Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Gumilar Adhi Nugroho
Abstrak :
Krim dan gel yang mengandung klindamisin fosfat 1% telah terbukti secara klinis digunakan untuk pengobatan akne vulgaris. Krim dan gel klindamisin fosfat ini dibuat menggunakan basis Sepigel 305 yang bersifat sebagai emulgator dan thickening agent yang ditujukan untuk mempermudah formulasi dan memberikan penampilan yang baik pada sediaan. Formulasi yang dibuat diperuntukkan untuk uji penetrasi dari klindamisin fosfat melalui membran hewan. Penetrasi dari klindamisin fosfat dapat dibandingkan pada dua sediaan ini. Fluks pada krim melalui percobaan ke-2, yaitu 0,1616 μg/cm2.menit. Fluks pada gel melalui percobaan ke-1 yaitu 0,9864 μg/cm2.menit. Dari hasil percobaan dapat disimpulkan bahwa ada variasi hasil akibat kurang keseragamannya ketebalan membran kulit serta adanya hal lain yang mempengaruhi sampel. ...... Cream and gel containing clindamycin phosphate 1% were clinically proven being used to relieve acne vulgaris. This clindamycin phosphate cream and gel were made using Sepigel 305 that act as emulgator and thickening agent allowing the formulation become easier and give better look to them. The formulations were tested for the penetration of clindamycin phosphate across an animal membrane. The penetration of clindamycin phosphate was found comparable for these formulations. Flux of cream containing clindamycin phosphate in experiments was 0,1616 μg/cm2.min. Flux of gel containing clindamycin phosphate in experiment was 0,9864 μg/cm2.min. Experimental results allow the conclusion that variation in result as the effects of ununiformed of skin membrane thickness and another factor that follows.
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2014
S53231
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ratna Husnanisa
Abstrak :
Etosom merupakan sistem penghantaran obat berbentuk vesikel lipid dengan konsentrasi etanol yang tinggi dan bersifat elastis. Pembentukan etosom sangat efisien dalam membawa zat aktif melalui stratum korneum ke lapisan kulit yang lebih dalam dibandingkan dengan liposom. Tujuan penelitian ini adalah melakukan formulasi serta karakterisasi etosom yang mengandung klindamisin fosfat dan uji penetrasi secara in vitro. Etosom dibuat dengan menggunakan metode dispersi mekanik. Etosom yang dihasilkan dilakukan pengecilan ukuran partikel secara ekstrusi melewati membran polikarbonat 0,4 µm sebanyak 2 siklus dan membran polikarbonat 0,1 µm sebanyak 5 siklus. Suspensi etosom yang didapat kemudian dipisahkan secara ultrasentrifugasi dan diuji penetrasi secara in vitro dengan sel difusi Franz selama 12 jam. Efisiensi penjerapan etosom yang didapat adalah sebesar 49,24%. Proses ekstrusi dengan membran 0,4 µm dan 0,1 µm dapat menghasilkan ukuran etosom yang kecil, namun belum dapat menyerupai ukuran dari pori membran. Jumlah kumulatif klindamisin fosfat yang terpenetrasi dari etosom dan larutan kontrol berturut-turut adalah 1877,39 ± 56,21 µg/cm2 dan 821,372 ± 275,637 µg/cm2. Persentase jumlah klindamisin terpenetrasi dari etosom dan larutan kontrol secara berturut-turut adalah 34,63 ± 1,04% dan 16,43 ± 2,25%. Fluks dari etosom dan larutan kontrol berturut-turut adalah 178,55 ± 3,22 µg/cm2 jam-1 dan 72,19 ± 18,36 µg/cm2 jam-1. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa terjadi peningkatan daya penetrasi klindamisin fosfat dengan pembuatan etosom. ...... Ethosomes are elastic lipid vesicular drug delivery systems contain relatively high concentration of ethanol. Ethosomes are very efficient in transporting active substances through the stratum corneum into the deeper layers of the skin than conventional liposomes. This study aimed to characterize and analyze the in vitro penetration of clindamycin phosphate ethosomes. Mechanic dispersion will be use to produce ethosomes. Later, the ethosomes, will going through a particle size reduction using extrusion method through polycarbonate membrane with pore size 0,4 µm for 2 cycle and polycarbonate membrane with pore size 0,1 µm for 5 cycle. The ethosomes suspension is separated using ultracentrifugation method and also examined the penetration ability by in vitro usin Franz diffusion cell test for 12 hours. The entrapment efficiency of ethosomes is obtained by 49.24%. The extrusion process through 0,4 µm and 0,1 µm membrane can produce the small size ethosomes, but still can not reach the average diameter of membrane pore size. Total cumulative penetration of clindamycin phosphate from ethosomes and control solution were 1877,39 ± 56,21 µg/cm2 and 821,372 ± 275,637 µg/cm2, respectively. The percentage of penetrated clindamycin phosphate from ethosomes and control solution were 34,63 ± 1,04% and 16,43 ± 2,25%, respectively. Flux of clindamycin phosphate from ethosomes and control solution were 178,55 ± 3,22 µg/cm2 hour-1 and 72,19 ± 18,36 µg/cm2 hour-1, respectively. Based on those result, it can be conclude that encapsulation clindamycin phosphate with ethosomes increased the penetration ability of clindamycin phosphate.
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2014
S56154
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library