Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
Budi Wibowo Halim
"Kebijakan PT. Bursa Efek Indonesia (PT. BEI)/Indonesian Stock Exchange (IDX) tentang penutupan kode broker dan tipe investor pada sesi perdagangan diharapkan mengurangi market herding behaviour terhadap saham-saham tertentu yang tercatat dan diperdagangkan di PT. BEI. Penutupan kode broker dan tipe investor dilakukan selama sesi perdagangan dan dapat dilihat kembali setelah sesi perdagangan ditutup. Market herding behaviour muncul saat investor meniru aksi investor lain dalam strategi perdagangan saham. Hwang dan Salmon (2004) menemukan bahwa market herding behaviour cenderung ditemukan dalam perdagangan saham-saham perusahaan kapitalisasi kecil-menengah. Pada akhir tahun 2021, PT. BEI mulai menerapkan penutupan kode broker dan tipe investor di pasar sekunder untuk meminimalisir market herding behaviour. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis herding behaviour pada jangka waktu sebelum dan sesudah diberlakukannya penutupan kode broker dan tipe investor di pasar sekunder dengan mengukur data statistik dari return saham-saham tertentu untuk mendeteksi ada/tidaknya efek herding menggunakan metode cross-sectional absolute deviation (CSAD), metode non-linear dan cross-sectional standard deviation (CSSD). Penelitian ini diharapkan dapat menjawab apakah tujuan awal PT. BEI untuk meminimalisir herding behaviour tercapai dengan adanya penerapan kebijakan tersebut.
The policy implemented by PT. Bursa Efek Indonesia (PT. BEI)/Indonesian Stock Exchange (IDX) regarding the temporary undisclosing of broker code and investor type during trading sessions is expected to minimize market herding behaviour upon particular listed and traded stocks in PT. BEI. The temporary undisclosing of broker code and investor type is done during trading session and can be seen after trading session is closed. Market herding behaviour occurs when investors imitate the stock trading strategy action of other investor. Hwang and Salmon (2004) found that market herding behaviour is usually found in small-medium capitalization company stocks trading. In late 2021, PT. BEI started implementing the policy. This research aims to analyze herding behaviour in the period before and after the policy was implemented by measuring statistical data of certain stock returns to detect the existence of herding using the cross-sectional absolute deviation (CSAD) method, non-linear method and cross-sectional standard deviation (CSSD) method. This research is expected to answer whether the original purpose of the implementation of the policy by PT. BEI to minimize herding behaviour serves it."
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library
Afida Ilfa
"Penelitian ini dilakukan untuk menjelaskan kewenangan Bursa Efek Indonesia serta bentuk perlindungan investor dari diterbitkannya peraturan Bursa Efek Indonesia untuk menutup kode broker di bursa pada saat jam perdagangan berlangsung. Dilaksanakannya penelitian ini dilatarbelakangi oleh fenomena herding behavior yang terjadi di bursa Indonesia yang memicu Bursa Efek untuk melaksanakan penyesuaian terhadap mekanisme perdagangan efek. Metode penelitian yang digunakan adalah normatif dengan sumber data yang diperoleh dari studi kepustakaan dan pengambilan data melalui metode wawancara dengan ahli perdagangan bursa dari PT Bursa Efek Indonesia sebagai pihak yang menerbitkan peraturan dan melakukan penyesuaian terhadap sistem atau sarana perdagangan efek. Hasil yang ditemukan dari dilaksanakannya penelitian ini adalah Bursa Efek Indonesia memiliki kewenangan untuk melakukan penyesuaian terhadap mekanisme perdagangan di JATS sebagaimana diamanatkan oleh peraturan perundang-undangan. Dalam hal ini, Bursa Efek Indonesia melakukan dua fungsi sebagai SRO, yaitu fungsi pengawasan dan fungsi regulator atau membuat peraturan dalam kaitannya dengan kegiatan perdagangan bursa. Selain itu, bentuk perlindungan investor dengan adanya peraturan penutupan informasi kode broker secara real-time perdagangan selama jam perdagangan ialah dimungkinkannya pencegahan asimetri informasi dan pasar tidak efisien akibat herding behavior, terpenuhinya ketentuan transparansi informasi di pasar efek, dan mengikuti praktik dan standard yang ditetapkan untuk bursa efek di dunia.
This research was conducted to explain the authority of the Indonesian Stock Exchange and the form of investor protection from the issuance of Indonesian Stock Exchange regulations to close broker codes on the stock market during trading hours. The background of this research is the phenomenon of herding behavior that occurs in the Indonesian Stock Exchange which triggers the Stock Exchange to make adjustments to the securities trading mechanism. The research method used is normative with data sources obtained from literature studies and data collection through interviews with exchange trading experts from the Indonesian Stock Exchange as the party that issues regulations and makes adjustments to the securities trading system or facilities. The results found from the implementation of this research are that the Indonesia Stock Exchange has the authority to make adjustments to the trading mechanism in JATS as mandated by laws and regulations. In this case, the Indonesia Stock Exchange performs two functions as an SRO, namely a supervisory function and a regulatory function or making regulations in relation to exchange trading activities. In addition, a form of investor protection by having regulations closing broker code information in real-time trading during trading hours is the possibility of preventing information asymmetry and market inefficiencies due to herding behavior, fulfilling the provisions of information transparency in the securities market, and following the practices and standards set for stock exchanges in the world."
Jakarta: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Afida Ilfa
"Penelitian ini dilakukan untuk menjelaskan kewenangan Bursa Efek Indonesia serta bentuk perlindungan investor dari diterbitkannya peraturan Bursa Efek Indonesia untuk menutup kode broker di bursa pada saat jam perdagangan berlangsung. Dilaksanakannya penelitian ini dilatarbelakangi oleh fenomena herding behavior yang terjadi di bursa Indonesia yang memicu Bursa Efek untuk melaksanakan penyesuaian terhadap mekanisme perdagangan efek. Metode penelitian yang digunakan adalah normatif dengan sumber data yang diperoleh dari studi kepustakaan dan pengambilan data melalui metode wawancara dengan ahli perdagangan bursa dari PT Bursa Efek Indonesia sebagai pihak yang menerbitkan peraturan dan melakukan penyesuaian terhadap sistem atau sarana perdagangan efek. Hasil yang ditemukan dari dilaksanakannya penelitian ini adalah Bursa Efek Indonesia memiliki kewenangan untuk melakukan penyesuaian terhadap mekanisme perdagangan di JATS sebagaimana diamanatkan oleh peraturan perundang-undangan. Dalam hal ini, Bursa Efek Indonesia melakukan dua fungsi sebagai SRO, yaitu fungsi pengawasan dan fungsi regulator atau membuat peraturan dalam kaitannya dengan kegiatan perdagangan bursa. Selain itu, bentuk perlindungan investor dengan adanya peraturan penutupan informasi kode broker secara real-time perdagangan selama jam perdagangan ialah dimungkinkannya pencegahan asimetri informasi dan pasar tidak efisien akibat herding behavior, terpenuhinya ketentuan transparansi informasi di pasar efek, dan mengikuti praktik dan standard yang ditetapkan untuk bursa efek di dunia.
This research was conducted to explain the authority of the Indonesian Stock Exchange and the form of investor protection from the issuance of Indonesian Stock Exchange regulations to close broker codes on the stock market during trading hours. The background of this research is the phenomenon of herding behavior that occurs in the Indonesian Stock Exchange which triggers the Stock Exchange to make adjustments to the securities trading mechanism. The research method used is normative with data sources obtained from literature studies and data collection through interviews with exchange trading experts from the Indonesian Stock Exchange as the party that issues regulations and makes adjustments to the securities trading system or facilities. The results found from the implementation of this research are that the Indonesia Stock Exchange has the authority to make adjustments to the trading mechanism in JATS as mandated by laws and regulations. In this case, the Indonesia Stock Exchange performs two functions as an SRO, namely a supervisory function and a regulatory function or making regulations in relation to exchange trading activities. In addition, a form of investor protection by having regulations closing broker code information in real-time trading during trading hours is the possibility of preventing information asymmetry and market inefficiencies due to herding behavior, fulfilling the provisions of information transparency in the securities market, and following the practices and standards set for stock exchanges in the world."
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library