Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 9 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Dian Sri Redjeki
"Kebugaran yang rendah berdampak pada penurunan produktivitas kerja dan daya tahan tubuh terhadap penyakit. Tesis ini bertujuan untuk menilai faktor dominan yang berhubungan dengan kebugaran kardiorespiratori melalui tes bangku 3 menit YMCA. Penelitian ini dilakukan pada guru di Yayasan Asih Putera Kota Cimahi pada bulan Maret 2013. Desain penelitian ini menggunakan metode Crosssectional dengan jumlah sampel 80 orang. IMT ditentukan berdasarkan pengukuran berat badan dan tinggi badan, PLT diukur dengan BIA, aktivitas fisik diketahui melalui pengisian kuesioner Baecke, dan asupan gizi dihitung dengan menggunakan Food record 3 hari.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa berdasarkan norma tes kebugaran bangku 3 menit YMCA sebanyak 66.2 persen guru tergolong tidak bugar. Uji Chi square menyatakan bahwa variabel umur, jenis kelamin, aktivitas fisik, IMT, PLT, asupan gizi berupa energi, karbohidrat, protein, lemak, vitamin B1, B2, B6, B12, Mg, Zn, dan Fe memiliki hubungan bermakna dengan kebugaran kardiorespiratori. Analisis Regresi Logistik Ganda menunjukkan variabel yang paling dominan berhubungan dengan kebugaran adalah aktivitas fisik (p<0.005, OR=48.34). Untuk meningkatkan kebugaran guru, disarankan untuk meningkatkan aktivitas fisik, pengendalian berat badan, pemberian suplemen, serta pembinaan terhadap pedagang makanan.
......
Phisical fitness has impact on the productivity and the body's resistance to disease. This study aims to assess the dominant factor related to fitness measured by cardiorespiratory endurance using YMCA 3-minute step test method. The subjects study was 80 teachers at Yayasan Asih Putera Cimahi in March 2013. This study using Cross-sectional design. BMI is determined by measuring weight and height, percent body fat measured by BIA, physical activity is known through the Baecke questionnaire, and nutrient intake was calculated by using 3 day Food record. The statistical test used was a Chi Square test and Multiple Logistic Regression for multivariate analysis.
The results showed that 66.2 percent of the teachers classified as unfit group. Chi square test states that the variables age, sex, physical activity, BMI, PLT, a nutritional intake of energy, carbohydrate, protein, fat, vitamins B1, B2, B6, B12, Mg, Zn, and Fe had a significant association with cardiorespiratory fitness. Multivariate analysis showed that the dominant variable is associated with physical fitness is activity (p<0.005, OR= 48.34). It is suggested that sporting activities to have be done in order to increase the physical activity level, weight control, food supplements, as well as guidance to the food vendors."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
T35729
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mustakim
"Kelompok lanjut usia mengalami perkembangan yang pesat di masa mendatang. Kebugaran menjadi salah satu prediktor dalam menentukan kesakitan dan kematian pada kelompok lansia. Penelitian ini membahas karakteristik, komposisi tubuh, gaya hidup dan asupan gizi dengan kebugaran yang diukur melalui serangkaian tes kebugaran pada wanita pralansia di Kecamatan Pancoran Mas kota Depok. Penelitian menggunakan desain studi cross-sectional dan dilakukan pada 134 orang wanita pralansia di Kecamatan Pancoran Mas kota Depok. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 72.4 persen wanita pralansia berada pada kondisi tidak bugar. Variabel paling berhubungan dengan kebugaran adalah aktivitas fisik setelah dikontrol dengan IMT, persen lemak tubuh, status merokok dan asupan vitamin B12.

The elderly experiencing fairly rapid growth in the future. Physical fitness had been found as predictor to morbidity and mortality to elderly group. This study focused on the physical fitness of middle aged women in Pancoran Mas District, Depok. The purpose of this study was to determine the relations between characteristic, lifetsyle, body composition and nutrititional intake to physical fitness. This study was a cross-sectional design and the data were collected from 134 middle aged women. Physical Fitness was measured by fitness test using hand grip test, sit and reach test, and czuka chair sit and stand test. The result showed that 72.4 percentage of respondent belonged to unfit condition. The most influential variable were physical activity intake after adjusted by BMI, percentage of body fat, smoking status and vitamin B12 intake."
Depok: Universitas Indonesia, 2015
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tiffani Managam Victoria
"ABSTRAK
Kebugaran kardiorespiratori yang buruk dapat meningkatkan risiko seseorang mengalami penyakit kardiovaskular. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa tingkat kebugaran kardiorespiratori pada remaja masih tergolong rendah. Pengukuran VO2max secara langsung dinilai memerlukan waktu lebih banyak, peralatan yang mahal serta tenaga pelaksana terlatih. Penelitian ini bertujuan untuk membentuk model prediksi nilai VO2max pada kelompok usia remaja di SMA Islam Al-Azhar 3 Jakarta. Desain studi pada penelitian ini adalah cross-sectional dengan variabel dependen yaitu VO2max dan variabel independen yaitu jenis kelamin, status gizi IMT dan PLT , aktivitas fisik dan asupan zat gizi. Penelitian dilakukan terhadap 172 siswa yang terdiri dari 100 laki-laki dan 72 perempuan dengan rentang usia 14-17 tahun. Nilai estimasi VO2max diukur dengan metode 20-m shuttle run test Hasil penelitian menunjukkan terdapat hubungan bermakna antara jenis kelamin, status gizi IMT dan PLT , aktivitas fisik, asupan gizi makro protein dan lemak dan asupan gizi mikro vitamin B2 dengan nilai estimasi VO2max. Model prediksi dibentuk melalui analisis multi regresi linier R2= .975 VO2max = 61,5 ndash; 4,2 JK ndash; 0,1 PLT 0,99 AF 0,007 L ndash; 0,96 IMT . Nilai VO2max yang juga menggambarkan kebugaran kardiorespiratori dapat ditingkatkan dengan memiliki status gizi dan asupan gizi yang baik, serta aktivitas fisik secara teratur.

ABSTRACT
Low level of cardiorespiratory fitness would higher the risk of adolescents to have cardiovascular disease. Some studies show that cardiorespiratory fitness level in adolescent is still relatively low. A direct measurement of VO2max requires more time, high cost equipment and trainned personel.The purpose of this study was to develop a VO2max prediction model for adolescents in SMA Islam Al Azhar 3 Jakarta. A cross sectional design study was used with VO2max as the dependent variable meanwhile sex, body mass index, body fat percentage and dietary intake as the independent variables. Participants were 172 students consist of 100 boys an 72 girls aged 14 17 years. VO 2 max was measured using an indirect measurement, 20 m shuttle run test. Sex, body mass index, body fat percentage, physical activity and dietary intake protein, fat, and vitamin B2 were significantly related to VO2max. Multilpe regression analysis resulted in the development of following prediction model R2 .975 VO2max 61,5 ndash 4,2 JK ndash 0,1 PLT 0,99 AF 0,007 L ndash 0,96 IMT . VO2max which also describes a person rsquo's cardiorespiratory fitness could be improved by having a normal nutritional status, adequate dietary intake and increased physical activity."
2017
S67254
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Diah Ayu Lestari
"Nilai VO2max dianggap sebagai indikator terbaik untuk mengukur kebugaran kardiorespiratori. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan antara faktor-faktor yaitu jenis kelamin, status gizi, aktivitas fisik, asupan gizi, durasi tidur, dan jenis instrumen dengan nilai estimasi VO2max pada anggota pasukan UKM Marching Band Madah Bahana UI tahun 2017.
Penelitian dilakukan dengan desain studi cross-sectional dengan sampel 46 anggota pasukan UKM Marching Band Madah Bahana UI, dan dilakukan pada bulai Mei tahun 2017. Data yang dikumpulkan adalah nilai estimasi VO2max yang diperoleh dari tes kebugaran 20-m shuttle run; jenis kelamin, durasi tidur, dan jenis instrumen dengan pengisian kuesioner; status gizi dengan mengukur berat badan, tinggi badan, dan persen lemak tubuh; asupan gizi dengan wawancara food recall 2x24; serta aktivitas fisik dengan pengisian kuesioner aktivitas fisik GPAQ Global Physical Activity Questionnaire . Analisis statistik menggunakan uji t-independen dan Chi Square. Rata-rata nilai estimasi VO2mac anggota pasukan UKM Marching Band Madah Bahana UI tahun 2017 adalah 28,638 4,29 ml/kg/menit.
Hasil analisis bivariat menunjukkan variabel jenis kelamin, persen lemak tubuh, dan Indeks Massa Tubuh memiliki hubungan bermakna dengan nilai estimasi VO2max.

VO2max value is regarded as the best indicator to measure cardiorespiratory fitness. This study was conducted to determine the relationship between factors such as gender, nutritional status, physical activity, nutrient intake, sleep duration, and type of instrument on the estimated value of VO2max among squad members of Marching Band Madah Bahana UI in 2017.
The study design was a cross sectional study with 46 participants of squad members of Marching Band Madah Bahana UI, conducted in May 2017. Data were collected, including the estimated value of VO2max with 20 m shuttle run test gender, sleep duration, and type of instrument collected from questionnaires nutritional status determined by measuring weight, height, and percent body fat physical activity data were collected using GPAQ Global Physical Activity Questionnaire and nutrient intake was collected by 2x24 food recall. Statistical analysis using independent t test. The average value of the estimated VO2max value of participants was 28,638 4,29 ml kg min.
Results of the bivariate analysis showed that gender, percent body fat, and Body Mass Index was significantly associated with the estimated VO2max value.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2017
S69163
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ikhlasul Amal
"Tingkat kebugaran kardiorespiratori seseorang berhubungan dengan risiko kematian akibat penyakit kardiovaskular. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan status kebugaran kardiorespiratori berdasarkan status gizi (IMT dan persen lemak tubuh), aktivitas fisik, asupan gizi, dan perilaku merokok. Penelitian ini menggunakan desain studi cross-sectional. Penelitian dilakukan pada bulan April hingga Juni tahun 2015 di Dinas Kesehatan Kota Depok. Responden dalam penelitian ini adalah 72 orang pegawai Dinas Kesehatan Kota Depok. Pengambilan data status kebugaran kardiorespiratori menggunakan 1 mile walk test, status gizi diukur dengan pengukuran antropometri, asupan gizi diperoleh dengan metode food recall 2 x 24 jam, aktivitas fisik diperoleh dengan GPAQ, dan perilaku merokok diperoleh melalui pengisian kuesioner. Analisis yang dilakukan adalah analisis univariat dan analisis bivariat. Analisis bivariat yang digunakan adalah uji chi-square, independent t-test, dan non-parametric test. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat 62,5% pegawai tidak bugar. Variabel yang memiliki perbedaan bermakna terhadap status kebugaran kardiorespiratori pada penelitian ini adalah IMT dan aktivitas fisik.
......
Cardiorespiratory fitness level of a person associated with the risk of death from cardiovascular disease. This study aims to determine differences in cardiorespiratory fitness status based on nutritional status (BMI and body fat percentage), physical activity, nutrient intake, and smoking behavior. This study used a cross-sectional study design. The study was conducted in April and June 2015 in Depok City Health Department. Respondents in this study were 72 employees of Depok City Health Department. Cardiorespiratory fitness status data was collected with an 1 mile walk test, nutritional status measured by anthropometric measurements, nutrient intake obtained by the method of food recall 2 x 24 hours, physical activity obtained by GPAQ, and smoking behavior was obtained through questionnaires. Analysis is conducted univariate and bivariate analyzes. Bivariate analysis used was chi-square test, independent t-test, and non-parametric test. The results showed that there were 62.5% of employees do not fit. Variables that have significant differences on the status of cardiorespiratory fitness in this study is BMI and physical activity."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2015
S60408
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Narita Putri
"Nilai estimasi VO2Max, kapasitas maksimum oksigen yang dapat digunakan di dalam tubuh per menit, merupakan indikator terbaik untuk menentukan tingkat kebugaran kardiorespiratori. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui rata-rata nilai estimasi VO2Max pada mahasiswa S1 Reguler Rumpun Ilmu Kesehatan UI serta hubungannya dengan jenis kelamin, aktivitas fisik, indeks massa tubuh (IMT), persen lemak tubuh, asupan gizi makro dan mikro, kualitas tidur, serta tingkat stres.
Desain studi penelitian ini adalah cross-sectional dengan total sampel 122. Pengukuran nilai estimasi VO2Max dilakukan dengan metode Queens College Step Test dan didapatkan hasil rata-rata 38,9±6,9 mL/kg/menit (43,9±7,9 mL/kg/menit pada laki-laki dan 35,4±2,8 mL/kg/menit pada perempuan; p value < 0,05). Hasil analisis bivariat menunjukkan adanya perbedaan nilai estimasi VO2Max secara bermakna berdasarkan jenis kelamin.
Hasil bivariat juga menunjukkan adanya hubungan secara bermakna dengan pola positif antara variabel aktivitas fisik, asupan energi, asupan protein, asupan lemak, asupan karbohidrat, vitamin B1, B2, dan Fe. Hubungan bermakna dengan pola negatif ditemukan pada variabel persen lemak tubuh.

Estimated VO2Max value, which is the maximum oxygen capacity a body can use in a minute, is regarded as the best indicator to measure one's level of cardiorespiratory fitness. The objective of this thesis is to get information about the mean value of estimated VO2Max among Health Faculties (RIK) Students and its correlation with sex, physical activity, body mass index, body fat percentage, micro and macronutrient intake, sleep quality, also stress level.
This research is a cross-sectional study with 122 samples. Estimated VO2Max value was measured by using Queens College Step Test method. The mean value from all samples was 38,9±6,9 mL/kg/min which differs significantly between each sex group (men = 43,9±7,9 mL/kg/min on men and women = 35,4±2,8 mL/kg/min ; p value<0,05).
Bivariate analysis showed that there are positive correlation between physical activity, energy intake, protein intake, fat intake, carbohydrate intake, vitamin B1, B2 and Fe intake with estimated VO2Max value. While it showed negative correlation between body fat percentage with estimated VO2Max value.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2016
S65114
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Vania Febrina
"ABSTRAK
Kebugaran kardiorespiratori yang rendah dapat mempengaruhi terjadinya penurunan performa kerja. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan status kebugaran kardiorespiratori berdasarkan persen lemak tubuh, aktivitas fisik, status merokok, tingkat stres, asupan zat gizi makro, dan asupan zat gizi mikro pada Pamasis STHM Ditkumad tahun 2017. Desain studi yang digunakan untuk penelitian ini adalah cross sectional dengan total sampel 70 responden. Nilai VO2max yang menentukan status kebugaran kardiorespiratori diukur dengan two-mile run test. Dengan menggunakan tes tersebut didapatkan sebanyak 60 Pamasis STHM memiliki status tidak bugar. Berdasarkan hasil analisis menggunakan uji chi square didapatkan adanya perbedaan status kebugaran kardiorespiratori berdasarkan persen lemak tubuh p-value < 0,05.

ABSTRACT
Low cardiorespiratory fitness related to decreased work performance. This study aims to examine the differences of cardiorespiratory fitness based on body fat percentage, physical activity, smoking status, stress level, macronutrients and micronutrients intake among military students of SHTM Ditkumad. This study used cross sectional design and participated in 70 samples. VO2max was used to determine cardiorespiratory fitness using two mile run test. The result of this study shows that 60 military students are unfit. Chi square result is showing that cardiorespiratory fitness statistically different based on body fat percentage p value 0,05."
2017
S67503
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yosua Hiramhy Ardian
"Kebugaran Kardiorespiratori merupakan faktor yang penting. Dari aspek kesehatan, kebugaran kardiorespiratori dikaitkan dengan penyebab mortalitas, dan merupakan faktor protektif yang lebih kuat dibandingkan status gizi dan aktivitas fisik. Dari segi pekerja, kebugaran kardiorespiratori dikaitkan dengan produktivitas kerja, dan cuti sakit. Penelitian ini melihat perbedaan proporsi kebugaran kardiorespiratori berdasarkan faktor-faktor yang ada. Penelitian ini dilakukan di PT. XYZ dengan desain studi cross sectional yang menggunakan data sekunder dari data baseline Program Promosi dan Peningkatan Perilaku Gizi dan Kesehatan Karyawan di Lingkungan Kerja PT. XYZ dari Pusat Kajian Gizi dan Kesehatan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia. Pengambilan data kebugaran kardiorespiratori dilakukan dengan YMCA 3 Minutes Step Test. Hasil analisis univariat menunjukkan 70.1 responden bugar. Hasil analisis bivariate menampilkan faktor yang perbedaan proporsi kebugaran kardiorespiratori berdasarkan faktor- faktor yang bermakna adalah berdasarkan faktor indeks massa tubuh, status anemia, dan konsumsi suplemen.
......
Cardiorespiratory fitness CRF is an important factor. From the health view, CRF is linked with the mortality cause, and also as a stronger protective factor than the nutritional status and physixal activity. From the workforce view, CRF was linked with productivity and sick leave. CRF can be influenced by a lot of factors. This study is a quantitative cross sectional study that use secondary data from the baseline data of Program Promosi dan Peningkatan Perilaku Gizi dan Kesehatan Karyawan di Lingkungan Kerja PT. XYZ with the respondents are the workforce. CRF data was taken using YMCA 3 Minutes Step Test. The result is 70.1 respondents have a good CRF. The Bivariate analysis shows that there are a proportional differences between CRF proportion, and the factors are Body Mass Index , anemia, and Suplement Consumption. "
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2017
S70034
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Diannisa Damar Rahmahani
"

Kualitas hidup terkait kesehatan merupakan suatu gambaran umum yang dapat memberikan penilaian terhadap performa seseorang dalam menjalankan kehidupannya sehari-hari. Penilaian terhadap kualitas hidup terkait kesehatan dianggap sangat penting untuk dilakukan karena berkaitan dengan berbagai faktor di dalam kehidupan, seperti kesehatan, efisiensi, produktifitas, kepuasan, keterlibatan dalam kinerja, motivasi, dan kesejahteraan di dalam menjalankan aktivitas sehari-hari karena adanya pengaruh dari faktor kesehatan fisik dan mental. Penelitian ini bertujuan untuk melihat keeratan hubungan di antara kualitas hidup dengan berbagai faktor gaya hidup pada anggota Komunitas lari di Kota Depok. Desain studi pada penelitian ini adalah cross sectional dengan variabel dependen yaitu kualitas hidup terkait kesehatan dan variabel independen yaitu tingkat kebugaran kardiorespiratori, jenis kelamin, usia, riwayat penyakit kronik, kualitas diet, IMT, tingkat aktivitas fisik, kebiasaan merokok, dan kualitas tidur. Penelitian ini dilakukan kepada 125 anggota aktif lima Komunitas lari terpilih yang ada di Kota Depok. Nilai kualitas hidup terkait kesehatan diukur dengan menggunakan kuesioner SF 36 V2 Quality of Life. Hasil terhadap penelitian ini menunjukkan hubungan yang signifikan antara riwayat penyakit kronik pada aspek kesehatan fisik dan kualitas tidur pada aspek kesehatan fisik (r = 0,593), kesehatan mental (r = 0,615) , dan kualitas hidup (r = 0,710) dengan kualitas hidup terkait kesehatan.

 


Health-related quality of life is a general description that can provide an assessment of a persons performance in carrying out their daily lives. Assessment of quality of life related to health is considered very important because it is related to various factors in daily life, such as health, efficiency, productivity, satisfaction, involvement in performance, motivation, and welfare in carrying out daily activities due to the influence of physical health factors and mental health. This study aims to look at the close relationship between quality of life with various lifestyle factors in running community members in the city of Depok. The study design in this study was cross sectional with the dependent variable namely health related quality of life and independent variables namely cardiorespiratory fitness level, gender, age, history of chronic illness, diet quality, BMI, physical activity level, smoking habits, and sleep quality. This research was conducted on 125 active members from five running communities in the city of Depok. Health-related quality of life values were measured using the SF 36 V2 Quality of Life questionnaire. The results of this study indicate that there is a significant relationship between the history of chronic illness in physical health aspects and sleep quality in physical health aspects (r = 0.593), mental health (r = 0.615), and quality of life (r = 0.710) with health related quality of life.

 

 

 

"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library