Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 25 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1984
499.224 MOR
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
A. Hakim Usman
Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1985
R 499.221 HAK k
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library
cover
Riri Muthiara
"Artikel ini membahas penelitian tentang ornamen yang terdapat pada masjid kuno di Kerinci pada abad ke 18 sampai awal abad ke 20 berdasarkan kajian identitas budaya. Di Kota Sungai Penuh dan Kabupaten Kerinci terdapat bangunan-bangunan masjid kuno. Masjid kuno tersebut yaitu Masjid Kuno Lempur Mudik, Masjid Kuno Lempur Tengah, Masjid Keramat Pulau Tengah dan Masjid Agung Pondok Tinggi yang menjadi bukti identitas budaya masyarakat pada masa sekarang. Metode penelitian yang dilakukan adalah dengan melakukan observasi lapangan dan studi literatur, kemudian dilakukan pengolahan data dilakukan dengan membandingkan komponen ornamen yang terdapat pada masjid masjid kuno Kerinci serta ornamen masjid Kerinci dengan ornamen masjid di Minangkabau sezaman. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana ornamen sebagai sebuah material culture digunakan oleh masyarakat sebagai salah satu indikator pembeda identitas pada masa lalu, ditemukan kembali pada bangunan keagamaan masyarakat Kerinci. Kemudian, dijadikan sebagai reaksi resistensi terhadap masuknya kebudayaan asing ke wilayah tersebut. Penelitian ini menggunakan metode analisis komparatif dan studi representasi identitas budaya Stuart Hall dalam interpretasi. Hasil penelitian pada ornamen masjid kuno di Kerinci menunjukkan, 1) ornamen masjid kuno Kerinci menjelaskan status sebuah masjid di tengah-tengah masyarakat; 2) ornamen masjid kuno Kerinci merepsesentasikan sistem hirarki; 3) ornamen masjid kuno Kerinci menunjukkan terjadinya resistensi terhadap kebudayaan asing yang kemudian hasil dari resistensi tersebut direpresentasikan menjadi sebuah identitas yang berlaku ditengah-tengah masyarakat.

This paper discusses research on ornaments of ancient mosques in Kerinci in the 18th to early 20th century based on the study of cultural identity. There are ancient mosque buildings in Sungai Penuh City and Kerinci Regency. The ancient mosques are the Lempur Mudik Mosque, the Lempur Tengah Mosque, the Keramat Pulau Tengah Mosque and the Agung Pondok Tinggi Mosque, which are evidence of the cultural identity of the community today. The research method is data collection by conducting field observations and literature studies. Then data processing is carried out by comparing the ornament components found in the ancient Kerinci and Kerinci mosque ornaments with mosque ornaments in Minangkabau contemporaries. This research aims to discover how ornament as a material culture used by the community as one of the indicators of distinguishing identity in the past was rediscovered in the religious buildings of the Kerinci community. Then, it is used as a resistance reaction to the entry of foreign cultures into the region. This research uses the comparative analysis method and Stuart Hall's cultural identity representation study in interpretation. The results of the research on ancient mosque ornaments in Kerinci show, 1) Kerinci ancient mosque ornaments explain the status of a mosque amid society; 2) Kerinci ancient mosque ornaments represent a hierarchical system; 3) Kerinci ancient mosque ornaments show resistance to foreign cultures which then the results of the resistance are represented as an identity that applies amid society."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2023
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Gusdi Sastra
Depok: Universitas Indonesia, 1994
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ulaan, Anastasia Christina Pingkan
"ABSTRAK
Tembikar adalah benda-benda yang dibuat dari tanah lempung yang dibakar pada suhu yang cukup tinggi, merupakan salah satu alat yang dipakai dalam kehidupan manusia, sebagai wadah penyimpanan, alat mengolah makanan, alat upacara ritual dan sebagai wadah kubur. Tembikar merupakan hasil teknologi yang universal dan dikenaI hampir di seluruh bagian dunia. Penelitian ini berusaha mengidentifikasikan tembikar dari Desa Muak, KPK Batang Merangin, Kabupaten Kerinci, Propinsi Jambi, karena dikhawatirkan pada masa yang akan datang data tembikar ini tidak ada lagi. Dari hasil pengamatan tidak dapat dihasilkan penamaan wadah tembikar karena terbatasnya data, namun diketahui bahwa tembikar dan Desa Muak ini dibuat dengan teknik pijit dan dibentuk dengan teknik tatap-pelandas serta dihias dengan teknik tekan, teknik gores dan teknik tempel. Pembakaran tembikar ini juga masih sangat sederhana.

"
1996
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Pusat Bahasa, 2001
899.208 NAZ t
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Triana Rosantini
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1986
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yudi Suhartono
"Mesjid Keramat merupakan salah satu mesjid tua yang ada di Kerinci (Jambi) yang belum pernah diteliti secara khusus. Masjid ini pernah disebutkan oleh peneliti Belanda bernama E.A Klerks dalam laporan perjalanannya yang terbit tahun 129 sebagai mesjid terbagus di seluruh daerah Kerinci. Penelitian terhadap mesjid Keramat bertujuan untuk melihat percampuran antara kebudayaan Islam dengan kebudayaan Kerinci sebagaimana tercermin dari keberadaan mesjid Keramat. Untuk melihat masalah percampuran kebudayaan maka pada penelitian ini digunakan teori Akulturasi. Dalam penelitian ini digunakan metode secara bertahap. Pada tahap Observasi dilakukan studi kepustakaan yang bertujuan untuk mengumpulkan sumber kepustakaan yang diperlukan. Selain itu juga digunakan studi lapangan (pengamatan langsung) dengan cara melakukan pengamatan dan perekaman yang terinci pada unsur-unsur bangunan mesjid Keramat. Selanjutnya pada tahap pengolahan data dilakukan analisis terhadap data yang telah terhimpun yakni dengan membuat pemerian yang terinci terhadap unsur-unsur bangunan mesjid Keramat. Tahap akhir penelitian ini (Penafsiran data) dilakukan dengan menggunakan data analogi. Sumber analogi yang digunakan berupa naskah-naskah yang memberi gambaran tentang masyarakat Kerinci sebelum Islam masuk. Selain itu juga digunakan sumber etnografi berupa arsitektur tradisional Kerinci sebagai komponen budaya lokal sebelum proses akulturasi berlangsung. Di samping itu juga digunakan data arsitektur tradisional Minangkabau. Penggunaan data ini didasarkan atas pertimbangan bahwa Islam di Kerinci mendapat pengaruh dari Minangkabau. Pada kenyataannya meskipun agama Islam dapat diterima oleh masyarakat Kerinci, tetapi tidak semua unsur dalam kebudayaan Kerinci berubah, salah satu contohnya adalah arsitektur. Dari penelitian yang dilakukan di mesjid Keramat, diketahui bahwa bentuk bangunan mesjid Keramat sangat jelas memperlihatkan pengaruh arsitektur tradisional Kerinci. Sedangkan pengaruh arsitektur tradisional Minangkabau hampir tidak ditemukan pada mesjid Keramat."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1994
S11921
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
R. Denny Sulistyo Adji
1986
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sadam Husein
"ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menemukan fonem bahasa Kerinci variasi desa Seleman sebagai dasar rekomendasi rekayasa grafem. Penelitian bidang fonologi ini difokuskan pada penemuan fonem-fonem melalui pasangan-pasangan minimal dari bunyi-bunyi bahasa yang digunakan oleh penutur asli bahasa Kerinci variasi desa Seleman. Grafem direkayasa berdasarkan fonem-fonem yang didapatkan dan menggunakan sistem tulisan alfabetis. Penelitian ini menggunakan metode penelitian lapangan dan memakai teknik wawancara langsung dan tidak langsung dalam memperoleh data. Sumber data penelitian ini adalah bunyi-bunyi bahasa yang digunakan oleh penutur asli bahasa Kerinci variasi desa Seleman. Data penelitian ini diperoleh dari daftar tanyaan yang terdiri atas 200 kosakata dasar Swadesh dan 100 kosakata dasar Keraf. Informan yang digunakan adalah seorang penutur asli bahasa Kerinci variasi desa Seleman yang berjenis kelamin wanita. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa bahasa Kerinci variasi desa Seleman memiliki 8 fonem vokalik: /i/, /e/, /ɛ/, /a/, /ə/, /ɔ/, /o/, dan /u/; 2 fonem vokalik panjang: /eː/ dan /aː/; 11 fonem diftong: /ew/, /aj/, /aw/, /oj/, /e /, /eɔ /, /eo /, / e / /aɛ /, /aɔ / d n / o /; dan 21 fonem konsonantik: /p/, /b/, /m/, /mᵖ˺/, /w/, /t/, /d/, /n/, /nᵗ˺/, /r/, /s/, /l/, /c/, /ɟ/, /ɲ/, /j/, /k/, /ɡ/ /ŋ/ /Ɂ/, dan /h/. Berdasarkan hasil rekayasa grafem, didapatkan 5 grafem vokal: , , , , dan ; 2 grafem vokal berdiakritik: /e`/ dan /o`/; 10 digraf vokal: , , , , , , , , , dan ; 3 digraf vokal berdiakritik , , dan ; 16 grafem konsonan: , , , , , , , , , ,

, , , , , dan ; dan 4 digraf konsonan: , , dan . Grafem tersebut direkayasa berdasarkan pertimbangan faktor nonlinguistik untuk memudahkan penutur menggunakannya dalam penulisan.


ABSTRACT
The purpose of the research was to find phonemes of Kerinci language variety of Seleman village to recommend the design of its graphemes. This phonological study focused on getting phonemes from the minimal pairs in language sounds produced by native speakers of Kerinci language variety of Seleman village. Graphemes were designed based on the phonemes and used the alphabetical writing system. The research used field study method and utilized direct and indirect interview techniques in getting the data. The source of data was the language sounds produced by native speakers of Kerinci language variety of Seleman village. The data were taken from 200 Swadesh and 100 Keraf words list. The informant was a woman, a native speaker of Kerinci language variety of Seleman village. The results showed that Kerinci language variety of Seleman village had 8 vowel phonemes: /i/, /e/, /ɛ/, /a/, /ə/, /ɔ/, /o/, and /u/; 2 long vowel phonemes: /eː/ and / ː/; 4 diphthong phonemes: /ew/, /aj/, /aw/, and /oj/; and 21 consonant phonemes: /p/, /b/, /m/, /mᵖ˺/, /w/, /t/, /d/, /n/, /nᵗ˺/, /r/, /s/, /l/, /c/, /ɟ/, /ɲ/, /j/, /k/, /ɡ/ /ŋ/ /Ɂ/, and /h/. Based on the designing graphemes‟ results, there were 5 vowel graphemes:
, , , , and ; 2 diacritic vowel graphemes: /e`/ and /o`/; 10 vowel digraphs: , , , , , , , , , dan ; 3 diacritic vowel digraphs: , , dan ; 16 consonant graphemes: , , , , , , , , , ,

, , , , , and ; and 4 consonant digraphs: , , , and . The graphemes were designed based on considerations of non-linguistic factors in order to make them easier to use in the written form."

Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2016
T45137
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3   >>