Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 5 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sulistyani
"ABSTRAK
Metil karbamat merupakan pestisida pilihan setelah penggunaan dikhloro difenil trikhloroetana (DDT) dilarang. Meskipun tergolong aman karena cepat mengalami biodegradasi, metil karbamat diduga mempunyai efek genotoksik pada organisme bukan sasaran. Bentuk pengujian yang mudah dan cepat untuk mendeteksi potensi genotoksik suatu zat adalah dengan uji mikronukleus. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui potensi genotoksik metil karbamat dengan parameter induksi mikronukleus pada kultur limfosit
manusia. Limfosit manusia dipapar dengan metil karbamat konsentrasi 10, 20, 50, dan 100 µg/ml selama 3 jam. Mikronukleus diamati dari sediaan kultur limfosit dan
dihitung per 1.000 sel limfosit untuk tiap perlakuan. Jumlah rata-rata mikronukleus tertinggi (4,167) didapat pada konsentrasi 10 µg/ml dan terendah (3,333) pada konsentrasi 20µg/mi. Metil karbamat pada kondisi penelitian yang dilakukan mampu menginduksi mikronukleus alaupun hasil uji statistik (uji Dunn α = 0,25) menuniukkan baha jumlah mikronukleus pada konsentrasi 10, 20, 50, dan 100 µg/ml tidak berbeda nyata dibandingkan dengan kontrol negatif."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1995
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Furqoni Cahaya Mahastika
"Etil karbamat atau uretan (H2NCOOC2H5) adalah senyawa ester etil dari asam karbamat (NH2COOH) yang mengkontaminasi makanan dan minuman hasil fermentasi mulai dari kadar ng/l hingga mg/l. Pembentukan etil karbamat dalam minuman beralkohol terjadi secara alamiah. Jalur yang paling umum yaitu melalui reaksi urea dengan etanol. International Agency for Research on Cancer (IARC) menggolongkan etil karbamat ke dalam kelompok 2A (probably carcinogenic to human). Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan menetapkan kadar etil karbamat dalam minuman beralkohol dengan metode kromatografi gas yang dilengkapi dengan kolom kapiler VB-Wax dan detektor ionisasi nyala (Flame Ionization Detector / FID). Analisis dilakukan pada suhu isotermal dengan suhu awal kolom 200ºC, menggunakan helium sebagai gas pembawa dengan laju alir 0,6 ml/menit. Pengaturan suhu injektor dan suhu detektor adalah 230ºC. Metode ini linier dengan koefisien korelasi 0,9990 dalam rentang konsentrasi 6004?15010 μg/ml. Batas deteksi (LOD) dan batas kuantitasi (LOQ) etil karbamat berturutturut adalah 0,527 mg/ml dan 2,005 mg/ml. Metode ini divalidasi dengan koefisien variasi (KV) 0,88?1,41% dan perolehan kembali etil karbamat pada sampel A sebesar (101,34 + 0,25)%, sampel B sebesar (99,77 + 0,20)%, dan sampel C sebesar (100,35 + 0,55)%. Penerapan metode ini pada tiga merek minuman beralkohol menunjukkan bahwa etil karbamat tidak terdeteksi pada sampel dengan kandungan etanol kurang dari 5% (sampel A). Sedangkan pada sampel dengan kandungan etanol 14,7% (sampel B) dan 43% (sampel C) etil karbamat terdeteksi dengan kadar yang bervariasi, tergantung pada persentase kandungan etanol dari tiap-tiap sampel. Kadar etil karbamat dalam sampel B sebesar (7,06 + 0,169) mg/ml dan sampel C sebesar (9,38 + 0,081) mg/ml."
Depok: Universitas Indonesia, 2010
S32688
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Dwi Wahyu Nugroho
"ABSTRAK
Urea dan metanol merupakan bahan kimia yang sering digunakan dalam industri kimia. Keduanya merupakan bahan kimia yang mudah didapat dengan biaya yang murah dan pemisahan yang mudah saat produksi. Melalui pembentukan intermediet metil karbamat, keduanya dapat membentuk dimetil karbonat yang berperan sebagai green
reagent. Pada reaksi metanolisis ini, suhu optimum yang dapat dicapai sebesar 165 oC. Yttrium nitrat dapat mengkonversi urea sebesar 73,07% pada suhu 165 oC selama 4 jam. Adanya pengaruh anion yang terikat pada katalis yttrium dan kelarutan dalam metanol,
mempengaruhi besarnya konversi urea. Dari hasil karakterisasi, pada distilat, terdapat serapan baru pada bilangan gelombang 2902 cm-1 dan 1018 cm-1 yang berasal dari gugus CH3 dan C-O, sedangkan serapan dari gugus C=O, N-H, dan C-N juga masih ada pada bilangan gelombang 1620 cm-1, 3473 cm-1 dan 1159 cm-1. Analisa menggunakan
GC-MS bahwa terdapat satu puncak pada kromatogram pada waktu retensi 5,19 menit dan berat molekul 75 gr/mol menunjukkan bahwa produk yang terbentuk merupakan metil karbamat.

ABSTRACT
Urea and methanol are chemical reagent, that often be used in chemical industry. They can be obtained low cost and facile separation of production. They react to form dimethyl carbonate, that can be ?green reagent? over formation methyl carbamate. In this methanolysis reaction, the optimum temperature can reach is 165 oC. Yttrium nitrate can convert 73,07 % urea at 165 oC, 4 hour. Anion groups and solubility in the methanol can influence conversion of urea. Based on characterization product, in distillate, there are new absorption in wavenumber 2902 cm-1 and 1018 cm-1, that came
from CH3 groups and C-O groups, there are also can be found absorpstion, that came from C=O, N-H, and C-N groups in wave number 1620 cm-1, 3473 cm-1 and 1159 cm-1.mResult of measurement GC-MS showed that one single component which was eluted at
5,19 menit and with molecular weight 75 gr/mole. It shows that product are methyl carbamate"
Universitas Indonesia, 2011
S1691
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Moehhamad Hafiudien Gandi
"Pengembangan elemen sensor berbasis nanopartikel perak untuk mendeteksi pestisida telah dilakukan. Metode pabrikasi elemen sensor adalah biosintesis yakni memanfaatkan agen biologi berupa rimpang jahe dalam proses pembuatannya. Sementara itu, metode untuk pendeteksian pestisida adalah kolorimetri, metode yang mengandalkan sifat optis dari elemen sensor (nanopartikel perak). Sifat optis yang dimaksud adalah adanya penyerapan energi cahaya oleh materi akibat interaksi antara keduanya. Pengamatan yang kemudian dilakukan yakni secara visual yang ditandai dengan adanya perubahan warna dan secara spektroskopi yakni berdasarkan spektrum absorbansi/serapan yang terukur oleh spektrofotometer UV-Vis (Ulraviolet-Visible).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara visual terjadi perubahan warna pada elemen sensor setelah ditetesi pestisida dithane-golongan Karbamat, dari cokelat menjadi keunguan untuk penambahan dithane 500 ppm dan agak bening untuk penambahan dithane 1000 ppm. Selain itu, pengamatan secara spektroskopi mendapati bahwa puncak absorbansi elemen sensor menurun dengan penambahan dithane 500 ppm dan menghilang untuk dithane 1000 ppm. Namun perubahan tersebut didapatkan dalam waktu tiga hari setelah proses pencampuran. Pemodifikasian nanopartikel perak dengan asam amino glisin, tryptophan, dan L-threonine juga telah dilakukan, untuk meningkatkan sensitivitas elemen sensor terhadap pestisida. Berdasarkan hasil yang didapat, hanya penggunaan tryptophan yang memberikan sedikit perubahan berupa bergesernya puncak absorbansi ketika elemen sensor termodifikasi ditetesi dithane

Development of sensor element based on silver nanoparticles for the detection of pesticides has been done. Sensor element fabrication method is the biosynthesis that utilizing ginger as biological agents in the fabricating process. Meanwhile, the method for pesticide detection is colorimetric, methods which rely on the optical properties of the sensor element (silver nanoparticles). That optical properties is the absorption of light energy by matter due to the interaction between both of them. The observations were then made based visual marked by a color change and also based spectroscopy marked by absorbance spectrum that measured by UV-Vis (Ulraviolet-Visible) spectrophotometer.
The results showed that based visual, the color changes on the sensor element after dripped by dithane pesticide-Carbamate group, from brown to purplish for 500 ppm of dithane addition and rather clear for 1000 ppm of dithane addition. Furthermore, spectroscopic observations found that the peak absorbance of the sensor element decreased with the addition of 500 ppm dithane and disappeared for 1000 ppm dithane addition. But the changes is obtained within three days after the mixing process. Modification of silver nanoparticles by amino acid glycine, tryptophan, and L-threonine has also been done to improve the sensitivity of the sensor element to pesticides. Based on the results obtained, only the use of tryptophan that gives a slight shift in the peak absorbance when modified sensor element dripped with a dithane.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2013
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bambang Wispriyono
"Karbamat merupakan salah satu jenis pestisida yang banyak digunakan untuk membasmi hama buah dan sayur. Untuk menentukan bahwa residu karbamat dalam sayuran masih aman dikonsumsi manusia, telah dilakukan analisis beberapa residu karbamat seperti metomil, karbaril, karbofuran, dan propoksur. Sampel-sampel tomat, apel, selada air, kubis, dan sawi hijau dikumpulkan dari tiga supermarket dan satu pasar tradisional di Depok, Jawa Barat. Analisis dilakukan serempak untuk ke empat residu karbamat menggunakan kromatografi cair kinerja tinggi dengan pereaksi o-ftalaldehida dan 2-merkaptoetanol dalam reaktor pascakolom dengan detektor fluoresensi. Dari sampel-sampel buah dan sayur yang dianalisis, hanya sawi hijau asal pasar tradisional yang positif mengandung propoksur dengan kadar 1,2 mg/25 gram berat basah (0,048 mg/g berat basah). Dengan Acceptable Daily Intake (ADI) propoksur 0,005 mg/kg berat badan/hari, konsumsi sawi hijau harian seberat 20 g/hari masih cukup aman dari gangguan kesehatan akibat pajanan kronik propoksur dengan margin of safety 298,7 (> 100 sebagai batas aman).

Carbamat is a group of pesticides which is commonly used to control fruits and vegetables pests. To determine that carbamat residues in fruits and vegetables are safe for human consumption, carbamate residues such as methomyl, carbaryl, carbofuran, and propoxur in vegetables and fruits have been analyzed. Samples of tomato, apple, water lettuces, cabbage, and mustard greens were collected from three supermarkets and one traditional market in Depok, West Java. The analysis was carried out simultaneously for all four carbamate residues by high performance liquid chromatography using o-phtaladehyde and 2-mercaptoethanol reagents in post-column reactor with a fluorescence detector. Of fruits and vegetable samples analyzed, only mustard greens from traditional market positively containe-propoxur at 1.2 mg/ 25 gram wet weight (0,048 mg/gram wet weight). With Acceptable Daily Intake (ADI) of 0.005 mg/kg body weight/day, mustard greens consumption of 20 g/day is safe from adverse health effect from chronic exposure to propoxur with Margin of Safety of 298.7 (> 100 as safe limit)."
Depok: Universitas Indonesia, 2013
AJ-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library