Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Aldo Feandri
"ABSTRAK
Biophilic-design bertujuan untuk menciptakan habitat yang baik bagi
manusia sebagai organisme biologis pada lingkungan terbangun, yang dapat
meningkatkan kesehatan, kebugaran dan kesejahteraan umum (well-being)
(Kellert, 2015).
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejauh apa kehadiran atau
suasana alam pada ruang melalui 14 pola biophilic-design (Browning, Clancy &
Ryan, 2014) pada jenis hunian yang berbeda, yaitu: hunian tapak sederhana dan
real-estate; dan hunian vertikal sederhana (rumah susun sederhana) dan
apartemen. Kemudian pada jenis hunian yang kehadiran alamnya paling rendah
dilakukan percobaan penambahan nilai indeks biophilic-design untuk mengetahui
apa dampak aplikasi pola biophilic design, terhadap kesejahteraan mental (mental
well-being) penghuninya.
Instrumen penilaian indeks biophilic-design dikembangkan berdasarkan 14
pola biophilic-design dan digunakan untuk mengidentifikasi secara kuantitatif
keberadaan atau suasana alam yang hadir pada ruang. Untuk mengukur
kesejahteraan mental (mental well-being) penghuni digunakan The Warwick-
Edinburg Mental Well-Being Scale (WEMWBS) yang diukur pada saat dimulainya
percobaan penambahan nilai indeks biophilic-design dan dua minggu setelahnya
untuk melihat dampaknya pada kesejahteraan mental (mental well-being)
penghuni.

ABSTRACT
The objective of biophilic-design is to create a good habitat for people as a
biological organism in a built environment, which can improve people’s health
and well-being (Kellert, 2015).
This research aims to identify how far nature or natural scene can be
present in a space through 14 patterns of biohilic-design (Browning, Clancy &
Ryan, 2014) on a different residential types: simple landed residential, mid to high
class landed residential/real-estate, vertical residential, and mid to high class
vertical residential/apartment. Then on the residential type which it’s natural scene
is low than the other, experiment is conducted by improve it’s natural scene to
find what impact biophilic-design does to people’s mental well-being on
residential space.
Biophilic-design index scoring was developed based on 14 patterns of
biophilic-design and used as an instrumen to identify and measure the nature and
natural scene present in a space quantitatively. The Warwick-Edinburg Mental
Well-Being Scale (WEMWBS) is used to measure people’s mental well-being. It
is measured at the moment when the experiment is conducted and two weeks after
it to find it’s impact."
2016
T45589
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Retnowati
"Jumlah penderita Human Immunodeficiency virus (HIV) di dunia setiap tahun semakin bertambah, dengan proporsi perempuan berjumlah lebih sedikit dari laki-laki, namun mereka mempunyai kesadaran yang rendah terhadap pengobatan dan perawatan HIV, self efficacysebagai prediktor utama dalam pengobatan HIV sangat dibutuhkan bagi keberlangsungan pengobatan HIV mereka. Tujuan dari penelitian ini adalah ingin mengetahui hubungan antara stigma dan kesejahteraan mental dengan self efficacy kepatuhan pengobatan HIV pada perempuan dengan HIV/AIDS dimasa pandemi Covid-19. Menggunakan metode kuntitatif dengan pendekatan cross sectional dengan responden sebanyak 122 perempuan dengan HIV/AIDS yang berusia lebih dari 15 tahun. Hasil: karakteristik responden menunjukkan mayoritas usia 36-45 sebanyak 59%, berstatus menikah 62.3%, berpendidikan menengah 74.6%, tidak bekerja 54.1%, lama terdiagnosa HIV 1-5 tahun. skor median 28 pada stigma, 60 pada kesejahteraan mental dan skor median 115 pada self efficacy.  study ini menunjukkan hasil bahwa terdapat korelasi antara stigma dengan self efficacy dengan nilai p value 0.020, kesejahteraan mental dengan self efficacy (p=0.005), Dan antara status pernikahan dengan self efficacy (p=0.024) Kesimpulan: stigma, kesejahteraan mental serta status pernikahan berhubungan dengan self efficacy kepatuhan pengobatan pada perempuan dengan HIV/AIDS di RSUP Fatmawati di masa pandemi Covid-19.

The number of sufferers of Human Immunodeficiency virus (HIV) in the world is increasing every year.  the proportion of women is fewer than men, but they have low awareness of HIV treatment and care, self-efficacy as the main predictor of HIV treatment is urgently needed for the continuation of their HIV treatment. The purpose of this study was to identify self-efficacy in women with HIV/AIDS during the Covid-19 pandemic. Using a quantitative method with a cross sectional approach with respondents as many as 122 women with HIV/AIDS aged more than 15 years. Results: The characteristics of the respondents showed that the majority were aged 36-45 as much as 59%, married status 62.3%, secondary education 74.6%, 54.1% unemployed, 1-5 years diagnosed with HIV. median score of 28 on stigma, 60 on mental health and median score of 115 on self-efficacy. This study shows the results that there is a correlation between stigma and self-efficacy with a p-value of 0.020, mental health and self-efficacy (p=0.005), and between marital status and self-efficacy (p=0.024). Conclusion: stigma, mental health and marital status related to self-efficacy for medication adherence in women with HIV/AIDS at Fatmawati General Hospital during the Covid-19 pandemic."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library