Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 4 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Umar Putra Syahrudin
"Tandan Kosong Kelapa Sawit (TKKS) mengandung serat selulosa yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan penyusun komposit. Penambahan carbon nanotube pada komposit diketahui melalui banyak penelitian dapat meningkatkan sifat mekanik. Pada penelitian ini dilakukan penambahan carbon nanotube pada komposit serat TKKS dengan matriks epoksi. Bentuk serat divariasikan menjadi chopped strand, chopped strand mat, dan woven rovings. Untuk meningkatkan kompabilitas, fungsionalisasi dan perlakuan carbon nanotube dilakukan dengan metode mild acid oxidation dengan menggunakan asam nitrat yang dilanjutkan dengan hidrogen peroksida. Silane coupling agent digunakan untuk meningkatkan ikatan antar komponen dalam material komposit. Hasil yang didapatkan dari penelitian ini adalah peningkatan modulus Young material komposit sesuai dengan penambahan 0,5% (%massa) CNT dan modifikasi serat strand, fiber mat, woven rovings sebesar 10,98%, 38,90%, dan 62,29% relatif terhadap komposit tanpa penambahan CNT. Komposit 0,5% CNT dan 40% serat TKKS woven rovings yang dihasilkan memiliki peluang untuk dikembangkan menjadi bumper mobil dengan nilai modulus Young sebesar 6,80 GPa.

Empty palm oil fruit bunch is the side product of palm oil cultivation which contains cellulose fiber. Cellulose fiber is usually used as the composite reinforcement. The addition of carbon nanotube in composite has been known that increase mechanical properties from many researches. In this research, carbon nanotube is added to the composite material which has epoxy as its resin and empty palm oil fruit bunch fiber as the reinforcement. The fiber form is variated to chopped strand, chopped strand mat, and woven rovings. To increase the compability, a functionalization of carbon nanotube in mild acid oxidation method with nitric acid and continued by hydrogen peroxide is performed. Silane coupling agent is used to strengthen the bond of composite components. The result obtained from this research is the increasing of composite materials? Young modulus as the addition of 0.5% (%mass) CNT and woven rovings fiber modification which equals 10.98%, 38.90%, 62.29% relative to the composite without CNT addition. The composite with 0.5% CNT and 40% woven rovings fibber has a chance to be developed into car bumper with 6,80 GPa Young modulus.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
S63740
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Fikri Fadila
"ABSTRAK
Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia. Menurut data yang dikeluarkan oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan, Indonesia memiliki pulau sekitar 17,499 pulau dari Sabang sampai Merauke. Mengetahui fakta ini maka banyak sektor industri (seperti energi, pariwisata, militer, dan perikanan) yang menggunakan moda transportasi lau sebagai saran pendukung bisnis industri mereka. Mengetahui hal ini maka perlu dilakukan suatu rancangan kapal yang memenuhi standar keselamatan operasi kapal. Salah satu aspek dalam merancang kapal yang menjadi perhatian penting terkait memenuhi standar tersebut adalah kekuatan dan konstruksi. Pada aspek kekuatan dan konstruksi terdapat pemilihan material guna mencapai standar keselamatan operasi kapal. Saat ini, baja merupakan material yang umum digunakan pada pembuatan kapal. Hal ini disebabkan oleh karakteristik mekanik baja yang dapat memenuhi standar operasi keselamatan kapal. Namun demikian, baja memiliki kekurangan yaitu massa jenis yang tinggi sehingga perlu dilakukan penelitian lebih lanjut terkait material alternatif yang memiliki karakteristik mekanik sama dengan baja namun massa jenisnya lebih rendah. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk melakukan studi terkait material alternatif pembuatan kapal selain baja. Jenis komposit yang digunakan pada penelitian ini adalah epoksi-karbon dengan variabel konfigurasi serat (UD & woven) dan proses perlakuan (prepreg & wet). Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode elemen hingga dengan menggunakan perangkat lunak ANSYS Academic R19.2 Student Version. Pengaturan yang diperlukan dalam melakukan metode elemen hingga diantaranya : Membuat desain model elemen hingga (meliputi geometri dan input jenis material), menentukan boundary conditions dan loading conditions. Kemudian, dilakukan analisis yang keluarannya berupa kurva load-displacement, kontur deformasi, dan yield strength.

ABSTRACT
Indonesia is the biggest archipelago country in the world. According to data released by Minister of Maritime and Fisheries, Indonesia has an island of around 17,499 islands from Sabang to Merauke. Knowing this fact, many industrial sectors (such as energy, tourism, military, and fisheries) use transportation modes as a suggestion to support their industrial business. Knowing this matter, it is necessary to do a ship design that meets the ships operating safety standards. One aspect of ship design which is an important concern regarding to this standard is construction and strength. On the aspect of construction and strength, material selection is one to be determined to achieved the operating safety standard. At present, steel is a material commonly used in shipbuilding due to its mechanical characteristic that can meet ship safety operating standard. However, steel has disadvantage of higher density. Further researh is needed regarding alternative materials that have the same mechanical characteristic as steel but lower density. Therefore, this study amis to conduct studies for alternative materials for shipbuilding other than steel. The type of composite used in this study is epoxy-carbon with variable fibre configuration (UD & Woven) and machining process (Prepreg & Wet). The method used in this study is using finite element method by ANSYS Academic R19.2 Student Version. Arrangements needed for use this method, such as : Design a finite element model (containing geometry and input type material), determine boundary conditions and loading conditions. Then, the analysis carried out in the form of load-displacement curves, contour deformation, and yield strength."
2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Azah Nurmailani Fauziah
"Penekanan setelah impak merupakan salah satu parameter penting pada komposit dengan penguat serat sebagai material struktur. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh nilai tekan sesudah impak dan kerusakannya pada komposit epoksi-kevlar, epoksi-gelas dan epoksi-hibrid-kevlar/gelas. Spesimen komposit difabrikasi dengan metode hand lay-up dengan variasi energi impak yang diberikan adalah 4 J, 8 J dan 15 J. Pengamatan dengan Through Transmission Ultrasonic setelah impak menunjukkan bahwa kerusakan yang terjadi adalah delaminasi. Komposit terbaik ditinjau dari nilai kuat tekan yang tinggi dan ukuran delaminasi yang paling kecil. Dapat dikatakan bahwa nilai kuat tekan tertinggi adalah epoksi-gelas yaitu sebesar 119,85 8,31 MPa.

Compression after impact is one of important parameter of fiber reinforced composites as structural materials. This research aimed to obtain the values of compression after impact and their resulting damage on kevlar epoxy, glass epoxy, and kevlar glass epoxy hybrid composites. The composite specimens were fabricated by a hand lay up method. These materials were experienced impact energy with a variation of 4 J, 8 J, and 15 J. Observation by Through Transmission Ultrasonic showed that the type of resulting damage after impact was delamination. From this research, the highest compressive strength and the smallest delamination belongs to the glass epoxy composite, with the value of 119,85 8,31 MPa as the highest value of compression strength.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2017
S67024
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pious Syafitri Amini
"Komposit dengan penguat serat alam merupakan serat yang dikembangkan pada saat ini karena ramah lingkungan dan tidak membahayakan kesehatan. Salah satu serat alam yang dapat digunakan sebagai penguat pada komposit adalah serat Bambu Haur Hejo. Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisa pengaruh serat Bambu Haur Hejo terhadap massa jenis dan kekuatan lengkung material komposit epoksi/Bambu haur hejo sesuai standar SNI 01-4449-2006. Sebelum digunakan sebagai penguat Bambu Haur Hejo diperlakukan alkali dalam larutan NaOH. Komposit epoksi/Bambu Haur Hejo kemudian difabrikasi dengan metode laminasi basah dengan variasi fraksi berat. Fraksi berat serat yang digunakan adalah 10 wt%,20 wt%, dan 30 wt%. Pengujian yang dilakukan adalah uji tarik, uji lengkungan dan pengamatan mikroskop optik. Komposit yang diperoleh, dikelompokkan dalam Papan Serat Kerapatan Tinggi dengan SNI karena memiliki nilai densitas 1,11 g/cc. Komposit terbaik adalah komposit epoksi/serat Bambu Haur Hejo 10 wt% dengan nilai modulus tarik (521,49±38,0) MPa; kuat tarik (31,27±3,80) MPa atau lebih besar 30% dari epoksi murni. kuat lengkung (56,70±5,10) MPa; dan modulus lengkung (4482,04±442,64) MPa. Nilai kuat lengkung komposit epoksi/Bambu Haur Hejo memenuhi syarat fisis dari SNI 01-4449-2006 dari standar papan serat kerapatan tinggi (PSKT) Tipe35 karena memiliki nilai 36,29 MPa. Hasil pengamatan mikroskop optik menunjukkan adanya void pada komposit epoksi/serat Bambu Haur Hejo yang menyebabkan penurunan pada kuat tarik dan kuat lengkung.

Composite fiber amplifier with natural fiber is developed at this time because it is environmentally friendly and not harmful to health. One of the natural fiber that can be used as an amplifier on the bamboo fiber is a composite Haur Hejo. The aim of the research was to analyze the influence of bamboo fiber Haur Hejo against tensile strength and strength of epoxy composite materials/curved bamboo haur hejo based on standard SNI 01-4449-2006. Before being used as an amplifier of alkali treated Bamboo Haur Hejo in aqueous NaOH. Composite epoxy/bamboo Hejo Haur later fabricated by a wet lamination method with the variation of the fraction of the weight. The heavy fraction of the fibers used is 10 wt%,20 wt%, and 30 wt%. Testing does is pull-test, a test of the curvature and the microscope optics. The composite gained, grouped in High Density Fiber Boards with SNI because it has a value of density of 1.11 g/cc. The best value is owned by composite epoxy/bamboo fiber Hejo Haur 10 wt% with a value tensile modulus (521,8 ± 38.0) Mpa, tensile strength  (31,27 ± 3.80) MPa, flexural modulus (56,70±5,10) MPa, dan flexural strength (4482,04±442,64) MPa. The value of strong curved composite epoxy/Bamboo Haur Hejo qualify physically from SNI 01-4449-2006 from the standard high density fiber boards (PSKT) Tipe35 because has a value of 36.29 MPa. Optical microscope observations showed the presence of voids in epoxy composites/Bamboo fiber Haur Hejo which causes a decrease in tensile strong and powerful arch."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library