Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 91 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Abdullah Ali
"Prilaku kebersihan lingkungan. di kalangan masyarakat Cirebon golongan Islam, nampaknya belum seauai dengan sistem gagasan yamg diajarkan Islam, berdasarkan Al- Qur1 am dan Hadiets Nabi Muhammad saw. Banyak ayat-ayat Al- Qur'an dan Hadiets Nabi Muhammad sebenarnya yamg mengajarkan tentang norma dan nilai-nilai kebersihan, baik kebersihan diri menyangkut badan, pakaian dan makanan ataupun kebersition lingkungan, menyangkut pumah, halaman, pekarangan dan alam sekitar.
Masalah kebersihan lingkungan pada akhir-akhir ini banyak menarik perhatian, sehingga para birokrat dan cendekiawan. membicarakannya dalam berbagai kesempatan. Kebersihan lingkungan erat kaitannya dengan upay a pelestarian sumber daya alam y/ang sangat bepmanfaat bagi kelang-sungan hidup manusia dan kesejahteraan masyarakat bersama dalam kehidupan. Tercemarnya lingkungan hidup, sama arti-Kaya terancamnya kehidupan manusia sebagai penghuni bumi. pencemaran lingkumgan itu telah menjadi gejala yang sedang, berkembang pesat di pusat-pusat kota khususnya, searah dengan berkembangnya tehnologi dan modemisasi, Kemajuan tehnologi telah mendorong terjadimya perubahan dalam semua aspek kehidupan:, sehingga peluang manusia untuk memenuhi ke-butuhan hidupnya semakin terbuka. Dengan terpenuhinya kebutuhan, manusia dapat mempertahankan Kelangsungan hidup bahkan. meningkatkam poduktivitasnya, sehingga memperbesar jumlah penduduk. Besarnya jumlah penduduk yang tidak terkendali serta laju urbanisasi mengejar kemajuan teknologi, berakibat menimbulkan pencemaran lingkumgan, baik karena industri maupun limbah sampah dan sebagainya. Pertumbuhan penduduk di suatu kota, kemajuan tehnologi dan masalah lingkungan, pada hakikatniya merupakan siklus alami yang tidak bisa dihindari.
Melalui pendekatan ideologis, sebagai salah satu kompoten kebudayaan menurut White, dapat dijelaskan bahwa si stem gag as an bagaimanapun baiknya, tidak akan terwujud tanpa dukimgan si stem soslal dalam masyarakat dan si stem tehnologi. Gagasan kebersihan lingkungan, berdasarkan norma dan ndlai ajaran Islam atau program pemerimtah yang telah ditetapkan, tidak akan terlaksana dalam tingkah laku sehiari-hari, jika sistem-sistem lain tidnk mendukungnya. Secara antropologis, berbedanya respoas maayarakat golong-an Islam dalam pemeliharaan kebersihan lingkungan, dlaebab kan oleh perbedaan latar belakang siaten sosial budaya, sosial pendidikan, sosial ekonomik dan sistem tehnologi."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1991
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesiua, 2008
613 SOE h
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Hestieyonini Hadnyanawati
"Oral hygiene determines by food debris, plague, calculus, material alba, and stain at surface of tooth. The main cause of gingivitis is plague, with following anomaly periodontal. The purpose of this study is to know the correlation of oral hygiene and gingivitis of class V (five) elementary school students in Kabupaten Jember. Method cross sectional was use in this study, and sample was taken by Stratified Random Sampling. Material and tools uses in this study are mouth glass, sonde, pincer, probe periodontal, sterile cotton, and alcohol 70%. The respondents examined and write OHI-S status and GI status. The result indicated that OHI-S status was relation with becomes gingivitis. Student with bad OHI-S status will become gingivitis (100%). This data waas test by Chi square (X2), and indicated that there is correlation between oral hygiene and gingivitis (p = 0,000)."
[Jurnal Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, Journal of Dentistry Indonesia], 2002
PDF
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Taufik
"Masalah utama yang dihadapi penduduk desa Barongan kota Kudus dalam mewujudkan lingkungan hidup yang bersih selain bersifat material mencakup pula bahwa, interaksi pemerintah dan masyarakat belum mencerminkan suatu keterpaduan. Pemerintah setempat yang berusaha menerapkan inovasi kebersihan modern yang berasal dari negara maju sebagai acuan, kurang memperhatikan sifat urban kita yang sudah terbiasa mengelola sampah rumah tangga secara tradisional. Perbedaan kerangka acuan tersebut akhirnya menghambat terciptanya sikap tanggung jawab masyarakat pada kebersihan rumah tinggal secara nyata. Oleh karena itu pengkajian sikap masyarakat pada kebersihan rumah tinggal dan kaitannya dengan inovasi penanggulangan sampah sebagai bagian dari pembinaan kebersihan lingkungan pemukiman menjadi hal yang penting.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bentuk dan pelaksanaan, kecenderungan sikap masyarakat dalam kebersihan lingkungan rumah tangga,faktor sosial budaya yang mendominasi perilaku mereka terhadap sampah dan kategorinya, serta mekanisme sosial yang berkembang, sehubungan dengan program penanggulangan sampah yang diinovasikan.
Penelitian ini dilakukan di desa Barongan, kota Kudus, dengan sample 80 keluarga (ibu rumah tangga dan atau didampingi suami), sebagai responden yang dipilih secara acak stratifikasi, pada 3 RW. Metode yang digunakan adalah diskriptif, teknik pengumpulan data dengan wawancara mendalam dan dibantu kuesioner serta studi kepustakaan.
Hasil temuan dari penelitian ini adalah: diketahuinya bentuk inovasi kebersihan pada lingkungan hidup kota yang berpenduduk heterogen sosial budayanya, dengan pelayanan sampah sistem modul. Pelaksanaannya dengan melibatkan masyarakat dalam penyuluhan kebersihan, pewadahan sampah, membayar iuran kebersihan serta mendapat pelayanan pengambilan dan pengangkutan sampah dari tiap rumah tinggalnya. Mereka sebelumnya telah didominasi oleh pengetahuan, kepercayaan, kebiasaan, kesempatan dan keputusan membuang sampah dan limbah rumah tangga secara tradisional (dimasukan ke dalam lubang pekarangan sekitar rumah, dibakar dan ditimbun tanah, serta ke comberan). Kecenderungan sikap mereka, menyatakan persetujuannya terhadap gagasan baru tentang penanggulangan sanpah, kecuali menegur pada orang yang buang sampah sembarang tempat,masih relatip lemah. Mekanisme sosial yang terjadi tampak kurang lampu merubah perilaku kebersihan yang lama dalam kelola limbah rumah tangga, karena terdapat kelemahan perangkat inovasi (materi kurikulum, kadar penyuluh, peserta), sehingga akhirnya kurang tercipta disiplin warga pada ketentuan inovasi. Walaupun begitu, mereka telah memiliki sedikit pengetahuan inovasi kebersihan modern. Praktek buang sampah rumah tangga tradisional digeser dengan pelayanan sampah sistem modul.
Dengan demikian kuat lemahnya penerimaan masyarakat terhadap inovasi kebersihan penanggulangan sampah, berhubungan dengan kesempurnaan komponen program dan tingkat kompleksitas psikologi,sosial dan budaya dalam masyarakat. Selanjutnya tahapan yang terjadi pada proses penerimaan dan penolakan dalam rejection-adoption theory berlaku pula pada masyarakat bersangkutan.

The man problem faced by the inhabitants at Barongan village Kudus city, in creating clean environmental surroundings is that, besides of non-material reasons, the interaction between the government and community, has not shown good coordination. The local government which tries to implement modern innovative environment cleanliness practices from developed countries as from of reference does not give enough consideration of local custom in overcome garbage traditionally. The difference in the two frame of reference in turn, hinders the implementation of sense of respons ability on part of inhabitants in creating clean household environmental. Therefore, studies on the attitudes of the society on home cleanliness in relation to wastes overcome innovation as part of building hosehold environmental cleanliness becomes prominent.
The objective of this study is to know the patterns, implementatlon and tendency of social attitude is home environmental cleanliness, social-cultural factors dominating their behaviours towards wastes and their categories,and developing social mechanism in relation to innovative waste overcome / management programmes.
This study is done at Barongan village, Kudus city, with sample of 80 household ( house-wives, either accompanied by their husbands or bs them selves) as respondents chosen with stratified random, at three RW' s. The method which is used is discriptive, and the techniques used in collecting the data are depth-interviews, questionairs, and literary studies.
What have been found in this study are pattern of home environmental cleanliness programme implemented in a small town with heterogeneous social-cultures with modullar garbage services. The implementation includes the involvement of the inhabitants in spreading information on the importance of clean environment, putting garbage into containers,contributing cleanliness fund and getting garbage-taking-away services from every home. They were previously influenced by knowledge, belieĀ£, customs, opportunities and decisions on throwing away hone waste and sewage traditionally (put into square holes in the ground around the houses, burned, and covered with soil and open sewage ditch). They tend to agree at the new ideas wastes management, but the practice on warning on other who throw garbages not provided repositories is relatively weak. Social mechanism does not seem to change old cleanliness practices on overcome domestic waste. Because of the weaknesses in the innovative package (syllabi, staff, participants). As a result the inhabitants have not been fully committed to the innovative movement. Nevertheless,the have got some knowledge on modern way of keeping the environment waste have been seplaced by modular waste services.
Thus, weather or not the society has the full commitment to the inovative way of wastes overcome has much to do with the perfectness of the innovative program components and the levels of complexities of the psychological-social-cultures of the society.Then, stages in the processes of adoption-rejection theory is also true to the above-mentioned society."
Depok: Universitas Indonesia, 1992
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Departemen Kesehatan RI. Ditjen PPM & PLP Direktorat Penyehatan Air, 1992
628.11 IND p II
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
London: Thorsons, 2000
613 Com
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta : Bina Dharma Pemuda, 1991
363.37 PEN
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1991
S7471
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Randy Sarayar
"Skabies merupakan penyakit kulit yang disebabkan Sarcoptes scabiei, merupakan penyakit kulit ketiga terbanyak di Indonesia. Pada komunitas padat penduduk tanpa kebersihan yang baik, seperti asrama, pesantren, dan barak tentara, skabies hampir menyerang seluruh individu. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara prevalensi skabies dengan perilaku kebersihan di sebuah pesantren, di Jakarta Timur.
Desain penelitian berupa cross sectional study dan semua santri dijadikan subyek penelitian. Pengambilan data dilakukan pada tanggal 10 Juni 2012 dengan menggunakan kuesioner yang berisi 7 pertanyaan mengenai perilaku kebersihan. Data prevalensi skabies diperoleh berdasarkan pemeriksaan kulit. Data diolah dengan SPSS versi 20 dan dianalisis dengan uji fischer exact.
Hasilnya menunjukkan 149 (79%) dari 188 santri menderita penyakit kulit dan penyakit kulit terbanyak yang diderita adalah skabies (50%). Perilaku kebersihan umumnya buruk dan hanya 8 (6%) santri yang berperilaku baik. Uji fischer exact menunjukkan tidak terdapat perbedaan bermakna antara prevalensi skabies dengan perilaku santri, nilai p=0,567. Disimpulkan bahwa perilaku kebersihan santri tergolong buruk dengan prevalensi skabies adalah 50%, dan tidak terdapat hubungan antara prevalensi skabies dengan perilaku kebersihan.

Skabies is a skin disease caused by Sarcoptes scabiei, the third most prevalent skin disease in Indonesia. In densely populated communities without good hygiene, such as dormitories, boarding schools, and military barracks, skabies infests almost all of the individuals. This study aims to determine the prevalence of skabies and its relationship with hygiene behavior in an Islamic boarding school (pesantren), in East Jakarta.
The research is a cross-sectional study and total sampling is used. Data were collected on June 10, 2012 using a questionnaire containing seven questions regarding hygiene behavior of the students. Physical examination is performed to obtain the prevalence of skin disease among the students, in which skabies has the highest prevalence. The data were processed with SPSS version 20 and analyzed by Fischer?s exact test.
The results showed that 149 out of the 188 students (79 %) suffer some form of skin diseases, in which skabies is the majority (50 %). Hygiene behavior is generally poor where only 8 (6 %) students were considered having good hygiene behaviour. Fischer's exact test showed no significant difference between the prevalence of skabies with the hygiene behavior of students, p value=0,567. It is concluded that the hygiene behavior of students is relatively poor as the prevalence of skabies was 50 %,and there was no relationship between the prevalence of skabies with hygiene behavior.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2013
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adile Ridho Tyasari
"Penelitian ini membahas pandangan pola bersih melalui perkembangan teknologi toilet Jepang. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui konsep bersih sehat yang ada pada naturalisme Jepang yang mempengaruhi perilaku kesehatan masyarakat dan perkembangan inovasi teknologi toilet. Penelitian ini merupakan penelitan analisis deskriptif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa masyarakat Jepang sangat memperhatikan kebersihan toilet karena mereka selalu mengutamakan kesehatan sebagai suatu keharusan dalam kehidupan sehari-hari.

This study discusses about the view of cleanliness through the development of technology of Japanese toilet. The purpose of this study focuses on the concept of clean and health as seen in Japan?s naturalism that has influenced the health behaviour in society and it have made a great impact on the development technology of Japanese toilet. This study uses the method of descriptive analysis research. The result of this study is to indicate that Japanese people are highly concerned about toilet hygiene because from their point of view, health is one of the most important necessities in their everyday's life.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2015
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>