Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Manurung, Sudung M.
"ABSTRAK
Tulisan ini berfokus pada dunia bisnis Jepang, utamanya kelompok bisnis Keiretsu, yakni di mana banyak perusahaan saling menjalin hubungan bisnis satu dengan lainnya. Kelompok ini relatif dominan dengan delapan terbesar al Mitsubishi dan Mitsui, di tahun 1990 menyumbang 16,9% dari total penjualan perusahaan Jepang. Kebanyakan pengamat sepakat bahwa Keiretsu penting dalam perkembangan ekonomi Jepang.
Keberhasilan ini menimbulkan pertanyaan apa landasan bisnis Keiretsu sehingga mencapai kemajuan ini. Seberapa jauh `nlai-nilai' dalam perusahaan maupun masyarakat mempengaruhi perilaku bisnis. Apakah landasan bisnis ini, yakni budaya korporasi, bersifat `universal'. Tiga nilai budaya, `hirarki, kelompok dan jangka panjang' dipilih sebagai nilai mewakili budaya korporasi Jepang dan digunakan sebagai acuan.
Terlihat bahwa Keiretsu merupakan kelompok bisnis yang bekerja sama berlandaskan kesamaan nilai budaya. Dengan demikian tidak tepat dikategorikan sebagai institusi bisnis ataupun institusi sosial budaya semata-mata namun lebih tepat melihatnya sebagai institusi bisnis yang pengelolaan dipengaruhi oleh budaya korporasi yang berasal dari budaya Jepang. Sistem ini tidak hanya diterapkan kelompok perusahaan yang menyandang nama "Keiretsu" tetapi juga oleh kelompok bisnis lainnya di Jepang.
Budaya Jepang ini mempengaruhi bentuk budaya korporasi perusahaan di mana nilai-nilai budaya seperti kelompok, jangka panjang dan hirarki mewarnai berbagai aspek pengelolaan bisnis. Dengan demikian pengelolaan sumber daya manusia seperti shushin kayo (bekerja sampai dengan pensiun) dan nenko joretsu sei (sistem senoritas); maupun pengelolaan keuangan (sistem 'bank utama'), pemasaran (penguasaan pangsa pasar) dan produksi (kanban system, kaizen) merupakan implementasi ketiga variabel budaya korporasi Terlihat budaya korporasi sebagai fungsi dari perilaku bisnis Keiretsu.
Namun dalam 1990-an, terjadi berbagai kemunduran besar pada berbagai kelompok Keiretsu yang mengalami stagnasi dan tekanan dari masalah realestate dan jatuhnya pasar modal. Sebagai contoh, Nissan diambil alih Renault dan Yamaichi Securities bangkrut. Peranan Keiretsu yang cukup signifikan dalam dunia bisnis, menyebabkan kesulitan yang menimpanya turut menekan perkembangan dunia bisnis Jepang secara keseluruhan.
Kesulitan bisnis ini mengancam kelangsungan hidupnya, yang memaksa diadakannya berbagai langkah restrukturisasi, termasuk mengkaji ulang budaya korporasi yang dipunyai. Kelompok Keiretsu menghadapi masalah sulit, bisnisnya telah menggurita meliputi berbagai jenis industri di mana sebagian hanya dapat bertahan dengan memindahkan proses produksi ke negara yang lebih rendah ongkos produksinya. Upaya restrukturisasi mulai memasuki hal yang tabu selama ini yakni `memberhentikan para karyawan'.
Saat ini mulai terjadi pergeseran perlahan dalam bentuk nilai-nilai budaya korporasi maupun strategi yang digunakan. Ada yang ingin melepaskan bentuk Keiretsu namun di lain pihak masih banyak yang ingin mempertahankannya. Sebagian lainnya memilih mengadakan perubahan secara perlahan untuk menyesuaikan dalam lingkungan yang berubah. Ketiga variabel nilai budaya kemungkinan mengalami perubahan secara perlahan, di mana pada tahap tertentu mulai menawarkan fleksibilitas."
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2004
D543
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lita Budi Triasih
"PT. Mandom Indonesia Tbk adalah produsen dan distributor produk kosmetika yang dimiliki sahamnya terbesar yang dimiliki oleh Mandom Corporation, dengan status usaha PMA. Sebagai perusahaan Jepang yang berorientasi perdagangan internasional, struktur Keiretsu merupakan ciri khas operasi perusahaan Jepang, khususnya dalam kegiatan distribusi.
Adanya fenomena dalam bisnis internasional bahwa praktek Keiretsu banyak membuahkan kesuksesan perusahaan-perusahaan Jepang. Oleh karena itu, akan dikaji penerapan Keiretsu di PT. Mandom Indonesia Tbk dan pendistribusian produk kosmetika di kelompok Keiretsu Vertikal Mandom dan faktor yang mempengaruhi kenaikan ekspor.
Dalam menganalisis permasalahan yang diteliti dilandasi kerangka teori perdagangan internasional yang menyangkut infra-firms purchasing, pemasaran internasional, khususnya pendistribusian melalui ekspor dan teori administrasi bisnis internasional yang berkaitan dengan konsep manajemen Jepang.
Metodologi penelitian dilakukan secara kualitatif dengan metode pengumpulan data melalui in depth interview terhadap prang yang ahli di bidang industri kosmetika. Keiretsu di PT. Mandom Indonesia Tbk dapat dilihat dengan menganalisis kegiatan primer dan kegiatan pendukung dalam mata rantai nilai perusahaan manufaktur yang dimulai dari inbound logistic. Masing-masing fungsi dalam kegiatan primer akan dilihat apakah mekanisme Keiretsu sudah diterapkan, karena kegiatan pendukung itu sebenarnya adalah mekanisme Keiretsu.
Dengan menggunakan analisis rantai nilai tersebut diketahui mekanisme Keirestu yang dilakukan didominasi atas kepemilikan saham silang oleh para pemasok bahan baku dan infra-firms purchasing policy dalam distribsui ekspor. Dibantu dengan analisis SWOT, diketahui distribusi ekspor melalui jaringan kelompok Keiretsu merupakan kekuatan PT. Mandom Indonesia Tbk untuk menjalankan penyebaran produk di negara Asia. Hal ini didukung oleh produk yang menggunakan citra perusahaan internasionai, kekuatan jaringan distribusi dan harga yang kompetitif."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2002
T9290
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dien Soufiany
"Setelah Perang Dunia II, akibat kebijakan sekutu, zaibatsu dibubarkan kemudian berubah menjadi keiretsu. Keiretsu muncul diikuti dengan perkembangan perekonomian yang pesat. Dengan demikian di dalam perkembangan perekonomian Jepang keiretsu memiliki pengaruh. Pengaruh keiretsu terhadap perkembangan perekonomian Jepang inilah yang akan dibahas dalam skripsi ini dengan tujuan agar pengaruh keiretsu dapat dipahami dengan baik. Sistem keiretsu yang memiliki jaringan kerja sama yang baik ini diterapkan dalam perusahaan-perusahaan industri Jepang. Sehingga perusahaan-perusahaan tersebut dapat meningkatkan ekspor industri dan turut mendorong perkembangan perekonomian Jepang dan meningkatkan GNP Jepang."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2002
S13722
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library