Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Alfira Chaerunnisa
"Perempuan menikah yang bekerja dianggap menghadapi biaya kesempatan yang lebih tinggi dibandingkan dengan perempuan yang tidak bekerja jika terjadi kehamilan yang tidak diinginkan. Perbedaan karakteristik pekerjaan dapat menyebabkan perbedaan biaya kesempatan yang dihadapi oleh perempuan saat mengalami kehamilan yang tidak direncanakan atau tidak diinginkan. Menggunakan data Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia tahun 2017, studi ini menganalisis hubungan antara jenis pekerjaan perempuan dengan keputusan penggunaan kontrasepsi di Indonesia. Studi ini menemukan bahwa terdapat hubungan negatif dan signifikan antara jenis pekerjaan Kerah Abu-Abu dengan penggunaan Non Metode Kontrasepsi Jangka Panjang. Pekerja Kerah Putih memiliki probabilita yang lebih rendah untuk menggunakan Non Metode Kontrasepsi Jangka Panjang dan lebih tinggi untuk menggunakan Metode Kontrasepsi Jangka Panjang, namun tidak signifikan secara statistik. Karakteristik perempuan dan rumah tangga seperti pendidikan perempuan, penggunaan internet, persepsi perempuan terkait setuju atau tidaknya suami dengan penggunaan kontrasepsi, jumlah anak hidup, keinginan untuk memiliki anak lagi, dan kuintil kekayaan justru menunjukkan hubungan yang signfikan dengan penggunaan Metode Kontrasepsi Jangka Panjang.

If an unwanted pregnancy occurs, married women who work are considered to face higher opportunity cost compared to women who do not work. Differences in occupational characteristics might cause a different opportunity cost faced by women when experiencing an unplanned or unwanted pregnancy. Using 2017 Indonesian Demographic and Health Survey data, this study analyzes the relationship between womens occupational choice and the decision to use contraception in Indonesia. This study found that there is a negative and significant relationship between Grey Collar occupations and the use of short term hormonal methods. White collar workers have a lower probability of using the short term hormonal methods and a higher probability of using the long term methods, but it is not statistically significant. The characteristics of women and households such as womens education, internet use, womens perceptions regarding whether or not a husband agrees with contraceptive use, the number of living children, desire to have more children, and wealth quintiles show a significant relationship with the use of the long term methods."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mawarfaatin Ryana Putri
"ABSTRAK
Salah satu produk media dan budaya yang memiliki banyak penonton hingga saat ini adalah kartun. Produk-produk media tersebut, tidak hanya kartun, sering menggambarkan perempuan sebagai karakter yang membutuhkan pertolongan dari laki-laki atau sebagai karakter yang sering diremehkan. Adventure Time adalah salah satu kartun Amerika yang popular dan memiliki karakter-karakter laki-laki sebagai pemeran utamanya: Finn the Human (Finn si Manusia) dan Jake the Dog (Jake si Anjing). Namun, di dalam kartun tersebut terdapat karakter perempuan bernama Princess Bubblegum yang menunjukkan kebalikan dari karakter-karakter perempuan yang tradisional dan konvensional. Tujuan dari jurnal ini adalah untuk meneliti karakter-karakter yang dimiliki oleh Princess Bubblegum untuk membuktikan dekonstruksi dari peran perempuan di dalam kartun Adventure Time. Penelitian ini menggunakan analisis tekstual dan pendekatan peran gender. Hasil dari penelitian ini mengungkapkan bahwa karakter Princess Bubblegum telah mendekonstruksi peran perempuan di dalam kartun ini karena karakter-karakter laki-laki yang muncul pada Princess Bubblegum lebih dominan daripada karakter-karakter perempuan konvensional.

ABSTRACT
One of media and cultural products which hold many audiences until the present time is cartoon. Those media products, not only cartoon, often depicts female as character that needs help from male or often underrated. Adventure Time is one of American popular cartoon that has male characters as the protagonist: Finn the Human and Jake the Dog. However, there is a female character in Adventure Time named Princess Bubblegum which shows the opposite of traditional and conventional female characteristics. The objective of this paper is to examine the characteristics of Princess Bubblegum in order to prove the deconstruction of female role in Adventure Time. Textual analysis and gender role approach are conducted to this research. The findings of the study reveal that Princess Bubblegum deconstructed the female role because the male characteristics that appear in her are more dominant than the female characteristics."
2016
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library