Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 4 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Chalify Ardiawan
"Tesis ini membahas mengenai modal sosial Ikatan Abang None Jakarta IANTA sebagai bentuk peran serta dalam pembangunan Ketahanan Budaya. Abang None Jakarta merupakan ajang yang diadakan oleh Pemerintah Provinsi DKI dimana disana terkumpul sumber daya yang ungul di bidangnya seharusnya dapat menjadi salah satu unsur pemuda dalam mempelopori pelestarian budaya Betawi. Penelitian ini akan menjadikan IANTA sebagai objek penelitian dengan mengunakan terori modal sosial yang di kemukakan oleh Putnam sebagai alat analisis. Dalam teori tersebut modal sosial memiliki tiga unsur yaitu norms, network, dan trust menurut Putnam.Hasil penelitian menunjukan IANTA sebagai organisasi sudah memiliki modal sosial yang relatif baik. Namun masih ada beberapa unsur modal sosial yang masil lemah yaitu pada unsur norm. Dengan modal sosial yang ada, IANTA sudah mempelopori kegiatan-kegiatan guna melestarikan budaya dengan cara yang menarik di kalangan anak muda. IANTA bisa menjadi tools pemerintah untuk membangun ketahanan nasional dengan pendekatan budaya.Hal ini menunjukkan untuk dapat membentuk ketahanan budaya dalam hal meningkatkan partisipasi masyarakat khususnya dikalangan pemuda sangat dibutuhkan. Dengan tenaga dan kreativitas yang dimiliki pemuda, pelestarian budaya akan berkembang dan melahirkan generasi baru untuk melanjutkan tongkat estafet kekayaan budaya yang dimiliki bangsa ini.

This thesis discusses the social capital of the Association of Abang None Jakarta IANTA as a form of participation in the construction of Cultural Resilience. Abang None Jakarta is an event held by the city administration, where there accumulated resources that excel in the field should be able to be one of the elements of pioneering youth Betawi culture preservation.This study will make IANTA as research objects by using the theory of social capital being addressed by Putnam as an analytical tool. In the theory of social capital has three elements, namely norms, networks, and trust according to Putnam.The results showed IANTA as the organization already has a relatively good social capital. However, there are still some elements of social capital that is weaker still relies on the element norm. With the existing social capital, IANTA has pioneered activities in order to preserve the culture in an interesting way among young people. IANTA could have become the tools of government to build national resilience with a cultural approach.It showed to be able to form a cultural resistance in terms of increasing community participation especially among youth is needed. With the power and creativity of youth, preservation of culture will develop and make a new generation to continue preserve of the cultural wealth of this nation.
"
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2017
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wika Rahmi
"Tesis ini membahas upaya pelestarian batik Betawi serta faktor pendukung dan penghambatnya; cara para pelaku pelestarian mempertahankan eksistensi; dan tinjauan upaya pelestarian dari perspektif ketahanan budaya. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan analisis deskriptif dan studi kasus pada sanggar batik Betawi di Jakarta Selatan. Upaya pelestarian batik Betawi dilakukan melalui dua bentuk: (1) revitalisasi, dengan cara menghidupkan pengrajin batik asli Betawi; memberikan modal peralatan dan bahan baku; memberdayakan masyarakat setempat; membentuk paguyuban pengrajin dan tempat belajar, berbagi, dan berdiskusi; membantu pemasaran; dan mendirikan koperasi; (2) rekacipta, dengan cara: recreated tradition, yaitu mempertahankan motif batik lama yang dimodifikasi dan diberi fungsi baru; dan invented tradition, yaitu menciptakan motif batik kreasi baru dan fungsi baru dengan menggali dan mengkaji khazanah suku Betawi untuk mengembangkan dan memperkaya motif. Faktor pendukung: motivasi kuat; pembinaan berkelanjutan; keterlibatan orang-orang non-Betawi; peran media massa; dukungan moril masyarakat dan pemerintah setempat; dan Peraturan Gubernur DKI Jakarta No. 209 Tahun 2012 tentang Pakaian Dinas. Faktor penghambat: keterbatasan dalam modal, SDM, lahan, dan pemasaran. Para pelaku pelestarian dapat mempertahankan eksistensi mereka karena mampu menerapkan fungsi adaptation/adaptasi, goal attainment/pencapaian tujuan, integration/integrasi, dan latent pattern maintenance/pemeliharaan pola. Ditinjau dari ketahanan budaya, upaya pelestarian batik Betawi mampu memenuhi aspek pelestarian yang dinamis dan kreatif; perwujudan identitas dan eksistensi pemilik kebudayaan; serta edukasi, sosial, dan ekonomi, yang dapat mendukung ketahanan budaya.

This thesis discusses an efforts to preserve batik Betawi along supporting and inhibiting factors; method of preservation actors maintain their existence; and review preservation of efforts from the perspective of cultural resilience. This research uses qualitative method with descriptive analysis approach and cases on the batik Betawi studios in South Jakarta. The efforts to preserve batik Betawi are through two forms: (1) revitalization, are the way turning the native craftsmen of batik Betawi; providing a capital equipment and a raw materials; empowering a local communities; establish a community and a learning center for sharing and discussing; help to find market; and establish a cooperatives; (2) recreative by recreated tradition, which maintain the old motif have been modified and having a new function; and invented tradition, which is creating new creation of batik and new function by explore and assess the Betawinesse literatures to develop and to enrich the motive. Supporting factors: strong motivation; sustainable development; the involvement of the non-Betawi people; the role of the mass media; supporting moral between communities and local government; and Governor of Jakarta Regulation No. 209 of 2012 about uniform. Inhibiting factors: capital constraint; human resources; land; and marketing. Preservation actors can maintain their existence because they apply the function of adaptation, goal attainment, integration, dan latent pattern maintenance. Reviewed from cultural resilience, the efforts to preserve batik Betawi able to fulfill the aspects of preservation which are dynamic and creative; embodiment of the identity and the existence of culture owners; and educational, social, and economic, which can support cultural resilience."
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2014
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hendraswati
Yogyakarta: Kepel Pess, 2017
959.84 HEN d
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Firda Diba Fauzia Anisah
"Pasar tradisional sebagai pusat aktivitas masyarakat Jawa yang bernuansa ramai berisi orang-orang yang hanya sekedar mengobrol maupun sedang bertransaksi seketika berubah menjadi kluster Covid-19. Kajian ini mengeksplorasi tentang pasar tradisional Bantul yang sedang bergejolak oleh pandemi Covid-19 melalui identifikasi dampak yang muncul akibat pandemi-19 dan mengetahui langkah-langkah yang diambil para pedagang. Pengumpulan data melalui studi dokumen, studi literatur, observasi dan wawancara mendalam kepada lurah pasar dan beberapa pedagang seperti pedagang sayur, pedagang buah, pedagang ayam dan pedagang rempah-rempah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) dampak yang timbul akibat pandemi Covid-19 diantaranya daya beli turun, pasar menjadi sepi, adanya kebijakan baru operasional pasar, distribusi terhambat, stock dagangan yang berkurang dan penghapusan aktivitas budaya masyarakat Jawa (syukuran dan hajatan); (2) pilihan-pilihan ketahanan para pedagang pasar dalam mengatasi dampak pandemi Covid-19 melibatkan berbagai aspek pertimbangan seperti sosial-budaya, kesehatan dan ekonomi. Ketahanan mengindikasikan proses kompromi dari dampak dan proses usaha-usaha pedagang untuk melewati guncangan pandemi yang berpengaruh pada hajat hidup mereka. Gagasan ini berdasarkan pada kepercayaan, norma, nilai, hubungan sesama kaitannya dengan physical distancing dan sedikit dorongan mengejar materi yang tercermin pada orientasi hidup para pedagang, lensa budaya dan spiritual dalam memahami musibah ini, keputusan penyesuaian harga dan jumlah stok barang dan keputusan lurah pasar.

The traditional market as the center of the Javanese community consist of people who are doing conversation with each other and transaction instantly have been changing into a cluster of Covid-19. This study explored the turbulency of Bantul Traditional Market which was caused by the Covid-19 pandemic through identifying the impacts due to the COVID-19 pandemic and knowing the steps taken by traditional traders. This study collected data through document studies, literature studies, observations, and in-depth interviews with the official chief of the traditional market and several traders such as vegetable traders, fruit traders, chicken traders, and spice traders. The results showed that (1) the impacts from the Covid-19 pandemic included, the market became quiet, the existence of new market operational policies, hampered distribution, low amount of stock, and the elimination of Javanese cultural activities (thanksgiving, and celebration); (2) the rational choices of market traders involved various aspects of consideration such as socio-cultural, health and economic. Resilience indicated compromises process of the impact and traders' efforts to get through the pandemic Covid-19 turbulency that affected their livelihoods. The idea of resilience was based on beliefs, norms, values, relationships with others related to physical distancing and a little encouragement to pursue material which is reflected in the life orientation of traditional traders, cultural and spiritual lenses in understanding this disaster, decisions to adjust prices and the amount of stock, and decisions of the chief traditional marke"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library