Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 95 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Marleni
"Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan menganalisis ketersediaan koleksi bahan ajar mata kuliah wajib program studi Pendidikan Bahasa Inggris (Prodi PBI) Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Curup dalam mendukung kurikulum pembelajaran. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan kuantitatif melalui metode checklist/ list checking. Data penelitian berasal dari daftar bacaan mata kuliah wajib prodi PBI yang tertera di dalam silabus dan wawancara. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ketersediaan judul bahan ajar mata kuliah wajib prodi PBI sebesar 21% dari 204 judul yang dibutuhkan sehingga termasuk dalam kategori tidak baik, sedangkan ketersediaan eksemplar setiap judul hanya mencapai 7.35% dan dikategorikan sangat tidak baik. Hal tersebut terjadi karena tidak adanya kebijakan pengembangan koleksi secara tertulis di perpustakaan STAIN Curup dan juga dapat menjadi salah satu penghambat lembaga induknya dalam mencapai visi yang telah dirancang. Dengan demikian penulis menyarankan kepada pihak perpustakaan STAIN Curup untuk menyusun kebijakan pengembangan koleksi agar dapat memenuhi kebutuhan pemustaka sesuai dengan kurikulum serta visi dan misi lembaga induknya.

The objective of this research is to identify and analyze the main learning material collections’ availability of English Study Program (Prodi PBI) in State College of Islamic Studies (STAIN) Curup in supporting learning curricula. This research was conducted by using quantitative approach through checklist/ list checking method. The data were collected by means of reading list of main learning materials from syllabus and interview. The result of this research shows that the main learning material collections’ availability of English Study Program is 21 percent from 204 required titles recommended in syllabus and categorize as not good, meanwhile to the title volumes availability of main learning material collections’ only 7.35 percent which categorized as very bad. All those results are achieved because there is no written collection development policy in STAIN Curup library and also could be one of the problems for the institution in achieving the vision. Therefore, the researcher suggests that library should arrange written collection development policy in order to provide user needs based on the curricula, vision and mission of the university."
2011
T28706
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Wastoni
"Orangutan (Pongo pygmaeus) merupakan satu-satunya kera besar yang hidup di Asia, yang
sekarang berdistribusi secara endemik di pulau Sumatera dan Borneo. Perubahan lahan akibat
penebangan hutan, konversi lahan dan kebakaran hutan, secara langsung berdampak merugikan
terhadap habitatnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui wilayah kesesuaian habitat
orangutan (Pongo pygmaeus) di kawasan konservasi Cakra Estate PT. REA Kaltim Plantations
di Kalimantan Timur. Variabel kesesuaian wilayah yang digunakan meliputi ketersediaan pakan
orangutan, ketersediaan air, dan bentuk medan. Metode analisis yang digunakan adalah analisis
deskriptif secara keruangan (spatial) untuk mendapatkan wilayah kesesuaian dan analisis
korelasi dengan menggunakan metode chi-square dengan mengkorelasikan sebaran sarang
sebagai indikator keberadaan orangutan dengan ketersediaan pakan orangutan, ketersediaan air,
dan bentuk medan. Dari hasil analisis disimpulkan bahwa kawasan yang sesuai sebagai habitat
orangutan berada pada ketinggian 40-50 mdpl dengan kelerengan 5-8 % dan variabel yang paling
berpengaruh adalah ketersediaan pakan dengan tingkat korelasi sebesar 0,459."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2009
S34072
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Verlina Yohana Kawangung
"Masih tingginya kejadian IMS pada WPS (83,2%) dan perilaku pencegahan yang kurang berpotensi penularan IMS dan peningkatan penyebaran kasus HIV-AIDS. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh ketersediaan kondom terhadap penggunaan kondom di Lokasi Batu 24 dan Batu 80. Penelitian ini menggunakan dua metode yaitu, kuantitatif dengan disain cross sectional dan kualitatif dengan disain RAP. Sampel pada penelitian ini adalah WPS di Lokasi Batu 24 dan Batu 80 berjumlah 136 orang (total sampel) dan 22 orang informan. Ada 81,6 % menggunakan kondom pada seks terakhir dan 47,2 % selalu menggunakan kondom seminggu terakhir. Penggunaan kondom seminggu terakhir dipengaruhi oleh ketersediaan kondom (OR=1,7) dan tetap berpegaruh setelah dikontrol oleh variabel konfounder (OR=2,4).

The high prevalence of STI among sex worker (83.2%) and low condom used behaviors potentially increase the spread of transmission of STI and HIV-AIDS cases.This study aims to determine the effect of condom availability on condom use among sex worker at Lokasi Batu 24 and Batu 80. Quantitative and qualitative methods had been used in this study. Samples in this study are direct sex workers in Lokasi Batu 24 and Batu 80, total 136 person (total sample) and 22 informen. There are 81.6% used condom at last sex, and 47.2% always used condoms in past a week. Condoms used in past a week are influenced by the availability of condoms (OR = 1.7) and still having effect after controlled by confounder variables (OR = 2.4)."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
T31137
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Hanna Balqis Rizal
"Air sebagai sumberdaya yang sangat diperlukan oleh manusia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari. Potensi ketersediaan air pada suatu daerah ditentukan dari faktor kondisi fisiknya yaitu bentuk medan, geomorfologi dan geologi yang kemudian penggabungan dari faktor fisik tersebut menjadi bentuklahan. Iklim yang mempengaruhi intensitas curah hujan serta aktivitas manusia juga mempengaruhi ketersediaan air. Kemarau panjang yang terjadi pada tahun 2015 menyebabkan kekeringan. Kecamatan Babakan Madang merupakan salah satu kecamatan yang merasakan dampak kekeringan dan membuat ketersediaan air berkurang. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode analisis spasial deskriptif untuk mengetahui dan mengidentifikasi bentuklahan dan ketersediaan air pada kemarau panjang di Kecamatan Babakan Madang.
Dari hasil pengolahan data yang didapatkan bahwa bentuklahan yang ada di Kecamatan Babakan Madang yaitu bentuklahan vulkan, fluvial, denadusional, strukturan, dan atropogenik. Wilayah dengan ketersediaan air berkurang saat musim kemarau dan mengalami kekeringan yaitu wilayah yang berada pada bentuk medan berbukit hingga bergunung sedangkan wilayah dengan bentuk medan landai tidak mengalami kekeringan. Sehingga hasil dari penelitiaan ini yaitu kekeringan yang terjadi pada kemarau panjang tahun 2015 mempengaruhi ketersediaan air pada bentuklahan vulkan dan denudasional yaitu pada Desa Karang Tengah dan Bojongkoneng.

Water is a resource which needed by humans in fulfilling the needs of everyday life. Potential water availability in a specified area of physical condition factors that shape of the terrain, geomorphology and geology then merging of the physical factors into landforms. The climate affect the intensity of rainfall and human activities also affect water availability. Drought occurred in 2015 caused dryness. Babakan Madang subdistrict is one of the districts that feel the impact of dryness and that water availability is reduced.
From processing the data obtained that the landforms exist in Babakan Madang subdistrict ie volcanic landforms, fluvial, denadusional, structural, and atropogenik. Regions with reduced water availability during the dry season and experiencing dryness that is the area on hilly terrain, while the region with the sloping terrain does not suffer from thedryness. So the result of this analysis, the dryness occurred long dryness in 2015 affected the availability of water in volcanic landforms and denudasional ie in Karang Tengah village and Bojongkoneng.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2016
S63449
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Katri Yulianto
"Teknologi motor dengan permanen magnet semakin sering digunakan pada penggerak kendaraan listrik, hal ini dikarenakan motor dengan permanen magnet memiliki power density dan efisiensi yang lebih baik daripada motor induksi. Pada penelitian ini melakukan desain motor sinkron permanen magnet kapasitas 5 kw, sebagai penggerak pada sepeda motor listrik, dengan jenis internal rotor, tipe Interior Permanen Magnet Synchronous Motor (IPMSM). Magnet yang digunakan menggunakan jenis Neodymium Iron Boron (NdFeB). Motor didesain pada wilayah operasi kecepatan putar 1200-4000rpm, dengan target ideal torsi dari 40Nm saat kecepatan 1200rpm s.d 12Nm saat kecepatan 4000rpm. Desain awal dilakukan melalui perhitungan desain, dengan menyesuaikan parameter ketersedian komponen yang ada, dilanjutkan dengan membuat gambar desain 2D dimensi awal hasil perhitungan, kemudian diekspor ke software finite element motorsolve untuk dilakukan analisa kinerjanya. Dari simulasi kinerja telah didapatkan hasil desain yang mendekati spesifikasi desain. Desain motor menghasilkan keluaran daya sekitar 4.85 kW dengan torsi keluaran 38.63Nm pada kecepatan 1200 rpm, dan 9.68Nm pada kecepatan 4020 rpm, dengan efisiensi motor sebesar 94.2%. Dari prototipe yang dihasilkan terjadi perbedaan parameter hasil uji pada resistansi, Ld dan Lq, sehingga masih terdapat ketidaksesuaian pada prototipe dengan hasil simulasi.

Permanent magnet motor technology is increasingly being used in electric vehicle propulsion because permanent magnet motors have higher density and efficiency than induction motors. This research develops a permanent magnet synchronous motor with a capacity of 5 kw for use as a drive on an electric motorcycle, with an internal rotor type, Interior Permanent Magnet Synchronous Motor (IPMSM). The design uses Neodymium Iron Boron (NdFeB) Magnets. The motor is designed for speeds ranging from 1200 to 4000rpm, with an ideal target torque of 40Nm at 1200rpm and 12Nm at 4000rpm. The design is carried out by calculations, by adjusting the parameters of the availability of existing components, until the design dimensions are obtained, then create a 2D design drawing and export it to the finite element motorsolve software for performance analysis. The design results from the performance simulation are close to the design specifications. The motor design generates approximately 4.85 kW of power with an output torque of 38.63Nm at 1200 rpm and 9.68Nm at 4020 rpm and a motor efficiency of 94.2 percent. From the resulting prototype, there is a difference in the test results parameters of resistance, Ld and Lq."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Irfan
"Latar belakang: Ketersediaan tenaga kesehatan di fasilitas layanan kesehatan (fasyankes) merupakan hal esensial yang wajib dipenuhi. Salah satu jenis fasyankes yang ada di Indonesia adalah Puskesmas. Dokter gigi merupakan salah satu jenis tenaga kesehatan yang wajib tersedia disetiap Puskesmas yaitu minimal tersedia satu dokter gigi untuk setiap Puskesmas. Namun dalam kenyataannya masih terdapat banyak Puskesmas yang tidak memiliki dokter gigi. Salah satu Riset Kesehatan Nasional di Indonesia (Rifaskes 2019) merupakan riset terbaru yang dapat digunakan untuk melihat fasilitas di Puskesmas termasuk ketersediaan dokter giginya.  
Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan informasi mengenai ketersediaan dokter gigi dan faktor-faktor yang mempengaruhinya di tingkat Puskesmas.
Metode: Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan kuantitatif dengan desain penelitian cross sectional menggunakan data sekunder hasil Rifaskes Puskesmas 2019 yang didapatkan dari Badan Litbangkes Kemenkes RI. Unit analisis yang digunakan adalah Puskesmas. Sampel yang digunakan sebanyak 7.373 Puskesmas. Analisis yang digunakan adalah univariat, bivariat dengan uji chi square, dan multivariat dengan uji regresi logistik
Hasil: Hanya terdapat 5.491 Puskesmas (74,5%) yang memiliki dokter gigi. Berdasarkan uji multivariat regresi logistik, ketersediaan dokter gigi di Puskesmas memiliki hubungan yang signifikan dengan kategori wilayah Puskesmas (p = 0,0005), status akreditasi (p = 0,0005), pola pengelolaan keuangan (p = 0,002), ketersediaan rumah dinas (p = 0,002), ketersediaan ruang pemeriksaan gigi dan mulut (p = 0,0005), ketersediaan listrik 24 jam (p = 0,004), ketersediaan internet (p = 0,0005), dan kecukupan alat kedokteran gigi (p = 0,005). Sedangkan, ketersediaan dokter gigi di Puskesmas tidak ditemukan hubungan kemudahan akses ke Puskesmas (p = 0,403), ketersediaan sinyal telepon seluler (p = 0,599) dan ketersediaan air bersih sepanjang tahun (p = 0,703). Faktor yang memiliki pengaruh paling besar terhadap ketersediaan dokter gigi di Puskesmas adalah ketersediaan ruang pemeriksaan gigi dan mulut (OR = 8,798 CI 95% 5,020 – 15,420). Seluruh variabel memberikan kontribusi 18,8% terhadap ketersediaan dokter gigi di Puskesmas sedangkan sisanya dipengaruhi faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.
Kesimpulan: kondisi geografi, sumber daya finansial, dan sumber daya/fasilitas fisik yang dimiliki oleh Puskesmas dapat memberikan pengaruh terhadap penyediaan dokter gigi di Puskesmas.
Saran: Diperlukan perhatian khusus dan tindak lanjut dari berbagai stakeholder kepada Puskesmas yang masih kesulitan dalam penyediaan fasilitas fisik dan finansial, diperlukan perhatian dalam akses pendidikan dokter gigi dan anaknya, kemudahan akses pelatihan dan diperlukan perbaikan kualitas data dalam hal meminimalisir data missing sehingga data yang digunakan untuk analisis di masa depan dapat lebih berkualitas dan pemenuhan tenaga dokter gigi di Puskesmas dapat terpenuhi sesuai standar yang berlaku.

Introduction: The availability of health workers in healthcare facilities (fasyankes) is an essential matter that must be fulfilled. Primary healthcare centeres (Puskesmas) are one of the types of  health facilities in Indonesia. In each of these Puskesmas, it is required for them to have at least one dentist. But in reality, there are still many Puskesmas that do not have a dentist. One of the National Health Research in Indonesia (Rifaskes 2019) is the latest research that can be used to identify the facilities at the Puskesmas including the availability of dentists.
Objective: The purpose of this research is to obtain information about the availability of dentists and the factors that influence it at the Puskesmas level.
Methods: This study was conducted with a quantitative approach with a cross-sectional research design using secondary data from Indonesia’s 2019 Primary Healthcare Facilities Research (Rifaskes Puskesmas 2019). This secondary data was obtained from the Research and Development Agency of the Ministry of Health of the Republic of Indonesia (Balitbangkes Kemenkes RI). The unit of analysis used is Puskesmas. The sample used was 7,373 Puskesmas. A univariate, bivariate with chi-square test, and multivariate with logistic regression test was used.
Results: Only 5,491 Puskesmas (74.5%) had a dentist. Based on multivariate logistic regression test, the availability of dentists at the Puskesmas was significantly associated with the category of the Puskesmas area (p = 0.0005), accreditation status (p = 0.0005), financial management patterns (p = 0.002), availability of government housing (p = 0.002), availability of dental and oral examination room (p = 0.0005), 24-hour electricity availability (p = 0.004), internet availability (p = 0.0005), and adequacy of dental equipment (p = 0.005). Meanwhile, the availability of dentists at the Puskesmas was not found to be significantly associated with the ease of access to the Puskesmas (p = 0.403), the availability of cellular telephone signals (p = 0.599), and the availability of clean water throughout the year (p = 0.703). The factor that has the greatest association on the availability of dentists at the Puskesmas is the availability of dental and oral examination rooms (OR = 8.798 CI 95% 5.020-15.420). All variables contributed 18.8% to the availability of dentists at the Puskesmas while the remaining percentage was influenced by other factors that not analyzed in this study.
Conclusion: Geographical conditions, financial resources, and the availability of physical resources/facilities in Puskesmas have an influence on the availability of dentist in the Puskesmas.
Suggestion: Special attention and follow-up from various stakeholders are needed to Puskesmas which are still having difficulties in providing physical and financial facilities, attention is needed in access to dentist and their children's education, access to training and it is necessary to improve data quality by minimizing missing data so that the data used for the analysis in the future can be more qualified and the fulfillment of dentist at the Puskesmas can be fulfilled according to the standard.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
"The restructuring of infrastructure in slum area based on public participation and expectation is the government's and public's responsibility. The method used in this research is descriptive by asking questionnaires, snaking surveys on local conditions, economical aspects, social aspects, social aspects and several restructuring alternartives. More over, the data is analyzed by SWOT theory. this anlysis gives the highest point of competitive profile as the best choice. The result of study and analysis show that the highest score is 5.190, that is restructuring by government. The restructuring alternative of the slum area settlement infrastructure involves repairing of road and drainage by PRP2K project, public housing aid by rolling fund involving BKM."
624 CANT 1:2 (2006)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>