Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 163 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Retno Listyarti
Jakarta: Erlangga, 2012
371.3 RET p (1)
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2002
S8133
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hadian Iman Sasmita
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2010
S31644
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Nina Febriana
Abstrak :
ABSTRAK
Menghargai merupakan salah satu nilai universal yang dibutuhkan manusia untuk dapat hidup berdampingan secara harmonis dengan manusia lainnya. Sayangnya sikap menghargai sesama tersebut semakin lama semakin pudar. Hal ini mengakibatkan terjadinya krisis karakter di negara ini baik pada golongan dewasa ataupun anak-anak. Untuk menghindari dampak yang lebih parah diperlukan pendidikan karakter yang memadai, terutama untuk generasi muda. Orang tua merupakan figur yang paling tepat dalam mengajarkan nilai moral ini kepada anak. Berdasarkan hasil wawancara analisis kebutuhan terhadap 5 orang partisipan ibu yang memiliki anak berusia 6-8 tahun diketahui bahwa mereka memerlukan pembekalan agar mampu mengajarkan pendidikan karakter terutama nilai menghargai secara memadai di rumah. Pembekalan tersebut meliputi pengetahuan tentang pendidikan karakter secara umum, nilai menghargai, dan keterampilan pengasuhan yang berkaitan dengan pengajaran nilai menghargai. Selain itu wawancara juga dilakukan terhadap 5 orang partisipan anak berusia 6-8 tahun. Hasil wawancara menunjukkan bahwa mereka membutuhkan materi pengajaran nilai menghargai, terutama sikap menghargai diri sendiri dan lingkungan. Program pengajaran nilai menghargai ini terdiri dari dua tahap, yaitu tahap pembekalan program untuk orang tua dan tahap pelaksanaan program pengajaran yang akan diberikan oleh orang tua di rumah. Tahap pembekalan terdiri dari 5 sesi dengan durasi per sesi sekitar 45 menit, sedangkan untuk tahap pengajaran bagi anak terdiri dari 17 sesi dengan durasi per sesi sekitar 30 menit. Materi kegiatan meliputi pengajaran nilai menghargai diri sendiri, orang lain, dan lingkungan serta pengaplikasian nilai-nilai tersebut dalam situasi nyata. Evaluasi program akan dilakukan setiap akhir sesi dan pada situasi sehari-hari. Saran yang dapat diberikan dalam penyusunan modul program ini adalah perlunya mengambil sampel analisis kebutuhan yang lebih bervariatif dari beberapa sekolah yang berbeda sehingga program ini dapat diterapkan pada populasi yang lebih luas lagi.
2007
T37860
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakhria Nesa
Abstrak :
Tesis ini membahas subjektivitas tokoh utama dalam novel Hanauzumi karya Watanabe Junichi 1970 dengan penjabaran penokohan. Analisis penokohan dilakukan dengan menggunakan unsur naratif yang dikemukakan oleh Luc Herman dan Bart Vervaeck 2001, kemudian pemaparan subjektivitas dilakukan dengan pendekatan subjektifitas Woodward 1999. Narasi memperlihatkan bahwa tokoh utama hadir sebagai perempuan mandiri, namun melalui penjabaran subjektivitas, tokoh utama dihadirkan sebagai perempuan yang tidak dapat mempertahankan perannya di ranah publik dan kembali menempatkan dirinya di ranah domestik. Novel ini menegaskan bahwa perempuan akan tetap berada di bawah laki-laki dan tidak dapat keluar dari kekuasaan patriarki. ......This thesis discusses the subjectivity of the main character in the novel Hanauzumi written by Watanabe Junichi 1970 by observing the characterization. The characterization then will be analyzed using narrative element proposed by Luc Herman and Bart Vervaeck 2001 , while the subjectivity of the main character will be analyzed through a concept by Woodward 1999. The story presents the main character as an independent woman, however, through the subjectivity analysis, it is shown that the main character could not sustain her role in the public sphere, after which she returns and reestablishes herself in the domestic realm instead. This novel reaffirms that women will always be inferior to men and could not escape patriarchy.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2016
T47484
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Husnul Qari
Abstrak :
Masyarakat kota Solok dalam kehidupan sehari-harinya memegang teguh ajaran adat Minangkabau dan agama Islam, masyarakat di Minangkabau sudah dari dulu menggunakan falsafah Adat Basandi Syara, Syara Basandi Kitabullah dalam menjalani kehidupan. Generasi muda saat ini mengalami kondisi yang memprihatinkan, hal ini terlihat dari maraknya kasus kriminal yang melibatkan generasi muda, keadaan ini dianggap oleh sebagian kalangan dikarenakan banyak dari generasi muda yang mulai meninggalkan ajaran adat dan agama. Permasalahan ini memberikan kesan serta contoh buruk bagi generasi muda, padahal Minangkabau dimasa lalu telah melahirkan pemimpin-pemimpin nasional yang tidak hanya cerdas tetapi juga berbudi luhur. Rindu akan lahirnya para pemimpin yang cerdas dan taat pada ajaran agama membuat masyarakat rindu dengan sistem pendidikan surau yang mulai ditinggalkan kebanyakan masyarakat perkotaan di Minangkabau. Penelitian ini menggunakan teori revitalisasi, stakeholder, kepemimpinan, pemuda, karakter kepemimpinan pemuda dan teori strategi. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan analisis eksploratif. Hasil penelitian ini mengungkapkan bahwa dalam menghidupkan kembali peran surau tidak dapat mutlak meniru zaman dahulu, tetapi mengembalikan peran surau sebagai tempat anak-anak dididik akhlak, budi pekerti dan keilmuannya dengan metode yang disesuaikan dengan era digital saat ini. Analisis penelitian ini mengungkapkan 11 karakter kepemimpinan pemuda di Minangkabau, harapan stakeholders untuk mengembalikan peran surau, dan strategi-strategi yang bisa dilakukan untuk mengembalikan peran surau dalam penguatan karakter kepemimpinan pemuda.  
The people of Solok in their daily lives adhere to the Minangkabau traditional teachings and the religion of Islam, the people in Minangkabau have used the philosophy of Adat Basandi Syara, Syara Basandi Kitabullah in living life. The young generation is currently experiencing dire conditions, this can be seen from the rise of criminal cases involving the younger generation, this condition is considered by some because many of the younger generation are beginning to abandon the teachings of adat and religion. These problems give a bad impression and example for the younger generation, even though Minangkabau in the past has given birth to national leaders who are not only intelligent but also virtuous. Longing for the birth of intelligent and obedient leaders in religious teachings made the people long for the surau education system which began to be abandoned by most urban communities in Minangkabau. This study uses the theory of revitalization, stakeholder, leadership, youth, youth leadership character and strategy theory. This study uses qualitative methods with an explorative analysis approach. The results of this study reveal that in reviving the role of surau cannot be absolutely imitated in ancient times, but returning the role of surau as a place for children to be educated in morals, manners and science with methods adapted to today digital era. Analysis of this study reveals 11 youth leadership characters in Minangkabau, stakeholders hopes to restore the role of surau, and strategies that can be done to restore the role of surau in strengthening the character of youth leadership.
Depok: Sekolah Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia, 2019
T52983
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sonya Ayu Kumala
Abstrak :
ABSTRAK
Penelitian ini menganalisis pengungkapan karakter dalam proposisi pada narasi yang dituturkan oleh aktivis. Penelitian ini merupakan penelitian linguistik interdisplin yang memanfaatkan disiplin ilmu psikologi. Analisis penelitian ini dilakukan terhadap narasi yang dituturkan oleh aktivis buruh dan HAM, yaitu Suciwati. Teori yang digunakan untuk menganalisis proposisi dalam narasi adalah teori hubungan antarproposisi dari Larson (1984). Untuk menganalisis karakter digunakan teori keutamaan dan kekuatan karakter dari Seligman dan Peterson (2004). Analisis klasifikasi karakter menggunakan teori hierarki taksonomi dari Cruse (2011). Hasil penelitian ini menemukan sebelas kekuatan karakter yang muncul dalam gugus proposisi pada narasi. Melalui analisis hubungan antarproposisi ditemukan proposisi utama dari gugus proposisi yan mengungkapkan karakter. Kesesuaian komponen makna dari inti propoisi utama dan komponen makna dari definisi kekuatan karakter membuktikan adanya ungkapan karakter dalam proposisi. Selain itu, dari temuan kekuatan karakter yang ada, secara umum keutamaan sifat keteguhan hati dan kekuatan karakter pembentuknya menjadi karakter yang dominan dalam narasi yang dituturkan informan.
ABSTRACT
This study analyzes the character in the propositions of narratives which is told by activist. This research is an interdiciplinary study between lingustics and psychology. The analysis was conducted to study the narrative told by trade unionists and human rights, namely Suciwati. The theory that is used to analyze the relation of proposition in narrative is interproposition theory by Larson (1984). The analysis used the theory of the character strength and virtue by Seligman and Peterson (2004). Classification analysis used the theory of hierarchical taxonomic by Cruse (2011). The results of this study found eleven strength of character which appears in clusters on a narrative proposition. Through analysis of the interproposition relationship found that the main propositions of the groups proposition revealed the character trought it?s proposition. Compliance of semantic component of core proposition and semantic component of the definition of character strength proved the existence of a character expression in the proposition. In addition, the finding showed that the general nature of the virtue of courage and strength and its constituent characters become the dominant character in the narrative told by an informant.
2012
T31038
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Yusuf Maretanto
Abstrak :
Pancasila, sebagai ideologi negara, berdasar kepada prinsip bhinneka tunggal ika. Kenyataan yang sekarang terjadi adalah adanya krisis multidimensi yang ditandai dengan lunturnya nilai-nilai Pancasila yang bersumber dari nilai-nilai luhur bangsa, dalam kahidupan sehari-hari kita, seperti meningkatnya kejahatan, korupsi, penyimpangan pajak, degradasi moral dan sehagainya. Hal ini terjadi karena adanya pengabaian pendidikan karakter. Meskipun dalam pendidikan formal terdapat proses pendidikan, akan tetapi itu hanya transfer pengetahuan saja, bukan transfer nilai. Lebih buruknya lagi, nilai-nilai ini tidak pernah diimplementasikan dalam keseharian kita. Situasi ini akan menjadi semakin gawat pada era globalisasi. Globalisasi ditandai dengan meningkatnya standar kehidupan investasi intemasional, kemajuan tekoologi dan ideologisasi global. Untuk itulah, Negara-negara berkembang seperti Indonesia harus mampu menyesuaikan dirinya dalam persaingan global. Dalam kasus ini, bisa saja terjadi berakhirya Pancasila, seperti yang dikatakan Daniel Bell (1962) dalam tesisnya tentang akhir ideologi dan juga bahwa globalisasi membawa efek negatif yang tidak sedikit jlka kita tidak mernillki karakter bangsa yang kuat untuk menangkalnya, seperti pemahaman multikultural, kejujuran, taat hukum, adil, empati, pantang menyerah, dll. Pada era global village ini, Indonesia harus lebih memperhatikan bidang pendidikan, bukan sekedar memenuhi hak warga Negara akan tetapi juga untuk membangun karakter seperti yang digariskan dalam UU No 20 tahun 2003 tentang Sistero Pendidikan Nasional yang salah satu tujuannya adalah pembanganan?
Pancasila, our belief system, is based on five diversity in unity philosophic principles. At the present, multi dimension of Indonesia crises more or less relate to the lack of values - the values of Pancasila which is sourced from good and great values of this nation - in the daily life of Indonesia citizen, e.g the high crimes number, police corruption, tax office corruption, moral degradation and others. It is because character education was ignored. Eventhough there was education process in the formal school, it was only a transfer of knowledge, not a transfer values. The worst is it never implemented in the true life because what is thought is difference from what is done. This situation could be worst in this globalization era. Globalization is source of rising living standard reaping the gains from trade, international investment, technological progress and global ideologizing. For this purpose, developing countries should make adjustment to increased competition and special efforts to eliminate ineqnality. In this case, it could be the end of Pancasila, like Daniell Bell (1962) said in his paper about the end of ideology and also globalization brings us more negative effect if we don have any strong nation character such as multicultural values, honesty, obey the law, justice, empathy for others, spirit for struggle, etc, In this global village era, Indonesia need to invest more in education not just to fulfill its peoples basic rights but also to provide their character that's noticed in Law No 20/2003 about National Education System, which is one of its aim is building a nation character that true belief and sacrifice for God, respect for human rights, enforcement of rule of law and implementation of the new form of civic education to develop smart and good citizens. As a metter of fact, there is nothing wrong with Pancasila. Seeing that fact, we?
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2011
T33669
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Prio Hartono
Abstrak :
ABSTRAK
Apakah jang dimaksudkan dengan watak? Sebelum saja mengemukakan pendapat saja sendiri tentang watak itu, baiklah kiranja terlobih dahulu saja mengemukakan pendapat para sardjana Barat mengenai hal tersebut.

Didalam buku Dr. H.C Ruske, "Inleiding in de karakterkunde' halaman 16 dan seterusnja, depet kite batja sedjerah singkat daripada perumusan watak menurut para sardjana Barat.
1965
D1156
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Prio Hartono
Abstrak :
ABSTRAK
Apakah jang dimaksudkan dengan watak? Sebelum saja mengemukakan pendapat saja sendiri tentang watak itu, baiklah kiranja terlobih dahulu saja mengemukakan pendapat para sardjana Barat mengenai hal tersebut.

Didalam buku Dr. H.C Ruske, "Inleiding in de karakterkunde' halaman 16 dan seterusnja, depet kite batja sedjerah singkat daripada perumusan watak menurut para sardjana Barat.
1965
D1155
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>