Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 4 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Siti Misaroh
Abstrak :
ABSTRAK
Kematian maternal merupakan masalah yang kompleks dan sampai saat ini masih menjadi masalah kesehatan utama di dunia, khususnya di negara berkembang. Kehamilan kembar merupakan faktor risiko yang penting untuk dikaji terhadap morbiditas dan mortalitas maternal. Ibu dengan kehamilan kembar diduga memiliki risiko yang lebih tinggi terhadap terjadinya komplikasi obstetrik baik selama antepartum, intrapartum maupun pada saat post partum dibandingkan dengan kehamilan tunggal (singleton). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara kehamilan kembar dan komplikasi persalinan pada wanita usia 15-49 tahun di Indonesia dengan menggunakan desain cross sectional dan dianalisis dengan menggunakan regresi cox. Penelitian ini menggunakan sampel seluruh wanita yang pernah melahirkan pada kurun waktu 5 tahun terakhir sebelum survei SDKI (Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia) 2012 dilaksanakan. Hasil penelitian menunjukan bahwa secara statistik tidak ada hubungan antara kehamilan kembar dengan komplikasi persalinan di indonesia (PR 1.06, 95% CI 0.8-1.4), namun secara khusus kehamilan kembar berpengaruh terhadap terjadinya eklampsi (PR 1.96, 95%CI 0.6-5.3). Oleh karena itu, sangat penting untuk dilakukan intervensi yang tepat sebagai upaya untuk meningkatkan derajat kesehatan ibu di Indonesia khususnya pada ibu dengan kehamilan kembar yang harus di monitor secara terpadu dan komprehensif selama masa kehamilan dan persalinan melalui pemeriksaan tekanan darah secara rutin, asupan nutrisi adekuat dan pemeriksaan urin.
ABSTRACT
Maternal mortality is a complex issue and still a major health problem in the world, especially in development countries. Twin pregnancy is an important risk factor to be assesed and known as one of the direct causes related to obstetric complications during antepartum, intrapartum and post partum compared with singleton pregnancies. It's could affected to maternal morbidity and mortality. This study purposed to determine the relationship between twin pregnancy and delivery complications in the reproductive age woman in Indonesia by using cross-sectional study design and were analyzed by Cox regression. Sample was selected by total sampling. This study used all of women who have ever birth in the last 5 years prior to the survey (DHS 2012) conducted. The result of study showed that statistically, there is not association between twin pregnancy and delivery complication in Indonesia (PR 1.06, 95% CI 0.8-1.4) but specifically twin pregnancy could be effected to eclampsia (PR 1.96, 95%CI 0.6-5.3). Therefore, it is very important to appropiate some intervention to effort maternity health program in Indonesia. especially women with twin pregnancies should be monitored in an integrated and comprehensive during pregnancy and delivery such as good nutrition supply, blood pressure monitoring and urine monitoring.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
T41783
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sarinah Bintang
Abstrak :
Angka Kematian Neonatal (AKN) di Indonesia konstan pada 19 per 1.000 kelahiran hidup. Walaupun mengalami penurunan namun tergolong lambat dibandingkan angka kematian bayi dan balita. Kelahiran kembar merupakan salah satu faktor risiko dari kematian neonatal. Risiko yang ditimbulkan mencapai 6 kali dibandingkan kelahiran tunggal. Kemungkinan terjadinya peningkatan angka kelahiran kembar, dan risiko tinggi yang ditimbulkan, dapat menjadi ancaman bagi upaya penurunan kematian neonatal di Indonesia. Studi ini menggunakan data Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) 2012 dengan desain cross sectional. Tujuan penelitian untuk mengetahui proporsi kelahiran kembar, dan hubungan antara kelahiran kembar dengan kematian neonatal. Populasi studi melibatkan seluruh anak lahir hidup pada tahun 2007-2012 dari wanita usia subur (15-49 tahun). Berdasarkan kriteria inklusi dan eksklusi, diperoleh sampel sebanyak 15.083. Hasil studi menunjukkan angka kelahiran kembar di Indonesia sebesar 14 per 1.000 kelahiran, meningkat dari hasil studi sebelumnya 7,2 per 1.000 kelahiran pada tahun 1997-2007, dan ada hubungan bermakna antara kelahiran kembar dengan kematian neonatal dengan nilai POR 2,39; 95% CI 1,43-4,01; p-value 0,00, setelah dikontrol variabel paritas dan berat bayi lahir. Anak kembar berisiko tinggi karena cenderung lahir dengan berat bayi lahir rendah, oleh karena itu ibu dengan kehamilan kembar harus memenuhi kebutuhan nutrisi selama kehamilan serta perlu membatasi jumlah anak.
Neonatal Mortality Rate in Indonesia is a constant at 19 per 1,000 live births. Although decreased, but relatively slow compared to infant and under-five mortality rates. Multiple birth is one of the risk factors for neonatal death. The risk of neonatal mortality for multiple births reached 6 times compared to singleton. The likelihood of increased multiple births and the high risk posed could cause a threat to efforts of reducing neonatal mortality in Indonesia. This study used Indonesia Demographic Health Survey with cross sectional design. The aim is to determine the proportion of multiple births, and to analyze association of multiple births and neonatal mortality. The study population involved 15.083 children born alive in 2007-2012, from women of reproductive age. As results, the rate of multiple births in Indonesia by 14 per 1,000 births, increased from previous study 7,2 per 1.000 births in 1997-2007. There was a significant association between multiple births with neonatal mortality, POR 2,39; 95% CI 1,43-4,01; p-value 0,00, after controlled parity and birth weight. Twins tend to be born with low birth weight, so mothers with multiple pregnancy should meet nutritional needs during pregnancy and need to limit the number of children.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2018
T53812
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dwi Indah Fajarini
Abstrak :
Bayi berat lahir rendah (BBLR) merupakan bayi yang memiliki berat badan kurang dari 2500 gram saat lahir. Masalah ini terus menjadi perhatian utama dalam kesehatan masyarakat di seluruh dunia dan terkait dengan sejumlah konsekuensi yang berpengaruh dalam jangka pendek maupun jangka panjang. BBLR bukan hanya merupakan indikator utama kematian dan penyakit pada bayi baru lahir, tetapi juga meningkatkan risiko terkena penyakit tidak menular di masa depan. Menurut data SDKI, prevalensi BBLR di Indonesia pada tahun 2017 masih relatif tinggi yaitu sebesar 7,1%. Terdapat beberapa faktor risiko yang mempengaruhi BBLR ditinjau dari faktor ibu, janin dan lingkungan. Penelitian ini menggunakan studi cross-sectional yang bertujuan untuk melihat hubungan antara faktor ibu, faktor janin, dan faktor lingkungan dengan kejadian BBLR. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara variabel pendidikan ibu, jarak kehamilan, kehamilan kembar dan bahan bakar memasak. Variabel yang paling dominan berhubungan dengan kejadian BBLR adalah ibu dengan kehamilan kembar dengan OR = 17,552. ......Low birth weight infants (LBW) are babies who weigh less than 2500 grams at birth. This issue continues to be a major public health concern worldwide and is associated with a number of short and long-term consequences. LBW is not only a leading indicator of mortality and disease in newborns, but also increases the risk of developing non-communicable diseases in the future. According to IDHS data, the prevalence of LBW in Indonesia in 2017 was still relatively high at 7.1%. There are several risk factors that affect LBW in terms of maternal, fetal and environmental factors. This study uses a cross-sectional study that aims to see the relationship between maternal factors, fetal factors, and environmental factors with the incidence of LBW. The results of this study showed that there was an association between the variables of maternal education, gestational distance, multiple pregnancies and cooking fuel. The most dominant variable associated with LBW was mothers with multiple pregnancies with OR = 17.552.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Unversitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dian Kartika Irnayanti
Abstrak :
ABSTRAK
Di Indonesia, presentase kasus preeklampsi dan eklampsi tergolong tidak tinggi, hanya 4,8% dari seluruh kelahiran, tetapi memiliki nilai CFR paling tinggi dibandingkan penyebab kematian ibu lainnya, yaitu 1,8%. Oleh karena itu, kasus preeklampsi umumnya akan dirujuk ke Rumah Sakit kelas III, salah satunya adalah RSUD Pasar Rebo. Karena merupakan rumah sakit rujukan, angka kejadian preeklampsi berat (PEB) di RSUD Pasar Rebo selama 5 tahun terakhir (2005-2009) cukup tinggi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian preeklampsi berat di RSUD Pasar Rebo tahun 2007-2009. Adapun faktor-faktor tersebut terdiri dari umur ibu, jumlah kehamilan (gravida), jumlah kelahiran (paritas), riwayat aborsi, jarak kehamilan, dan kehamilan kembar. Disain penelitian adalah kasus kontrol, menggunakan data rekam medis. Sampel berjumlah 266 kasus dan 266 kontrol, yang dianalisis dengan menghitung nilai odds ratio (OR). Hasil penelitian menunjukkan tidak ada perbedaan proporsi terbanyak antara kasus dengan kontrol. Umur ≥ 35 tahun (OR=2,18, 95% CI 1,42-3,34), kehamilan ≥ 5 kali (OR=2,27, 95% CI 1,14-4,50), dan kehamilan kembar (OR=6,78, 95% CI 1,52-30,36) menjadi faktor risiko kejadian preeklampsi berat di RSUD Pasar Rebo. Dinas Kesehatan dan petugas kesehatan, seperti bidan ataupun dokter, yang memberikan pelayanan ANC perlu memberikan informasi mengenai faktor risiko tersebut kepada para ibu hamil.
ABSTRACT
In Indonesia, the percentage of preeklampsia and eklampsia cases is not considered high, only 4.8% of all births, but it has the highest CFR value than other causes of maternal death, which is 1.8%. Therefore, the cases will generally referred to the third class hospital, one of which is RSUD Pasar Rebo. Because it is a referral hospital, the prevalence of severe preeclampsia in RSUD Pasar Rebo during the last 5 years (2005-2009) is quite high. This study aims to determine the factors associated with severe preeclampsia in RSUD Pasar Rebo years 2007-2009. The factors consist of maternal age, number of pregnancies (gravida), the number of births (parity), history of abortion, pregnancy interval, and multiple pregnancy. Study design is a case-control study, using medical records data. The number of sample is 266 cases and 266 controls, which were analyzed by calculating the value of odds ratio (OR). The results showed no difference between the highest proportion of cases and controls. Age ≥ 35 years (OR = 2.18, 95% CI 1,42-3,34), pregnancy ≥ 5 times (OR = 2.27, 95% CI 1,14-4,50), and twin pregnancies ( OR = 6.78, 95% CI 1,52-30,36) significantly associated with severe preeclampsia in RSUD Pasar Rebo. Department of Health and health workers, such as midwives and doctors, who provide ANC services should provide information about those risk factors for pregnant women.
2009
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library