Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 646 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Maya Ayu Wulandari
Abstrak :
Pelat bipolar merupakan komponen utama dalam Polymer Electrolyte Membrane Fuel Cell (PEMFC). Pada penelitian ini pelat bipolar dibuat dari grafit komposit yang terdiri dari matriks grafit Electric Arc Furnace (EAF), carbon black sebagai pengisi, dan resin epoksi sebagai pengikat. Semua bahan dicampur dengan menggunakan high speed mixer dengan variabel komposisi dari carbon black ISAF N220 0%, 2.5%, 5%, 7.5%, dan 10%. Metode compression moulding dilakukan dalam pembuatan pelat bipolar dengan menggunakan tekanan 55 MPa selama 4 jam pada temperatur 100°C. Material dikarakterisasi melalui pengujian tarik, pengujian fleksural, pengujian densitas, pengujian porositas, pengujian konduktivitas listrik, dan pengujian Field Electron Scanning Electron Microscope (FESEM). Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada komposisi carbon black 10% menghasilkan pelat bipolar dengan karakteristik optimum dengan nilai konduktivitas tertinggi sebesar 7,07 S/cm. Kekuatan fleksural sebesar 51,34 MPa. Namun demikian, densitas terendah sebesar 1,96 gr/cm3 diperoleh dengan melakukan pencampuran carbon black 0% , dan porositas terkecil 0,49% diperoleh pada komposisi carbon black 10%. Pengamatan visual menunjukkan bahwa seluruh pelat bipolar mempunyai penampakan yang baik, tidak retak, dan permukaan yang rata. ......Bipolar plate is a major component in Polymer Electrolyte Membrane Fuel Cell (PEMFC). In this study bipolar plates made of graphite composite consisting of a matrix of graphite Electric Arc Furnace (EAF), carbon black as filler, and epoxy resin as a binder. All the ingredients are mixed using a high speed mixer with variable composition of carbon black ISAF N220 0%, 2.5%, 5%, 7.5%, and 10%. Methode of compression molding is done in the manufacture of bipolar plates using a pressure of 55 MPa for 4 hours at a temperature of 100°C. The results showed that the composition of 10% carbon black produce bipolar plates with optimum characteristics with the highest conductivity value of 7.07 S / cm. Fleksural strength of 51.34 MPa. However, the lowest density of 1.96 gr/cm3 obtained by mixing carbon black 0%, and the smallest porosity of 0,49% is obtained on the composition of 10% carbon black. Visual observations showed that all bipolar plates have a good appearance, no cracks, and a flat surface.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S46392
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Al Amien
Abstrak :
Karakteristik Gesekan dan keausan pada bahan non-metal khususnya bahan komposit berpenguat serat (fiber reinforce composite) masih memerlukan banyak penelitian, karena belum banyak diketahui oleh para ahli. Penelitian yang dilakukan tentang keausan bahan komposit karbon / vinyl ester pada kondisi kering. Pengamatan yang dilakukan adalah pengaruh struktur, arah struktur, volume serat terhadap laju keausan. Selain hal ini, juga dilakukan analisa pengaruh beban terhadap laju keausan, dan hubungan antara modulus elastisitas terhdap laju keausan, serta mengamati mekanisme keausan tersebut berlangsung. Struktur yang diamati adalah uni-directional, bi-directional dan tri-directional dengan arah yang berbeda dari tiap struktur. Adapun variasi volume serat yaitu 0 %, 14,3 %, 28,5 %, dan 42,8 % dengan satu arah struktur. Kemudian dalam penelitian ini variasi beban yang diberikan adalah 5,886 N, 8, 829 N, 11,76 N dan 14, 7 N. Dalam eksperimen ini, pengujian ketahanan aus menggunakan mesin uji aus abrasif dengan system pin on disc dan untuk mengamati mekanisme keausan abrasif digunakan SEM ( Scaning Electron Microscope).;Friction and wear characteristic at material non-metallic, especially to fiber-reinforced composite are discussed here.
The experiment is about dry abrasive wear behavior carbon/vinyl ester composite material. The influence of parameter such as: fiber structure, its orientation, effect of amount fiber to the wear rate was observed. Analyze influence of load and elastic modulus to the wear rate and the resulting wear mechanisms are microscopically observed and categorized. Behavior structure of uni-directional, bi-directional and tri-directional with different direction were studied. Variation of volume fraction fiber are 0 %, 14,3 %, 28,5 %, and 42,8 % with one structure and direction fiber. Load 5,886 N, 8, 829 N, 11,76 N and 14, 7 N were applied on the sample while studying the effect of load on wear. The experiment of wear rate were made using a pin-on-disc machine and wear mechanism of dry abrasive wear observed using SEM (Scanning Electron Microscope).
Depok: Universitas Indonesia, 1994
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Heny Suseno
Abstrak :
Titanium dioksida adalah semikonduktor yang dapat digunakan sebagai fotokatalis dan mempunyai energi sela pada spektrum mendekati daerah ultraviolet (3,2 eV atau 387 nm). Kristal Ti02 berbentuk anatase lebih fotoaktif dibandingkan dengan bentuk rutil walaupun hal ini bergantung dari kondisi preparasititanium dan reaksi-reaksi utama yang terlibat. Fotokatalis ini juga dapat digunakan untuk menganalisis total karbon organik karbon di dalam air berbasis konversi fotokimia senyawaan organik menjadi C02. Pada metoda konvensional penetapan kandungan karbon di dalam air dilakukan menggunakan metoda analisis COD, BOD dan sebagainya. Hingga saat ini alat ukur untuk analisis total karbon organik (TOG) berbasis pada reaksi fotokimia yang · menggunakan suspensi fotokatalis yang dicampur dengan cuplikan. Oksidasi terjadi pada fotokatalis selama cairan dialirkan melalui reaktor koil yang terbuat dari gelas yang mengelilingi sumber sinar ultraviolet. Pada penelitian ini bertujuan membuat model instrumentasi TOC analyzer yang menggunakan fotokatalis Ti02 terimobilisasi pada dinding gelas koil reaktor yang berfungsi sebagai unit pengoksidasi. lmobilisasi fotokatalis Ti02 dibuat melalui kalsinasi Ti(IV) bis etilacetato diisopropoxida dan diduga akan menghasilkan bentuk kristal anatase yang mempunyai peningkatan luas sehingga mempunyai kemampuan yang sama _dibandingkan dengan fotokatalis dalam bentuk suspensi. Pada penelitian ini dilakukan proses imobilisasi Ti02 pada dinding gelas koil reaktor, karakterisasi hasil imobilisasi, pengujian kinerja reaktor memineralisasi senyawaan organik, penginstalasian model instrumentasi dan pengujian kinerja model instrumentasi. Hasil penelitian menunjukan bahwa proses kalsinasi Ti(IV) bis etilacetato diisopropoxida pada suhu 400°C menghasilkan lapisan tipis Ti02 yang mempunyai struktur kristal anatase dengan energi seta 3,11 sampai dengan 3,27 eV. Ukuran partikel hasil imobilisasi tidak homogen (polikristalin). Menggunakan reaktor yang mempunyai karakter-karakter tersebut diperoleh kemampuan mineralisasi senyawaan organik sebesar 71,67% dibandingkan dengan penggunaan suspensi Ti02. Hasil pengujian kinerja model instrumentasi TOC yang dibuat pada percobaan ini diperoleh kisaran konsentrasi daerah kerja 10 samapai dengan 50 ppm dan limit deteksi sebesar 4,37ppm. Hasil pengujian menggunakan staistik dan QC Chart menunjukan model instrumentasi mempunyai presisi dan akurasi masing-masing sebesar 99,56% dan 96,9%. ...... Titanium dioxyde is a semiconductor that can be used as photocatalist and has a band gap in near ultraviolet region spectrum (3,2 eV or 387 nm). The anatase form of Ti02 is regarded as more photoactive than rutile form, althought it is depend on the precise preparation condition of titania and the particular reaction involved. The catalist also can be used for analysis of total organic carbon in water based on photocatalisis conversion of organics to C02 over Ti02. In conventional methods, the measurement of organic compound in water was done by COD, BOD etc. Until now the measurement device for determination of total organic carbon (TOC) in water that based on photocatalisis use the suspension system. Oxidation occur at photocatalist during the liquids flow through glass coil reactor surronding the near ultraviolet light source. This experiment was proposed to created a model TOC analyzer instrumentation that used imobilized photocatalist Ti02 in glass coil reactor as oxidation unit. Photocatalist Ti02 is prepared by calcination process of precusor Ti(IV) bis ethylacetato diisopropoxide has anatase form and relatively large of surface area so it my equal performance to that of suspention system. Performance of the proposed reactor was evaluated for the determination of organic compound in water. The purposed reactor is capable to mineralize organic compound (benzoic acid) with rate and quantum yield 185, 7mg/KWh and 1 ,45 X 104 respectively. The overall performance of the model instrumentation is as follow: working concentration range 10 - 50ppm TOC; detection limit 4,37ppm, while the precision and acuration, as evaluated by using statistic and Quiality Control chart are 99,56% and 96,9% respectively.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2001
T40315
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sutomo
Abstrak :
Butt Flash Welding banyak digunakan untuk penyambungan plat-plat baja dipabrik baja. Tujuannya adalah untuk mendapatkan plat baja dengan panjang yang kontinu dan dapat di gulung, sehingga memudahkan untuk penanganan dan pengiriman. Pelat-pelat baja terlebih dahulu disambung dengan las ini, supaya proses pembersihan kotoran dan korosi di Continuous Pickling line ( CPL ) dapat berlangsung terus menerus tanpa berhenti. Setelah pelat dibersihkan di CPL, selanjutnya direduksi di Tandem dengan digiling dingin (cold rolling). Putusnya sambungan las di CPL maupun di Tandem akan sangat merugikan.Oleh karena itu kualiatas sambungan las sangat menentukan untuk proses produksi di Cold Rolling Mill (CRM). Pada proses pengelasan ini, terdapat beberapa parameter-parameter yang akan mempengaruhi kualitas sambungan las. Parameter-parameter yang mempengaruhi, diantaranya adalah kecepatan gerakan maju plat yang dilas, percepatan yang diberikan untuk mempercepat waktu proses pengelasan, tegangan listrik yang terjadi antara dua plat yang akan disambung dan sensitivitas yang tergantung pada komposisi logam yang disambung. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kombinasi parameter kecepatan dan percepatan yang optimal, sehingga dapat diperoleh sambungan las yang terbaik. Untuk mengetahui kualitas sambungan las, maka dilakukan pengujian mekanis seperti Bulged Test,Tensile Test,Mikro Hardness test,Bending Test dan test struktur mikro. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dengan menaikkan kecepatan dan percepatan dari Standard Operating Procedure Pengelasan yang dilakukan selama ini,sambungan pengelasan menunjukan hasil yang lebih baik. Pada kecepatan V4 ■16/24mm/det dan percepatan ۸3 ■ 6/24 mm/det2 didapat basil Bulged Test ■ 2BB9 Psi, Tensile Test ■ 374, 39 N/mm2, lebar HAZ ■ 1, 71 mm, kekerasan VHN■ 142, 6, sedangkan menurut SOP pada kecepatan V2 ■14/24mm/det, percepatan ۸2.5/24 mm/det2 didapat hasil Bulged Test ■ 209OPsi, Tensile Test ■361, 81 N/mm2, lebar HAZ■1, 75mm, kekerasan VHN■150, 8.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Indragini
Abstrak :
Telah dilakukan degradasi senyawa 4,4?-dikloro bifenil dengan kombinasi proses fotokatalis dan radiasi gamma menggunakan nanokomposit karbon aktif-zeolit alam dan TiO2 (KAZA-TiO2). Nanotitania pada komposit KAZA-TiO2 disintesis melalui metode sol gel menggunakan titanium tetraisopropoxide sebagai precursor. Karakterisasi nanokomposit dilakukan dengan BET, XRD, FT-IR dan SEM-EDX. Hasil karakterisasi menunjukkan nanokomposit KAZA-TiO2 memiliki ukuran pori 5 - 7 A dengan volum 0,15-0,21 cm3/g dan luas permukaan 79-107 m2/g. Kristal TiO2 yang terbentuk terdiri dari anatase dan rutile, dengan ukuran kristal berturut-turut 15-22 nm dan 37-52 nm, yang terdistribusi secara merata pada adsorben. Degradasi 4,4?-dikloro bifenil dalam air dengan konsentrasi awal 10 ppm sebesar 88% dapat dicapai menggunakan nanokomposit KAZA-TiO2 dengan perbandingan awal 2:1:7 dan waktu reaksi 270 menit. ......Degradation of 4,4?-dichloro biphenyl (4,4?-DCB) had been done by combination process of photocatalyst and gamma radiation using activated carbon, natural zeolite and TiO2 (KAZA-TiO2). The nanotitania on KAZA-TiO2 composite was synthesized by sol gel method using titanium tetraisopropoxide as precursor. Characterisation of nanocomposite was conducted by using BET, XRD, FT-IR dan SEM-EDX. Result showed that KAZA-TiO2 composite had mesopore with size range between 50 - 70 A and volume 0,15-0,21 cm3/g with surface area 79-107 m2/g. TiO2 crystalite on KAZA-TiO2 nanocomposite consist of anatase and rutile type with crystal size range 14-22 nm for anatase and 37-52 nm for rutile, which was distribute uniformly on support. Degradation of 4,4?-DCB in water, with initial concentration of 10 ppm, achived as much as 88% using KAZA-TiO2 with initial ratio 2:1:7 and reaction time 270 minute.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2011
T30516
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Dan Mugisidi
Abstrak :
ABSTRAK
Karbon aktif dari tempurung kelapa dimodifikasi dengan menggunakan natrium asetat dengan konsentrasi 3%, 5%, 10%, 15%, 20% dan 30% dan dipergunakan pada kolom penyerapan untuk mempelajari penyerapan ion tembaga dan campuran ion- ion Cu, Ni dan Cr. Air limbah sintetis yang mengandung ion Cu(I1) diailirkan melalui karbon aktif tanpa modifikasi dan yang telah dimodifikasi. Penyerapan karbon alctif sebelum dan sesudah modifikasi mengikuti model kinetika Avrami. Karbon aktif tanpa modifikasi mampu menyerap hingga.20 mg ion Cu(II) dan hasil penyerapan yang tertinggi didapat dari karbon aktif yang dimoditikasi dengan menggunakan 15% nanium asetat yaim 45 mg inn Cu(ll) mu 2,2 kan dibandingkan dengan karbon aktif tanpa modifikasi. Setelah regenerasi dengan menggutamakan 20% NaOH, karbon aktif yang telah dimodifikasi mampu menyerap ion Cu(II) hingga mencapai 60 mg ion Cu(II) atau 3 kali karbon aktif yang tidak dimodifikasi. Pada penyerapan ion-ion campuran, karbon aktif yang telah dimodifikasi lebih selektif terhadap ion Cu(II) dan ion Cr(Vl) daripada terhadap ion Ni(ll`).
ABSTRACT
Activated carbon Hom coconut shell was modified with natrium acetate at concentrations of 3%, 5%, 10%, 15%, 20% and 30%, and used in a fixed-bed column to study the adsorption of copper and mixed Cu-Ni-Cr ions. Synthetic wastewater containing Cu(II) ions was passed through plain activated carbon and modified activated carbon. The adsorption of ion Cu(lI) onto activated carbon fit with Avrami kinetics model. Plain activated carbon was able to adsorb 20 mg of Cu(II), and the highest adsorption capacity was found for the activated carbon modified by treatment with 15% natrium acetate, which adsorbed 45 mg of .Cu(II) or 2.2 times as much as the plain activated carbon. After regeneration with 20% NaOH, activated carbon modified by treatment with 15% natrium acetate was able to adsorb 60 mg of Cu(II) or 3 times as much as the plain activated carbon. In the case ofa mixed ion solution, the absorbent was more selective for Cu(ll) and Cr(Vl) ions than Ni(Il) ions.
2007
D1232
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Asep Susanto
Abstrak :
Kualitas udara di dalam ruangan sangat panting, karena sebagian besar orang menghabiskan waktunya dengan men^irup udara di ruangan. Keberadaan zat pencemar udara di dalam ruangan dalam jumlah yang cukup tinggi dapat mengakibatkan kegelisahan dan bahaya-bahaya yang serius terhadap kesehatan. Zat pencemar udara seperti uap pelarut organik dapat mengakibatkan iritasi pada hidung, tenggorokan, kulit/ dan mata karena proses penghirupan dan kontak kulit yang terbuka. Pada tingkat konsentrasi tertentu, zat pencemar udara ini dapat mengakibatkan sakit kepala yang berat dan menimbulkan efek pembiusan. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan konsentrasi emisi harian uap pelarut organik seperti aseton n-butil alkc^hol, n—bu'tll 8861:81;, dan iaopropil alkohol dl iruang piroses produksl cal;. TuuJuannya adalah untuk aelakukan evaluasl keadaan linekungan udara dl ruang lersebut, Hnn barga emlsl harlan yang diperoleh dibandln^an dengan nilal anbang batas zat penc^kar tersebut di udara. Penganbilan c^n1x}h uap dllakukan ctengan pen^lsapan aejmlah volume udara melalui kol(» adsorben karbon aktif. Uap-uap yang diadsorpsi k^udlan dlelusi dengan pelarut CS^ dan basil eluslnya dlanallsls secara kronalxigrafl g«« unbuk menentukan konsentraslnya. Hasll penelltlan menunjukkan bafawa kolom adsorben karbon aktlf B^un^lnkan unbuk dlpakal dalam pengaidsllan con1;ob uap pelarub organlk pada konsenbrasl yang cukup 3 rendab (^
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1995
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dwi Setyo Hadi Saputro
Abstrak :
Fenomena peok sering ditemukan pada generator uap nuklir. Hal ini disebabkan karena tegangan lokal yang tinggi dan sebagai akibatnya tekanan menggerakkan dinding tabung inconel ke dalam. Kenyataannya, terjadi tegangan lebih besar dari pada titik luluh dari paduan sehingga menyebabkan terjadinya kegagalan Tegangan kerja yang tinggi dibarengi dengan lingkungan korosif. terutama hadirnya fan Cr, maka akan mempercepat terjadinya kegagalan. Korosi retak tegang merupakan bentuk korosi yang sangat berbahaya dari pada bentuk korosi lainnya karena terjadi dengan tidak dapat diprediksi dan tidak dapat dilihat hanya dengan visual saja. Oleh sebab itu, dilakukan penelitian terhadap ketahanan dan mekanisme korosi retak tegang pada material baja AISI 1008 dalam kondisi operasional yang disimulasikan dalam skala laboratorium.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2004
S41355
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ade Firman Zailani
Abstrak :
Karbon aktif adalah padatan amorf yang memiliki luas permukaan internal dan volume pori yang sangat besar. Keunikan karakteristik ini berhubungan dengan sifatnya yang adsorptive terhadap zat adsorbat baik pada fasa cair maupun pada fasa gas. Karena sifat adsortifnya yang baik sehingga karbon aktif banyak digunakan untuk pengolahan limbah cair. Penelitian dilakukan untuk mengetahui pengaruh variasi distribusi ukuran pada karbon aktif (±20 mesh dan 30 mesh) terhadap kemampuan adsorpsi karbon aktif. Pengambilan sampel dilakukan dengan mengontakkan secara langsung sampel dengan karbon aktif dengan cara mengalirkan sampel ke dalam buret. Sampel yang diambil sebanyak 6 buah di mana sampel pertama adalah kondisi awal dan sampel kedua sampai keenam diambil dalam rentang waktu 10 menit. Pada ukuran 20 mesh, waktu: 5 menit besarnya ion Fe yang terserap adalah 99.898% sedangkan pada ukuran 30 mesh mencapai 99.952% Persentase ion Fe terserap oleh karbon aktif dari larutan biner lebih rendah dibandingkan prosentase terserapnya dari larutan tunggal, karena pada penyerapan dari larutan biner terdapat persaingan penyerapan antara ion Fe dan Cr yang dipengaruhi sifat fisik dan kimia masing-masing adsorbat. Pada larutan tunggal prosentase ion Fe yang terserap 99-100% pada waktu 5-45 menit adsorpsi sedangkan pada larutan biner sebesar 34-82% pada rentang waktu yang sama.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2004
S41344
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Abstrak :
Katalis yang berbasis Ni cukup aktif untuk reaksi CO2 reforming, tetapi mudah terbentuk deposit karbon. Pembentukan deposit karbon pada reaksi reformasi metana menyebabkan kenaikan pressure drop dan katalis terdeaktivasi. Oleh karena itu perlu dilakukan analisis terhadap pembentukan deposit karbon dan mencari cara untuk mengurangi atau menghilangkannya.

Cara yang dipilih pada penelitian ini adalah dengan melakukan uji pembentukan deposit karbon pada katalis tanpa adanya udara dalam reaktan dengan mengamati kenaikan pressure drop yang terjadi. Katalis yang diuji adalah Ni/Al2O3 yang dipreparasi dengan metode pertukaran ion dan sebagai pembandingnya adalah katalis komersial (G-1-25) yang biasa digunakan pada reaktor primary reformer. Untuk membuktikan adanya deposit karbon pada katalis Ni/Al2O3 bekas hasil reaksi, maka ke dalam katalis tersebut dialirkan udara untuk mereduksi karbon yang terbentuk. Selain itu dilakukan juga uji aktivitas dan stabilitas katalis dengan menambahkan udara pada reaktan secara simultan pada waktu reaksi reformasi CO2/CH4 berlangsung.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa udara terbukti cukup efektif menurunkan pressure drop dan aktivitas katalis menjadi lebih stabil. Penambahan udara sebesar 30 ml/min pada katalis Ni/Al2O3 dapat menurunkan pressure drop dari 0,9 sampai mendekati nol dan penambahan udara sebesar 40ml/min pada katalis komersial dapat menurunkan pressure drop dari 0,8 sampai mendekati nol. Metode ini juga dapat meningkatkan konversi metana dan rasio produk H2/CO. Pada penambahan laju alir udara 50 ml/min, konversi CH4 pada katalis Ni/Al2O3 menjngkat dari 72% sampai 88% dan rasio produk H2/CO-nya meningkat dari 1 sampai 1,22, sedangkan untuk katalis komersial konversi CH4-nya meningkat dari 78% sampai 90% dan rasio produk H2/CO-nya meningkat dari 1 sampai 1,18 pada laju alir udara yang sama.

Secara umum kinerja katalis Ni/Al2O3 lebih baik daripada katalis komersial, dimana stabilitas katalis Ni/Al2O3 lebih stabil daripada katalis komersial, meskipun konversi CH4 yang dihasilkan sedikit lebih rendah.
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1999
S49200
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>