Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Inditian Latifa
"Skripsi ini membahas terperangkapnya Craig di dalam kepala Emily pada film Being John Malkovich sebagai simbolisasi dari psikosis yang is derita akibat ketidakmampuannya melakukan manajemen libido. Pembahasan dilakukan melalui pendekatan psikoanalisa Freud dengan menganalisis upaya-upaya yang ditempuh Craig untuk memperolch kepuasan seksual dari objek seksual dan ilusi.
Dari pembahasan tersebut dapat disimpulkan bahwa film ini menampilkan pandangan Freud bahwa kebahagiaan diperoleh dari kepuasan seksual melalui manajemen libido.

This study proves Craig's entrapment inside Emily's head as a symbolization of a psychosis caused by the lack of ability to perform the economics of libido. Analysis is done from the perspective of psychoanalysis by exploring the ways Craig tries to gain sexual satisfaction, i.e. from sexual objects and illusions.
This study conclusively states that Being .John Malkovich shows Freud's outlook that happiness is attained through sexual satisfaction and depends on one's ability to carry out the economics of libido."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2008
S13976
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Adriana Rahajeng Mintarsih
"Skripsi ini membahas representasi women 's madness dalam trilogi film X-Men melalui tokoh Jean Grey. Pada awalnya, Jean Grey merupakan superheroine yang mendapat posisi penting karcna ia merupakan mutan tcrkuat (satu-satunya mutan kelas lima). Potensi Jean inilah yang membuatnva dianggap special oleh Xavier. Meskipun begitu, ia tidak nampak menunjukkan kekuatannya yang besar pada serf pertama (X-.1/len). Ia baru bcnar-henar menunjukkan kekuatannya yang besar pada serf kedua (X-Men United). l lanva saja, ketika kekuatan Jean menjadi semakin kuat, Jean mengorhankan dirinya demi mcnyelamatkan tim X-Men. Meskipun Jean nampak mini, ia kemudian hangkit pada serf ketiga (X -Men: The Last Stand). Jean yang hangkit ini mempunyai kekuatan yang sangat besar kuat, namun kekuatannya ini tidal: membawa dampak positif padanya. Kekuatan Jean yang besar ini malah dikaitkan dengan herhagai permasalahan psikologis dan akhirnya membawa Jean Dada diagnosa madness. Dengan menggunakan kerangka berpikir feminis, penulis ienemukan bahwa diagnosa madness terhadap Jean atau women's madness bukan merupakan permasalahan psikologis. melainkan sebuah bentuk kontrol. Women's madness pada akhirnya merupakan alat yang digunakan oleh para tokoh laki-laki (Xavier. Cyclops. Wolverine, dan Magneto) untuk mengukuhkan dominasi mereka terhadap perempuan kuat seperti Jean.

This research analyzes the representation of women's madness in the movie trilogy X-Men. At the beginning, Jean Grey is a superheroine who gets an important position because she is the most powerful mutant (the only class five mutant) among other mutants. For Xavier, this potential makes her special. However, her power isn't shown in the first movie (X-A'Jen). In the second movie (X--Men United, she shows her massive power. yet at the end she has to die in order to save her teammates. Even though she seems to die, in the third movie (X-Men. The Last Stand), she raises from death and becomes very strong. This great power, however, doesn't give a good impact on her. As a result, she is diagnosed to have some psychological problems which, then. lead to a diagnosis of madness. Using feminist perspective, this study is to argue that thf5 diagnosis of' madness in women (women's madness) is not about 'psychological problems, but a control. In the end, women's madness is actually a tool used by male characters (Xavier, Cyclops, Wolverine, dan Magneto) to establish their domination on powerful woman like Jean"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2008
S13883
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Fennell, Barbara A.
Oxford : Blackwell Publishers, 2001
420.9 FEN h
Buku Teks  Universitas Indonesia Library