Ditemukan 5 dokumen yang sesuai dengan query
Adnin Widya Rosiyanti
"Kabupaten Bogor mendapat peringkat sepuluh tertinggi Indeks Pariwisata Indonesia oleh Kementerian Pariwisata Indonesia 2016. Kabupaten Bogor memiliki banyak potensi wisata alam, budaya, dan buatan sehingga jumlah destinasi wisata bertambah.Tujuan penelitian ini untuk menganalisis perkembangan objek wisata dan faktor yang berhubungan signifikan dengan perkembangan objek wisata di Kabupaten Bogor tahun 1990-2016. Variabel yang digunakan yaitu objek wisata, ketinggian wilayah, kemiringan lereng, faktor aksesibilitas jenis moda transportasi, jenis jaringan jalan, dan jarak objek wisata dari pusat kota. Metode analisis yang digunakan adalah analisis spasial, deskriptif, dan statistik Chi-Square. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perkembangan objek wisata Kabupaten Bogor setiap periodenya meningkat seiring dengan rata-rata pertumbuhan jumlah penduduk per-periodenya, serta didominasi jenis objek wisata alam. Perkembangan objek wisata terbanyak terjadi di Zona Bogor Tengah dengan ketinggian 100-500 mdpl, kemiringan lereng 0-8, berada di jalan lokal, dapat dijangkau kendaraan roda empat, dan berjarak dekat dari pusat Kota Bogor. Berdasarkan hasil uji statistik bahwa ada hubungan signifikan antara perkembangan objek wisata tersebut dengan faktor aksesibilitas berupa jenis jaringan jalan dan jenis moda transportasi.
Bogor Regency has gained top ten ranked Indonesia Tourism Index by the Ministry of Tourism Indonesia 2016. Bogor Regency has a lot of potential for tourism nature, culture, and man made so that it causing an increase the number of tourist destinations. The purpose of this research is to analyze the development of tourism objects and factors that are significantly related to the development of tourist attraction in Bogor Regency in 1990 2016. Variables that used are tourism object, elevation region, slope, accessibility factors types of modes of transportation, type of road networks and the distance from tourist attraction to the center of city. The analytical method that used are the spatial analysis, descriptive, and statistics Chi Square. The results showed that the development of tourist attraction of Bogor Regency each period increases with the average population growth in every periods, which is dominated by types of natural attraction. The most development of tourist attraction occured in Zona Central Bogor with 100 500 meters above sea level, slope 0 8, located on the local roads, can be reach by four wheeled vehicles, and close to the center of Bogor. Based on the statistical test, there are significant connection between the development of a tourist attraction with accessibility factors such as the type of road networks and types of transportation modes."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2017
S67373
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Ahmad Rusaid
"Kepulauan Indonesia terletak di salah satu kerangka tektonik yang paling aktif di dunia, terletak diantara perbatasan Indo-Australia, Pasifik, Filipina dan lempeng tektonik Eurasia. Posisi strategis tersebut menjadikan Indonesia sebagai negara paling kaya dengan energi panas bumi. Salah satunya terdapat pada lokasi dengan keterdapatan jalur gunung api. Oleh sebab itu wilayah Sembalun sebagai salah satu wilayah yang terdapat pada jalur gunung api dengan potensi menjanjikan diharapkan dapat menyuplai kebutuhan energi yang dibutuhkan Indonesia. Dalam eksplorasi energi panas bumi perlu dilakukan studi kelayakan. Salah satu kegiatan yang dilakukan yaitu mengevaluasi potensi sumur serta memperkirakan kinerjanya. Hal ini dilakukan untuk mengetahui resiko potensi geohazard yang dapat terjadi dalam pemanfaatan dan Instalasi Sumur panas bumi. Dalam mendapatkan informasi lapisan bawah permukaan dapat dilakukan pengamatan langsung dari lapangan dengan menggunakan metode geofisika, salah satu metode yang dapat digunakan adalah metode geolistrik resistivitas. Dalam metode geolistrik resistivitas terdapat berbagai macam konfigurasi yang dapat digunakan untuk mendapatkan hasil pengamatan yang ideal, salah satu konfigurasi yang dapat digunakan yaitu konfigurasi dipole-dipole. Berdasarkan hasil pengamatan menggunakan metode geolistrik didapatkan bahwa lokasi Titik 3 dan Titik 4 adalah dua lokasi yang memiliki parameter tanah longsor paling signifikan dengan terdapat keberadaan bidang gelincir dengan kemiringan lereng yang curam berada pada nilai 20° hingga 30° pada titik 3 dan pada titik 4 5° hingga 20°. Lokasi dengan potensi tanah longsor yang rendah terdapat pada titik 1 dan 2 dimana lokasi ini tidak memiliki keberadaan bidang gelincir yang dapat mengakibatkan tanah longsor yang disebabkan karena lokasi ini memiliki kemiringan lereng yang cenderung landai. Sehingga lokasi yang dapat digunakan untuk pemasangan wellpad merupakan titik 2 yang memiliki topografi paling landai dan tidak terdapat keberadaan struktur.
The Indonesian Archipelago is situated in one of the most active tectonic frameworks in the world, nestled between the borders of the Indo-Australian, Pacific, Philippine and Eurasian tectonic plates. This strategic position makes Indonesia the richest country with geothermal energy. One of them is in a location with a volcanic path. Therefore, the Sembalun area as one of the areas in the volcanic route with promising potential is expected to be able to supply Indonesia's energy needs. In the exploration of geothermal energy, it is necessary to carry out a feasibility study. One of the activities carried out is evaluating the potential of the well and estimating its performance. This is done to determine the potential geohazard risks that can occur in the utilization and installation of geothermal wells. In obtaining subsurface information direct observations from the field can be carried out using geophysical methods, one of the methods that can be used is the resistivity geoelectric method. In the resistivity geoelectric method there are various configurations that can be used to obtain ideal observation results, one of the configurations that can be used is the dipole-dipole configuration. Based on the results of observations using the geoelectrical method, it was found that the locations of Point 3 and Point 4 are the two locations that have the most significant landslide parameters with the presence of slip planes with steep slopes at values of 20° to 30° at point 3 and at point 4 5° to 20°. Locations with low landslide potential are at points 1 and 2 where these locations do not have any slip planes that can cause landslides because these locations have a gentle slope . So that the location that can be used for installing the wellpad is point 2 which has the most sloping topography and there is no presence of structure."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Humaira Asfa Revaldi
"Pembangunan Bendungan Bagong yang dibangun oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat guna untuk meningkatkan perekonomian negara terletak pada Kabupaten Trenggalek. Kabupaten Trenggalek merupakan salah satu wilayah yang memiliki risiko tanah longsor. Tanah longsor sendiri terjadi ketika terdapatnya bidang gelincir. Faktor lain juga dapat mempengaruhi seperti faktor elevasi dan kemiringan, hidrologi, dan pengaruh kegiatan manusia. Pada penelitian ini dilakukan pengidentifikasian zona rawan longsor dengan menggunakan metode geolistrik resistivitas. Terdapat enam lintasan geolistrik dan juga terdapat satu lubang bor. Hasil pengolahan geolistrik yang diperoleh dapat digunakan untuk mengidentifikasi litologi dibawah permukaan sesuai dengan nilai resistivitas yang didapatkan yaitu lempung (2-3 ohm.m), Batulempung (4-5 ohm.m), Pasir (6-8 ohm.m), Batupasir (9-13 ohm.m) dan Batugamping (14-27ohm.m). Hasil dari identifikasi litologi ini juga disesuaikan dengan data bor. Zona rawan longsor ditandai dengan adanya bidang gelincir yaitu antara lapisan yang mudah meloloskan air dan sulit meloloskan air. Berdasarkan hasil identifikasi, pada lintasan 2, 4, 5, dan 6 diindikasikan terdapat bidang gelincir dengan perbatasan litologi pasir sebagai lapisan yang mudah meloloskan air sedangkan lempung dan batugamping sebagai lapisan sulit meloloskan air. Faktor kemiringan lereng pada wilayah penelitian berada pada kategori tinggi (25-40%) dan yang memiliki arah kemiringan yang sama dengan arah bidang gelincir adalah lintasan 2, dan pada lintasan lainnya kemiringannya cenderung landai. Faktor ini membuat lintasan 2 merupakan lintasan yang paling berisiko dibanding lintasan lainnya. Lintasan lain memiliki kemungkinan kecil terjadi tanah longsor ataupun hanya akan terjadi penurunan tanah. Selain itu, pengaruh presipitasi air hujan yang tinggi (>3000mm/tahun) pada wilayah ini menjadi faktor penambah risiko. Untuk lintasan 1 dan 3 tidak ditemukan bidang gelincir sehingga memiliki kemungkinan kecil terjadinya longsor. Berdasarkan identifikasi ini, dapat dikatakan wilayah Bendungan Bagong memiliki potensi terjadi tanah longsor namun tidak terlalu tinggi dan demi keamanan pembangunan dapat dilakukan proses penguatan pondasi bendungan.
The construction of Bagong Dam, built by the Ministry of Public Works and Public Housing to improve the country's economy, is located in Trenggalek Regency. Trenggalek Regency is one of the areas at risk of landslides. Landslides occur when there is a sliding plane. Other factors can also influence such as elevation and slope, hydrology, and human activities. In this research, the landslide prone zone was identified using resistivity geoelectric method. There are six geoelectric trajectories and one borehole. The geoelectric processing results obtained can be used to identify the subsurface lithology according to the resistivity value obtained, namely clay (2-3 ohm.m), claystone (4-5 ohm.m), sand (6-8 ohm.m), sandstone (9-13 ohm.m) and limestone (14-27ohm.m). The results of this lithology identification are also matched with the drill data. Landslide-prone zones are characterized by the presence of a sliding plane between layers that are easy to pass water and difficult to pass water. Based on the identification results, on tracks 2, 4, 5 and 6, there are indicated sliding planes with sand lithology boundaries as a layer that easily passes water while clay and limestone as a layer that is difficult to pass water. The slope factor in the study area is in the high category (25-40%) and the one that has the same slope direction as the direction of the slide plane is track 2, and in other tracks the slope tends to be gentle. This factor makes track 2 the most risky track compared to other tracks. The other trajectories are less likely to have landslides or only land subsidence. In addition, the influence of high rainwater precipitation (>3000mm/year) in this area is an additional risk factor. For trajectories 1 and 3, no sliding planes were found and therefore landslides are less likely to occur. Based on this identification, it can be said that the Bagong Dam area has the potential for landslides but not too high and for the sake of construction safety, a process of strengthening the dam foundation can be carried out."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Muflih Abdul Halim
"Penelitian dilakukan pada daerah di Sumedang desa Cilayung, kabupaten Sumedang, provinsi Jawa Barat. Investigasi ini dilakukan untuk mengidentifikasi bidang gelincir dan retakan vertikal pada bawah permukaan yang menjadi faktor terjadinya bencana tanah longsor dengan menggunakan metode Ground Penetrating Radar (GPR) data pendukung pada studi ini adalah data curah hujan dari Climate Hazards Group InfraRed Precipitation with Station data (CHIRPS) dan data DEMNAS metode Sistem Informasi Geografis (SIG) untuk mengetahui intensitas curah hujan dan kemiringan lereng pada daerah penelitian. Pada hasil penampang GPR diidentifikasi adanya bidang gelincir pada kedalaman 4-5 meter pada penampang 1, kemudian 5-6 meter pada penampang 2, 3-4 meter pada penampang 3, 3-5 meter pada penampang 4, dan pada penampang 5 tidak terdapat bidang gelincir. Serta retakan vertikal yang menjadi jalur masuk fluida memiliki penerusan pada kedalaman 2-3 meter pada penampang 1, 4-5 meter pada penampang 2, 1-2 meter dan 3-4 meter pada penampang 3, dan 1-2 meter dan 3-4 meter pada penampang 4. Hasil pengolahan SIG menunjukkan bahwa pada desa Cilayung memiliki intensitas curah hujan yang sedang dan hasil dari pengolahan data DEMNAS didapat mulai dari datar sampai agak curam. Kesimpulan dari penelitian ini desa Cilayung terkategori sebagai daerah yang memiliki potensi tanah longsor hal ini disebabkan dari 5 lintasan GPR yang diukur didapati bidang gelincir didukung dengan keberadaan retakan vertikal, intensitas curah hujan, dan kemiringan lereng yang bisa menjadi faktor untuk memicu tanah longsor.
The research was conducted in the Sumedang area of Cilayung village, Sumedang district, West Java province. This investigation was carried out to identify slip planes and vertical subsurface cracks, which are factors in the occurrence of landslides, using the Ground Penetrating Radar (GPR) method. The supporting data for this study are rainfall data from the Climate Hazards Group InfraRed Precipitation with Station Data (CHIRPS) and DEMNAS data using the Geographic Information System (GIS) method to determine rainfall intensity and slope in the study area. In the results of the GPR cross-section, it was identified that there was a slip plane at a depth of 4-5 meters at cross-section 1, then 5-6 meters at cross-section 2, 3-4 meters at cross-section 3, 3-5 meters at cross-section 4, and no plane slip at cross-section 5. as well as soil cracks that become fluid entry routes and have a continuation at a depth of 2-3 meters at cross section 1, 4-5 meters at section 2, 1-2 meters and 3-4 meters at section 3, and 1-2 meters and 3-4 meters in cross section 4. The GIS processing results show that the Cilayung village has moderate rainfall intensity, and the results from DEMNAS data processing range from flat to slightly steep. The conclusion from this research is that Cilayung village is categorized as an area that has the potential for landslides. This is due to the fact that the five measured GPR tracks found that the slip plane is supported by the presence of soil cracks, rainfall intensity, and slope, which can be factors for triggering landslides."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Achmad Rahmatdhoni
"Kecamatan Cisarua dan Megamendung merupakan salah satu daerah yang ada di Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat. Kawasan Puncak di Kabupaten Bogor memegang peranan yang sangat vital bagi banyak daerah yang berada di bawahnya. Seluruh daerah Puncak di Kabupaten Bogor merupakan hulu dari empat Daerah Aliran Sungai (DAS) besar, yaitu Ciliwung, Cisadane, Kali Bekasi, dan Citarum. Perubahan tutupan lahan dilakukan untuk memenuhi kebutuhan infrastruktur masyarakat. Saat ini pembangunan di kedua kecamatan ini terus berjalan. Kecamatan Cisarua dan Megamendung merupakan kawasan puncak yang memiliki suhu yang sejuk dan memiliki banyak tempat wisata. Penelitian ini memiliki tujuan untuk menganalisis pola perubahan tutupan lahan berdasarkan dari jumlah penduduk, kemiringan lereng dan jaringan jalan. Objek penelitian ini yaitu Kecamatan Cisarua dan Megamendung Kabupaten Bogor Provinsi Jawa Barat pada Citra Lansat 8 OLI/TIRS. Hasil diperoleh berupa perubahan tutupan lahan dari tahun 2000 ke 2018. Perubahan tutupan lahan pertanian menjadi permukiman dan tempat kegiatan terjadi secara linier mengikuti jalan raya puncak yang menghubungkan Kota Bogor dengan Kota Cianjur serta memiliki jumlah penduduk tinggi dan kemiringan lereng landau hingga agak curam.
Cisarua and Megamendung Districts are one of the areas in Bogor Regency, West Java Province. The Puncak area in Bogor Regency plays a very vital role for many of the areas under it. The entire Puncak area in Bogor Regency is the upstream of four major watersheds (DAS), namely Ciliwung, Cisadane, Kali Bekasi, and Citarum. Changes in land cover are carried out to meet community infrastructure needs. Currently, development in these two sub-districts is continuing. Cisarua and Megamendung Districts are peak areas that have cool temperatures and have many tourist attractions. This study aims to analyze patterns of land cover change based on population, slope and road network. The objects of this research are Cisarua and Megamendung Subdistricts, Bogor Regency, West Java Province on the OLI / TIRS 8 Landsat Image. The results were obtained in the form of changes in land cover from 2000 to 2018. Changes in agricultural land cover to settlements and places of activity occurred linearly following the peak highway that connected Bogor City to Cianjur City and had a high population and slope of gentle slopes to a bit steep."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library