Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 4 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Leni Rosmalina
"Bagi sebagian besar masyarakat, Pendidikan Tinggi tidak hanya disadari sebagai Iembaga ilmiah yang mampu memberikan pengetahuan yang lebih luas tetapi juga sebagai tempat persiapan karir bagi mahasiswa. Hal ini karena sebagian besar mahasiswa akan terjun dalam dunia kerja setelah mereka menyelesaikan studi di perguruan Tinggi dan mereka jugn termasuk dalam tahap perkembangan dewasa muda yang dituntut untuk menyelesaikan tugas perkembangan terpentingnya yaitu berupa mempersiapkan dan menyeleksi pekerjaan (Pikunas, 1976). Tugas tersebut tidak mudah karena menurut Parson (dalam Seligman, 1994) terdapat 3 faktor penting yang perlu dipertimbangkan untuk dapat memilih karir secara bijaksana. Faktor-faktor tersebut yaitu: pemahaman yang mendalam mengenai diri sendiri, pengetahuan mengenai pekerjaan dan dunia kerja serta menghubungkan kedua faktor tersebut dengan penalaran yang seksama.
Para mahasiswa yang berdasarkan tahap perkembangan karirnya berada pada tahap eksplorasi, menyadari bahwa bidang karir tertentu akan menjadi kehidupan utama di masa depan sehingga mereka membutuhkan media eksplorasi untuk membantu memilih pekerjaan dan mempersiapkan diri terjun dalam dunia kerja. Sebagai lembaga yang turut bertanggung jawab terhadap dihasilkannya Sumber Daya Manusia yang berkualitas, Perguruan Tinggi perlu menyelenggarakan suatu program yang menjembatani dunia kampus dengan dunia kerja yang sesungguhnya. Program tersebut adalah Program Kerja Praktek yaitu suatu program pendidikan yang memberi kesempatan kepada para mahasiswa untuk bekerja di perusahaan dalam jangka waktu tertentu. Dengan adanya program ini, diharapkan dapat menjadi media yang menyediakan informasi berharga kcpada mahasiswa mengenai dunia kerja.
Sayangnya, tidak semua fakultas dan jurusan yang ada di Universitas Indonesia menyelenggarakan Program Kerja Praktek ini. Sehingga berangkat dari hal tersebut, dibuatlah penelitian ini yang bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan tingkat kemalangan karir dan derajat keraguan karir antara mahasiswa yang mengikuti Kerja Praktek dengan mahasiswa yang tidak mengikuti Kerja Praktek. Oleh Savickas (dalam Seligman, 1994) Kematangan Karir didefinisikan sebagai kesiapan seseorang untuk memenuhi tugas perkembangan karimya sedangkan derajat Keraguan Karir adalah seberapa besar derajat keraguan/kebimbangan individu dalam menentukan karir.
Sampel dalam penelitian ini adalah mahasiswa Universitas Indonesia yang duduk di tingkat akhir (minimal semester 8). Alat yang digunakan untuk mengukur derajat keraguan karir adalah Skala Keraguan dari Career Decision Scale (CDS) yang disusun oleh Osipow. Sedangkan untuk mengukur Kematangan Karir digunakan Career Maturity Inventory (CMI) yang disusun oleh John Crites. CMI ini terdiri dari 2 subtes, yaitu Tes kemampuan yang mewakili dimensi kognitif dari Kematangan Karir dan Skala Sikap yang mewakili dimensi afektif dari Kematangan Karir. Teknik analisa data yang digunakan adalah t-test for independent samples dengan bantuan program SPSS/PC+ versi 7.0.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan dalam tingkat Kematangan Karir (baik dari segi kognitif maupun afektif) antara mahasiswa yang mengikuti Kerja Praktek dengan mahasiswa yang tidak mengikuti Kerja Praktek. Sedangkan mengenai derajat Keraguan Karir, terdapat perbedaan yang signifikan dalam skor Keraguan Karir antara mahasiswa yang mengikuli Kerja praktek dengan mahasiswa yang tidak mengikuti Kerja Praktek.
Dari hasil yang diperoleh dalam penelitian ini, ada beberapa saran yang perlu diperhatikan yaitu memperbesar jumlah subyek dan sebaiknya menggunakan teknik random sampling agar hasil penelitian dapat digeneralisaikan. Di samping itu berkenaan dengan alat yang digunakan dalam penelitian ini yaitu CMI dan CDS, perlu dilakukan uji coba yang lebih intensif untuk memperbaiki item-item yang buruk, dilakukan kembali pengujian reliabilitas dan validilas eksternal serta khusus untuk CMI sepertinya perlu lebih diadaptasi dengan kebudayaan Indonesia."
Depok: Universitas Indonesia, 1998
S2564
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Shanty Pujiastuti
"Tujuan dari Pendidikan di Sekolah Menengah Kejuruan adalah menghasilkan tenaga kerja yang memiliki keahlian berkualitas; yaitu tenaga kerja yang memiliki tingkat pengetahuan, ketrampilan, dan etos kerja yang sesuai dengan tuntutan kebutuhan Iapangan kerja ( Hakikat Pendidikan Sistem Ganda, 1994). Sekolah Menengah Kejuruan tidak hanya disadari sebagai lembaga pendidikan yang mampu memberikan pengetahuan kepada para siswa tetapi juga sebagai tempat persiapan karir bagi siswa. Hal ini karena siswa berada dalam tahap perkembangan remaja yang tugasnya memilih suatu bidang pekerjaan dan mempersiapkan diri ke arah bidang tersebut (Conger, 1991). Tugas tersebut tidak mudah karena menurut Parson (dalam Sellgman, 1994) terdapat 3 faktor penting yang perlu dipertimbangkan untuk dapat memiiih karir secara bijaksana. Faktor-faktor tersebut yaitu : pemahaman yang mendalam mengenai diri sendiri, pengetahuan mengenai pekerjaan dan dunia kerja serta menghubungkan kedua faktor tersebut dengan penalaran yang seksama.
Para siswa yang berdasarkan tahap perkembangan karirnya berada dalam tahap eksplorasi, menyadari bahwa bidang karir tertentu akan menjadi kehidupan utama di masa depan sehingga mereka membutuhkan media eksplorasi untuk membantu memilih pekerjaan dan mempersiapkan diri terjun dalam dunia kerja. Oleh karena itu di SMK dilaksanakan pendidikan yang melibatkan dua pihak yaitu pihak dunia pendidikan dan pihak dunia kerja. Program tersebut adalah Kerja Praktek lndustri yaitu perpaduan kegiatan belajar disekolah dan bekerja di industri/dunia usaha dalam satu kesatuan sistem untuk mencapati tingkat keahlian profesional dalam jangka waktu tertentu. Dengan adanya program ini, diharapkan siswa dapat memperdalam dan memperluas panguasaan kemampuan dan menghayati suasana kerja dalam situasi yang sesungguhnya.
Ada dua kondisi siswa yaitu sebelum dan sesudah mengikuti Kerja Praktek. Berangkat dari hal itu, dibuatlah penelitian ini yang bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan tingkat kematangan karir antara siswa sebelum mengikuti kerja praktek dengan siswa sesudah mengikuti kerja praktek. Oleh Savickas (dalam SeIigman, 1994) Kematangan karir didefinisikan sebagai kesiapan seseorang untuk memenuhi tugas perkembangan karirnya.
Sampel yang digunakan adalah siswa SMK 14/SMEA 11 yang duduk di keIas2. Alat yang digunakan untuk mengukur Kematangan Karir adalah Career Maturity Inventory (CMI) yang disusun oleh John O Crites yang telah diadaptasikan kedalam bahasa Indonesia. Alat ini terdiri dari 2 skala, yaitu skala Kemampuan yang mewakili dimensi kognitif dari Kematangan Karir dan skala Sikap yang mewakili dimensi afektif dari Kematangan Karir. Teknik analisa data yang digunakan adalah t-test for dependent samples dengan menggunakan bantuan SPSS/PC + versi 7.5
Hasil penelitian menunjukkan hasil yang signifikan untuk perbedaan skor kematangan vokasional dan skala kemampuan dari tes kematangan karir, akan tetapi tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara skor skala sikap siswa sebelum dengan sesudah mengikuti KP. Sehingga dapat disimpulkan bahwa Kerja Praktek berpengaruh terhadap tingkat kematangan karir remaja dan segi kognitif, akan tetapi tidak berpengaruh terhadap tingkat kernatangan karir pada segi afektif pada sampel penelitian ini.
Dari hasil yang diperoleh dalam peneiitian ini, ada beberapa saran yang perlu diperhatikan yaitu memperbesar jumlah subyek dan sebaiknya menggunakan teknik random sampling agar hasil penelitian dapat digeneralisasikan. Di samping itu berkenaan dengan alat yang digunakan daiam penelitian ini (CMI), perlu dilakukan kembali uji reliabilitas dan validitas eksternal serta diadaptasikan dengan kebudayaan Indonesia."
2000
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aldi Putra Madya
"ABSTRAK
Praktek Kerja Profesi (PKP) di industri farmasi dilaksanakan di Value Stream
Tempra (VST) PT. Taisho Pharmaceutical Indonesia, Tbk. Kegiatan ini
berlangsung selama dua bulan dari tanggal 5 Januari sampai dengan 27 Februari
2015. PKP di apotek bertujuan agar mahasiswa apoteker mengerti peranan
apoteker, memiliki wawasan tentang pelaksanaan pekerjaan kefarmasian,
memahami penerapan Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB), dan memiliki
gambaran nyata tentang permasalahan pekerjaan kefarmasian di industri farmasi.
Berdasarkan kegiatan PKP yang dilakukan, dapat disimpulkan bahwa peran
apoteker penting untuk menghasilkan obat-obatan yang aman, bermutu, dan
berkhasiat. Apoteker di bagian produksi bertanggung jawab melakukan
pengawasan proses produksi dan mencari solusi apabila terjadi permasalahan
terutama dari sisi farmasetik. Mahasiswa apoteker telah berhasil memperoleh
gambaran umum dari pelaksanaan pekerjaan kefarmasian di PT. Taisho
Pharmaceutical Indonesia, Tbk., khususnya di bagian produksi. Pengetahuan yang
didapat meliputi alur produksi secara keseluruhan, validasi prosedur pengolahan,
studi CPOB, analisis formula dan pemilihan bahan untuk produk Tempra, dan risk
assessment proses produksi. Berdasarkan pengamatan, PT Taisho Pharmaceutical
Indonesia Tbk. masih memerlukan perbaikan agar seluruh aspek CPOB
dilaksanakan dengan baik. Contoh masalah di PT. Taisho Pharmaceutical
Indonesia, Tbk. adalah peletakan barang di koridor, pemakaian komponen mesin
yang tidak sesuai, adanya potensi tercampurnya produk berbeda, dan reworking
produk tertolak yang paralel dengan proses produksi.
ABSTRACT Profession Internship at pharmaceutical industry was held in Production Division
of Value Stream Tempra (VST) at PT Taisho Pharmaceutical Indonesia, Tbk. This
activity was held for two months from January until February 2015. Profession
internship at pharmaceutical industry was intended to make apothecary student
understand the role of pharmacist, have insight into the implementation of
pharmaceutical practice, understand the implementation of Cara Pembuatan Obat
yang Baik (CPOB), and know the issues in pharmaceutical practice in
pharmaceutical industry. Based on the activities, pharmacists in Poduction
Division have responsibilities of production supervision and giving solution in
case of pharmaceutical based problems. Apothecary student have obtained insight
into general routine activities in PT Taisho Pharmaceutical Indonesia, Tbk. After
having profession internship, apothecary student have specific knowledges about
production process, validation of production process, risk assessment
investigation, CPOB, and formula analysis. Based on the observation, PT Taisho
Pharmaceutical Indonesia, Tbk. still needs improvement to follow all CPOB
aspects. Issues at PT Taisho Pharmaceutical Indonesia, Tbk. are unproper spare
parts usage in some machines, placing materials in the corridor, mix up product
potention, and reworking defect products paralelly with production process.
"
Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2016
PR-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Falda Septiana
"ABSTRAK
Nama : Falda SeptianaNPM : 1506814993Program Studi : Profesi ApotekerJudul : Laporan Praktik Kerja Profesi Apoteker di Puskesmas Kecamatan Tambora Kota Jakarta Barat Periode Bulan Juli Tahun 2016Pemerintah bertanggung jawab merencanakan, mengatur, menyelenggarakan, membina dan mengawasi penyelenggaraan upaya kesehatan yang merata dan terjangkau oleh masyarakat yang dikhususkan pada pelayanan publik, Upaya yang dilakukan dengan adanya pusat kesehatan masyarakat sebagai salah satu jenis fasilitas pelayanan kesehatan tingkat pertama yang disebut dengan Pusat kesehatan masyarakat PUSKESMAS . Oleh karena itu dilaksanakan Praktik Kerja Profesi Apoteker di Puskesmas Kecamatan Tambora Kota Jakarta Barat pada bulan Juli tahun 2016 yang bertujuan untuk, meningkatkan pengetahuan dan kemampuan tentang peran, ugas dan tanggung jawab apoteker dalam pelayanan kefarmasian di Puskesmas. Pelayanan kefarmasian di Puskesmas Kecamatan Tambora sudah berjalan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Kegiatan pelayanan kefarmasian belum optimal dilihat dari segi waktu pelayanan yang dilakukan dikarenakan kurangnya sumber daya manusia dan pelayanan farmasi klinik belum seluruhnya dilakukan seperti pemantauan terapi obat.Kata Kunci : Puskesmas, Tambora, Pelayanan Kefarmasian, praktik Kerja Profesi Apotekerx 65 halaman : 6 lampiranDaftar Acuan : 11 2006-2016

ABSTRACT
Name Falda SeptianaNPM 1506814993Study Program ApothecaryTitle Internship at Tambora Public Health Centre West Jakarta in July 2016 The Government is take responsibility to plan, manage, organize and supervise for the implementation of universal health efforts equitable and effordable to people with devoted to public service. efforts made by the public health center as one type of first level health care facility is called Public Health centers PUSKESMAS . Therefore the Internship at Tambora Public Health Centre West Jakarta was held in July 2016 was intended to make apothecary student knows about increased knowledge and skill about pharmacist roles, duties and responsibilities in pharmaceutical care at public health centre. Pharmaceutical care activities in Tambora Public Health Centre are appropriate according to government regulation about Pharmaceutical Practice Standard in Public Health Centre. Pharmaceutical care activites is not optimal in term of respond time for service performance due to lack of human resources and pharmaceutical care services have not been fully carried out as therapy drug monitoring. Keyword s public health centre, Tambora, pharmaceutical care, , internshipx 65 page 9 appendicesBibliography 11 2006 2016 "
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2017
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library