Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 5 dokumen yang sesuai dengan query
cover
"Klorfeniramin maleat (CTM) dan diazepam adalah obat yang sering disalahgunakan karena dapat membuat mengantuk sampai tertidur, bahkan dipakai untuk melakukan tindak kejahatan. Penelitian ini dilakukan untuk melakukan optimasi dan validasi metode analisis CTM dan diazepam dalam sprite dan urin in-vitro secara kromatografi lapis tipis (KLT) densitometri. Kondisi optimal dari penelitian ini adalah dengan menggunakan fase diam lempeng KLT silika gel 60 F254 (Merck), dan metanol-amonia pekat (100:1,5) sebagai fase gerak. Lempeng dianalisa dengan TLC scanner 3 (Camag), menggunakan detektor uv pada panjang gelombang 256 nm. Hasil pengujian menunjukkan CTM dan diazepam memiliki linearitas antara 0,1-0,5 μg untuk CTM dan antara 0,104-0,520 μg untuk diazepam dengan batas deteksi 0,01 μg untuk CTM dan diazepam dan batas kuantitasi 0,02 μg untuk CTM dan 0,03 μg untuk diazepam. Rata-rata uji perolehan kembali dari sprite adalah 100,51 % untuk CTM dan 99,79 % untuk diazepam, sedangkan rata-rata uji perolehan kembali dari urin adalah 100,06 % untuk CTM dan 99,42 % untuk diazepam, dengan standar deviasi di bawah 2 % untuk CTM dan diazepam baik dalam urin maupun dalam sprite."
Universitas Indonesia, 2006
S32535
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Emma Rahmadhanti
"ABSTRAK
Telah dilakukan penelitian penetapan kadar dekstrometorfan hidrobromida dan klorfeniramin maleat dalam sediaan sirup dengan metode kromatografi lapis tipis (KLT) densitometri. Penelitian dilakukan untuk mendapatkan kondisi KLT densitometri optimal untuk penetapan kadar dekstrometorfan hidrobromida dan klorfeniramin maleat dalam sirup obat batuk. Kondisi optimal dari penelitian ini adalah dengan menggunakan fase diam lempeng KLT silika gel 60 F254 (Merck), dan sikloheksan-toluen-dietilamin (65:25:10) sebagai fase gerak. Lempeng dianalisa dengan TLC scanner 3 (Camag), menggunakan detektor uv pada panjang gelombang 262 nm. Hasil pengujian menunjukkan pada rentang konsentrasi 912-2102 ppm untuk dekstrometorfan hidrobromida dan 238-562 ppm untuk klorfeniramin maleat menunjukkan hubungan yang linier, dengan koefisien korelasi masing-masing r=0,9996 dan r=0,9997, batas deteksi dan batas kuantitasi dekstrometorfan hidrobromida 47,58 dan 158,59 ppm, 11,40 dan 38,00 ppm untuk klorfeniramin maleat. Kadar perolehan kembali 94,13-97,91% untuk dekstrometorfan hidrobromida dan 91,22-97,15% untuk klorfeniramin maleat. Hasil analisis satu sampel sirup obat batuk menunjukkan bahwa kadar dekstrometorfan hidrobromida 100,91% dan klorfeniramin maleat 102,81% dihitung dari jumlah yang tertera pada etiket.

ABSTRACT
The quantitative analysis of dextromethorphan hydrobromide and chlorpheniramine maleate in cough syrup had been performed using thin layer chromatograpic (TLC) densitometry. The purpose of this sudy was to find optimal TLC densitometry condition for quantitative analysis both components in cough syrup. The optimum condition was using TLC plates silica gel 60 F254 (Merck) as stationary phase and cyclohexan-toluenediethylamine (65:25:10) as mobile phase. The plate was analyzed using TLC scanner 3 (Camag) with uv-detector at 262 nm. The result of this study showed that was linearity at concentration range 912-2102 ppm for dextromethorphan hydrobromide and 238-562 ppm for chlorpheniramine maleate, with coefficient correlation r=0,9996 and r=0,9997 respectively, the limit of detection and the limit of quantitation for dextromethorphan hydrobromide 47,58 and 158,59 ppm, 11,40 and 38,00 ppm for chlorpheniramine maleate. The recovery value for dextromethorphan hydrobromide 94,13-97,91% and 91,22-97,15% for chlorpheniramine maleate. The analysis result of one sample cough syrup showed that assay value for dextromethorphan hydrobromide 100,91% and 102,81% for chlorpheniramine maleate of the labelled amount of the compound."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Universitas Indonesia, 2007
S32933
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Obat yang diberikan secara oral akan mengalami proses absorpsi
sebelum mencapai sirkulasi sistemik. Proses absorpsi dapat dipelajari secara
in vitro menggunakan alat absorption simulator dengan suatu membran
artifisial. Absorption simulator telah digunakan untuk menguji laju absorpsi
ketoprofen dan klorfeniramin maleat menggunakan membran artifisial yang
terbuat dari kertas penyangga tipe GV 0,22 μm (Millipore) yang diimpregnasi
dengan berbagai kombinasi lesitin-kolesterol (1:1, 3:2, 7:3) dalam parafin cair.
Pengujian laju absorpsi menggunakan larutan ketoprofen 20 ppm dan larutan
klorfeniramin maleat 50 ppm dalam cairan lambung simulasi pH 1,0 dan 3,0
serta cairan usus simulasi pH 6,5 selama 5 jam pada suhu 371°C dimana
sampel diambil pada jam ke-1, 3 dan 5 sebanyak 5 ml. Dari berbagai
kombinasi lesitin-kolesterol yang dibuat, kombinasi 1:1 kurang memenuhi
syarat sebagai membran artifisial karena kenaikan bobot setelah impregnasi
kurang dari 90% dan menyebabkan perubahan pH yang signifikan pada akhir
percobaan. Dari hasil percobaan dapat disimpulkan kombinasi lesitinkolesterol
3:2 menunjukkan absorpsi terbesar untuk senyawa ketoprofen dan
klorfeniramin maleat. Hasil uji absorpsi menunjukkan laju absorpsi ketoprofen
termasuk laju absorpsi lambat dan laju absorpsi klorfeniramin maleat
termasuk laju absorpsi sedang. Hasil tersebut menunjukkan alat belum
bekerja optimal untuk senyawa ketoprofen karena hasil tidak sesuai dengan
literatur."
Universitas Indonesia, 2006
S32554
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dian Permata
"Antalgin dan klorfeniramin maleat merupakan bahan kimia obat yang seringkali ditambahkan pada obat tradisional pegal linu atau reumatik, sehingga diperlukan metode analisis untuk identifikasi bahan kimia obat tersebut dalam obat tradisional. Metode analisis menggunakan Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT) dengan detektor photodiode array telah dikembangkan dan dioptimasi untuk identifikasi antalgin dan klorfeniramin maleat dalam sediaan serbuk obat tradisional. Spiked sampel dipreparasi melalui pemisahan dengan solid phase extraction menggunakan catridge mixed mode exchanger (MCX) dengan tujuan meminimalisir pengaruh matriks. Pemisahan secara kromatografi dilakukan dengan menggunakan kolom C18 Waters-Xbridge (4,6 x 250 mm, ukuran partikel 5 μm), dengan fase gerak dapar fosfat pH 3,72 dan asetonitril (85:15), program gradien, dengan kecepatan alir 1,0 mL/menit. Kondisi optimum ini membutuhkan waktu analisis 21 menit. Uji perolehan kembali untuk antalgin 93,10%-105,43% dan untuk klorfeniramin maleat 69,76%-77,09%, dan batas deteksi untuk antalgin adalah 0,10 μg/mL dan untuk klorfeniramin maleat adalah 0,19 μg/mL.

Antalgin and chlorpeniramine maleat are usually found in stiffness or rheumatic traditional medicine as adulterants, analytical method is required to identification that adulterants in traditional medicine. Analysis method using high-performance liquid chromatography (HPLC) with photodiode array detector has been developed and optimation for identification of antalgin and chlorpheniramine maleat in traditional medicine powder. Preparation of spiked sample using solid phase extraction with mixed mode exchanger (MCX) catridge for minimization of the matrix effect. Chromatographic separation using column C18 Waters-Xbridge (4.6 x 250 mm, particle size 5 μm), phosphate buffer pH 3.72 and acetonitril (85:15) as the mobile phase, gradient program, at flow rate of 1.0 mL/min. This Optimum condition need 21 minutes for analysis. Recovery ranged for antalgin from 93.10%-105.43% and 69.76%-77.09% for chlorpheniramine maleat dan limit of detection of antalgin is 0.10 μg/mL and for chlorpheniramine maleat is 0.19 μg/mL."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2012
S42104
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Hartika Guspayane
"Penggunaan zat aktif dalam bentuk kombinasi pada sediaan obat merupakan hal yang sangat lazim ada dalam proses produksi sediaan obat. Namun zat aktif yang dikombinasikan dapat berinteraksi secara fisik satu sama lain. Asetaminofen merupakan zat aktif yang sering dikombinasikan dengan zat aktif yang lain dalam sediaan.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis interaksi pada campuran biner asetaminofen dan klorfeniramin maleat dengan menggunakan metode Differential Scanning Calorimetry (DSC). DSC merupakan metode yang umum digunakan dalam menganalisis perubahan fisik pada suatu material. Perubahan fisik yang dimaksud adalah perubahan pada fenomena-fenomena termal seperti jarak lebur, entalpi peleburan serta pembentukan campuran eutektik.
Hasil analisis DSC didukung dengan melakukan analisis menggunakan X-Ray Diffractometry (XRD) dan Fourier Transform Infrared Spectroscopy (FT-IR). Campuran biner asetaminofen-klorfeniramin maleat dibuat dalam perbandingan (50:50) dan (99,5:0,5) dengan menggunakan metode triturasi dan spatulasi. Campuran biner asetaminofen-klorfeniramin maleat pada perbandingan berat 50:50 mengalami interaksi fisik yang ditandai dengan perubahan bentuk kurva endotermik dan penurunan kristalinitas yang teramati pada hasil analisis DSC dan XRD. Sedangkan campuran biner asetaminofen-klorfeniramin maleat pada perbandingan berat 99,5:0,5 tidak mengalami interaksi.

The use of active pharmaceutical ingredients in combination is very prevalent in the production of dosage forms. However, the active drug pharmaceutical ingredients in combination can physically interact with each other. Acetaminophen is the active pharmaceutical ingredients which are often combined with other drugs in the dosage form.
This study aimed to identify and analyze the interaction of the binary mixture of acetaminophen and chlorpheniramine maleate using Differential Scanning Calorimetry (DSC). DSC is a common method used in analyzing physical change in materials. Physical changes in question are a change in the thermal phenomena such as melting point, the enthalpy of fusion and the formation of eutectic mixture.
To support the results of DSC analysis was also performed the analysis using X-Ray Diffractometry (XRD) and Fourier Transform Infrared Spectroscopy (FT-IR). The binary mixtures of acetaminophen-chlorpheniramine maleate were made in the ratio of (50:50) and (99.5: 0.5) by using trituration and spatula. Binary mixture of acetaminophen - chlorpheniramine maleate in a weight ratio of 50:50 undergo physical interactions which were characterized by changes in endothermic curve shape and crystallinity decrease observed in DSC and XRD analysis results. Whereas the binary mixtures of acetaminophen-chlorpheniramine maleate in a weight ratio of 99.5 : 0.5 did not experience any interaction.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2015
S60411
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library