Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 16 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sri Ayu Imaningtyas
Abstrak :
ABSTRAK
Kualitas udara di kota Jakarta dewasa ini cenderung mengalami penurunan oleh adanya dampak negatif dan perkembangan kegiatan industri. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui keadaan kualitas udara di Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur dan daerah sekitarnya. Kualitas udara ditentukan berdasarkan nilai Index of Atmospheric Purity (IAP) dengan menggunakan lumut kerak sebagai bioindikator. Hasil penelitian inenunjukkan bahwa lumut kerak di kawasan industri dan daerah sekitarnya terdiri dari tiga jenis, yaitu dua jenis dari Inarga Physca, dan satu jenis dari marga Leprara. Dari data jumiah jenis, luas penutupan, dan frekuensi kehadiran tiap jenis lumut kerak tersebut, diketahui bahwa niiai lAP di Kawasan Industri Pulogadung adalah 7,35 sedangkan di daerah sekitarnya adalah 12,35. Berdasarkan kritenia penggolongan nilai IAP menurut LeBlanc & De Sloover, maka kualitas udara di kedua lokasi tersebut tenniasuk terceinar benat.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1994
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Belgis Komariah
Abstrak :
Pf^emhangfln penduduk dan pettumbuhw tiidusM y^mg pesat telah m^yebaMtan penamtaan k^ntuhan enefgi yang semakin raenin^at Di tenph mraiipisnya cadangan ininyak bumi dan mulai terbnkanya iniporniniyak: bmni, Indonesia membuttddc^ sunAer energi baro yang d^t cHperb^iann dan lebih ramafa teibad^ HngkPQg^' pennasaJahan terselwt, sninber energi panas bwmi merapakan salah safii stnfiber e^igi altematif caio^ p«rtensial uittidc d&emba^^am di Indofiesia tmtuk dlman^^^kan seb^ai p®id«tt^dt tenaga Itsblk. Saisdi teJawJogi pet^li^isBHiya tcf^pat 4i Dfos^ Jawa Teagafe, Peaggnoaan snmber j^aas Imiai iai a:^a}ad£«i pgndinginaB Buida panas bami. Fiokta paaas Inuai kii a^g^nitmg spesi lerl^t ioB klwida, sUil^ HCO3', SO/V Na"; K\ Ca^% daa fcadi«a^W©a feteya, Dima bik tesgadi pixnkibaa kondisi teiinodiiKiiiiiika ttepat fc^di pp^es pcngeiakm i^ncegidian tarjadinya keiak siiika dapat dilaknkan dehg^ iwnanibafaan iMi ibitor. PadapendStkn ini ndafcate digiuaskaii adalah asam akrilaraidainedl prcpai gntfonat dan IfnmihmflsTttyfl dengan asam dan asaan/bntaL InhSitor polioant mampu mfinghamlat polimerisasi sitii^ kajEeoa adatiya gugus amon, contobnya pada asam akritomi^ metil propaa sulfoaat admya gagus SO/ aa^a te^adi tol^ ajeaol^ aatara I gugns SO3' dsaigan anion saScat (H3St04% yaag menyebabkan reaksi aamta antoct saiTcat 4migm asam siiikal 1^48104) yang masib ada maniadi tabarabat s^m^itidak i asami sHilabor^ ymg larnt dato air, sdihigga kar^ sil&a yaag twbtntok iebih sedM Pengukuran konsentrasi silika dan km klcdda digunakan ^ktmfotometri UVA^S, yaitu didapatkan 1021,5 ppm 15707 ppm. Peneiduw kandimgan Ipgam di^makan metode spsk^oskopi serapan atom (AAS). Bobot en&^}£m sampel an* panas bumi tanpa penambahan inhibitor yang paling sed&ii pada pH 9^ yaitu 0,49iS para, sedan^Lan padai® 4,00; 5,S3 dan 7,00 yaitu 0,750i; 0,2425 dan 1,0124 gram. Bobot endapan air panas bumi yai^ paling sedSdt dengan penambahan iidiHntor asam akrilamitb meta prc^ sulfcm^ <10 ppm) pada pH 0,00yaite 0,1021 gram, Bobot ymg pali^ sedikit dengmt kombinasi inliSblkjr asmn ^ritemida med! ^ pada pH 4,00 yaitu 0,3010 ^am. y^^ paliag sedikit
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Universitas Indonesia, 2006
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hans Adhitya
Abstrak :

Sebagai lanjutan dari pekerjaan Ch. Chatzisavvas et al., penelitian ini menerapkan ”kompleksitas” berdasarkan definisi menurut Lopez-Ruiz, H.L. Mancini, dan X. Calbet kepada model bintang ´ neutron (selanjutnya disebut sebagai NS, dari neutron star) yang mempunyai kerak dan inti hyperon, dengan harapan bahwa akan ditemukan sesuatu yang menarik mengenai sifat dan struktur NS. Langkah pertama adalah penyusunan densitas Lagrangian model NS berdasarkan teori medan rerata relativistik untuk mendapatkan persamaan keadaan (EoS, dari equation of state), (ρ). EoS ini selanjutnaya digunakan sebagai masukan persamaan kompleksitas yang hasilnya, yaitu nilai-nilai C didapatkan secara numerik. Diagram kompleksitas-massa NS hasil plot data keluaran menunjukkan bahwa perilaku atau bentuknya serupa dengan diagram kompleksitas-massa sistem terisolir secara umum, yaitu dengan dua minima pada kedua ujung-ujungnya dan satu maksima diantaranya. Kecilnya nilai C (untuk nilai massa maksimal teoretis) juga menunjukkan bahwa NS adalah sistem yang sangat teratur, serupa dengan kristal walaupun NS dimodelkan sebagai cairan (karena ∼99% massanya adalah materi baryon). Terakhir, penambahan kerak (crust) ke dalam EoS menunjukkan hasil bahwa kerak NS juga merupakan sistem yang teratur, dengan tingkat keteraturan yang lebih rendah dari NS secara keseluruhan.


......Continuing the work of K. Ch. Chatzisavvas and others, a measure of complexity proposed by R. Lopez-Ruiz, H.L Mancini, and X. Calbet was used to study a model of neutron star (NS) with crust ´ and hyperonic core. The author employed the relativistic-mean-field approximation theory to build the Lagrangian density model of the NS’s core and obtained the equation of state (EoS), (ρ). This EoS acts as an input for the complexity equation whose output (C-values) was obtained numerically. Plotted against the corresponding mass values, the NS’s complexity-mass diagram behaves very similarly to a complexity-phase diagram of an isolated system. If we take an NS with a theoretical maximum mass value, the results show that it’s a highly ordered system (very low C-value) - which is interesting since NS are modeled as liquids because they are mainly comprised of baryonic matter. Additionally, our results show that NS’s crust is also ordered, although not as highly as the baryonic matter.

Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Marina Octovia Huwae
Abstrak :
Penelitian mengenai kualitas udara di beberapa jalur hijau di wilayah Jakarta Selatan dengan luinut kerak sebagai bioindikator, telah dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui sejauh mana kegiatan transportasi telah mempengaruhi kualitas udara di beberapa daerah di Jakarta Selatan. Dengan inenggunakan Index of Atmospheric Purity (LAP) menurut Le Blanc & Sloover dengan luinut kerak sebagal bioindikator, inaka dapat diketahui kualitas udara di daerah Senopati, Ji. Pakubuwono-Hang Tuah dan Ji. Jend. Sudirinan. Hasil penelitian menunjukkan, bahwa daerah Senopati dengan frekuensi kendaraan yang rendah, terinasuk daerah yang terpolusi ringan. Pada lokasi mi ditemukan lima jenis lumut kerak yaitu Graphis sp., Lepraria sp. dan tiga jenis dari genus Physcia. Ji. Pakubuwono-Hang Tuah dengan frekuensi kendaraan sedang, merupakan daerah yang terpolusi sedang. Pada lokasi mi ditemukan empat jenis luinut kerak yaltu Lepraria sp. dan tiga jenis dari marga Physcia. Di daerah Ji. Jend. Sudirman dengan frekuensi kendaraan yang tinggi, merupakan daerah yang terpolusi berat. Di daerah mi ditemukan hanya dua jenis lurnut kerak dari jenis Physcia spp
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Universitas Indonesia, 1994
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Zully Achmad Fattatulhidayat
Abstrak :
Kerak kalsium karbonat (CaCOa) dan kerak kalsium sulfat (CaS04) dalam peralatan eksplorasi minyak bumi berasal dari air formasi. Tujuan penelitian in! adalah mengetahui kemungkinan pembentukan kerak kalsium sulfat dan kalsium karbonat dari contoh air formasi dan menentukan sca/e inhibitor yang paling efektif dan cocok untuk menghambat pembentukan kalsium karbonat dan kalsium sulfat. Studi pembentukan kerak CaS04 dilakukan dengan membandingkan konsentrasi aktual CaS04 yang kemungkinan terbentuk dan hasilkali kelarutan. Sedangkan pembentukan kerak CaCOa dilakukan dengan menghitung harga Stability Index CaCOa. Uji efektifitas scale inhibitor dilakukan menggunakan ethylene diamin tetra (methyl.phosphonic.acid) dalam bentuk garam pentasodium (NasEDTMPA), diethylene triamin penta (methyl.phosphonic acid) dalam bentuk larutan asam (DTPMPA), dan hexamethylene diamine tetra (methyl. Phosphonic. Acid) dalam bentuk garam heksapotasium (KeHDTMPA). Inhibitor diujikan terhadap pengendapan CaCOs dan CaS04 dengan variasi pH (7,00 ; 4,00 ; 10.00), suhu (50 °C dan 80 °C), konsentrasi inhibitor (0,01 ; 0,10 dan 1,00 mg/L) terhadap pengendapan CaCOa dan CaS04 dari larutan brines. Hasil penelitian menunjukkan pengendapan CaS04 dari air formasi kemungkinan tidak terjadi. Harga stability index CaCOs positif sehingga kerak CaCOa kemungkinan terjadi. Uji efektifitas scale /nh/b/torterhadap pembentukan CaS04 menunjukkan bahwa KeHDTMPA yang paling efektif pada suhu 50 °C, Uji efektifitas scale inhibitor terhadap pembentukan CaCOs, inhibitor DTMPA paling baik pada pH 4,00 dan 7,00 pada suhu 50°C, sedangkan pada suhu 80 °C inhibitor yang ada tidak mampu mencegah pengendapan CaCOa
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2005
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fery Hadi Setiawan
Abstrak :
Kerak pipa selalu terjadi pada pipa produksi pada pembangkit listrik yang memanfaatkan panas bumi. Kerak pipa dapat terjadi dalam waktu yang lama maupun dalam hitungan bulan. Hal ini dapat mempengaruhi diameter dalam pada pipa sehingga dapat mengurangi laju alir dan bahkan dapat menyumbat pipa. Pengukuran tebal kerak pipa dibutuhkan untuk dapat mengetahui seberapa besar kerak yang terjadi di dalam pipa. Gamma scanning merupakan teknik yang digunakan untuk menganalisis struktur di dalam suatu objek tanpa merusak atau membuka bagian objek tersebut sehingga dapat digunakan tanpa mengganggu jalannya operasi. Sistem Gamma scanning dalam penelitian ini dapat melakukan pemindaian secara otomatis dan dapat diinstall dengan mudah. Sumber radiasi Gamma Cs-137 digunakan sebagai pemancar foton gamma menembus objek yang kemudian akan dideteksi menggunakan detector sintilasi NaI(Tl). Sistem pengendali menggunakan Arduino dan Raspberry Pi 4 yang akan mengatur pergerakan secara otomatis dan juga pengambilan data serta pengolahan data. Data hasil rekonstruksi akan dianalisis untuk mengetahui ketebalan kerak di dalam pipa. ......The growth rate of pipe scale always occurs in production pipes at power plants that utilize geothermal energy. This growth rate can occur in a long time or in a matter of months. This can affect the inside diameter of the pipe so that it can reduce the flow rate and can even clog the pipe. Measurement of the growth rate of pipe scale is needed to be able to find out how much scale occurs in the pipe. Gamma scanning is a technique used to analyze the structure inside an object without damaging or opening parts of the object so that it can be used without disturbing the operation. The Gamma scanning system in this study can perform scanning automatically and can be installed easily. Gamma radiation source Cs-137 is used as a gamma photon emitter to penetrate the object which will then be detected using a NaI(Tl) scintillation detector. The control system uses Arduino and Raspberry Pi 4 which will automatically regulate the movement as well as data retrieval and data processing. The reconstructed data will be analyzed to determine the thickness of scale in the pipe.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bambang Aria Wibowo
Abstrak :
Pada umumnya kerak pada sistem cairan terbentuk pada kondisi basa sehingga salah satu metoda pencegahannya adalah dengan menambahkan suatu zat kimia yang bersifat asam secara kontinyu sehingga dapat melarutkan kembali kerak yang terbentuk, yang disebut juga sebagai inhibitor kerak. Monel merupakan salah satu material logam yang digunakan sebagai material pipa injeksi inhibitor kerak. Karena sifat dari inhibitor kerak yang asam, maka perlu diadakan penelitian mengenai laju korosi monel terhadap suatu jenis inhibitor kerak, yaitu Scale treat 5843, agar dapat diketahui apakah monel tersebut dapat digunakan sebagai material pipa injeksi inhibitor kerak jenis tersebut. Dalam melakukan penelitian untuk mengetahui laju korosi logam monel tersebut dilakukan beberapa pengujian yaitu pengujian komposisi material logam untuk mengetahui unsur-unsur yang terkandung dalam logam monel sebagai material uji, pengukuran pH larutan inhibitor dan pengujian polarisasi dengan menggunakan perangkat CMS-100 tintuk mendapatkan kurva polarisasi Tafel dan mengetahui laju korosi monel. Dari penelitian didapatkan bahwa material sampel adalah jenis Monel K-500 yang memiliki kandungan Ni sekitar 62% dan Cu sekitar 33%, sementara larutan inhibitor kerak yang di gunakan termasuk jenis larutan asam yang pH-nya berkisar antara 4-5. Dengan kandungan Ni dan Cu yang cukup tinggi, logam monel tersebut memiliki ketahanan korosi yang tinggi terhadap larutan inhibitor kerak Scale Treat 5843. Dari pengujian polarisasi yang dilakukan didapat bahwa nilai laju korosi logam monel relatif sangat rendah dimana pada konsentrasi inhibitor kerak 100% volume, 25% volume, dan 14,3% volume laju korosinya secara berurutan adalah 1,747 mpy, 0,763 mpy dan 0,695 mpy sehingga logam monel tersebut dapat digunakan sebagai material pipa injeksi untuk inhibitor kerak Scale Treat 5843.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2000
S41607
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ibnu Thooriq Ramadhan
Abstrak :
Menara pendingin adalah suatu unit yang membantu proses pembuangan kalor. Maka, efektivitas thermal adalah sebuah variabel yang vital untuk performa dari menara pendingin. Presipitasi kerak dapat menjadi faktor yang sangat mengganggu efektivitas thermal dari unit penukar kalor karena sifat natural nya yang mempunyai resistansi thermal yang tinggi. Proses ozonasi diharapkan dapat menurunkan potensi presipitasi kerak yang mana meningkatkan performa thermal menara pendingin. Air pendingin pada menara disirkulasikan lalu diaplikasikan dengan ozon dan sinar UV. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik efek ozonasi terhadap total resistansi thermal fouling dari menara pendingin forced draft - counter flow - sistem tertutup serta kualitas air sirkulasi melalui metode Practical Ozone Scaling Index dan Langelier Saturation Index. Metode yang digunakan dalam mengetahui kualitas air menara pendingin sistem tertutup adalah dengan melakukan uji laboratorium seperti AAS, Titrimetric, Gravimetrik, dan Spectrophotometric. Hasil yang didapat dari penelitian ini menunjukkan bahwa dengan aplikasi ozon, total resistansi thermal menara pendingin sistem tertutup menurun sebesar 7 x10-6 m2K/W. Ozon juga dapat meningkatkan kualitas air sirkulasi menara pendingin sistem tertutup. ......Cooling tower is a unit that helps heat dissipation process. Thus, thermal effectiveness is a vital variable for performance of the cooling tower. Scale precipitation can be a very disturbing factor to the thermal effectiveness of the heat exchange unit due to its natural properties which have high thermal resistance. The ozonation process is expected to decrease the potential of precipitation of the scale which improves the cooling tower thermal performance. The cooling water is circulated from the tower, then applied by ozone and UV ray. This study aims to determine the characteristics of the effects of ozonation on the overall thermal fouling resistance of forced draft type ndash counter flow closed system cooling towers and the quality of water circulation through Practical Ozone Scaling Index and Langelier Saturation Index methods. Water quality of closed system cooling towers is determined by conducting laboratory tests such as AAS, Titrimetric, Gravimetric, and Spectrophotometric. The results obtained from this study indicate that by the presence of ozone, the overall thermal tower resistance of the closed system cooling towers reduced by 7 x10 6 m2K W. Ozone can also improve the water quality of closed system cooling towers.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Citra Bonnita Putri
Abstrak :
Selulosa mikrokristal merupakan eksipien yang umum digunakan dalam pembuatan sediaan farmasetika terutama sediaan tablet. Selulosa mikrokristal telah berhasil dibuat dari tumbuhan gulma eceng gondok Eichhornia crassipes melalui proses hidrolisis enzimatis. Penelitian ini bertujuan meningkatkan kuantitas selulosa mikrokristal yang dihasilkan dengan memanfaatkan inhibitor ? -glukosidase yang diekstraksi dari lumut kerak, memperoleh kondisi optimum hidrolisis enzimatis meliputi optimasi pH dan waktu, serta mendapatkan identitas dan sifat fisikokimianya yang dibandingkan dengan selulosa mikrokristal standar, Avicel PH-101. Penelitian diawali dengan peremajaan kapang Trichoderma reesei, kemudian enzim selulase yang diekstraksi dari Trichoderma reesei bersama dengan inhibitor ? -glukosidase yang diekstraksi dari lumut kerak digunakan untuk hidrolisis enzimatis selulosa pada ? -selulosa hasil delignifikasi dari serbuk eceng gondok untuk memperoleh selulosa mikrokristal. Selulosa mikrokristal hasil hidrolisis enzimatis diidentifikasi, dikarakterisasi, dan dibandingkan dengan Avicel PH-101. Identitas dari selulosa mikrokristal diperoleh melalui spektrum inframerah yang mirip dengan standar. Selulosa mikrokristal yang diperoleh berupa serbuk sedikit kasar, tidak berbau dan berasa serta berwarna sedikit kekuningan dibandingkan standar. Karakteristik selulosa mikrokristal yang diperoleh meliputi terbentuk warna biru dengan larutan iodin, distribusi ukuran partikel sebesar 2,01 ? m, pH 7,03, kadar abu 0,23 , kadar air 3,42, susut pengeringan 3,16, kerapatan partikel passable, serta laju alir dan sudut istirahat yang memenuhi persyaratan. Berdasarkan perbandingan pola difraktogram dengan difraksi sinar-X dan secara morfologi dengan SEM Scanning Electron Microscope sudah terlihat kemiripan antara selulosa mikrokristal hasil hidrolisis dengan standar.
Microcrystalline cellulose is an excipient commonly used in the manufacture of pharmaceutical preparations, especially tablet preparations. Microcrystalline cellulose has been successfully made from water hyacinth Eichhornia crassipes through enzymatic hydrolysis process. This study aims to increase the quantity of microcrystalline cellulose produced by utilizing glucosidase inhibitors extracted from lichen, obtaining the optimum conditions of enzymatic hydrolysis including pH and time optimization, and obtaining its identity and physical properties compared to commercial microcrystalline cellulose, Avicel PH 101. The study began with the rejuvenation of Trichoderma reesei, then the cellulase enzyme extracted from Trichoderma reesei together with the glucosidase inhibitor extracted from the lichen were used for enzymatic hydrolysis of cellulose from delignification of the water hyacinth powder to obtain microcrystalline cellulose. Microcrystalline cellulose from enzymatic hydrolysis results were identified, characterized, and compared with Avicel PH 101. The identity of microcrystalline cellulose was obtained through an infrared spectrum similar to the standard. Microcrystalline cellulose obtained in the form of a slightly coarse powder, odorless and tasteless and slightly yellowish than standard. Characteristics of microcrystalline cellulose obtained include blue violet color with iodine solution, particle size distribution of 2.01 m, pH 7.03, ash 0.23, moisture content 3.42, drying shrinkage 3.16 , passable particle density, as well as flow rate and angle of repose that met the requirements. Based on the comparison of difractogram pattern with X ray diffraction and morphology with SEM Scanning Electron Microscope a similarity was able to be seen between microcrystalline cellulose of hydrolysis result with standard.
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Amrullah Farad Sunaryo
Abstrak :
Menara pendingin merupakan satu dari komponen sistem pengkondisian udara yang berperan dalam menjaga suhu yang diinginkan untuk mendapatkan efisiensi yang ingin dicapai.Menara pendingin didefiniskan sebagai alat penukar kalor untuk mendinginkan air dari mesin pendingin melalui kondenser dengan dikontakkan secara langsung dengan air atau udara mengunakan kipas besar. Air dalam sirkulasi menara pendingin sistem tertutup berperan sangat penting sebagai media penukar kalor. Kualitas air yang kurang baik dan penanganan terhadap kualitas air yang kurang tepat dapat menyebabkan korosi dan pengendapan kerak. Korosi dapat merusak material logam dari menara pendingin yang akan menganggu efektivitas perpindahan panas pada pipa. Kerak dapat menghambat proses perpindahan kalor dan akan menyebabkan kenaikan pada konsumsi energi. Salah satu pencegahan terhadap korosi dan kerak ialah melalui ozonasi. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui pengaruh penggunaan ozon terhada korosi dan presipitasi kerak melalui indikator Langelier Saturation Index LSI, maksimum konsentrasi dari sirkulasi air tanpa ozon dan menggunakan ozon melalui indikator Practical Ozone Scaling Index (POSI), dan kualitas air melalui Total Dissolve Solid (TDS), Electric Conductivity (EC), dan pH dari air sirkulasi tanpa ozon dan menggunakan ozon. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menginjeksikan ozon pada basin dan melakukan uji laboratorium terhadap kualitas air dengan metode AAS, Titrimetri, dan Gravimetri. Hasil yang didapat dari penelitian ini menunjukkan bahwa air sirkulasi menara pendingin tanpa ozon cenderung korosif karena nilai LSI turun dari -5,56 menjadi -6,43 dan air sirkulasi menggunakan ozon dapat menahan laju korosi karena nilai LSI naik dari -6,43 menjadi -5,47. Air sirkulasi tanpa ozon kurang baik karena konsentrasi maksimal dari air tersebut turun dari 1,47 menjadi 1,45 dan air sirkulasi menggunakan ozon mampu menaikkan konsentrasi maksimal dari 1,45 menjadi 1,56. Air sirkulasi tanpa ozon kurang baik karena cenderung mengalami kenaikan nilai TDS dan EC dan air sirkulasi menggunakan ozon cenderung mengalami penurunan pada nilai TDS dan EC. Baik dari air sirkulasi tanpa ozon dan menggunakan ozon, tidak terlalu mempengaruhi pH. ...... The cooling tower is one of the components of the air conditioning system that plays a role in maintaining the desired temperature to get the efficiency. A cooling tower is defined as a heat exchanger to cool water from a cooling machine through a condenser by direct contact with water or air using a large fan. Water in a closed system cooling tower circulation plays a very important role as a heat exchanger. Poor water quality and improper handling of water quality can cause corrosion and deposition of scale. Corrosion can damage metal material from the cooling tower which will disrupt the effectiveness of heat transfer in the pipe. Crust can inhibit the process of heat transfer and will cause an increase in energy consumption. One of the prevention against corrosion and scale is through ozonation. The purpose of this study was to determine the effect of ozone use on corrosion and crustal precipitation through the Langelier Saturation Index (LSI) indicator, the maximum concentration of circulating water with/without ozone and through the Practical Ozone Scaling Index (POSI) indicator, and water quality through Total Dissolve Solid (TDS) , Electric Conductivity (EC), and the pH of circulating water with/without ozone. The method used in this research is by injecting ozone on basin and conducting laboratory tests on water quality by the AAS, Titrimetry and Gravimetric methods. The results obtained from this study indicate that the cooling tower circulation water without ozone tends to be corrosive because the LSI value drops from -5.56 to -6.43 and that circulating water using ozone can withstand the corrosion rate because the LSI value rises from -6.43 to - 5,47. Circulating water without ozone is not good because the maximum concentration of the water drops from 1.47 to 1.45 and circulating water using ozone can increase the maximum concentration from 1.45 to 1.56. Circulating water without ozone is not good because it tends to increase in TDS and EC values and circulating water using ozone tends to decrease in TDS and EC values. Both of the circulation water without ozone and using ozone, does not greatly affect the pH.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>