Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
Lintang Caesaria Kurniasih
"Kias merupakan tradisi lisan yang hanya dapat dijumpai di Desa Palembapang, Kecamatan Kalianda, Lampung Selatan. Lantunan syair-syair Kias bersifat naratif, ditampilkan dalam berbagai kegiatan adat. Fenomena ini menarik karena memperlihatkan kekhasan; sebuah desa kecil memiliki kreasi yang tidak diikuti oleh desa-desa lain di sekitarnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengungkapkan struktur dan unsur-unsur puitika dalam tradisi lisan Kias. Tinjauan etnopuitika digunakan untuk melihat identitas masyarakat Kalianda dalam tradisi lisan Kias. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah naskah-naskah Kias yang ada serta informasi yang diperoleh melalui rekaman langsung dan wawancara dengan berbagai pihak dalam Program Kepedulian Masyarakat Universitas Indonesia. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode etnografi. Melalui etnopuitika, Peneliti ingin menjelaskan struktur puitika dalam tradisi lisan Kias dan pembentukan identitas masyarakat Kalianda. Hasilnya diharapkan mampu memberikan pemahaman bahwa sebuah fenomena tradisi lisan dapat dijadikan bagian dari identitas suatu masyarakat.
Kias is an oral tradition found only in Palembapang Village, Kalianda District, South Lampung. The chanting of Kias's poems is narrative in nature, displayed in various traditional activities. This phenomenon is interesting because it shows uniqueness; a small village has creations that no other village around it has followed. This study aims to reveal the structure and elements of poetry in the Kias oral tradition. Ethnopoetic review is used to see the identity of the Kalianda people in the Kias oral tradition. The data used in this study were obtained through live recordings and interviews with various parties in the Community Care Program at the University of Indonesia. The method used in this study is the ethnographic method. Through ethnopoetics, the researcher wants to explain the poetic structure of the Kias oral tradition and the formation of the identity of the Kalianda people. The results are expected to be able to provide an understanding that an oral tradition phenomenon can be made part of the identity of a society."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2023
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja Universitas Indonesia Library
Syahrial
"Masyarakat Kalianda memiliki tradisi lisan Kias yang tidak dimiliki oleh orang Lampung lainnya. Tradisi ini dikembangkan dari empat tradisi lisan kesastraan yang ada di Lampung, yaitu Wawacan, Sakiman, Pepacokh, dan Hehiwang. Oleh sebab itu, dapat dikatakan bahwa masyarakat Lampung Peminggir Kalianda melakukan inovasi dengan menyatukan empat tradisi itu dalam satu bentuk, yaitu Kias. Disertasi ini akan membicarakan Kias, baik sebagai teks yang diciptakan maupun sebagai pertunjukan yang dipengaruhi oleh konteks yang melingkupinya. Kajian dilakukan berdasarkan tiga masalah yang diajukan, yaitu bagaimana pembentukan Kias dalam masyarakat Lampung Peminggir Kalianda, bagaimana pemahaman mereka terhadap Kias, dan bagaimana hubungan Kias dengan konsep Piil Pesenggir.
Penelitian dilakukan dalam waktu yang cukup panjang di desa-desa di Kecamatan Kalianda dan Desa Sidomulyo di Kecamatan Sidorejo. Di dua wilayah ini pertunjukan Kias diamati dan direkam. Wawancara dengan berbagai pihak juga dilakukan guna mendukung aspek-aspek yang ingin diteliti. Data yang terkumpul kemudian telaah melalui pisau analisis yang diajukan oleh Finnegan dalam Oral Poetry: Its Nature and Social Context mengenai kriteria puisi lisan komposisi, transmisi, dan penyajian . Tujuannya adalah menjawab tiga permasalahan di atas. Dengan demikian, akan tampak bagaimana masa depan Kias sebagai sebuah tradisi dan bagaimana masyarakat menjaga piil pesenggir melalui pertunjukan-pertunjukan Kias.
People in Kalianda have a Kias oral tradition what people in other place in Lampung don rsquo t have. The tradition was developed by four oral literate traditions in Lampung. They are Wawacan, Sakiman, Pepacokh, and Hewiwang. That rsquo s why we can be told that people in Lampung PeminggirKalianda did an innovation by united the four traditions in one design, Kias,The disertation will talk about kias, as a teks that was created eventhough as a performance that has been affected by a conteks that has affected it. The study was done based upon three problems those have been submitted, they are how is the Kias formation in people in Lampung Peminggir Kalianda, how is their comprehension to the Kias, and how is the realtion between Kias and Piil Pesenggir concept. The research was done in a long time in the villages in Kecamatan Kalianda and Sidomulyo village in Kecamatan Sidorejo, in two place this Kias performance was observersed and recorded. The interview with many sides also did, in order to support the aspects what we wanted to research. The data have been collected then we studied though method analysis what was submitted by Finnegan in Oral Poetry its Nature and Social Context about the criteria of oral poetry composition, transition, presentation . The goal is to answer that three problem.The goal is to answer three problems up there. Therefore, it will be seen how is the future of kias as a tradition and how did the people maintain the piil pesenggir through kias performance. "
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2016
D2404
UI - Disertasi Membership Universitas Indonesia Library