Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 111 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Yanty Selviany
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 1998
S25874
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Amsterdam: Elsevier, 1990
574.526 COR
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
"Inisiatif Indonesia yang disampaikan pada KTT APEC ke 15 di Sydney adalah merupakan langkah yang tepat, sebab secara geografis perairan laut Indonesia terletak di daerah tropis yang kaya akan jenis hayati, termasuk terumbu karang (coral reef) dan kebetulan terletak di pusat terumbu karang dunia yang kita sebut sebagai The Coral Triangle yang memiliki keanekaragaman tertinggi di dunia
"
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Abdul Rahman
2007
T39454
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Budhi Baskoro Adhi
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2004
S7678
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ruswadi
"Sumberdaya terumbu karang di Pulau Tidung telah lama dimanfaatkan oleh masyarakat setempat untuk berbagai keperluan. Pada saat ini sebagian masyarakat Pulau Tidung menggantungkan hidupnya sebagai penyedia jasa kegiatan wisata yang sebelumnya berprofesi sebagai nelayan. Adanya kegiatan wisata di Pulau Tidung yang tanpa terkendali yang memanfaatkan keindahan karang dapat berdampak terjadinya penurunan kualitas terumbu karang di sekitarnya. Metode pengamatan untuk mengamati tingkat kerusakan karang adalah Line Intercept Transect dan faktor lingkungan diamati dengan pengukuran berbagai parameter lingkungan perairan secara langsung di lapangan. Aspek sosial ekonomi dan pengelolaan dikaji dari berbagai peraturan yang telah ada dan wawancara secara mendalam dengan penduduk setempat dan wisatawan. Penelitian ini membahas mengenai kondisi kerusakan terumbu karang dan faktor penyebabnya baik faktor antropogenik maupun non-antropogenik serta pengelolaan terumbu karang di Pulau Tidung. Beberapa faktor yang diamati yaitu kondisi perairan, kondisi terumbu karang, aspek sosial masyarakat dan kebijakan pengelolaan terumbu karang. Kondisi perairan meliputi suhu, kecerahan, kecepatan arus, pH, salinitas, fosfat dan nitrat. Kondisi karang meliputi persentase tutupan karang, indeks keanekaragaman, dan indeks dominasi. Penelitian dilaksanakan selama bulan Juni – Agustus 2011. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kondisi terumbu karang di Pulau Tidung dalam kondisi rusak - sedang dengan persentase tutupan karang hidup antara 21,41% – 30,19%. Indeks keanekaragaman tutupan berkisar antara 2,0423 – 2,1495 dan indeks dominasi tutupan berkisar antara 0,1433 – 0,1466, nilai tersebut memperlihatkan adanya keanekaragaman dan tekanan lingkungan yang sedang, dan tidak adanya dominasi tutupan karang tertentu. Parameter kualitas air laut memperlihatkan masih dalam ambang batas normal untuk kehidupan karang. Faktor antropogenik berupa kegiatan pariwisata, penambangan karang, pengeboman dan pengoperasian kapal di daerah terumbu karang diduga berperan terhadap kerusakan karang di Pulau Tidung. Pengelolaan terumbu karang di Pulau Tidung telah diatur melalui beberapa peraturan baik secara nasional maupun oleh pemerintah setempat, namun pelaksanaannya belum optimal sehingga diperlukan implementasi kebijakan yang lebih baik dengan menerapkan program kesadaran masyarakat, penegakan hukum dan peran masyarakat secara aktif dalam mengelola sumberdaya laut.

Coral reef resources in Tidung Island has been used by local people for various purposes. At this time most of local people working as a travel provider or tourist guide. The existence of tourist activities in Tidung Island that utilizes the exotic of coral reefs affect the condition of coral reefs in this area. Observation method to observe the level of coral damage is Line Intercept Transect and environmental factors observed by measuring several water quality parameters. Socio-economic and management aspects examined from existing regulations and interviews with local people and tourists. The aim of this study is to discuss the coral condition and the causes of coral degradation including anthropogenic factors, non-anthropogenic and management of coral reefs in Tidung Island, Seribu Islands, north off Jakarta. Several factors were observed, namely the condition of waters, coral reefs, and social aspects and management. Water conditions include temperature, brightness, speed of flow, pH, salinity, phosphate and nitrate, and the condition of coral include life form percentage, index of diversity, and dominance index. The research was conducted during June to August 2011. The results show that the condition of coral reefs in Tidung Island was categorised bad condition to moderate with the percentage of life form ranges between 21.41% - 30.19%. Index of diversity ranged from 2.0423 to 2.1495 and dominance index ranged between 0.1433 to 0.1466. These showed ​​that the level of diversity and environmental pressures are medium, and has no a spesific type of coral cover that dominates in coral reefs. Water quality parameters are still within normal limits for coral life. Anthropogenic factors such as tourism, mining coral, destructive fishing (bombings) and the operation of ships in coral reef are thought to contribute to destruction of coral reef in Tidung Island. Management of coral reefs in Tidung Island has been governed by several regulations by both national and local government, but the implementation has not been optimized so the implementation of better policies by implementing public awareness programs, law enforcement and community participation in managing marine resources is needed."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2013
T35184
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Pusat Penelitian Oseanografi-LIPI, 2017
R 577.789 STA
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library
cover
Silvana Saputri
"Latar Belakang: angka kejadian infeksi jamur di Indonesia dari tahun ke tahun semakin meningkat, diikuti dengan meningkatnya kasus resistensi pada pengobatan standar yang diberikan. Candida albicans Merupakan etiologi infeksi jamur tersering di dunia. Saat ini penemuan pengobatan alternatif sangat penting dilakukan, sebagai upaya untuk menurunkan kasus resistensi terhadap pengobatan standar. Propolis merupakan salah satu bahan alami yang memiliki kandungan flavonoid dan asam fenolik sebagai antifungal. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui adanya daya hambat propolis karang asal Sulawesi terhadap Candida albicans.
Metode: Penelitian eksperimental ini dilakukan dengan metode difusi cakram. Melalui 3 konsentrasi propolis yang sudah diemulsi (1%,3%,5%) tempatkan propolis ke dalam disc, diletakkan diatas agar Mueller-Hinton yang sudah terdapat biakan Candida albicans ATCC. Inkubasi dilakukan selama 24-48 jam dan diukur diameter zona hambat yang terbentuk.
Hasil: Propolis dengan konsentrasi 1% menghasilkan zona hambatan yang paling besar terhadap biakan Candida albicans ATCC, namun angka ini tidak sebaik obat standar nistatin.
Kesimpulan: propolis tidak memiliki kemampuan dalam menghambat pertumbuhan Candida albicans secara in vitro dengan konsentrasi terkecilnya.

Background: The incidence of fungal infections in Indonesia is increasing year by year, accompanied by the increasing cases of resistance to standard treatment given. Candida albicans is the most common etiology of fungal infections in the world. Recently, alternative drug discovery is very important to conduct as an effort to decrease the case of resistance to standard treatment. Propolis is one of the natural ingredients that contain of flavonoids and phenolic acids as antifungal. The objective of this study is to find out the inhibitory power of coral propolis from Sulawesi to Candida albicans.
Method: This experimental study was carried out by disc diffusion method. There are 3 concentrations of propolis that have been emulsified (1%, 3%, 5%) and put in to disc, which are then placed on Mueller-Hinton plate that contains Candida albicans ATCC. Incubation phase was carried out for 24-48 hours. Finally, we measured the diameter of inhibitory zone that were formed.
Results: Propolis with a concentration of 1% produced the highest inhibitory zone to inhibit Candida albicans growth, but this number was not as good as the standard which is Nystatin.
Conclusion: Propolis has not the ability to inhibit the growth of Candida albicans in vitro with the smallest concentration.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Vinnya Indri Pratiwi
"Terumbu karang merupakan salah satu kekayaan alam yang terkenal dalam sektor pariwisata bahari, dimana terumbu karang memiliki manfaat yang baik dari segi ekologi maupun ekonomi. Tujuan dari penelitian ini yaitu menganalisis pola spasial perubahan kondisi karang dan menganalisis aktivitas wisata bahari yang dapat mempengaruhi kondisi sebaran terumbu karang di Nusa Dua dan Nusa Penida. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah analisis spasial dengan menggunakan metode deskriptif. Hasil dari penelitian ini yaitu luasan sebaran karang di Kawasan Nusa Dua dan Nusa Penida berjumlah 592,61 Ha, didalamnya terdapat 3 klasifikasi yaitu karang hidup, karang mati, dan pasir. Pada tahun 2012, luasan sebaran karang hidup di Nusa Dua berkisar 111,09 Ha dan di Nusa Penida berkisar 186,31 Ha. Luasan sebaran karang mati di Nusa Dua sebesar 157,02 Ha dan 53,80 Ha di Nusa Penida, sedangkan untuk luasan sebaran pasir di Nusa Dua berkisar 39,77 Ha dan 44,61 Ha di Nusa Penida. Pada tahun 2016, luasan sebaran karang hidup di Nusa Dua berkisar 111,71 Ha dan di Nusa Penida berkisar 186,53 Ha. Luasan sebaran karang mati di Nusa Dua sebesar 156,40 Ha dan 53,59 Ha di Nusa Penida, sedangkan untuk luasan sebaran pasir di Nusa Dua berkisar 39,77 Ha dan 44,61 Ha di Nusa Penida. Pada Kawasan Wisata di Nusa Dua dan Nusa Penida memiliki bermacam-macam jenis kegiatan wisata bahari diantaranya seperti: snorkeling, diving, dan watersports. Untuk Pola spasial perubahan kondisi terumbu karang yang berdasarkan aktivitas wisata dibagi menjadi 3 kelas kategori untuk mengetahui tingkat kepadatan wisatawan pada lokasi-lokasi dive point yaitu jarang, sedang, dan padat di Kawasan Nusa Dua dan Nusa Penida. Lokasi dive spot pada kelas tingkat kepadatan wisatawan yang padat pada lokasi dive spot Nusa Dua, Crystal Bay, Batu Gede, Manta Point, dan Malibu Point.

Coral reefs are one of the renowned natural wealth in the marine tourism sector, where coral reefs have both ecological and economic benefits. The purpose of this research is to analyze spatial pattern of coral condition change and to analyze marine tourism activity that can influence the condition of coral reef distribution in Nusa Dua and Nusa Penida. The method used in this research is spatial analysis using descriptive method. The results of this study are the extent of coral distribution in the area of Nusa Dua and Nusa Penida amounted to 592.61 Ha, in which there are 3 classifications of live coral, dead coral, and sand. In 2012, the extent of live coral distribution in Nusa Dua ranges from 111.09 Ha and in Nusa Penida around 186.31 Ha. The extent of dead coral distribution in Nusa Dua is 157.02 Ha and 53.80 Ha in Nusa Penida, while for the extent of sand in Nusa Dua ranges from 39.77 Ha and 44.61 Ha in Nusa Penida. In 2016, the extent of live coral distribution in Nusa Dua ranges from 111.71 Ha and in Nusa Penida around 186.53 Ha. The extent of dead coral distribution in Nusa Dua is 156,40 Ha and 53,59 Ha in Nusa Penida, while for the amount of sand distribution in Nusa Dua is around 39,77 Ha and 44,61 Ha in Nusa Penida. In Nusa Dua and Nusa Penida Tourism Area has various kinds of marine tourism activities such as snorkeling, diving, and watersports. For spatial pattern changes of coral reef condition based on tourism activity divided into 3 categories category to know the level of tourist density at dive point location that is rare, medium, and solid in Nusa Dua and Nusa Penida. The location of the dive spot on the crowded tourist density class at the Nusa Dua dive spot, Crystal Bay, Batu Gede, Manta Point and Malibu Point.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2017
T48378
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>