Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 69 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Jakarta : Pusat Penerbitan Ilmu Penyakit Dalam, 2009
612.1 PRO
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Adi Mulya Prawira
Abstrak :
ABSTRACT
Aterosklerosis adalah pengerasan plak pada arteri akibat akumulasi kolesterol dan sisa sisa metabolisme dalam pembuluh darah. Penyakit kardiovaskular dapat dikurangi dengan meningkatkan sistem imun dan metabolisme tubuh. Namun, beberapa penggunaan obat farmasi untuk menurunkan kolesterol dapat memberikan efek samping yang membahayakan tubuh manusia. Tersedia 3 jenis tumbuhan, yaitu daun tanjung Mimusops elengi L., daun belimbing Averrhoa carambola L., dan temulawak Curcuma xanthorrhiza L., yang jika digabung secara empirik berfungsi sebagai jamu serbaguna. Beberapa hasil penelitian membuktikan bahwa daun tanjung mempunyai keaktifan sebagai antioksidan, anti kolesterol, dan anti platelet, sedangkan daun belimbing sebagai antihiperglikemik, serta temulawak berperan sebagai hepatoprotektor. Jamu antiaterosklerosis yang memiliki beberapa khasiat akan diinduksikan dalam tikus secara in vivo dan diteliti profil darah dalam tinjauan hematologi sel darah merah, putih, eritrosit, hemoglobin, dll dan differensiasi leukosit netrofil, limfosit, eosinophil dan monosit, kemudian akan dilihat aktifitas imunomodulator dalam pencegahan pembentukan plak aterosklerosis. 3 macam dosis jamu diberikan dengan ukuran 2,7 ml/200 g BB, 3,6 ml/200 g BB, dan 4,5 ml/200 g BB serta control positif dan control normal sebagai pembanding. Konsentrasi leukosit tertinggi 11,75x10^3/ L, eritrosit tertinggi 7,95x10^3/ L, dan hemoglobin tertinggi 15,65 g/dL diperoleh oleh dosis 2 3,6 ml/200 g BB.
ABSTRACT
Atherosclerosis is hardening of plaque in the arteries due to cholesterol accumulation and residual metabolic waste in the blood vessels. Cardiovascular disease can be reduced by increasing the immune system and metabolism. However, some use of pharmaceutical drugs to lower cholesterol can provide side effects that harm the human body. There are 3 types of plants, namely leaf tanjung Mimusops elengi L., leaf belimbing Averrhoa carambola L., and temulawak Curcuma xanthorrhiza L., which when combined empirically function as a versatile herb. Some research results prove that the leaf has a liveliness as an antioxidant, anti cholesterol, and anti platelet, while the leaf starch as antihiperglikemik, and temulawak role as a hepatoprotektor. Antiatherosclerotic herbs that have several properties will be induced in mice in vivo and examined blood profiles in hematologic reviews red, white, erythrocyte, hemoglobin, etc. and leukocyte differentiation neutrophils, lymphocytes, eosinophils and monocytes immunomodulator in the prevention of atherosclerosis plaque formation. 3 kinds of dosage of herbal medicine given with size 2,7 ml 200 g of bodyweigth, 3,6 ml 200 g of bodyweigth, and 4.5 ml 200 g of bodyweigth and positive control and normal control as comparison. The highest leukocyte concentrations 11,75x10 3 L, the highest erythrocytes 7,95x10 3 L, and the highest hemoglobin 15,65 g dL were obtained by dose 2 3,6 ml 200 g of bodyweight.
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Peter Kabo
Jakarta: Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2014
616.1 PET b
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Sagung Seto, 2019
616.12 ARI
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Ayu Ummu Islamee
Abstrak :
Kardiovaskular merupakan penyakit nomor satu di dunia saat ini. Hal yang sama juga terjadi di negara berkembang termasuk Indonesia. Penyakit Kardiovaskular sebenarnya dapat dicegah dengan meminimalisasikan faktor risikonya. Upaya pengenalan lebih dini tentang faktor-faktor risiko terjadinya onset penyakit Kardiovaskular merupakan tindakan efektif untuk dapat menanggulangi penyakit ini, misalnya dengan deteksi dini. Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat gambaran faktor risiko kardiovaskular yang berhubungan dengan hasil pemeriksaan Elektrokardiografi. Desain penelitian ini adalah Cross sectional. Sampel yang digunakan adalah 100 orang yang ambil secara sistem purposif dengan analisis uji univariat dan bivariat. Hasil penelitian uji univariat menunjukkan bahwa sebagaian besar responden mempunyai risiko berat menurut Skor Kardiovaskular Jakarta (44%). Berdasarkan gambaran faktor risiko responden terbesar adalah laki-laki (68%), kelompok umur 50-54 tahun (21%), tekanan darah normal tinggi (batas normal) (56%), IMT normal (52%), tidak merokok (79%), tidak Diabetes (94%), aktivitas fisik sedang (41%), ratio lingkar pinggang pinggul lebih (66%), HDL normal (50%), dan kadar total kolesterol tinggi (37%). Pemeriksaan EKG sebagian besar tidak ada kelainan (34%). Hasil uji bivariat yang mempunyai hubungan yang bermakna dengan ada tidaknya kelainan pada hasil elektrokardiografi adalah tekanan darah dan kolesterol. Sedangkan jenis kelamin, umur, IMT, perilaku merokok, Diabetes Mellitus, aktivitas fisik, kadar HDL, rasio lingkar pinggang pinggul, dan nilai risiko berdasarkan Skor Kardiovaskular Jakarta tidak mempunyai hubungan yang bermakana dengan ada tidaknya kelainan jantung pada hasil pemeriksaan elektrokardiografi. Perlu adanya perluasan promosi deteksi dini kardiovaskular sebagai pengendalian faktor risiko melalui konseling atau penyuluhan untuk masyarakat luas. Bagi lembaga mengoptimalisasikan pemantauan kesehatan para jamaah dengan mengadakan kegiatan deteksi dini ini secara berkala. Subdit Jantung dan Pembuluh Darah, Departemen Kesehatan RI sebagai instansi pemerintah khusus pembuat kebijakan penyakit Kardiovaskular dapat merangkul atau bekerjasama dengan Yayasan Majelis Dzikir SBY Nurussalam dalam melakukan penyuluhan kepada masyarakat. Untuk para akademisi, perlu adanya penelitian lain atau penelitian yang lebih lanjut seperti uji multivariat atau kualitatif tentang faktor risiko kardiovaskular terhadap ada tidaknya kelainan pada hasil EKG untuk menggali faktor risiko kardiovaskular lebih mendalam.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2008
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Peter Kabo
Jakarta: Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2010
616.1 PET b
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Sissy Kartini Aminda
Abstrak :
Prevalensi penduila Iripertensi relatif tinggi di negara Amerika Serikat dan Indonesia, sedangkan presentase hipertensi esensial bukisar 89-95,3% dari penderita Iripertensi. Penyebab Iripertensi esensial belum diketalrui secara pasti, tetapi salah satu hipotesa menyatakan bahwa ada hubungannya dengan peningkatan resistensi insulin. Sllnggulrp"n demikian penelitian yang dilakukan pada ras/etnik tertentu mengemukakan balrwa hipertensi eunsial tidak buhubungan dengan peningkatan resistensi insulin. Untuk itu telah dilakukan sualu studi "cross sectiollal" yang bertujuan untuk melilzat apakah ada .hubungan antara hipertensi esensial dengan peningkalan resistensi insulin. Resislensi insulin 'yang meningkal diukur secara tidak langsung dari peningkatan kadar inslllin' 'dalam balas lertenill. Responden ludiri alas kelompok kasus dan kontrol dengan ciri-ciri sbb : lak-laki, , usia 25-.:/5 lahun, loluansi giukosa nonnal, non obes dan memenuhi krileria ekskluasi. Responden dari RSJHK, Puskesmas Jakarta Selalan dan Pusal. responden yang hipertensi sebagai kelompok kasus sedangkan kelompok konlrol mempunyai lekanan darah dalam balas nom/a/' ."Iasing-masing kelompok ludiri dari 50 responden. Didapalkan kadar insulin kelompok kasus bubeda bennakna dengan konlrol (/2 .50 ± 4.42 uUlI vs 8.93 ± 1.02 uUlI). demikian pilla kadar TG (/51.60 ± 75.44 mg/dl vs 110 .. 28 ± 17,58 mg/dl). Sedangkan umur kedlla kelompok kurang lebih sama (38.2 ± 5.8 lahun dan 37.8 ± 5.7 tahun). Analisa univarial secara I-test an/ara kasus da/l kontrollulzadap variabel Ins, Kol. TG. LDL. HDL. U"IT dan RPp, pada kaslls menunjllkkan kemaknaan hanya pada Ins dan TG. Sedangkan pada konlrol tidak menunjukkan kemaknaan tuhadap semua variabel. Analisa regresi anlara kadar insulin dengan TDS maupun TDD pada ke/ompok kasus menunjukkan kore/an yang positif (r = 0.72, P < 0.05 dan r = 0,45. P < 0.05). demikian pula antara insulin dengan kadar TG (r = 0,54, P < 0,05). Telapi tidak didapalkan korelas dengan kadar Kol, LDL, HDL. demikian pula dengan IMT dan RPP. Analisa regresi anlara kadar lrigliserida dengan TDS maupun TDD menunjukan korelasi yang posiliJ (r = 0,45, P < 0,05 dan r = 0,33. p < 0,05) . . Sedangkan pada kontrol semua lidak menllnjukkall korelasi.' Analisa univarial secara Kai-Kuadrat terl,adap kelompok Hiperinsulinemia dan Normoinsuli,! emia luhadap IMT < 25 dan ~ 25. didapatkan p > 0.05. demikian pula terlladap RPP < 0,85 dan ~ 0,85 didapatkan p > 0.05.Analisa multivariat lerhadap pengaruh kadar illsulin mauplln TG alas perubahan lekanan darah pada ke/ompok kasus didapatkan persamaan : TDR = 125 + 2,74 Ins - 0,0154 TG. DariJonnula ini yang menunjukkan kemaknaan adalalr Ins dengan p < 0.05. Dapal disimpulkan bahwa ludapat hubungan anlara kadar insulin dengan lekanan darah maupun dengan kadar trigliserida. Dapat disimpulkan pula balrwa kadar insulin benar secara bermakna meningkatkan lekanan darah rata-rala.
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 1995
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wita Mailani
Abstrak :
Kebugaran kardiorespirasi yang rendah dikaitkan dengan peningkatan risiko penyakit kardiovaskular. Penelitian ini bertujuan untuk menguji perbedaan kebugaran kardiorespirasi berdasarkan status gizi (IMT), persentase lemak tubuh, aktivitas fisik, konsumsi sarapan pagi, asupan gizi dan gizi mikro pada siswa SMAN 39 Jakarta sebelum dan sesudah dikontrol berdasarkan jenis kelamin. Penelitian ini menggunakan desain cross sectional. Sebanyak 131 responden dari SMAN 39 Jakarta dari kelas 10 dan 11 dilibatkan dalam penelitian ini. Asupan makanan diukur menggunakan penarikan makanan 1x24 jam, aktivitas fisik menggunakan PAQ-A, status gizi (BMI) diukur menggunakan BIA dan konsumsi sarapan diukur dengan kuesioner. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 61,8% siswa tidak layak. Hasil analisis bivariat menunjukkan bahwa ada perbedaan yang signifikan antara status gizi (BMI), persentase lemak tubuh dan aktivitas fisik berdasarkan jenis kelamin pada status kebugaran kardiorespirasi pada siswa SMAN 39 Jakarta. Sementara itu, ada juga perbedaan dalam status kebugaran kardiorespirasi berdasarkan asupan Vitamin B2 pada siswa SMAN 39 Jakarta.
Low cardiorespiratory fitness is associated with an increased risk of cardiovascular disease. This study aims to examine the differences in cardiorespiratory fitness based on nutritional status (BMI), body fat percentage, physical activity, breakfast consumption, nutrient intake and micronutrients in students of SMAN 39 Jakarta before and after being controlled by sex. This study uses a cross sectional design. A total of 131 respondents from SMAN 39 Jakarta from grades 10 and 11 were included in this study. Food intake was measured using 1x24 hour food withdrawal, physical activity using PAQ-A, nutritional status (BMI) was measured using BIA and breakfast consumption was measured by questionnaire. The results showed that 61.8% of students were not eligible. The results of the bivariate analysis showed that there were significant differences between nutritional status (BMI), body fat percentage and physical activity based on sex in cardiorespiratory fitness status in students of SMAN 39 Jakarta. Meanwhile, there were also differences in cardiorespiratory fitness status based on Vitamin B2 intake in Jakarta 39 High School students.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Pusat Informasi dan Penerbitan. Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI, 2003
616.1 UNI p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Sjukri Karim
Jakarta: UI-Press, 2005
PGB 0213
UI - Pidato  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7   >>