hasil penelitian menunjukkan tidak ada perbedaan penggunaan kapur barus terhadap tikus. Hal ini dikarenakan kapur barus yang berupa padatan bersifat lebih sulit atau menguap pada area terbuka sehingga tidak terlalu menyengat indra  penciuman tikus.
Rats are animals that can transmit diseases. Various kinds of rat control are carried out by the community. One way to control it uses moth balls. This study aims to determine the effect of camphor on consumption of  Rattus norvegicus wistar strain rats feed. This type of research is a quasi experimental study using mothballs which are placed adjacent to a rat's place to eat and then see the average feed consumption for three days. The results of this study showed that there was no difference in the use of moth balls on rat. This is because moth balls in the form of solids are more difficult or evaporate in an open area so they do not overpower the rat's sense of smell.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Edvia Indrania
Abstrak :
Biji kapas mengandung protein cukup tinggi, tetapi penggunaannya sebagai makanan ternak dibcitasi olah adanya senyawa gossipol ydnçj bersifat racun terhadap hewan nonruminansia Kadar gossipol bebas dalam biji kapas dapat mencapai 1,7 %,sedangkon batas ambang yang diperkenankan untuk ternak unggas adalah 0,04 % 0leh karena itu sebelum biji kapas dipakai sebagai bahan pakan, maka perlu dilakukan suatu proses detoksifikasi untuk rnengurangi kadar gossipol yang ada. Cara detoksifikasi yang cukup mudah untuk dilakukan adalah dengan perendaman dalam air kapur. Perendaman daging biji kapas dalam air kapur jenuh selama 24 jammampu rnenurunkan kaddr gossipol babas darl 0,82 sarnpai 043 % (kehilanqan 84 %), Beberapa faktor yang meinpengaruhi proses detoksifikasi tersebut adalah pH larutan perendam, konsentrasi kalsium dan pengaruh pendidihan. PH yang bervaniasi antara 3 sanpai 13 pada perendaman didalam air kapur menyebabkan kehilangan gossipol lebih besar daripada perendaman dalam air Konsentrasi kaisium juga mernpengaruhi gossipol yang hilangp dimana kehilangan terbesar diperoleb pada konsentrasi tartinggi yaitu pada air kapur jenuh Larutan air kapur mendidih dapat mempercepat kehilangan gossipol,dimana pendidihan selama 60 menit menyebabkan kehilangan gossipol sebesar 92 % Perendaman juga dapat menyebabkan kehilangan protein yang mudah 1arut erendaman daldm air kapur jenuh selarna 24 jam menurunkan kadar protein dari 386 % sampdi 33 % (kehilangan 14,4). Dari percobaan diatas dapat disimpulkan bahua perendamdn biji kapas dalam air kapur jenuh siilama 24 jam de ngan perbdndlngan coi-itoh dan volume air kapur sebesar 2/20 (g/ml) menyebabkan kehilangan gossipol cukup tinggi tanpa menyebabkan kehilangan protein yang tenlalu besar Walaupun pendidihan dapat menyebabkan kehilangan gossipol yang lebih cepat dan J.ebih besar9 tetapil, pendidihan dapat mengurangi mutu protein karena terbentuknya kopolimer gossipol-protein yang sukar larut.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1986
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mochammad Zainudin
Abstrak :
Batu kapur digunakan sebagai bahan aditif untuk membuat Semen Portlan Komposit, pembuatan dilakukan dengan menggunakan cara penggilingan batukapur yang terpisah dengan penggilingan semen portlan biasa yang digiling bersama sama dengan gypsum. Batu kapur digiling dengan beberapa variasi kehalusan blaine (4000, 6000, 8000 dan 10000 cm2/gr) dan beberapa komposisi batukapur (5%, 10%, 15% dan 20%), untuk kemudian dilihat pengaruh kehalusan batukapur pada berbagai komposisi terhadap kuat tekan semen. Dari hasil yang didapat tampak bahwa penggunaan batukapur ini akan meningkatkan kuat tekan dengan meningkatkan kehalusan blainenya, hal ini lebih disebabkan limestone berfungsi sebagai bahan pengisi pori pada adukan semen. ......Limestone used as additive material for portland composite cement, limestone milled separate with Portland cement and gypsum. Limestone milled in different fineness (4000, 6000, 8000, and 10000 cm2/gr) with different composition (5%, 10%, 15% and 20%), and investigate effect of limestone fineness as additive material in different composition on cement compressive strength. Limestone fineness contribute in composite cement compressive strength, there are fill in porous cement.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2008
T21496
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Iwan Sulistyawan
Abstrak :
ABSTRACT
Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan sifat fisik dan mekanik bata tidak dibakar dengan campuran bahan tanah dan kapur tanpa diperkuat serabut kelapa, dan bata tidak dibakar dengan campuran bahan tanah, kapur dengan diperkuat serabut kelapa yang mendapatkan perlakuan khusus dan serabut kelapa tanpa perlakuan khusus. Panjang potongan untuk serabut kelapa yaitu, 1 cm dengan variasi 0%, 2%, 4%, dan 6% dari massa kapur. Dalam penelitian ini akan membahas hubungan kekuatan bata terhadap waktu atau umur bata tidak dibakar tanpa bahan tambah serabut kelapa dan bata tidak dibakar dengan bahan tambah serabut kelapa. Metode penelitian ini dilakukan berdasarkan beberapa tahap antara lain, persiapan bahan, pengujian sifat fisik bahan, rancang campuran, pembuatan benda uji (bata), pengujian sifat mekanik benda uji, analisis data, dan membuat kesimpulan. Hasil dari penelitian eksperimental dengan umur pengujian 14 hari, 28 hari, 56 hari dan 90 hari menunjukkan bahwa kuat tekan dan kuat lentur relatif menurun dengan semakin bertambahnya umur. Bata tidak dibakar dengan bahan tambah serabut kelapa lebih baik dibandingkan dengan bata tidak dibakar tanpa bahan tambah serabut kelapa.
ABSTRACT
The study?s goals are gain physical and mechanical characteristic of unfired bricks with mixture soil-lime without coconut fibers and unfired soil-lime bricks reinforced with coconut fibers treated and untreated. The length of each pieces are 1 cm by variation 0%, 2%, 4%, and 6% of lime mass. It will examine the corelation of bricks strength against period unfired soil-lime bricks without added by coconut fiber and within added by coconut fiber. The method of this research based on several stages; pre-materials, testing physical materials, mix design, making sample (bricks), testing mechanical, data analysis and make conclusions. The results of study by period test 14 days, 28 days, 56 days and 90 days showed that Compressive Strength and Modulus of Rupture relatively decreased parallel the same as increasing it is period. Unfired soil-lime bricks added by coconut fiber are better than it is without coconut fiber.
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
S65749
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Agung Saputra Agus
Abstrak :
Pajanan debu PM2.5 di tempat kerja pada umumnya akan menyebabkan obstruksi pada saluran pernapasan yang ditunjukkan dengan penurunan fungsi paru. Pekerja industri batu kapur mempunyai risiko yang sangat besar untuk penimbunan debu terhirup pada saluran pernapasan. Absorbsi dari partikel-partikel pajanan debu terjadi melalui mekanisme pernapasan. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan pajanan debu PM2.5 dengan gangguan fungsi paru pada pekerja industri pengolahan batu kapur di Nagari Tanjung Gadang Kecamatan Lareh Sago Halaban KabupatenLima Puluh Kota. Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan desain cross sectional dengan total sampel sebanyak 60 orang. Analisis data untuk mengetahui hubungan pajanan debu PM2.5 dengan fungsi paru pekerja berupa faktor-faktor risiko yang mempengaruhi yaitu jenis kelamin, umur, masa kerja, kebiasaan merokok, kebiasaan olahraga, status gizi, penggunaan APD dan lama pajanan, menggunakan uji chi square dan stratifikasi. Analisis multivariat dengan uji regresi logistik metode backward stepwise. Hasil dari penelitian menemukan pajanan debu PM2.5 mempunyai hubungan yang kuat dengan terjadinya gangguan fungsi paru (nilai p = 0,02 dan OR = 5,833 serta probabilitas terjadinya gangguan fungsi paru bagi pekerja yang bekerja di tempat kerja dengan konsentrasi debu di atas adalah 68,6 %.Kedepannya penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan bagi pemerintah atau instansi terkait pada umumnya dan dinas kesehatan sebagai acuan pelaksanaan program yang berkaitan dengan efek merugikan dari pekerjaan terhadap kesehatan pekerja dan monitoring lingkungan kerja serta surveilans kesehatan kerja. Agar program tersebut berjalan secara optimal perlu dilakukan promosi perilaku kesehatan kerja di tempat kerja. ......PM2.5 dust exposure in the workplace will generally cause obstruction of the respiratory tract which is indicated by decreased lung function. Limestone industry workers are at great risk for the accumulation of inhaled dust in the respiratory tract. The absorption of dust exposed particles occurs through the respiratory mechanism. The purpose of this study was to determine the relationship between PM2.5 dust exposure and impaired lung function in limestone processing industry workers in Nagari Tanjung Gadang, Lareh Sago Halaban District, Lima Puluh Kota Regency. This research is an observational study with a cross sectional design with a total sample of 60 people. Data analysis to determine the relationship of PM2.5 dust exposure with workers' lung function in the form of risk factors that influence, namely gender, age, years of service, smoking habits, exercise habits, nutritional status, use of PPE and length of exposure, using the chi square test and stratification. Multivariate analysis with logistic regression test backward stepwise method. The results of the study found that PM2.5 dust exposure had a strong relationship with the occurrence of pulmonary function disorders (p value = 0.02 and OR = 5.833 and the probability of pulmonary function disorders for workers working in workplaces with dust concentrations above was 68, 6%. In the future, this research is expected to be a material consideration for the government or related agencies in general and the health office as a reference for implementing programs related to the detrimental effects of work on workers' health and monitoring the work environment and surveillance of occupational health. So that the program runs optimally. it is necessary to promote occupational health behavior in the workplace.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Minaroy, Teodore Ignatius
Abstrak :
Jalan merupakan salah satu fasilitas umum yang sangat penting. Untuk itu, sebuah jalan harus dibangun sebaik mungkin dan sekuat mungkin, tanpa mengabaikan faktor efisiensi. Selain kuat, jalan juga harus tetap bersifat ekonomis. Kita harus bisa menghasilkan jalan bermutu tinggi dengan biaya serendah mungkin. Salah satu cara untuk menekan biaya adalah dengan mengganti material sirtu yang dipakai sebagai perkerasan lapisan menjadi tanah setempat yang telah distabilkan dengan kapur. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sifat dari tanah residual Depok jika distabilkan dengan kapur, serta berapa banyak kapur yang dibutuhkan untuk mencapai kekuatan optimum tanah tersebut.
Road is one of the most important public facility. So, a road has to be built as good and as strong as possible, without neglecting efficiency. Beside has a strength, a road still has to be economic too. We have to build a road with highest standard with a lowest budget. We can change the sub-base material with a residual soil which has been stabilized with lime. This research will find out the behavior of residual soil in Depok if we add it with lime, and how much lime we have to add to reach the optimum strength of that soil.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2011
S1863
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Herman Azmar
Abstrak :
PEMBERDAYAAN PETANI GAMBIR (Studi Tentang Upaya Peningkatan Keberdayaan Petani Gambir Di Desa Muaro Paiti Kecamatan Kapur IX Kabupaten Lima Puluh Kota Propinsi Sumatera Barat) Ix+5 BAB, 107 Hal, 41 Kepustakaan, 2 Lampiran ABSTRAK Tesis ini meneliti tentang upaya pemberdayaan petani gambir di desa Muaro Paiti Kecamatan kapur IX kabupaten Lima Puluh Kota Propinsi Sumatera Barat. Pemberdayaan petani gambir dirasa penting karena gambir merupakan komoditi ekspor dari propinsi Sumatera Barat khususnya bagi Kabupaten Lima Puluh Kota. Desa.Muaro Paiti mempunyai potensi yang besar untuk pengembangan tanaman ini karena sebagian besar dari penduduk bermata pencaharian sebagai petani ganibir dan masih banyak lahan yang dapat diolah untuk pengembangan usaha.. Tujuan dari penelitian ini adalah pertama, memahami kebijakan-kebijakan yang terkait dengan pemberdayaan petani gambir. Kedua, mempelajari penerapan kebijakan peraberdayaan petani gambir. Dan ketiga, mempelajari kendala-kendala yang ditemui di lapangan dan upaya-upaya untuk menanganinya. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif, dengan teknik pengumpulan data berupa studi kepustakaan, dan studi lapangan dengan menggunakan wawancara mendalam serta observasi di lapangan. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam program pemberdayaan ini telah melibatkan warga masyarakat khususnya petani gambir, dengan mengikutsertakan mereka dalam menentukan apa yang dibutuhkan, misalnya dalam menentukan apakah mereka membutuhkan peningkatan kesuburan tanah atau perluasan kebun gambir. Kemudian dalam proses pemberdayaan terlihat bahwa petugas belum memahami kebijakan serta fungsinya sebagai enabler dengan baik. Frekwensi petugas dalam proses pemberdayaan petani gambir terutama dalam kunjungan lapangan untuk menjelaskan lebih lanjut tentang program peningkatan hasil perkebunan gambir, manfaat dan bagaimana penerapan dana bergulir, mendorong masyarakat untuk memahami dan mengatasi masalah dalam kelompoknya secara bersama, masih kurang. Dia secara berkala hanya mendatangi kebun-kebun gambir yang dekat dengan perkampungan, sedangkan kebun-kebun yang jauh dari perkampungan lepas dari pantauannya, sehingga hanya petani yang mempunyai kebun dekat dengan perkampungan saja yang mendapatkan tambahan pengetahuan dan keterampifan untuk mengelola perkebunan gambir. Pada pelaksanaan program pemberdayaan petani gambir khususnya bantuan dana bergulir kepada petani, untuk rehab.ilitasi kebun gambir melalui Program Pengembangan Wilayah Terpadu (PPWT)'sub sektor perkebunan, belum dapat terlaksana. Pengguliran dana belum terjadi, sehingga petani yang lain belum menikmati bantuan dana bergulir. Perbaikan yang perlu dilaksanakan untuk program pemberdayaan petani gambir dimasa mendatang adalah dengan meningkatkan iungsi petugas yang diimbangi dengan peningkatan pengetahuan dan keterampilan petugas dalam pemberdayaan masyarakat khususnya kelompok petani gambir, memberikan fasilitas yang memadai kepada petugas agar dapat menjangkau wilayah tugasnya dengan frekwensi sesuai dengan kebutuhan setempat. Selain itu dalam melaksanakan tugas diperlukan supervisi terhadap petugas dan pemantauan penerapan program oleh Dinas Perkebunan. Ke depan perlu dikembangkan teknik-teknik baru yang lebih efektif dalam pemasaran sosial program atau dalam penyampaian informasi dan penguasaan keterampilan kepada kelompok petani gambir.
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2001
T233
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hanifa Millatina
Abstrak :
Recycled Vertical Flow Bioreactor (RVFB) merupakan salah satu sistem pengolahan grey water yang memiliki beberapa keuntungan untuk diterapkan di wilayah perkotaan padat penduduk, antara lain adalah tidak membutuhkan lahan luas, biaya konstruksi dan operasional yang murah, serta pengeoperasian dan pemeliharaan yang mudah. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan antara debit resirkulasi dan kualitas air hasil olahan RVFB terhadap penghilangan parameter TDS, COD, NH3-N, Total Coliform, dan E. coli; serta menganalisis efektivitas RVFB dengan media coco peat, filter keramik, dan batu kapur dalam mengolah grey water untuk reuse sebagai penyediaan air baku. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan dua pasang sistem RVFB; masing-masing sistem terdiri dari dua buah unit akrilik yang berukuran 30 cm × 30 cm × 50 cm. Variabel kontrol pada penelitian ini adalah sumber grey water, yaitu air bekas wudhu, serta komposisi dan ketebalan media filter, dari atas ke bawah yaitu coco peat dengan ketebalan 2 cm, filter keramik dengan ketebalan 6 cm, dan batu kapur dengan ketebalan 1 cm. Sedangkan, variabel bebas pada penelitian ini adalah besar debit resirkulasi; untuk reaktor I digunakan debit resirkulasi sebesar 240 L/jam dan untuk reaktor II digunakan debit resirkulasi sebesar 120 L/jam. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa RVFB dengan media coco peat, filter keramik, dan batu kapur mampu menghilangkan konsentrasi NH3-N, Total Coliform, dan E. coli berturut-turut hingga 41,00%, 4 log, dan 4 log; pada debit resirkulasi sebesar 240 L/jam; dan mencapai 50,30%, 4 log, dan 4 log pada debit resirkulasi sebesar 120 L/jam. ......Recycled Vertical Flow Bioreactor (RVFB) is one of the grey water treatment systems which has a few advantages to be applied in a densely populated city, such as no large area needed, low construction and operational cost, and low operation and maintenance. This study aims to analyze the correlation between recirculation flow rates and treated water quality by RVFB on TDS, COD, NH3-N, Total Coliform, dan E. coli removal as well as the effectiveness of RVFB using coco peat, ceramic filter, and limestone for grey water treatment to reuse as raw water supply. Two RVFB systems were used in this study; each system has two acrylic units which has dimensions of 30 cm × 30 cm × 50 cm. In this study, the dependent variables are the source of grey water which is ablution grey water as well as the composition and the depth of filter media; from top to bottom are 1 cm thick layer of coco peat, 6 cm thick layer of ceramic filter, and 2 cm thick layer of limestone. Meanwhile, the independent variable is recirculation flow rates; the first reactor has flow rate of 240 L/hour and the second reactor has flow rate of 120 L/hour. The results show that RVFB using coco peat, ceramic filter, and limestone can reduce the concentration of NH3-N, Total Coliform, and E. coli up to 41,00%, 4 log, dan 4 log respectively at the recirculation flow rates of 240 L/hour; and up to 50,30%, 4 log, dan 4 log respectively at the recirculation flow rates of 120 L/hour.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>