Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 11 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Arfosweda Amin
Abstrak :
Propinsi Bali merupakan salah satu Daerah Tujuan Wisata di Indonesia, yang menjadikan sektor kegiatan pariwisata sebagai aset utama dalam pembentukan perekonoiniannya. Sejalan dengan itu maka jumlah sarana kepariwisataan terus meningkat, akan tetapi laju pertambahan sarana kepariwisataan untuk setiap kecamatan mempunyai tingkat pertambahan yang tidak sama. Kedatangan wisatawan yang mengunjungi suatu daerah mempunyai peranan dalam meningkatkan pertambahan sarana kepariwisataan di daerah yang bersangkutan, dari kedatangan sampai akan kembali ketempat asalnya. Banyaknya obyek wisata juga mempunyai peran dalam pembentukan sarana kepariwisataan, karena dengan semakin banyaknya obyek keragaman untuk menikmati panorama obyek juga semakin banyak, maka biasanya akan tumbuh sarana kepariwisataan di sekitar obyek wisata. Begitu pula dengan aksesibilitas baik, maka kemudahan untuk mencapai dan keleluasaan bergerak dari suatu tempat ketempat lain juga semakin baik. Untuk itu masalah yang akan dibahas meliputi: 1. Dimana tingkat pertambahan sarana akomodasi, ruinah-inakan dan art-shop yang tinggi pada periode 1986 dan 1991 di Propinsi Bali? 2. Bagaimana hubungan keterkaitan antara variabel wisatawan yang datang, jumlah obyek wisata dan aksesibilitas dengan tingkat pertambahan masing-masing sarana kepariwisataan? 3. Variabel apa yang memberikan kontribusi terbesar dalam menentukan tingkat pertambahan masing-masing sarana kepariwisataan?
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1993
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
K.Z. Anwar Soelaiman
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1982
S16718
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Abstrak :
Diterbitkannya UU.No. 32 tahun 2004 tentang otonomi daerah,pemerintah daerah memiliki kewenangan yang seluas-luasnya untuk mengatur urusan rumah tangganya sendiri termasuk sektor kepariwisataan sesuai dengan potensi pembangunan yang dimiliki daerah.....
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Abstrak :
Penelitian ini secara khusus bertujuan untuk mengindentifikasi jenis laboratorium Program studi Manajemn Resort dan Leisure FPIPS UPI yang memenuhi kriteria fungsional sebagai sarana dan media pembelajaran,memenuhi tuntutan kurikulum dan relevansi dengan tuntutan dunia usaha di bidang kepariwisataan.....
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Abstrak :
Keberlanjutan kepulauan Karimunjawa sebagai kawasan wisata tidak terlepas dari kemampuan dalam pengelolaan potensi kepariwisataan secara profesional.....
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Fikri Masteriarsa
Abstrak :
Pembangunan destinasi pariwisata di Indonesia dapat mendorong peningkatan kunjungan wisatawan dan lama tinggal wisatawan selama berada di destinasi pariwisata. Pengembangan destinasi pariwisata yang dilakukan perlu sejalan dengan karakteristik destinasi pariwisata yang dimiliki. Penelitian ini melakukan analisis klaster untuk memetakan 34 provinsi di Indonesia berdasarkan 13 aspek daya dukung kepariwisataan. Hasil pemetaan terbentuk 4 kelompok destinasi pariwisata dengan kesamaan karakteristik. Klaster-1 memiliki rata-rata daya dukung kepariwisataan terbaik sehingga diklasifikasikan sebagai kelompok destinasi pariwisata maju, yang terdiri dari Jawa Barat, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Jawa Timur dan Bali. Klaster 2 terdiri dari DKI Jakarta dan Kepulauan Riau, dengan 2 aspek kurang baik dan diklasifikasikan sebagai destinasi pariwisata revitalisasi. Selanjutnya Klaster-3 terdiri dari Sumatera Utara, Sumatera Barat, Banten, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, Kalimantan Selatan, Sulawesi Selatan, Sulawesi Utara, dan Papua Barat, memiliki capaian kurang baik pada 6 aspek sehingga diklasifikasikan destinasi pariwisata berkembang. Sementara itu Klaster-4 terdiri dari 16 provinsi lainnya dengan capaian kurang baik pada 9 aspek dan diklasifikasikan sebagai destinasi pariwisata rintisan. Hasil pemetaan juga dibandingkan dengan kebijakan penetapan 10 destinasi pariwisata prioritas (DPP) yang dilakukan oleh pemerintah, dimana 3 DPP termasuk dalam klaster-4 dengan klasifikasi destinasi pariwisata rintisan yaitu Bangka Belitung, Morotai (Maluku Utara), dan Wakatobi (Sulawesi Tenggara). Pengembangan pada 3 DPP ini membutuhkan pendanaan fiskal yang lebih tinggi. ......The development of tourism destinations in Indonesia can encourage an increase in tourist visits and the length of stay of tourists while in tourism destinations. The development of tourism destinations needs to be in line with the characteristics of the tourism destinations they have. This study conducted a cluster analysis to map 34 provinces in Indonesia based on 13 aspects of tourism characteristics and carrying capacity. The results of the mapping formed 4 groups of tourism destinations with similar characteristics. Cluster-1 has the best average tourism carrying capacity so it is classified as a group of advanced tourism destinations, which consists of West Java, Central Java, DI Yogyakarta, East Java and Bali. Cluster 2 consists of DKI Jakarta and Riau Islands, with 2 aspects that are not good and are classified as revitalizing tourism destinations. Furthermore, Cluster-3 consists of North Sumatra, West Sumatra, Banten, West Nusa Tenggara, East Nusa Tenggara, West Kalimantan, East Kalimantan, South Kalimantan, South Sulawesi, North Sulawesi, and West Papua, having poor performance in 6 aspects so they are classified developing tourism destinations. Meanwhile, Cluster-4 consists of 16 other provinces with poor performance in 9 aspects and is classified as a pioneering tourism destination. The mapping results are also compared with 10 priority tourism destinations (DPP) policy in Indonesia, where 3 DPPs are included in cluster-4 with the classification of pioneering tourism destinations, namely Bangka Belitung, Morotai (North Maluku), and Wakatobi (Southeast Sulawesi). The development of these 3 DPPs requires higher fiscal funding.
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Abstrak :
Ada tiga objek studi Manajemen Resort dan leisure(MRL) yaitu objek Wisata usaha wisata dan pemberdayaan masyarakat setempat sekitar objek wisata.....
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Ni Luh Gede Cyntia Cahyani
Abstrak :
Fenomena Covid-19 tidak dapat dipungkiri sudah mempengaruhi banyak aspek kehidupan di masyarakat. Pandemi Covid-19 membuat pemerintah mengambil kebijakan untuk membatasi kegiatan masyarakat dan mengurangi aktivitas bepergian. Hal ini membuat industri di bidang pariwisata mengalami keterpurukan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh Covid-19 dan tingkat pembangunan kepariwisataan terhadap kontribusi pajak pariwisata di daerah. Pada penelitian ini, kontribusi pajak pariwisata dihitung dengan membandingkan hasil penjumlahan pajak hotel, pajak restoran, dan pajak hiburan dengan PAD daerah. Penelitian dilakukan terhadap 34 provinsi di Indonesia untuk periode 5 tahun yaitu dari tahun 2018 hingga 2022. Data diolah menggunakan aplikasi STATA MP 17. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Covid-19 berpengaruh negatif signifikan terhadap kontribusi pajak pariwisata daerah, sedangkan tingkat pembangunan kepariwisataan berpengaruh positif signifikan terhadap kontribusi pajak pariwisata daerah. Penelitian ini diharapkan dapat mengisi research gap dari penelitian sebelumnya yang membatasi penelitian pada kabupaten/kota/provinsi tertentu. Selain itu, penelitian ini diharapkan dapat menambah informasi terkait pentingnya menggali potensi pendapatan daerah dari sektor yang beragam dan heterogen untuk mencegah concentrated risk yang dapat muncul ketika daerah hanya bertumpu pada satu sektor pendapatan tertentu. ......It cannot be denied that the Covid-19 phenomenon has affected many aspects of life in society. The Covid-19 pandemic has forced the government to take policies to limit community activities and reduce travel. This has caused the tourism industry to experience a downturn. This research aims to analyze the influence of Covid-19 and the level of tourism development on the contribution of tourism tax in the region. In this research, the contribution of tourism tax is calculated by comparing the sum of hotel taxes, restaurant taxes and entertainment taxes with regional PAD. Research was conducted on 34 provinces in Indonesia for a period of 5 years, from 2018 to 2022. The data was processed using STATA MP 17. The research results showed that Covid-19 had a significant negative effect on regional tourism tax contributions, while the level of tourism development had a significant positive effect on regional tourism tax contribution. This research is expected to fill the research gap from previous research which limited research to certain districts/cities/provinces. Apart from that, it is hoped that this research can add information regarding the importance of exploring regional income potential from diverse and heterogeneous sectors to prevent concentrated risk which can arise when a region only relies on one particular income sector.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Basuki Antariksa
Abstrak :
On sustainable tourism development in Indonesia.
Malang: Intrans Publishing, 2016
910.598 BAS k
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Rukis Pribadi
Abstrak :
RINGKASAN


Dewasa ini pembangunan nasional di sektor industri, secara intensif dipacu perkembangannya oieh Pemerintah dengan melibatkan sernua pelaku ekonomi. Hal ini dilakukan mengingat sektor industri telah memberikan sumbangan yang besar dalam meningkatkan kegiatan ekonomi, termasuk di dalamnya penyerapan tenaga kerja. Namun demikian dalam kerangka pembangunan tersebut aspek lingkungan harus mendapat perhatian khusus, mengingat aspek ini yang sering diabaikan dan bahkan menjadi korban dalam pelaksanaan pembangunan. Oleh karenanya pembangunan yang berwawasan lingkungan harus dijadikan acuan dasar.

Perencanaan pembangunan tidak selalu berjalan sejajar dengan praktek-praktek pelaksanaan pembangunan. Hal ini bisa dilihat dalam kasus pembangunan subsektor industri manufaktur dan rencana perluasannya di kawasan yang diperuntukkan sebagai pusat pariwisata di Kota Administratif Batu, Malang.

Penelitian ini dilakukan dalam kaitannya dengan rencana perluasan industri manufaktur tersebut, sehingga kita dapat memahami kenapa ijin perluasan dimaksud dikeluarkan. Karena menurut RUTR, wilayah ini ditetapkan sebagai kawasan hidrologis dan pusat pariwisata untuk dapat mendukung konservasi alam di kawasan ini.

Untuk itu didalam tesis ini diajukan masalah apakah ada perbedaan dampak industri manufaktur dengan industri kepariwisataan terhadap kualitas lingkungan. Permasalahan tersebut selanjutnya dituangkan dalam hipotesis yaitu bahwa industri kepariwisataan dan industri manufaktur membawa dampak pada lingkungan. Dampak tersebut berpengaruh terhadap kualitas lingkungan. serta terdapat perbedaan dampak di antara kedua jenis industri tersebut dan pengaruhnya terhadap kualitas lingkungan.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada perbedaan dampak terhadap komponen lingkungan dari kedua jenis industri tersebut. Industri manufaktur lebih banyak memberi dampak negatif pada lingkungan alam, walaupun tidak sampai pada penurunan kualitas lingkungan slam, namun memberi dampak positif pada lingkungan sosial. Sedangkan industri kepariwisataan lebih banyak memberikan dampak pada lingkungan sosial, dan membawa dampak positif pada lingkungan alam.

Dampak yang ditimbulkan kedua jenis industri dimaksud juga berpengaruh terhadap kualitas lingkungan. Dengan demikian kualitas lingkungan di kedua lokasi industri tersebut menjadi berbeda, khususnya pada lingkungan sosialnya. Dengan demikian bisa difahami jika Pemerintah Daerah setempat memberi ijin untuk perluasan industri manufaktur di wilayah ini, karena pada kenyataannya dampak yang ditimbulkan pada lingkungan alam pada kasus PT Wastra Indah ini belum sampai berpengaruh pada penurunan kualitas lingkkungan secara tajam. Sementara itu dilain pihak industri dimaksud memberi dampak positif pada lingkungan sosial.

Perbedaan yang paling menonjol dari dampak kedua jenis industri ini adalah pada komponen lingkungan sosial ekonomi, khususnya pada parameter tingkat kesejahteraan ekonomi. Disamping perbedaan, antara kedua jenis industri ini juga ada persamaan dampak, yaitu pada parameter penyerapan tenaga kerja dan sumbangannya pada kenaikan kegiatan perekonomian setempat.

Secara umum kualitas lingkungan di wilayah Kota Administratif Batu masih baik. Oleh karena itu disarankan kepada Pemerintah setempat untuk mempertahankan kondisinya.

Daftar Kepustakaan : 32 ( 1977 - 1995)

Tourism And Manufactur Industry Impacts On Environment Quality (A Case Study on PT Kusuma Agrowisata and PT Wastra Indah at Batu Administratif City Malang)Nowadays, national development on the industrial sector has been speeded up by government of Indonesia bearing in mind that basically all parties are involved. The main reason for choosing the industrial sector as the economic prime mover is its capability in contributing to economic development and this includes employment generation. The fact that the industrial sector has so far contributed significantly to the economic development would not necessarily imply that one should neglect the natural environment although this is often what really happens. It is therefore necessary to introduce the concept of an environmental friendly economic development.

It is widely believed that any development planning do not always necessarily correspond to their implementations. This thesis wise speak for itself by examining the development planning process of manufacturing industries and their extension in a region where tourism industry has been previously determined to be the only industry to exist there.

This paper would carefully examine as to why such an extension of manufacturing industries would happen and that the necessary permit for that purpose would certainly be granted. This is in fact contrary to general planning of space in which it is clearly said that the city of Batu and its outskirts shall be treated as hydrologic catchments area. This implies that the city would only be intended merely as tourists destination so that it would conserve nature quite perfectly.

It is for his reason that this paper would propose a thesis whether there are any differences of environmental impacts between tourism and manufacturing industries over quality of natural environment. Furthermore, it arrives at a hypothesis that both of the industries do in fact their impacts on environment. The impacts further degrade the quality of environment although some differences do occur on the resulting impacts. Our research has shown that both industries do have different impacts. Manufacturing industry suggests having negative impacts on the natural environment although it is not as bad as the degradation of environmental quality. It is, however, likely to have a good impact over social environment. On the other hand, tourism industry does behave exactly the other way around.

The resulting impacts of both industries that they have in return effectively affect the quality of environment. The quality of environment becomes different at the two different site. This is especially the case of the social environment.

It is therefore quite reasonable for the local government to grant the necessary extension permit as impacts resulting from the existing PT Wastra lndah has not been so dreadful. in-addition the existing industry has proved to be has its potentials over social environment.

The real distinction between impacts that both industries have, lies on the socio economic factor i.e the level of economic health. Anyway both industries have share common impacts, they both create employment and contribute significantly to the economic development.

Generally it can be said that quality of natural environment across the city of Batu is still good. It is therefore advised that the local government should maintain properly.

Number of references : 32 (1977-1995)
1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>