Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Katili, Sari
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1995
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Hary Olya Adriansyah
"ABSTRAK
Geopolimer telah mendapat perhatian yang sangat besar sebagai teknologi hijau
dalam material kontruksi khususnya beton dan alternatif pengganti semen. Salah
satu pengembangan teknologi geopolimer saat ini adalah geopolimer berbahan
abu terbang. Proses sintesis geopolimer berbahan abu terbang dalam penelitian ini
dilakukan pada konsentrasi larutan NaOH 6,5M, 8,6M, 10,5M dan 12.5M dengan
penggantian sebagian kecil abu terbang yaitu 0%, 5%, 10% dan 15% pada
termperatur curing 600C selama 24 jam. Hasil investigasi menunjukkan bahwa
semakin besarnya konsentrasi larutan NaOH maka semakin besar sifat mekanik
yang dihasilkan yaitu kekuatan tekan (compresive strength) 60,3MPa (12,5M) dan
kekuatan lentur (flexural strength) 16MPa (10,5M), namun semakin tingginya
kosentrasi larutan NaOH juga menyebabkan terbentuknya karbonasi pada pasta
geopolimer. Disamping itu, penggantian silica fume diharapkan memberikan
kekuatan lebih tinggi pada pasta geopolimer berdasarkan rasio Si/Al ternyata tidak
sesuai yang diinginkan, kekuatan tekan turun dengan penambahan silica fume.
Namun demikian, semakin tingginya kosentrasi larutan NaOH membuat kekuatan
tekan pada penggantian silica fume sebesar 5% pada kosentrasi larutan NaOH 12,
5M meningkat menjadi 58,9 MPa.

Abstract
Geopolymers have attracted extensive attention as a green technology in
construction materials, especially concrete and cement alternative. One of the
current development in geopolymer technology is geopolymers made from fly
ash. In this study, synthesis of geopolymer have been performed at concentration
of 6,5 M NaOH, 8,6 M, 10,5 M and 12,5M by the replacement of fly ash fraction
is 0%, 5%, 10% and 15% with silica fume at 60oC curing temperature for 24
hours. The result of investigation showed that the compressive strength 60,3 MPa
(12,5M) and flexural strength 16 MPa (10,5M), but the higher concentration of
NaOH causes formation of carbonated in geopolymer paste. In addition, the
replacement of silica fume is expected to provide higher strength geopolymer
pastes based on the ratio of Si/Al was not desired, the compressive strength
decreased with addition of silica fume. However, the higher concentration of
NaOH by the replacement of fly ash fraction 5% with silica fume, increased to
58,9 MPa at concentration of 12, 5M NaOH."
2012
T31535
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Anindya Putri Pratista
"Perubahan iklim yang disebabkan oleh peningkatan emisi karbon dioksida (CO2) dunia berdampak negatif pada kehidupan. Karbonasi mineral merupakan salah satu metode carbon capture, storage, and utilisation (CCUS) untuk menangkap CO2 dengan memanfaatkan mineral alkali seperti magnesium silikat yang keberadaannya melimpah di dunia. Pada penlitian ini dilakukan eksperimen karbonasi tidak langsung terhadap produk sampingan magnesium silikat dari bittern tambak garam. Eksperimen dilakukan dengan melindi magnesium silikat bersama asam sulfat sehingga memulihkan magnesium dalam bentuk magnesium sulfat. Larutan filtrat pelindian digunakan pada proses karbonasi dengan dialirkan gas CO2 dan penambahan NH3 secara berkala, yang dilakukan dengan variasi waktu 30 menit, 45 menit, dan 60 menit. Setelah pengujian dengan analisa karakterisasi, didapatkan kenaikan konsentrasi unsur magnesium pada produk karbonasi naik secara signifikan pada waktu karbonasi 45 menit menjadi sebesar 63,257% pada sampel magnesium silikat bittern dan 62,042% pada sampel magnesium silikat sintetis. Dimana pada waktu 30 menit konsentrasi magnesium sebesar 56,808% pada sampel magnesium silikat bittern dan 46,963% pada sampel magnesium silikat sintetis, dan kenaikan konsentrasi setelah waktu tersebut tidak signifikan. Sementara pada produk karbonasi, yang dihasilkan adalah senyawa karbonat, seperti hydromagnesite, magnesite, calcite, dan dolomite yang dapat menyimpan gas CO2 yang ramah lingkungan dan bersifat stabil untuk disimpan dalam jangka waktu yang lama. Hal ini dapat berpotensi untuk menurunkan emisi gas CO2 yang dihasilkan industri.
......Climate change caused by the increasing carbon dioxide emissions (CO2) globally negatively impacts life. Mineral carbonation is one of the methods for carbon capture, storage, and utilization (CCUS) to capture CO2 by utilizing alkaline minerals such as magnesium silicate, which are abundant worldwide. This study conducted an indirect carbonation experiment on the byproduct of magnesium silicate from salt pond bittern. The experiment involved leaching magnesium silicate with sulfuric acid to recover magnesium as magnesium sulfate. The leachate filtrate solution was used in the carbonation process by flowing CO2 gas and periodic addition of NH3, with variations in the time intervals of 30 minutes, 45 minutes, and 60 minutes. After testing and analyzing the characteristics, it was observed that the concentration of magnesium in the carbonate product significantly increased during the 45-minute carbonation time, reaching 63.257% in the bittern magnesium silicate sample and 62.042% in the synthetic magnesium silicate sample. At the 30-minute mark, the magnesium concentration was 56.808% in the bittern magnesium silicate sample and 46.963% in the synthetic magnesium silicate sample. There was no significant increase in concentration beyond that time. The resulting carbonate products, such as hydromagnesite, magnesite, calcite, and dolomite, can store environmentally friendly CO2 gas and remain stable for long-term storage. This experiment has the potential to reduce the emissions of CO2 gas produced by industries."
Depok: 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library