Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 4 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Marpaung, Liza Noah Febriana
Abstrak :
Latar belakang: Temulawak memiliki efek antibakteri terhadap S.mutans dan P.gingivalis. Namun efektivitas pada biofilm butuh penelitian lanjutan. Tujuan: Mengevaluasi efektivitas ekstrak etanol temulawak teridentifikasi (EETT) dalam menghambat pembentukan biofilm S.mutans dan P.gingivalis tunggal maupun kombinasi. Metode: S.mutans ATCC 25175 dan P.gingivalis ATCC 33277 diuji untuk menetapkan KHM dan KBM menggunakan teknik microdilution. Efektivitas penghambatan biofilm diuji dengan crystal violet. Hasil: Nilai KHM dan KBM EETT terhadap S.mutans adalah 5% dan 15%. Konsentrasi inhibisi biofilm minimum S.mutans 1%; P.gingivalis 15%; dan biofilm kombinasi 0,5%. Kesimpulan: Ekstrak etanol temulawak teridentifikasi efektif menghambat pembentukan biofilm S.mutans dan P.gingivalis tunggal maupun kombinasi. ...... Background: Java Turmeric had antibacterial effect against S.mutans and P.gingivalis but effectiveness for biofilm needed further research. Objective: To evaluate the effectiveness of identified java turmeric ethanol extract (IJTEE) against S.mutans and P.gingivalis single and combination biofilm. Methods: S.mutans ATCC 25175 and P.gingivalis ATCC 33277 were tested for MIC and MBC using microdilution technique and inhibition biofilm formation was analyzed using crystal violet assay. Results: MIC and MBC of S.mutans is 5% and 15%. Minimum inhibition biofilm of S.mutans 1%; P.gingivalis 15%; and combination 0,5%. Conclusion: IJTEE was effective inhibiting S.mutans and P.gingivalis single and combination biofilm.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2015
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ahmad Syafi`
Abstrak :
Latar Belakang: Karies gigi merupakan suatu permasalahan utama mengenai kesehatan gigi dan mulut di Indonesia. Menurut Riskesdas tahun 2018 prevalensi karies di Indonesia mencapai 88,8%. Karies gigi dapat terjadi disebabkan oleh bakteri patogen Streptococcus mutans yang menjadi faktor patogen utama terbentuknya karies gigi. Karies dapat terbentuk karena terdapat peran dari bakteri Streptococcus mutans dan Streptococcus sanguinis. Maka saat ini diperlukan pengembangan dari agen antibakteri, salah satu nya terhadap bakteri penyebab karies gigi. Pengembangan agen antibakteri yang dapat dilakukan adalah dengan menggunakan bahan alam sebagai agen antibakteri. Salah satu bahan alam yang dapat digunakan sebagai agen antibakteri adalah kulit semangka. Kulit semangka (Citrullus lanatus) memiliki banyak manfaat di bidang medis, salah satu nya sebagai agen antibakteri. Kulit semangka ternyata mengandung bahan fitokimia seperti: flavonoid, terpenoid, tanin, saponin, dan alkanoid yang dapat berperan sebagai antibakteri. Tujuan: Mengetahui dan menganalisis efektivitas ekstrak kulit semangka (Citrullus lanatus) dalam menghambat pertumbuhan dan membunuh koloni bakteri Streptococcus mutans (ATCC 25175) dan Streptococcus sanguinis (ATCC 10556) serta membandingkan efektivitas ekstrak kulit semangka dengan chlorhexidine (kontrol positif). Metode: Efektivitas ekstrak kulit semangka terdapat bakteri Streptococcus mutans (ATCC 25175) dan Streptococcus sanguinis (ATCC 10556) dilihat dari uji Kadar Hambat Minimum (KHM) dan uji Kadar Bunuh Minimum (KBM) dengan konsentrasi ekstrak kulit semangka yang digunakan adalah 30%, 20%, dan 10%. Selanjutnya hasil tersebut dianalisis dengan uji statistik One Way Anova. Hasil: Ekstrak kulit semangka (Citrullus lanatus) dapat menghambat pertumbuhan dan membunuh koloni bakteri Streptococcus mutans (ATCC 25175) dan Streptococcus sanguinis (ATCC 10556) dengan nilai KHM 10% dan KBM 10%. Melalui uji statistik One Way Anova didapatkan hasil bahwa tidak terdapat perbedaan bermakna pada efektivitas ekstrak kulit semangka dengan chlorhexidine (p ³ 0,05). Kesimpulan: Ekstrak kulit semangka (Citrullus lanatus) dapat menghambat pertumbuhan bakteri serta membunuh koloni bakteri Streptococcus mutans (ATCC 25175) dan Streptococcus sanguinis (ATCC 10556) sehingga dapat menjadi agen antibakteri terhadap karies gigi. ......Background: Dental caries is a major problem regarding dental and oral health in Indonesia. According to Riskesdas in 2018, caries prevalence in Indonesia reached 88.8%. Dental caries can be caused by the pathogenic bacteria Streptococcus mutans which is the main pathogenic factor for the formation of dental caries. Caries can be formed because of the role of the bacteria Streptococcus mutans and Streptococcus sanguinis. So now it is necessary to develop antibacterial agents, one of which is against bacteria that cause dental caries. The development of antibacterial agents can be done is to using natural ingredients as antibacterial agents. One of the natural ingredients that can be used as an antibacterial agent is watermelon peel. Watermelon peel (Citrullus lanatus) has many medical benefits, one of which is as an antibacterial agent. Watermetoln peel turns out to contain phytochemicals such as flavonoids, terpenoids, tannins, saponins, and alkaloids that can act as antibacterial. Objectives: To determine and determine the effectiveness of watermelon peel extract (Citrullus lanatus) in inhibiting the growth and killing bacterial colonies of Streptococcus mutans (ATCC 25175) and Streptococcus sanguinis (ATCC 10556) and to compare the effectiveness of watermelon peel extract with chlorhexidine (positive control). Methods: The effectiveness of watermelon peel extract contained Streptococcus mutans(ATCC 25175) and Streptococcus sanguinis (ATCC 10556) seen from the Minimum Inhibitory Concentration (MIC) test and Minimum Killing Concentration (MBC) test with concentrations of watermelon peel extract used were 30%, 20%, and 10%. Furthermore, these results were analyzed by using One Way Anova statistical test. Results: Watermelon peel extract (Citrullus lanatus) could inhibit the growth and kill the bacterial colonies of Streptococcus mutans (ATCC 25175) and Streptococcus sanguinis (ATCC 10556) with a MIC value of 10% and MBC of 10%. Through the One Way Anova statistical test, the results showed that there was no significant difference in the effectiveness of watermelon peel extract with chlorhexidine (p ³ 0.05). Conclusion: Watermelon peel extract (Citrullus lanatus) can inhibit bacterial growth and kill bacterial colonies of Streptococcus mutans (ATCC 25175) and Streptococcus sanguinis (ATCC 10556) so that it can be an antibacterial agent against dental caries.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kelcy Theresia Gotama
Abstrak :
Latar Belakang: Penyakit periodontal merupakan salah satu masalah kesehatan gigi dan mulut utama di Indonesia, dengan prevalensi sebesar 74,1% pada tahun 2018. Salah satu penyebab utama dari periodontitis merupakan akumulasi biofilm yang mengalami pematangan menjadi plak di daerah permukaan gigi, khususnya subgingiva yang kaya akan bakteri anaerobik seperti Porphyromonas gingivalis dan Treponema denticola. Maka dari itu, perlu dilakukan tindakan pencegahan dalam menjaga kesehatan gigi dan mulut. Hingga saat ini, agen antiplak gold standard di bidang kedokteran gigi ialah Chlorhexidine 0,2%. Namun, penggunaan Chlorhexidine dalam jangka panjang dapat menyebabkan beberapa efek samping. Oleh karena itu, dicarilah alternatif dari Chlorhexidine sebagai agen antibakteri—salah satunya yaitu kulit semangka. Kulit semangka merupakan bagian buah semangka yang tinggi akan zat fitokimia yang memiliki kemampuan antibakteri, seperti saponin, tanin, alkanoid, flavonoid, dan terpenoid, namun khasiatnya belum banyak diteliti di Indonesia. Tujuan: Mengetahui dan menganalisa aktivitas antibakteri ekstrak kulit semangka (Citrullus lanatus) dalam menghambat pertumbuhan serta membunuh bakteri Porphyromonas gingivalis dan Treponema denticola, dan membandingkannya dengan kemampuan antibakteri gold standard anti-plaque agent yaitu Chlorhexidine 0,2%. Metode: aktivitas antibakteri ekstrak kulit semangka terhadap bakteri Porphyromonas gingivalis (ATCC 33277) dan Treponema denticola (ATCC 35405) diamati melalui uji Kadar Hambat Minimum (KHM) dengan mengukur Optical Density dari sampel menggunakan microplate reader dan uji Kadar Bunuh Minimum (KBM) dengan mengukur secara visual koloni bakteri yang terbentuk setelah dipaparkan ekstrak dengan konsentrasi 30%, 20%, dan 10%. Selanjutnya hasil dioleh secara statistik. Hasil: Ekstrak kulit semangka (Citrullus lanatus) dapat menghambat pertumbuhan serta membunuh koloni bakteri Porphyromonas gingivalis dan Treponema denticola dengan nilai KHM 10% dan KBM 10%. Uji komparatif secara statistik dengan uji One-Way Anova menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan bermakna antara aktivitas antibakteri ekstrak kulit semangka (Citrullus lanatus) dengan Chlorhexidine 0,2%. Kesimpulan: Ekstrak kulit semangka (Citrullus lanatus) dapat menghambat pertumbuhan serta membunuh koloni bakteri Porphyromonas gingivalis dan Treponema denticola sehingga dapat dipertimbangkan sebagai alternatif agen antibakteri untuk mencegah penyakit periodontal. ......Background: Periodontal disease is one of the main oral and dental health diseases in Indonesia, with a prevalence of 74,1% in 2018. The etiology of periodontal disease is multifactorial. One of the main causes is the accumulation of dental biofilm which matures, forming plaque on tooth surfaces, particularly the subgingival area that has an abundance of anaerobic bacteria such as Porphyromonas gingivalis and Treponema denticola. Hence, preventive measures has to be implemented in order to preserve oral and dental health. One way to do so is by regular usage of oral rinses. Chlorhexidine 0,2% is considered to be the gold-standard antiplaque agent in today’s dental field. However, long-term use of Chlorhexidine may lead to several side effects. As a result, researchers have begun looking for alternatives to Chlorhexidine as an antibacterial and antiplaque agent—one of which is watermelon peel. Watermelon peel is rich in phytochemicals which possess antibacterial properties, such as saponin, tannin, alkanoid, flavonoid, and terpenoid; however, its benefits have not been studied much in Indonesia. Goal: To analyze the antibacterial activity of watermelon (Citrullus lanatus) peel extract in preventing the growth and eliminating bacteria colonies of Porphyromonas gingivalis and Treponema denticola as well as comparing them to the antibacterial activity of Chlorhexidine 0,2% as gold standard. Method: the antibacterial activity of watermelon peel extract against the bacteria Porphyromonas gingivalis (ATCC 33277) and Treponema denticola (ATCC 35405) is observed through the Minimum Inhibitory Concentration (MIC) test by measuring the Optical Density (OD) of the studied samples through a microplate reader, as well as the Minimum Bactericidal Concentration (MBC) test by visually counting the number of colonies formed after being exposed to the extracts at 30%, 20%, and 10% concentration. Afterwards, the data collected is statistically. Results: Watermelon peel extract is capable of inhibiting as well as eliminating bacterial colonies of Porphyromonas gingivalis and Treponema denticola with MIC score of 10% and MBC score of 10%. Statistical comparative test reveals that there’s no significant difference between the antibacterial activity of all sample groups of watermelon peel extract and Chlorhexidine 0,2%. Conclusion: Watermelon peel extract can inhibit the growth as well as eliminate bacterial colonies of Porphyromonas gingivalis and Treponema denticola, which makes it a considerable alternative as antibacterial agent in order to prevent periodontal diseases.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Cantika Prasna Pratistha
Abstrak :
Latar Belakang: Penyakit periodontal berkaitan dengan peradangan kronis yang mempengaruhi jaringan pendukung gigi, termasuk jaringan gingiva, ligamen periodontal, dan tulang alveolar dalam bentuk penyakit yang lebih parah. Etiologi dari periodontitis adalah karena adanya perubahan jumlah relative takson spesifik pada yang memicu penyakit ini. Salah satu patogen kunci dalam perubahan lingkungan mikroba ini adalah Aggregatibacter actinomycetemcomitans dan Porphyromonas gingivalis. Asupan obat-obatan konvensional terkadang menyebabkan resistensi antibiotik, sehingga obat herbal digunakan bertahap sebagai alternatif. Salah satu herbal yang potensial ialah Cyperus rotundus L. atau rumput teki yang dikenal sebagai obat herbal yang umum digunakan untuk mengobati beberapa gangguan klinis. C. rotundus dilaporkan memiliki banyak aktivitas farmakologis, khususnya aktivitas antimicrobial. Studi in vivo dan in vitro membuktikan keefektifannya terhadap beberapa penyakit. Tujuan: Mengetahui dan menganalisis efektivitas ekstrak etanol rimpang rumput teki (Cyperus rotundus L.) dalam menghambat pertumbuhan dan membunuh koloni bakteri Aggregatibacter actinomycetemcomitans dan Porphyromonas gingivalis serta membandingkan efektivitas ekstrak etanol rimpang rumput teki dengan chlorhexidine (kontrol positif). Metode: Efektivitas ekstrak etanol rimpang rumput teki terhadap bakteri Aggregatibacter actinomycetemcomitans dan Porphyromonas gingivalis dilihat dari uji Kadar Hambat Minimum (KHM) dan uji Kadar Bunuh Minimum (KBM) dengan konsentrasi ekstrak etanol rimpang rumput teki yang digunakan adalah 50%, 25%, 12,5%, 6,25%, dan 3,125%. Selanjutnya hasil tersebut dianalisis dengan uji statistik One Way Anova. Hasil: Ekstrak etanol rimpang rumput teki (Cyperus rotundus L.) dapat menghambat pertumbuhan, namun tidak dapat membunuh koloni bakteri Aggregatibacter actinomycetemcomitans dengan nilai KHM 3,125% dan Porphyromonas gingivalis dengan nilai KHM 6,25%. Nilai KBM pada kedua bakteri tidak dapat ditetapkan. Melalui uji statistik One Way Anova didapatkan hasil bahwa terdapat perbedaan bermakna pada efektivitas ekstrak etanol rimpang rumput teki dengan Chlorhexidine 0,2% (p < 0,05). Kesimpulan: Ekstrak etanol rimpang rumput teki (Cyperus rotundus L.) dapat menghambat pertumbuhan bakteri, namun tidak dapat membunuh koloni bakteri Aggregatibacter actinomycetemcomitans dan Porphyromonas gingivalis sehingga dapat dipertimbangkan untuk menjadi agen antibakteri terhadap periodontitis. ......Background: Periodontal disease is associated with chronic inflammation that affects the supporting tissues of the teeth, including the gingival tissues, periodontal ligament, and alveolar bone in more severe forms of the disease. The etiology of periodontitis is due to changes in the relative number of specific taxa that trigger this disease. One of the key pathogens in this changing microbial environment is Aggregatibacter actinomycetemcomitans and Porphyromonas gingivalis. Intake of conventional medicines sometimes causes antibiotic resistance, so herbal medicines are used gradually as an alternative. One of the potential herbs is Cyperus rotundus L. or nut grass which is known as a herbal medicine that is commonly used to treat several clinical disorders. C. rotundus is reported to have many pharmacological activities, especially antimicrobial activity. In vivo and in vitro studies prove its effectiveness against several diseases. Objectives: To determine and analyze the effectiveness of ethanol extract of nutgrass rhizome (Cyperus rotundus L.) in inhibiting growth and killing bacterial colonies Aggregatibacter actinomycetemcomitans andPorphyromonas gingivalis and to compare the efficacy of ethanol extract of nutgrass rhizome with chlorhexidine (positive control). Methods: The effectiveness of the ethanol extract of nutgrass rhizome against the bacteria Aggregatibacter actinomycetemcomitans and Porphyromonas gingivaliswas seen from the Minimum Inhibitory Concentration (MIC) test, and Minimum Bactericidal Concentration (MBC) test with the concentration of ethanol extract of the nutgrass rhizome used was 50%, 25%, 12.5%, 6.25 %, and 3.125%. Furthermore, these results were analyzed with the One Way ANOVA statistical test. Results: The ethanol extract of nutgrass (Cyperus rotundus L.) rhizome could inhibit growth but not kill the bacterial colonies Aggregatibacter actinomycetemcomitans with a MIC value of 3.125% and Porphyromonas gingivalis with a MIC value of 6.25%. MBC values for both bacteria could not be determined. Through the One Way ANOVA statistical test, it was found that there was a significant difference in the effectiveness of the ethanol extract of nutgrass rhizome and Chlorhexidine 0.2% (p < 0.05). Conclusion: The ethanol extract of nutgrass (Cyperus rotundus L.) rhizome can inhibit bacterial growth but cannot kill the bacterial colonies Aggregatibacter actinomycetemcomitans and Porphyromonas gingivalis so that they can be considered antibacterial agents against periodontitis.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library