Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 72 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Monika Joy Reverger
"Latar Belakang : Tujuan terapi skizofrenia saat ini adalah untuk mengembalikan fungsi pasien kepada fungsi sebelum menderita skizofrenia atau paling tidak mendekati fungsi sebelum menderita skizofrenia. Pengobatan skizofrenia dengan antipsikotika saat ini dianjurkan dengan pemberian tunggal, namun akhir-akhir ini terjadi peningkatan pemberian antipsikotika secara kombinasi baik di Indonesia maupun di dunia. Pemberian antipsikotika secara kombinasi diperkirakan pada akhirnya mempengaruhi performa fungsi pasien skizofrenia. Penilaian performa fungsi pasien dapat dilakukan melalui penilaian dengan Personal and Social Performance Scale (PSP).
Tujuan : Menilai performa fungsi pasien skizofenia dengan terapi tunggal dan kombinasi antipsikotika, serta membandingkan performa fungsi di antara kedua kelompok tersebut.
Metode: Dua ratus lima pasien dengan diagnosis skizofrenia berusia 18-59 tahun yang berobat jalan didampingi keluarga/care giver di Poliklinik Jiwa Dewasa RSCM pada Desember 2011 sampai Mei 2012, pria maupun wanita, tanpa membedakan jenis skizofrenianya, disertakan dalam penelitian dengan simple random sampling, dan dikelompokkan menjadi dua menurut jumlah antipsikotika yang diterima, tunggal dan kombinasi. Dilakukan pengumpulan data dan penilaian pasien menurut Personal and Social Performance Scale (PSP) yang sudah divalidasi kedalam bahasa Indonesia. Hipotesis penelitian adalah performa fungsi pasien skizofrenia yang mendapatkan terapi tunggal antipsikotika lebih baik dibandingkan yang mendapatkan terapi kombinasi antipsikotika. Dilakukan analisis non parametrik untuk membandingkan nilai PSP antara kedua kelompok tersebut, serta analisis multivariat untuk mengetahui faktor yang paling berperan terhadap performa fungsi pasien.
Hasil : Hasil analisis non parametrik dengan uji Mann-Whitney memberikan hasil p<0.005, yang artinya performa fungsi pasien skizofrenia yang mendapatkan terapi tunggal lebih baik daripada yang mendapatkan terapi kombinasi. Hasil analisis multivariat menunjukkan faktor yang paling bermakna dalam memberikan performa fungsi yang baik adalah tingkat pendidikan pasien, apabila dibandingkan dengan faktor lainnya. Performa fungsi menjadi salah satu faktor dalam menentukan pemilihan antipsikotika. Dalam penelitian ini tidak dianalisis hubungan antara awitan, lama penyakit, jenis skizofrenia, frekuensi kekambuhan, serta faktor sosial ekonomi pasien terhadap baik atau buruknya performa fungsi.
Kesimpulan : Performa fungsi pasien skizofrenia yang mendapatkan terapi tunggal antipsikotika lebih baik daripada yang mendapatkan terapi kombinasi antipsikotika.

Background : The goal of therapy for schizophrenia nowadays is to restore patient?s function to their premorbid level, or at least near that original capability. Single drug therapy, or monotherapy for schizophrenia is recommended, but there are evidences that the use of combination therapy with antipsychotic or polypharmacy is frequent, this is true in Indonesia and also in the rest of the world. The use of the combination therapy is believed to affect performance and function of the patients. Measurement of performance and function can be done with the Personal and Social Performance Scale (PSP),for the clinical assessment.
Objectives : To assess the functioning performance in patients with schizophrenia who have been given monotherapy and poltpharmacy of antipsychotics, followed by a comparison analysis between both groups.
Method: Two hundred and five patients who have been diagnosed withschizophrenia between the ages of 18-59 years and accompanied by a family member or their caregivers coming to the Poliklinik Jiwa Dewasa RSCM in December 2011 to April 2012, were assessed. Both male and female patients were studied and no differentiation of schizophrenia type was done in this study. Simple random sampling was used and they were then listed in two groups, one group receiving single drug and the other getting combination therapy. Data collection conducted by researcher and the assessment is according to the protocol of the Personal and Social Performance Scale (PSP), Indonesian validated translation. Research hypothesis is that the performance of the functions of patients with schizophrenia who received single therapy is better compared to those receiving combination antipsychotic therapy. Non-parametric analysis was performed to compare values between groups, as well as multivariate analysis to determine the factors that most contribute to the performance of the functions of the patient.
Results : The result of non-parametric analysis with Mann-Whitney test is p <0.005, which means that the performance of the functions of patients with schizophrenia who received single therapy was better than the group who received combination therapy. The results of multivariate analysis showed that the most significant factor in delivering good performance is the educational level of the patients, when compared with other factors.
Conclusions : Performance of the functions of patients with schizophrenia who received single therapy antipsychotics was found to be better than the group who were given combination antipsychotic therapy.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2012
T31168
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Naufal Syafiq Maro
"ABSTRAK
Saat ini Indonesia masih mengalami defisit BBM sehingga diperlukan pembangunan kilang minyak baru dan optimasi proses pada kilang yang sudah ada. Terdapat unit operasi sekunder berupa VDU vacuum distillation unit untuk mengolah produk residu atmosferik dari CDU crude distillation unit . Dalam rangka menjaga kestabilan operasi diperlukan sistem pengendalian yang tepat dan optimum. Oleh karena itu, dalam penelitian ini akan dilihat apakah pengendali Multi Variabel Model Predictive Control MMPC lebih baik dibandingkan dengan pengendali konvensional prorportional-integral, PI dan pengendali lanjut model predictive control, MPC untuk mengendalikan kombinasi laju alir umpan dan suhu bottom stage kolom distillasi. Pengujian kinerja dilakukan dengan melakukan perubahan set-point 50 pada laju alir umpan dan penurunan suhu sampai dengan 354 oC yang merupakan batas bawah pada simulasi ini. Perbandingan dengan studi sebelumnya diukur menggunakan nilai ISE integral square error -nya. Pada penelitian ini didapatkan ISE untuk laju alir umpan dan suhu bottom stage sebesar 351,78 dan 4,25 secara berurutan. Hasil tersebut mengindikasikan adanya peningkatan ISE pengendalian laju alir sebesar 21,13 . dan peningkatan ISE pengendalian suhu Bottom Stage adalah 26,59 .

ABSTRACT
Currently, Indonesia is still experiencing a fuel deficit, so it is necessary to build a new refinery and process optimization at an existing refinery. There is a secondary operating unit of VDU vacuum distillation unit to process the atmospheric residue product from CDU crude distillation unit . In order to maintain the stability of the operation required a proper control system and optimum. Therefore, in this research will be seen whether Multi Variable Model Predictive Control MMPC controller is better than conventional prorportional integral, PI and Model Predictive Control MPC controller to control the combination of feed flow rate, bottom stage temperature of the distillation coloumn. The performance test was performed by changing the set point to 50 of its original for the feed flow rate and bottom stage temperature is set to 354 oC which is the minimum allowed temperature in this simulation. Comparison with previous study is measured using ISE integral square error . In this study, ISEs obtained for feed flow rate and bottom stage temperature are 351.78 and 4.25 respectively. These results indicate an increase in ISE flow rate control by 21.13 . and the increase in ISE Bottom Stage temperature control is 26.59 "
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bimo Wicaksono
1989
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mohamad Edi
"Penelitian ini dimaksudkan untuk melihat pengaruh penambahan kombinasi Amilum dan Magnesium Stearat terhadap profil laju larut kapsul kloramfenikol. Variasi konsentrasi Amilum yang digunakan dalam penelitian ini masing-masing : 10 %, 15 %, 20 % dan konsentrasi Magnesium Stearat : 0,5 %, 1 %, 1, 5 %. Metoda disolusi yang digunakan, adalah metoda basket, dengan putaran 100 rpm, temperatur 37° C, media disolusi HCI 0,1 N dan volume 900 ml. Penambahan kombinasi konsentrasi amilum 10 %, 15 %, dengan konsentrasi Magnesium Stearat 0,5 %. dapat meningkatkan laju larut kapsul kloramfenikol, dibandingkan dengan kapsul kloramfenikol tanpa bahan tambahan . Hal ini disebabkan sifat hidrofilik amilum, sehingga menyebabkan penetrasi cairan ke dalam massa kapsul lebih cepat setelah kapsul pecah. Penambahan kombinasi konsentrasi amilum 10 %, 15 %, 20 % dengan konsentrasi Magnesium Stearat 1 %, 1, 5 % dapat menurunkan laju larut kapsul kloramfenikol, dibandingkan dengan kapsul kloramfenikol tanpa bahan tambahan. Hal ini disebabkan terbentuknya gumpalan sehingga penetrasi cairan kedalam massa kapsul menjadi lebih sulit."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1992
S31895
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Martinus Rendy
"ABSTRAK<>br>
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor seperti keuntungan, kekurangan, tantangan, dan motivasi-motivasi dari berbagai aspek dan jenis kombinasi bisnis, merger dan akuisisi yang perlu dipertimbangkan dan dicermati dalam penentuan kebijakan arah dan strategi, pengambilan keputusan, penerapan, serta pengawasan dalam kombinasi bisnis, merger dan akuisisi yang mempengaruhi tingkat keberhasilan kombinasi bisnis, merger, dan akuisisi serta keberlanjutan bisnis. Dari aspek motivasi, terdapat motivasi umum dan motivasi spesifik dari kombinasi bisnis, merger dan akuisisi serta jenis motivasi dilihat dari sisi individu baik motivasi individu selaku manajemen, pembeli, maupun penjual, motivasi organisasi, dan motivasi industri. Tiap jenis kombinasi bisnis memiliki keuntungan, kekurangan, tantangan yang berbeda, menyebabkan perlu pemilihan jenis kombinasi bisnis dan strategi yang sesuai dengan kondisi serta kebutuhan untuk mengembangkan bisnis. PSAK 22 Penyesuaian 2015 : Kombinasi Bisnis IAI, 2017 menjadi pedoman ketentuan dalam pengakuan, pengukuran, pengungkapan, dan pencatatan akuntansi untuk kombinasi bisnis.

ABSTRACT<>br>
The purpose of this literature review purpose is to provide knowledge about factors such as advantages, disadvantages, challenges, and motivations of various aspects and types of business combinations, mergers and acquisitions that need to be considered and scrutinized in the determination of direction and strategy policy, decision making, implementation, and supervision in business combinations, mergers and acquisitions that affect the success rate of business combinations, mergers and acquisitions as well as business sustainability. From the motivation aspect, there is general motivation and specific motivation from business combination, merger and acquisition, and type of motivation seen from individual aspect either individual motivation as management, buyer, seller, also organizational motivation, and industry motivation. Each type of business combination has distinct advantages, disadvantages, challenges, which leads to the selection of a combination of businesses and strategies that match the conditions and need to grow the business. PSAK 22 Penyesuaian 2015 Kombinasi Bisnis IAI, 2017 provides guidance on recognition, measurement, disclosure, and accounting records for business combinations, mergers and acquisitions."
2017
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Putu Riska Komala Putri
"Perumusan alokasi aset merupakan suatu proses investasi yang harus dilakukan secara berkala tidak hanya dilakukan satu kali diawal saja, karena mengingat kondisi market akan selalu mengalami perubahan. Industri pelayanan keuangan selalu menekankan perlunya melakukan rebalancing sebagai salah satu strategi yang memberikan nilai lebih bagi investasi. Rebalancing dicapai dengan menjual sebagian porsi investasi yang melampaui target pertumbuhan dan membeli investasi yang di bawah dari tingkat hasil yang diharapkan dimana dalam penelitian kali ini dilakukan setiap periode 6 bulanan dan 12 bulanan (1 tahunan). Komposisi portfolio optimal didapat dengan menggunakan model Markowitz. Analisis ini dilakukan simulasi terhadap 6 kelompok kombinasi aset portfolio yang terdiri dari 3 reksa dana saham dan 2 reksadana pendapatan tetap yang dipilih secara acak oleh penulis. Periode data selama 6 tahun mulai dari Desember 2003 sampai dengan Desember 2009. Hasil dari analisis menyatakan secara rata-rata, strategi rebalancing tidak memberikan kenaikan imbal hasil yang maksimal terutama jika kita melakukan rebalancing terlalu sering, namun rebalancing dapat mengurangi tingkat risiko (standar deviasi) secara keseluruhan. Hasil analisis juga menggambarkan bahwa pada saat krisis (Desember 2008) strategi rebalancing memberikan imbal hasil yang lebih baik dibandingkan dengan kinerja tanpa rebalancing.

The asset allocation decision is part of a dynamic investment process, not a one-time act that can be performed and then forgotten. The financial services industry always tout portfolio rebalancing as a value-adding strategy. The idea is that every year we should sell a little of that 6 and 12 months? winners and use them to buy the current losers so that we bring our portfolios back into alignment with their original ratio of asset allocation. This paper use a Markowitz model to find an optimal portfolio of asset allocation. The rebalancing analysis used in a study assumes a 6 group combination-asset portfolio of equity mutual fund and fixed income mutual fund over a 6 -year period beginning December 31, 2003, and ending December 31, 2009. Portfolio assets included in this analysis are 3 equity mutual funds and 2 fixed income mutual funds which are randomly choosen. The first thing that stands out is that rebalancing cuts our risks, but the more frequently we rebalance, the worse our returns. The next obvious point of rebalancing is that the terminal account values of the combinations are higher than non rebalancing strategy when market crisis (December 2008).
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2010
T28211
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Anjrah Gumelar
"ABSTRAK
Jaringan VSAT memiliki kemampuan untuk menghubungkan sejumlah temninal baik dari titik ke titik maupun dari titik ke banyak titik, ataupun sebalik nya. Deegan semakin berkembangnya kebutuhan komunikasi yang mengacu pada aplikasi multimedia, jaringan VSAT konvensional yang unummya berbentuk jaringan bintang dan membutuhkan dua kali jangkauan dituntut untuk lebih fleksibel agar dapat melakukan komunikasi waktu riil. Salah satu aktematif yang dapat dilakukan adalah dengan menggabungkan topologi jaringan mate jala pads jaringan VSAT konvensionai sehingga membertuk suatu jaringan penuh. Dalam penggabungan ini, perlu dilakukan suatu analisa kelayakan untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan setiap kombinasi secara umum. Dalam tugas akhir ini akan dibalm mengenai penggabungan kedua topologi tersebut, analisa kelayakan secara umum, dan perhitungan lintasan dari suatu simulasi kasus dalam penerapannya di Indonesia.

"
1996
S38935
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rebbyno Deendri Andika
"ABSTRAK
Suatu sistem kompresi dibutuhkan untuk menaikkan tekanan sumur produksi gas
yang mengalami penurunan secara alami. Sistem kompresi yang akan dipasang
terdiri atas 3 train kompresor paralel berpenggerak turbin gas. Sesuai kondisi
proses dan spesifikasi kompresor ditetapkan bahwa hanya 2 kompresor yang akan
dioperasikan secara paralel selama total 8 tahun operasi. Hasil evaluasi ditemukan
bahwa masing-masing kompresor adalah non identik ditinjau dari kurva kinerja
yang berbeda satu sama lain. Untuk mengetahui 2 kompresor paralel mana yang
menghasilkan efisiensi sistem paling tinggi selama total masa operasi maka
dilakukan simulasi nilai efisiensi sistem terhadap penurunan tekanan gas umpan.
Efisiensi sistem kompresi diidentifikasi dengan parameter yang dinamakan
S-Ratio. Hasil simulasi antar kombinasi kompresor dibandingkan untuk
mengetahui peringkat kinerja kompresor. Berdasarkan peringkat kinerja dan aspek
perawatan turbin gas kompresor, terdapat 2 opsi urutan pengoperasian kompresor
dimana perbedaan kedua opsi tersebut hanya pada urutan pengoperasian di tahun
ke 4 dan ke 5 dan urutan pelaksanaan overhaul. Setelah penentuan opsi urutan
pengoperasian, kemudian dicari nilai beban alir optimal melalui pendekatan
optimalisasi. Beban alir optimal akan menghasilkan power total kompresor
optimal. Nilai penghematan biaya bahan bakar turbin gas diperoleh melalui
pengurangan biaya dengan pembebanan aliran merata dan dengan pembebanan
aliran optimal. Kemudian ditinjau dari prosentase penghematan biaya terhadap
total biaya energi menghasilkan nilai yang kurang signifikan.

ABSTRACT
A compression system is required to raise the gas production well pressure which
decrease naturally. Compression system consist of three parallel compressor trains
driven by gas turbines. According to the process requirement and compressor
capability, it is decided that only 2 compressors to be operated in parallel for total
of operation lifetime. The evaluation results found that each compressor is non
identical in terms of performance curves. To know which compressor
combination will generate the highest system efficiency over the total operation
period then process simulation which comparing system efficiency to feed gas
pressure is conducted. The system efficiency is identified by a parameter called
the S-Ratio. The simulation results among compressor combinations are then
compared to determine the performance rating of the compressor. Ranked by
performance and maintenance aspects of gas turbine compressors, there are two
options for the compressor operation sequence where the differences between
both options are on the operation order in the 4th and 5th year, and the execution
order of the engine overhaul. After operation sequence is determined, then
optimal load distribution values is analysed through the optimization approach
where optimal load flow will produce optimal compressor total power
accordingly. The cost saving value is obtained by deducting cost generated by
equal load flow and cost by optimal load flow. Furthermore, its cost saving
percentage compared total energy cost is insignificant."
2016
T46284
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Faridian Wahid Mardhana
"Kebutuhan energi listrik tidak dapat dipisahkan dari kehidupan sehari-hari termasuk pada sektor industri dengan kebutuhan yang terus meningkat. PT. BA merupakan perusahaan industri tambang dengan pemakaian energi listrik yang besar. Kombinasi suplai pembangkit berpengaruh terhadap tegangan pada sistem. Saat beban berlebih diperlukan pelepasan beban untuk mengembalikan kondisi tegangan supaya menjadi normal. Hasil simulasi menunjukkan jika saat semua generator beroperasi diperlukan lima kali tahapan pelepasan beban untuk mengembalikan kondisi tegangan dengan rata-rata jatuh tegangan sebesar 4,96 . Saat generator 1 tidak beroperasi, dibutuhkan lima tahap pelepasan beban dengan rata-rata jatuh tegangan sebesar 5,75 . Saat generator 2 tidak beroperasi, dibutuhkan sembilan tahap pelepasan beban dengan rata-rata jatuh tegangan sebesar 5,44 . Saat generator 3 tidak beroperasi, dibutuhkan sembilan tahap pelepasan beban dengan rata-rata jatuh tegangan sebesar 5,39.

The need of electrical energy cannot be separated from daily lives including in the industry sector with the increasing of demand. PT. BA is a mining industry company with a large consumption of electrical energy. Supply combination from power plant affects the voltage of the system. When overload occurs, load shedding is required to return voltage to normal condition. Simulation result shows that when all generators operate, five stages of load shedding is required to return voltage condition with a voltage drop average of 4.96 . When generator 1 doesn 39 t operate, five stages of load shedding is required to return voltage condition with a voltage drop average of 5.75 . When generator 2 doesn 39 t operate, nine stages of load shedding is required to return voltage condition with a voltage drop average of 5.44 . When generator 3 doesn 39 t operate, nine stages of load shedding is required to return voltage condition with a voltage drop average of 5.39."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
S67207
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anwar Kasim
"Tubuna penelitian ini adalah until menghasilkan kulit tersamak yang memiliki kekuatan tarik tinggi. Kulit berkekuatan tarik tinggi diharap dapat digunakan untuk produk-produk yang miming membutuhkan hal demikian superti tali koper dan tali haluan kuda. Penelitian ini dilakukan dengan merode penyamakan kombinasi antara laurean gambir pH 8, gambir sulfitasi, KA(SO4)2 dan Al2(SO4)3. Penyamakan kombinasi dari 5 bahan tersebut diperoleh 3 kombinasi yang kekuatan kulit tersamaknya bsangat tinggi dan melebihi yang dipersyaratkan oleh SNI 253-2009-A yaitu 75 kg/cm². Kombinasi dimaksud adalah kombinasi larutan gambir dengan KAI(SO4)2; kombinasi KAI(SO4)2 dengan larutan gambir sulfitasi dan kombinasi Al2(SO4)3 dengan larutan gambir pH 8. Nilai kekuatan tarik yang didapat berkisar antara 856,72 kg/cm² sampai 1124,70 kg². Sebagai pembanding kekuatan tarik kulit kambing tersamak kombinasi antara bahan penyamak krom dengan gambir adalah 449,17 kg/cm²"
Yogyakarta: Balai Besar Kulit, Karet, dan Plastik, 2016
AJ-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8   >>