Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Salsabila Amanda Putri Andri
"Latar Belakang Sindrom metabolik merupakan klaster gangguan regulasi metabolik yang kini dianggap sebagai suatu pandemi. Diperkirakan memiliki prevalensi antara 20-25% di seluruh dunia dan sekitar 21.66% di Indonesia pada tahun 2019, dengan tren meningkat. Sindrom metabolik yang tidak terawat menjadi predisposisi individual pada risiko perkembangan banyak penyakit termasuk gangguan ginjal, mengakibatkan perubahan pada fungsi dan struktur ginjal melalui mekanisme kompleks yang meliputi stres oksidatif, inflamasi, dan lainnya. Karena sifatnya yang kompleks, tidak tersedia satu pengobatan tunggal, dan pengobatan yang tersedia dapat mengakibatkan polifarmasi, ketidakpatuhan, dan efek samping lainnya. Pengobatan alternatif menjadi ketertarikan. Metode Tikus Sprague Dawley diberikan pola makan tinggi lemak dan tinggi fruktosa selama 16 minggu, kemudian dibagi menjadi kelompok tanpa obat dan kelompok yang diberikan 6- gingerol pada dosis 50mg/kgBW, 100mg/kgBW, and 200mg/kgBW. Efek dari 6-gingerol lalu diobservasi melalui ekspresi stres oksidatif p67phox dalam kelompok tes dan kontrol. Hasil Pemberian 6-gingerol menunjukkan hubungan terbalik dengan ekspresi p67phox, dengan ekspresi terendah pada dosis 200mg/kgBW (Mean = 3,94) dan tertinggi pada kelompok sindrom metabolik tanpa obat (Mean = 5,55). Namun data tidak signifikan (p = 424). Kesimpulan Tidak terdapat keberartian dalam hubungan antara pemberian 6-gingerol pada ekspresi p67phox dalam ginjal tikus, namun studi sebelumnya membuat penemuan ini tidak konklusif dan memerlukan penelitian lanjut.

Introduction Metabolic syndrome is a cluster of metabolic dysregulation considered to be a pandemic in recent days. It is estimated to have a worldwide prevalence between 20-25% and estimated 21.66% in 2019 in Indonesia, with a rising trend throughout the years. Untreated metabolic syndrome predisposes the individuals at an increased risk of developing numerous diseases including kidney damage, causing alterations in the kidneys function and structure through complex mechanisms involving oxidative stress, inflammation, and others. Due to its complex nature, there is no single drug treatment and current pharmacological treatments could lead to polypharmacy, noncompliance, and other adverse effects. An alternative treatment becomes a growing interest. Method Sprague Dawley rats were treated with high-fat high-fructose diet for 16 weeks then differentiated into no treatment group and groups treated with 6-gingerol at 50mg/kgBW, 100mg/kgBW, and 200mg/kgBW. Effects of 6-gingerol are then observed through expression of oxidative stress marker p67phox in test and control groups. Results 6-gingerol treatment showed an inverse relationship to p67phox expression, with the lowest expression at 200 mg/kgBW (Mean = 3.94) dose and the highest in untreated metabolic syndrome group (Mean = 5.55). However, findings were not significant (p = 0.424). Conclusion There was a lack of significance in the relationship between 6-gingerol administration to p67phox expression in the rat kidney, however, previous studies render this finding inconclusive and require further investigation."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2023
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Anyelir Nielya Mutiara Putri
"Pendahuluan: Penyakit ginjal diabetikum PGD merupakan komplikasi diabetes dan etiologi utama dari penyakit ginjal kronis PGK . Konsumsi diet yang tinggi akan fruktosa dan kolesterol dapat berujung pada PGD. Obat yang menjadi lini pertamanya adalah penghambat sistem renin-angiotensin-aldosteron RAA , seperti kaptopril. Diperlukan agen yang dapat membantu penanganan PGD dengan menargetkan jalur patofisiologis lainnya. Beberapa studi telah menunjukkan potensi efek renoprotektif dari Acalypha indica AI , sehingga dapat menjadi alternatif penanganan PGD.
Metode: Sebanyak 32 ekor tikus Sprague-Dawley dibagi ke dalam enam kelompok, dengan empat yang mendapatkan diet tinggi fruktosa dan kolesterol DTFK dan dua mendapatkan diet normal selama tujuh minggu. Selama empat minggu berikutnya tiga kelompok DTFK mendapatkan terapi dengan AI 250 mg/kgBB , kaptopril 2,5 mg/kgBB , dan kombinasi keduanya, sementara satu kelompok diet normal diterapi dengan AI. Dilakukan pengukuran kadar ureum dan kreatinin serum dari sampel darah yang diperoleh sebelum minggu ke-7 dan sesudah terapi diberikan minggu ke-11.
Hasil: Pada kelompok normal, pemberian AI dapat menurunkan kadar ureum dan kreatinin serum, meskipun tidak berbeda secara signifikan dengan kontrol normal. Pada kelompok DTFK, monoterapi AI dan kaptopril dapat menurunkan kadar ureum serum jika dibandingkan dengan kontrol negatif, namun tidak berbeda secara signifikan. Sementara itu, kadar keratinin serum kedua kelompok tersebut mengalami penurunan. Terapi kombinasi ditemukan menimbulkan peningkatan kadar ureum dan kreatinin serum yang berbeda secara signifikan dengan kelompok kaptopril dan kedua kelompok normal. Ini dapat mengindikasikan potensi interaksi antagonistik antara AI dan kaptopril.
Kesimpulan: Pemberian AI secara tunggal cenderung memberikan efek protektif terhadap ginjal, meskipun tidak signifikan secara statistik. Terdapat potensi interaksi antagonistik antara AI dengan kaptopril, yang dapat berdampak negatif bagi ginjal. Diperlukan penelitian lebih lanjut untuk mengkaji efek renoprotektif dari AI dan potensi interaksi antagonistiknya dengan kaptopril.

Introduction Diabetic kidney disease DKD is a complication of diabetes and main etiology of chronic kidney disease CKD . Consumption of diets with high fructose and cholesterol content may lead to the development of DKD. Drugs that inhibit the rennin angiotensine aldosterone RAA system, such as captopril, are the first line treatment for the disease. Studies have shown that Acalypha indica AI has a potential renoprotective effect, thus it may become an alternative treatment for DKD.
Method Thirty two Sprague Dawley rats are divided into six groups, with four groups receiving high fructose and high cholesterol diet HF CD and two groups receiving normal diet for seven weeks. After that, for another four weeks, three groups with HF CD received treatment with AI 250 mg kgBW , captopril 2,5 mg kgBW , and both, while one group with normal diet received treatment with AI. Serum urea and creatinine levels from blood samples collected before week 7 and after the therapy was given week 11 were measured.
Results In the normal group, AI therapy decreases serum urea and creatinine levels, but the difference is not stastically significant. In the HF CD group, AI and captopril monotherapy is shown to decrease serum urea and creatinine levels compared to negative control group, though not statistically significant. Meanwhile, the serum creatinine levels of the two groups decrease. Combination therapy group is found to elevate serum urea and creatinine levels. The elevation of serum urea level is significantly different with captopril group and the two normal groups. This may indicate potential antagonistic interaction between AI and captopril.
Conclusion AI as a monotherapy has a tendency to give protective effect to the kidney, though is not statistically significant. This study has also shown antagonistic interaction between AI and captopril, which may have negative effects toward the kidney. Another study should be conducted to learn more about the renoprotective effect of AI and its potential antagonistic interaction with captopril."
Depok: Universitas Indonesia, 2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fahrul Islam
"Kromium adalah logam berat yang banyak digunakan dalam kegiatan industri. Penggunaan kromium pada industri pelapisan logam dapat berisiko terhadap kesehatan pekerja yang berasal dari pajanan kromium di udara lingkungan kerja. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan kadar kromium dalam urin dengan kadar albumin dalam urin sebagai biomarker kerusakan ginjal. Penelitian ini dilakukan pada 33 pekerja terpajan dan 33 pekerja tidak terpajan dengan sedain cross sectional. Sampel urin diambil untuk menilai kadar kromium dan kadar albumin. Kadar kromium dalam urin diukur menggunakan metode metode Atomic Absorption Spectrometry (AAS) dengan teknik pembakaran (flame, FAAS) dan kadar albumin dalam urin di ukur dengan cara immunoturbidimetric assay. Nilai tengah (median) kadar kromium dalam urin pada pekerja terpajan sebesar 5 μg/L dan pada pekerja tidak terpajan juga sebesar 5 μg/L. Nilai tengah (median) kadar albumin dalam urin pada pekerja terpajan sebesar 2,5 mg/g kreatinin lebih tinggi dari kadar albumin pada pekerja tidak terpajan yaitu sebesar 1,5 mg/g kreatinin. Setiap kenaikan kadar kromium 1 μg/L terjadi kenaikan kadar albumin sebesar 3,82 mg/g kreatinin setelah dikontrol variabel riwayat diabetes, riwayat hipertensi, kebiasaan merokok, lama kerja, dan konsumsi alkohol. Hasil penelitian dapat disimpulkan ada pengaruh pajanan kromium dengan gangguan fungsi ginjal (p > 0,05).

Chromium is a heavy metal that is widely used in industrial activities. Use of chromium in the metal plating industry pose a risk to workers' health comes from exposure to chromium in the air working environment. This study aimed to analyze the relationship between chromium levels in urine levels of albumin in the urine as a biomarker of kidney damage. This study was conducted on 33 workers exposed and 33 unexposed workers with cross sectional sedain. Urine samples were taken to assess levels of chromium and albumin. Chromium levels in urine were measured using the method Atomic Absorption Spectrometry (AAS) with burning techniques (flame, FAAS) and albumin in urine is measured by means of immunoturbidimetric assay. A middle value (median) level of chromium in the urine of workers exposed at 5 g/L and the unexposed workers are also at 5 ug/L. A middle value (median) level of albumin in the urine in workers exposed at 2.5 mg/g creatinine higher than the levels of albumin in the unexposed workers is equal to 1.5 mg/g creatinine. Any increase in the chromium content of 1 ug/L occurred rising levels of 3,82 mg albumin/g creatinine after the controlled variable history of diabetes, history of hypertension, smoking habits, length of employment, and consumption of alcohol. The results of this study concluded there was an effect of chromium exposure with impaired renal function (p> 0.05).
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2016
T53841
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library