Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 29 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Firman Fadillah
"Penelitian yang akan dibahas pada makalah ini bersifat eksperimental yang bertujuan untuk menghitung Fluks Kalor dan Koefisien Perpindahan Kalor pada Kondensasi yang terjadi pada kondenser vertikal. Kondensasi yang terjadi antara uap air murni yang dipanaskan sampai temparatur saturasinya pada tekanan 1 bar dengan dinding kondenser yang didinginkan oleh air. Material kondenser terbuai dan tembaga murni yang banyak terdapat di pasaran. Dari grafik hasil percobaan yang didapatkan terlihat bahwa Koefisien Perpindahan Kalor pada kondensasi rates dengan bahan tembaga mumi lebih besar daripada kondensasi tetes dengan bahan tembaga dilapisi emas karena proses ini hanya afektif pada beda temparatur antara uap saturasi dan pembukaan kondenser (Tset - Tw) yang relatif kecil. Dari hasil percobaan teriihat bahwa unjuk kerja kondenser ditentukan dari nilai Koensien Perpindahan Kalor. Bila semakin besar maka unjuk kerja dan kondenser tersebut semakin baik."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1996
S36267
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Muzdalifah Berlian Maloka
"ABSTRAK
Sintesis senyawa diarilpentanoid analog kurkumin dilakukan melalui reaksi Kondensasi Aldol dari aldehid aromatik dengan senyawa keton aromatik menggunakan katalis ramah lingkungan Fe3O4-ACE. Kondisi reaksi optimum pada suhu ruang, dengan jumlah katalis 20 berat, selama 2 jam dalam pelarut etanol. Identifikasi senyawa dilakukan dengan menggunakan spektrofotometer UV-Vis, FTIR, dan GC-MS. Senyawa 1 dan 2 yang dihasilkan memiliki nilai persen rendemen sebesar 51,58 dan 88,20 . Katalis Fe3O4-ACE diidentifikasi dengan XRD, SEM, PSA, dan FTIR.

ABSTRACT
The synthesis of curcumin analogue diarylpentanoid compounds was carried out by the Aldol Condensation reaction of the aromatic aldehyde cinnamaldehyde with the aromatic ketone compound acetophenone using the environmentally friendly Fe3O4 ACE catalyst. The optimum reaction conditions at room temperature, with a catalyst amount of 20 weight, for 2 hours in ethanol. The identification of compounds was performed using UV Vis, FTIR, and GC MS spectrophotometers. Compound 1 and 2 have the percent yield of 51,58 and 88,20. The Fe3O4 ACE catalyst was identified by XRD, SEM, PSA, and FTIR."
2017
S68020
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pertiwi E. W.
"ABSTRAK
Resin urea-formaldeh~da adalah polimer yang dihasilkan
dari reaksi urea dengan formaldehida melalui reaksi polimerisasi
kondensasi Resin urea-formaldehida dapat mengalami
reaksi 'cure' membentuk struktur crosslink, yang kecepatan
pembentukannya dapat dipengaruhi oleh ada~ya asam Dalam
suasana asam, reaksi 'cure' urea-formaldehida dipercepat
yang pada akhirnya menghasilkan resin yang tidak larut (mengendap)
Hasil reaksi 'cure' urea-forNaldehida adalar resin
yang termoset, dimana strukturnya dipengaruhi oleh suhu dan
waktu reaksi 3, 4,5, 7)
Penelitian yang dilakukan bertuJuan mempelaJari pengaruh
pH oada resin urea-formaldehida dengan cara mengamati
reaksi 'cure' tang terJadi pada pH yang divariasi Studi
pengaruh pH terhadap reaksi 'cure' urea-formaldehida meliputi
pengukuran pH, viskositas, kerapatan, kandungan resin,
formaldehida bebas dan spektrum IR dari resin yang terbentuk
Hasil penelitian menunJukkan bahwa,dalan suasana asam
"reaksi 'cure' dipercepat menghasilkan endapan resin ureaformaldehida Pada spektrum IR endapan resin urea-formaldehida
menunJukkan bahwa angka gelombang 1040 cm -1 adalah
serapan gugus -NCH2N- (metilen) Menurut Chabert 3 )
serapan karakter1st1k crosslink -~CH2~- nerupakan i~ata..D
pada rantai polimer urea-formaldehida 'cure'"

"
1987
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Irsan Thaslimie
"
ABSTRAK
Tulisan ini berisi penelitian tentang perbandingan kinerja kondenser
bérdasarkan kondisi dan perlakukan terhadap permukaannya. Pengujian dilakukan
terhadap kondenser berlapis Teflon, kondenser berlapis emas, dan kondenser tanpa
pelapis. Alat yang digunakan pada penelitian ini adalah alat uji yang dinamakan Film
and Dropwise Condensation Unit.
Penelitian ini dilakukan dengan menyelidiki jumlah fluks kalor yang berpindah
dari uap ke kondenser dan nilai koefisien perpindahan kalor dari ketiga kondenser
tersebut di atas serta persamaan-teoritis dari Nusselt dan Rohsenow berdasarkan
pada pertambahan nilai beda temperatur uap ke permukaan kondenser.
Dari hasil perhitungan dan analisa grafik penelitian ini, dapat diketahui bahwa
konderser berlapis Teflon memiliki kinerja paling baik di antara ketiga kondenser.
Hal ini menunjukkan bahwa pelapisan Teflon pada permukaan kondenser dapat
meningkatkan kinerja suatu kondenser karena kemampuannya untuk
mempromosikan kondensasi tetes.
"
1997
S36833
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Magun Surya
"ABSTRACT
Senyawa turunan 1,8-dioksodekahidroakridin telah banyak diteliti dalam bidang sintesis organik karena bioaktivitasnya yang luas. Salah satu teknik sintesis senyawa 1,8-dioksodekahidroakridin adalah dengan reaksi multikomponen tiga reaktan; aldehid, amina, dan suatu senyawa 1,3-diketon. Reaksi ini telah banyak dilakukan dengan berbagai jenis katalis dan dikenal memiliki efisiensi dan efektivitas tinggi. Pada penelitian ini, senyawa turunan 1,8-dioksodekahidroakridin berhasil disintesis dengan reagen sinamaldehid, dimedon, dan anilin menggunakan katalis Fe3O4 yang disupport cangkang telur. Yield optimum yang didapat mencapai 91,3% dengan temperatur reaksi 80oC, jumlah katalis 0,254 gram dan waktu reaksi 1,5 jam. Katalis yang digunakan diuji kemampuan pemakaian berulangnya dan tidak diperoleh penurunan aktivitas katalitik secara signifikan hingga pemakaian ketiga. Tiga jenis aldehid digunakan dalam reaksi; sinamaldehid, benzaldehid, dan 4-hidroksibenzaldehid. Hasil sintesis yang diperoleh diuji bioaktivitasnya dengan DPPH radical scavenging assay dan MTT assay. Hasil sintesis uji dengan DPPH menunjukkan IC50 yang didapat dari produk reaksi dengan menggunakan sinamaldehid sebesar 39,062 ppm, lebih kecil dari senyawa turunan 1,8-dioksodekahidroakridin dengan reagen benzaldehid (84,816 ppm) dan 4-hidroksibenzaldehid (208,00 ppm). Uji sitotoksisitas campuran produk dari sinamaldehid dengan fukoidan terhidrolisis terhadap sel kanker payudara T47D dengan metode MTT assay menunjukkan nilai IC50 lebih kecil yakni 261,69 ppm dibandingkan dengan hanya fukoidan terhidrolisis yang menghasilkan IC50 sebesar 1162,12 ppm.

ABSTRACT
Derivatives of 1,8-dioxodecahydroacridines gain many attention in organic synthesis because of its broad bioactivity. One of the technique to synthesize 1,8-dioxodecahydroacridine is three-component reaction of aldehyde, amine, and 1,3 diketone. The reactions had been studied using many catalysts and known for its efficiency and effectivity. In this research, derivatives of 1,8-dioxodecahydroacridines compound was synthesized from cinnamaldehyde, dimedone, and aniline using eggshell-supported Fe3O4 catalyst. Optimum yield obtained was 91,3% with reaction temperature at 80oC, 0,254 catalyst amount, and 1,5 hours of reaction time. The catalyst reusability was tested and shows no significant decline in activity until third usage.
2
Three aldehydes were used for the synthesis; cinnamaldehyde, benzaldehyde, 4-hydroxybenzaldehyde. Obtained product was tested with DPPH radical scavenging assay and MTT assay. DPPH assay of the product using cinnamaldehyde as aldehyde shows IC50 value of 36,062 ppm, fewer than the products that were synthesized using benzaldehyde (84,816 ppm) and 4-hydroxybenzaldehyde (208,00 ppm) as substitute for cinnamaldehyde. Cytotoxicity test result of the combination between product from cinnamaldehyde and hydrolyzed fucoidan using MTT assay against T47D breast cancer cell shows smaller IC50 value 261,69 ppm when combined compared to 1162,12 ppm when fucoidan alone."
2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Vebiyanti Tentua
"Latar belakang : Penyakit paru obstruktif kronik (PPOK) merupakan salah satu penyakit kronik yang menjadi masalah kesehatan utama di dunia dan menyebabkan angka kesakitan dan kematian yang tinggi. Uji kondensasi udara napas merupakan metode non invasif, yang dapat digunakan untuk menilai kadar sitokin-sitokin proinflamasi pada pasien PPOK berdasarkan GOLD 2017.
Metode penelitian : studi potong lintang dengan melibatkan 77 subjek pasien
PPOK stabil yang tidak eksaserbasi dalam 4 minggu terakhir dan berobat di poli asma-PPOK serta menyetujui informed consent. Pasien ini dilakukan wawancara dengan skoring CAT dan mMRC dan dilakukan pemeriksaan fisis serta mengambil data foto toraks atau CT Scan toraks pasien kemudian data spirometri terakhir diambil untuk mendiagnosis pasien tersebut PPOK. Pasien lalu digolongkan derajat PPOK stabilnya berdasarkan kriteria GOLD 2017, dan diambil sampel uji kondensasi udara napas untuk diperiksakan kadar sitokin interleukin (IL) -6, 8, 13 dan tumor necrosis factor (TNF)-α di laboratorium IMERI dengan pemeriksaan ELISA untuk masing-masing sitokin.
Hasil: Interleukin 8 dapat terdeteksi pada 8 (10,4 %) pasien dari jumlah 77 pasien
dengan nilai rata-rata 2,4 pg/mL, sedangkan kadar IL-13 dan TNF-α hanya terdeteksi pada 1 (1,3 %) pasien dengan nilai IL-13 6,912 pg/mL dan TNF-α 8,766 pg/mL. Kadar IL-6 terdeteksi pada 71 (92,2 %) pasien PPOK stabil dengan nilai rata-rata 0,7 pg/mL. Tidak ada hubungan antara kadar IL-8, IL-6, IL-13 dan TNF- α dengan derajat PPOK (p > 0,05), meskipun kadar IL-8 dan IL-6 ditemukan mengalami peningkatan pada masing-masing kelompok PPOK. Hanya satu pasien ditemukan semua kadar sitokinnya terdeteksi yang setelah ditelusuri, pasien
tersebut memiliki jumlah eosinofil darah 1120 /ÅμL dan nilai CRP darah 5,8 mg/L.
Kadar TNF-α dan IL-13 pada penelitian ini memiliki hubungan bermakna dengan
status merokok pasien (p = 0,00).
Kesimpulan: Uji kondensasi udara napas merupakan metode non invasif yang dapat digunakan pada pasien PPOK stabil untuk menilai kadar sitokin proinflamasi pada pasien PPOK stabil.

Background: Chronic obstructive pulmonary disease (COPD) is a chronic systemic inflammatory disease which is associated with high morbidity and mortality rates. The exhaled breath condensation (EBC) test is a non-invasive test method to assess pro-inflammatory cytokines levels in COPD patients based on GOLD 2017.
Methods: We performed a cross-sectional study involving 77 subjects with stable COPD who had not exacerbated in the past 4 weeks and treated at asthma-COPD outward clinic in Persahabatan National Respiratory Referral Hospital. Subjects were interviewed with CAT and mMRC scoring system and were examined for their radiographic imaging by chest x-ray or CT. Patients were classified as stable COPD levels based on the GOLD 2017, and EBC were examined for levels of interleukin (IL) -6, 8, 13, and tumor necrosis factor (TNF)-α using ELISA methods.
Results: Interleukin 8 was detected in 8 (10.4%) patients out of 77 patients with an average value of 2.4 pg/mL, whereas IL-13 and TNF-α levels were only detected in 1 (1.3%) patient at 6.912 pg/mL and TNF-α 8.766 pg/mL, respectively. IL-6 levels were detected in 71 (92.2%) with average value of 0.7 pg/mL. There were no relationship between IL-8, IL-6, IL-13 and TNF-α levels with COPD degrees (p> 0.05), although IL-8 and IL-6 levels were found to be increased in each COPD group. Only one patient presented with all cytokine detected whose had a blood
eosinophil count of 1120 /ÅμL and a blood CRP level of 5.8 mg/L. TNF-α and IL-
13 levels in this study were correlated with the subject's smoking status (p = 0.00).
Conclusion: The EBC test is a non-invasive method that can be used in stable COPD patients to assess pro-inflammatory cytokines levels in stable COPD patients.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2020
T55515
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sarah Islamiati Pertiwi
"Gasifikasi merupakan salah satu thermal-treatment yang dapat dilakukan untuk mengolah biomassa menjadi energi. Syngas merupakan produk utama dari proses gasifikasi, tetapi gasifikasi juga menghasilkan tar yang dapat mengganggu kesehatan manusia, lingkungan maupun peralatan berbahan bakar syngas. Untuk mengurangi kandungan tar, dilakukan proses pengurangan tar dengan metode sekunder. Pada sistem gasifikasi biomassa tipe downdraft fixed bed "Mobile Gasifier Purwarupa II" digunakan water condenser, filter 1, dan filter 2. Pada penelitian ini syngas dilewati water condenser, kombinasi water condenser - filter 1, dan kombinasi water condenser - filter 1 - filter 2. Bahan filter 1 yang digunakan yaitu sekam padi sebagai media adsorpsi, sedangkan filter 2 menggunakan minyak kelapa sawit sebagai media absorpsi. Variabel bebas yang digunakan adalah laju aliran syngas; 46, 51, 56, dan 62 lpm. Dari hasil penelitian ini, parameter yang diukur adalah distribusi temperatur pada water condenser, pressure drop pada filter 1 dan filter 2, gravimetrik tar, serta kandungan tar. Kenaikan laju aliran syngas menurunkan efisiensi pengurangan tar dengan efisiensi terkecil 29% pada laju aliran syngas 62 lpm dengan metode kondensasi. Masing-masing kelas tar memiliki karakteristik yang berbeda terhadap proses kondensasi, adsorpsi, dan absorpsi. Hasil penelitian menunjukkan kombinasi water condenser - filter 1 - filter 2 efektif dalam pengurangan light tar

Gasification is one of the thermal-treatment methods for converting biomass to energy. The main product of the gasification process is syngas, but the process also produces tar, which can harm human health, the environment, and syngas-powered equipment. A secondary tar reduction method was used to reduce the tar content. Water condenser, filter1, and filter2 were used in the downdraft fixed bed type biomass gasification system "Mobile Gasifier Purwarupa II." In this study, the syngas was passed through a water condenser, a water condenser-filter 1 combination, and a water condenser-filter 1 - filter 2 combination. The adsorption medium in filter 1 was rice husk, while the absorption medium in filter 2 was palm oil. The syngas flow rate was used as an independent variable, with values of 46, 51, 56, and 62 lpm. The parameters measured in this study were temperature distribution in the water condenser, pressure drop on filters 1 and 2, gravimetric tar, and tar content. The tar reduction efficiency decreased as the syngas flow rate increased, with the lowest efficiency 29 percent at 62 lpm by condensation. Each tar class has distinct properties in terms of condensation, adsorption, and absorption. The results showed that the water condenser - filter 1 - filter 2 combination was effective in reducing light tar."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Farel Abdia Harfy
"Gasifikasi biomassa adalah salah satu teknologi yang menjajikan dalam mengkonversi biomassa menjadi panas dan listrik. Di dalam prosesnya gasifikasi mengubah biomassa menjadi gas mampu bakar atau dikenal dengan nama syngas. Syngas tersebut dapat dimanfaatkan untuk membangkitkan listrik menggunakan motor pembakaran dalam. Akan tetapi syngas tersebut mengandung zat pengotor yaitu tar, sehingga agar dapat digunakan, kandungan tar pada syngas harus dikurangi. Salah satu cara untuk mengurangi tar ini adalah menggunakan kondensor. Tim riset gasifikasi biomassa Universitas Indonesia saat ini sudah membuat prototipe kedua gasifier biomassa.

Berbagai perubahan desain dilakukan pada prototipe II ini salah satunya yaitu pada kondensor. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh perubahan desain terhadap kinerja kondensor, seperti efisiensi pengurangan tar dan pressure drop. Penelitian ini juga dilakukan untuk mengetahui pengaruh penggunaan pompa pada kinerja kondensor. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa penggunaan pompa pada kondensor tidak memberikan pengaruh yang besar pada kinerja kondensor. Efisiensi pengurangan tar dapat meningkat dengan ditambahkannya insulasi pada pipa sebelum kondensor dan dengan mengubah material pada pipa kondensor. Pressure drop pada pipa kondensor dapat dikurangi dengan mengubah tipe pipa menjadi vertikal dan dengan menambahkan condensate tank.

 


Biomass gasification is one of the promising technologies in converting biomass to heat and electricity. In the process, gasification converts biomass into combustible gas, known as syngas. The syngas can be used to generate electricity using an internal combustion engine. However, the syngas contains impurities namely tar, so that to be used, the tar content in syngas must be reduced. One of method to reduce this tar is to use a condenser. The University of Indonesia's biomass gasification research team has now made a second prototype of the biomass gasifier.

Several changes of design were made on this prototype II, one of which is the condenser. The purpose of this research is to determine the effect of design changes on condenser performance, such as the efficiency of tar reduction and pressure drop. This research was also conducted to determine the effect of the use of pumps on the performance of the condenser. The results of this research indicate that the use of pumps on the condenser does not have a major effect on the performance of the condenser. The efficiency of tar reduction can be increased by adding insulation to the pipe before the condenser and by changing the material in the condenser pipe. Pressure drop on the condenser pipe can be reduced by changing the pipe type to vertical and by adding a condensate tank.

 

"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
R. Djoko Goenawan
"ABSTRAK
Telah diukur spektrum diameter aerosol [<0.4,0.4,0.7,1.1,2.1, 3.3,4.7,9 &
>9.0 μ] dengan Impaktor-Anderson dan distribusi (wt%) di Gunung Mas = 0.4(8)-
5.8μ(21) dengan konsentrasi 0.57 μg/m3 & di Teluk Naga = 0.4(13), 0.7(21),1.1
(16), 2.1(9), 3.3 (13), 4.7(21) s.d. >9.0 (1wt%), dengan mode-bimodial (0.7&4.7μ)
dan konsentrasi 0.085 μg/m3 pada periode Maret 2006. Sementara periode
Agustus-September di Gunung Mas = <0.4(0.3), 0.4(22), 0.7(27),1.1(13) s.d.
>9.0(4) dengan konsentrasi 0.207 μg/m3 & di Teluk Naga adalah <0.4(0.1),
0.4(22) s.d. >9.0 (2wt%) dengan konsentarsi 0.09 μg/m3. Konsentrasimaksimum
dengan Portacount [0.01-1μ] sebesar 2.9x104 partikel cm-3 di Teluk
Naga dan 1.6x104 partikel cm-3 di Gunung Mas. Konsentrasi-minimum=3.2x 103
partikel cm-3 di Teluk Naga dan 6x103 partikel cm-3 di Gunung Mas.
Ditemukan diameter kristis (optimum dan efektif) sebagai diameter Köhler
yaitu [0.5μ] dengan pengukuran Impaktor-Anderson pada rentang [0.4-0.7μ]
dengan konsentrasi maksimum (total) 48 wt% di Gunung Mas dan 43wt% di
Teluk Naga.
Tingkat-higroskopis aerosol (bruto) pada RH=83-87% dan T=29.7°C dan
kapasitas-higroskopis = 6.5x10-5gr menit-1. Tingkat-kondensasi pada rentang
T=30.9-26.2°C&RH=20%, T=24.6-23.3°C&RH=21% dan T=18.6-10.6°C&24-27%
serta kapasitas-kondensasi = 20.9x10-5gr menit-1.
Identifikasi fasa (utama) dengan XRF mengandung Belerang (sulphur)
dengan konsentrasi 61 wt% di Gunung Mas dan 87 wt% (36.9 ppm) di Teluk
Naga. Unsur minor (sebagian kecil) di Gunung Mas dan yang tidak terdapat di
Teluk Naga adalah Cd=13, Cl=4 (1.7 ppm), P=3, Al=3wt%, dan Cr, Mn, Ba, Bi
kurang 1wt%.
Dengan AAS, diidentifikasi mengandung Na (fasa minor) sebesar 2 ppm
di Gunung Mas dan 5 ppm di Teluk Naga."
2007
T21295
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3   >>