Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 14 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Afrida Maharani Timala
Abstrak :
ABSTRAK
Tesis ini bertujuan untuk menganalisa pengaruh konektivitas fisik dan konektivitas institusi dalam Master Plan ASEAN Community terhadap kinerja perdagangan intra-ASEAN. Analisa dilakukan terhadap tujuh negara anggota ASEAN dengan data panel periode 2006-2014 dan diestimasi dengan Fixed Effect Model. Hasil penelitian menunjukkan peningkatan konektivitas fisik tahun sebelumnya di negara eksportir dan importir akan meningkatkan ekspor intra-ASEAN. Peningkatan konektivitas institusi ASEAN akan meningkatkan ekspor intra-ASEAN. Untuk masing-masing negara anggota ASEAN, peningkatan konektivitas fisik eksportir dan importir tahun sebelumnya akan meningkatkan ekspor Indonesia dan Thailand ke intra-ASEAN. Peningkatan konektivitas institusi eksportir dan importir akan meningkatkan ekspor Malaysia dan Thailand ke intra-ASEAN.
ABSTRACT
This thesis aims to analyze the effect of physical and institutional connectivity which define in Master Plan ASEAN Connnectivity on intra trade of ASEAN. The analysis conducted seven ASEAN Countries by using panel data regression with Fixed Effect Model during 2006-2014. The research found that better physical connectivity from previous year in importing and exporting country increasing intra-ASEAN export. Better institutional connectivity in ASEAN increasing intra-ASEAN export. While in each ASEAN country, better physical connectivity from previous year of exporting country increasing Cambodia, Singapore and Phillipines export. Better physical connectivity of exporting and importing country from previous year increasing Indonesia and Thailand export to intra-ASEAN. Better institutional connectivity of exporting country increasing Malaysia and Thailand export to intra-ASEAN.
2016
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wahyu Prasetya Anggrahini
Abstrak :
ABSTRAK
Sebagai wilayah kepulauan, Maluku membutuhkan angkutan laut maupun angkutan penyeberangan sebagai sarana pergerakan orang dan barang. Kondisi gelombang laut yang ada di wilayah Maluku sangat bervariatif, bahkan cenderung ekstrem membutuhkan pelayanan kapal yang berukuran besar seperti kapal pelni. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui konektivitas angkutan laut di wilayah Maluku dan bagaimana upaya peningkatannya. Penelitian menggunakan pendekatan deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa konektivitas angkutan laut dan penyeberangan di wilayah Maluku sudah cukup bagus. Nilai konektivitas terendah terletak di Kabupaten Buru, Kabupaten Buru Selatan dan Kabupaten Seram Bagian Barat. Konektivitas wilayah Maluku dapat ditingkatkan melalui pelayanan kapal pelni. Dari ketiga Kabupaten yang memiliki nilai konektivitas rendah, Kabupaten Seram Bagian Barat yang belum dilayani kapal pelni. Pelabuhan Amahai di Maluku Tengah dan Piru di Kabupaten Seram bagian barat memungkinkan untuk disinggahi kapal pelni. Konektivitas wilayah Maluku dapat ditingkatkan dengan menghubungkan wilayah yang rendah nilai konektivitasnya dengan wilayah yang dapat disandari kapal pelni yang dilanjutkan dengan pelayanan kapal-kapal kecil sebagai feeder dari kapal pelni dan kapal perintis, sehingga wilayah Maluku bisa terlayani dengan tetap dan teratur.
Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Perhubungan, 2018
388 WPP 30:1 (2018)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Najihah Manggabarani
Abstrak :
BIMP-EAGA yang merupakan singkatan dari Brunei Darussalam, Indonesia, Malaysia, and Philippines—East ASEAN Growth Area merupakan salah satu kerja sama subregional yang diakui ASEAN berperan penting dalam membangun konektivitas ASEAN. Melihat capaian program BIMP-EAGA yang masih rendah khususnya terkait pembangunan konektivitas pada periode Implementation Blueprint (IB 2012-2016), maka fokus penelitian ini adalah untuk menganalisis faktor yang menyebabkan cenderung lambatnya pembangunan konektivitas BIMP-EAGA periode IB 2012-2016. Dengan mengaplikasikan dimensi keberhasilan kerja sama pada konsep kerja sama subregional, temuan dari penelitian ini menunjukkan bahwa faktor jarak geografis, komplementaritas ekonomi dan infrastruktur, komitmen politik dan partisipasi sektor swasta, serta keberadaan katalis berkontribusi dalam perkembangan pembangunan konektivitas BIMP-EAGA yang cenderung lambat. ...... BIMP-EAGA as the abbreviations for Brunei Darussalam, Indonesia, Malaysia, and Philippines—East ASEAN Growth Area is one of subregion cooperation recognized by ASEAN plays an important role in building ASEAN connectivity. Seeing that the achievements of the BIMP-EAGA program are still low, especially related to connectivity development in the Implementation Blueprint period (IB 2012-2016), the focus of this study is to analyze the factors that cause the slow development of BIMP-EAGA connectivity development for the IB period 2012-2016. By applying the dimensions of successful cooperation to the concept of subregional cooperation, the findings of this study show that factors of geographical proximity, economic complementarity and infrastructure, political commitment and private sector participation, as well as presence of a catalyst contribute to the development of BIMP-EAGA connectivity which tends to be slow.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lumbanraja, Esther Monique Ulita
Abstrak :
ABSTRAK
Masalah penambahan rute penerbangan merupakan masalah dalam memilih rute-rute terbaik untuk ditambahkan ke dalam suatu jaringan penerbangan yang sudah ada. Tujuan dari penambahan rute tersebut adalah untuk memperbaiki robustness dari jaringan yang sudah ada. Salah satu metode pengukuran yang paling baik untuk mengukur robustness suatu jaringan adalah konektivitas aljabar. Semakin tinggi konektivitas aljabar suatu jaringan berarti semakin robust jaringan tersebut. Oleh karena itu, rute-rute terbaik yang dipilih adalah rute-rute yang saat ditambahkan menghasilkan konektivitas aljabar yang paling tinggi. Pada skripsi ini, masalah penambahan rute penerbangan diselesaikan menggunakan metode Tabu Search. Selain itu, sensitivitas metode Tabu Search terhadap perbedaan solusi awal juga dianalisa dengan melakukan percobaan.
ABSTRACT
Flight routes addition problem is a problem of choosing the best routes to be added to an existing air transportation network. The purpose of the addition is to improve the network?s robustness. One of the best metric to measure robustness of a network is algebraic connectivity. Higher algebraic connectivity means more robust network. Therefore, the best routes to be added are the routes that will yield the highest algebraic connectivity when they were added to the network. In this ?skripsi?, the flight routes addition is solved using Tabu Search method. Furthermore, the sensitivity of Tabu Search method towards different initial solutions is analysed by conducting several trials.
2016
S63372
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rangga Fachry Permana
Abstrak :
Regionalisme merupakan konsep yang berevolusi seiring dengan perkembangan studi dan dinamika Hubungan Internasional. Regionalisme acapkali diasosiasikan dengan integrasi dan kerja sama regional sehingga dalam perkembangannya, muncul istilah “konektivitas” sebagai turunan dari regionalisme. Melihat perkembangan ini, ASEAN memutuskan untuk mengadopsi konektivitas sebagai kerangka integrasi dan kerja sama regional. Uniknya, Konektivitas ASEAN didasari oleh mekanisme kerja sama sukarela yang difasilitasi oleh prinsip “ASEAN Way” dengan menghindari keterikatan politik yang kuat. Tulisan ini kemudian merupakan sebuah tinjauan pustaka yang memiliki tujuan untuk mengeksplorasi pembahasan Rancangan Konektivitas ASEAN sebagai instrumen integrasi dan kerja sama regional Asia Tenggara. Dengan menelaah 30 literatur akademik melalui metode taksonomi, penulis kemudian mengklasifikasikan literatur-literatur terpilih ke dalam dua tema utama, antara lain: (1) Konseptualisasi Konektivitas ASEAN; dan (2) Perkembangan Rancangan dan Implementasi Konektivitas ASEAN. Alhasil, tulisan ini menemukan bahwa Konektivitas ASEAN merupakan upaya kolektif yang perlu dijalankan melalui koordinasi tiga arah antara badan regional ASEAN, negara-negara anggota ASEAN, dan pihak eksternal yang terlibat. Upaya perwujudan Rancangan Konektivitas ASEAN pun dijumpai berbagai hambatan, yaitu keterbatasan kapasitas finansial dan teknologi, kesenjangan pembangunan antara negara-negara ASEAN, komitmen politik yang rendah, perbedaan persepsi dan potensi persaingan antarnegara, dan inefisiensi koordinasi badan regional pemantau Konektivitas ASEAN. ...... Regionalism is a concept that has evolved along with the development of the study and dynamics of International Relations. Regionalism is commonly associated with regional integration and cooperation. Therefore, the term “connectivity” appears as a derivative of regionalism. Against this background, ASEAN has adopted connectivity as a framework for regional integration and cooperation. Uniquely, the ASEAN Connectivity has implemented a voluntary cooperation mechanism facilitated by the “ASEAN Way” principle to avoid strong political ties among the institution. Accordingly, this paper constitutes a literature review which aims to explore the discussion of the Master Plan on ASEAN Connectivity as the instrument of Southeast Asia regional integration and cooperation. By examining 30 pieces of academic literature through the taxonomic method, the selected writings will be classified into two main themes: (1) The Conceptualization of the ASEAN Connectivity; and (2) The Development of the Master Plan of ASEAN Connectivity and its Implementation. As a result, this paper finds that ASEAN Connectivity is a collective effort that needs to be carried out through the three-way coordination between the ASEAN regional bodies, the ASEAN Member States, and external parties involved. However, the efforts to realize the Master Plan of ASEAN Connectivity have encountered various obstacles, specifically limited financial and technological capacity, development gaps between ASEAN Member States, low political commitment, differences in perceptions and the potential of competition between member states, and inefficiency in regional bodies monitoring the ASEAN Connectivity.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2023
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Kristiana Siste
Abstrak :

Adiksi Internet (AI) merupakan masalah kesehatan jiwa yang sering terjadi pada remaja yang dapat menimbulkan konsekuensi negatif berupa dampak fisik, psikologi, dan sosial. Diagnosis dan tata laksana yang tepat diperlukan untuk intervensi segera tetapi  kuesioner skrining AI bagi remaja di Indonesia sampai saat ini belum ada. Tujuan penelitian ini adalah mengembangkan kuesioner AI (KDAI) yang andal dan sahih bagi remaja Indonesia, memperoleh gambaran konektivitas fungsional otak pada remaja dengan AI, mendapatkan prevalensi AI, faktor risiko dan proteksi.

Domain dan butir pernyataan KDAI dikembangkan dari kepustakaan, focus group discussion (FGD) remaja, dan level of agreement para pakar melalui teknik Delphi. Uji reliabilitas dan validitas KDAI mengikutsertakan 643 subjek yang dipilih secara acak dari 4 SMP dan 5 SMA di Jakarta. Data diambil pada bulan Juli 2018–Juli 2019. Uji validitas konstruk KDAI menggunakan exploratory analysis factor (EFA) dan confirmatory analysis factor (CFA). Penentuan titik potong KDAI melalui metode receiver operating characteristics (ROC) yang dibandingkan dengan internet addiction test (IAT) versi Indonesia. Pemeriksaan rs-fMRI BOLD dilakukan pada 60 subjek untuk mendapatkan validitas prediktif KDAI dan gambaran konektivitas fungsional otak pada remaja dengan AI dan tidak AI. Faktor risiko dan proteksi AI dianalisis dengan uji regresi logistik multivariat.

Kuesioner diagnostik adiksi internet terdiri atas 7 domain dan 44 butir pernyataan dengan validitas isi dan konstruk yang baik. Nilai reliabilitas KDAI 0,942 dengan nilai titik potong 108 (sensitivitas 91,8% dan spesifisitas 77,8%). Terdapat korelasi positif antara skor KDAI dengan konektivitas fungsional lateral prefrontal cortex kiri dan lateral parietal kanan pada kelompok adiksi (p = 0,018; r = 0,437). Korelasi negatif juga didapatkan antara skor KDAI dengan konektivitas fungsional lateral prefrontal cortex kiri dan lateral parietal kanan pada kelompok adiksi (p = 0,049; r = -0,375). Diperoleh prevalensi AI 31,4% dengan faktor risiko berupa durasi penggunaan internet  >  20 jam / minggu (p <  0,001; OR = 2,889) dan masalah perilaku (p <  0,001; OR = 2,539). Faktor risiko lainnya adalah tujuan penggunaan internet untuk media sosial dan permainan daring (p = 0,005; OR = 1,826), masalah emosi (p = 0,001;
OR = 1,918), usia awitan penggunaan internet ≤ 8 tahun (p = 0,008; OR = 1,821), dan masalah perilaku prososial (p = 0,008; OR = 1,758). Faktor proteksi AI adalah pola asuh non-exposure (p = 0,012; OR = 0,518).

Reliabilitas dan validitas KDAI baik untuk digunakan sebagai alat skrining AI pada remaja di Indonesia. Skor KDAI dapat menggambarkan perbedaan konektivitas fungsional otak pada remaja AI dan tidak AI. Durasi penggunaan internet dan masalah perilaku menjadi faktor risiko utama, sedangkan pola asuh non-exposure menjadi faktor proteksi AI. Pencegahan AI dapat dilakukan dengan deteksi dini dan intervensi faktor risiko serta proteksi.

 

Kata kunci: adiksi internet, KDAI, remaja, konektivitas fungsional, faktor risiko


Internet addiction (IA) is a common mental health problem in adolescents alongside the rapid rise of digital technology that results in negative physical, psychological, and social consequences. IA screening in adolescence is required to provide accurate diagnosis and treatment, however, to date an IA screening questionnaire for Indonesian adolescents does not exist. The purpose of this study is to develop a valid and reliable IA questionnaire for Indonesian adolescents titled Kuesioner Diagnosis Adiksi Internet – KDAI, evaluate brain functional connectivity in adolescents with IA, and find the prevalence of IA along with its risk and protective factors.

The domains and items in KDAI were developed from literatures, adolescent focus group discussions (FGD), and level of agreements of experts through the Delphi technique. The reliability and validity testing of KDAI involved randomly selected adolescents from 9 schools (4 junior high schools and 5 high schools) in Jakarta. Data collection was done from July 2018–July2019. Exploratory analysis factor (EFA) and confirmatory analysis factor (CFA) was performed to find the construct validity. The cut-off for KDAI was determined through the receiver operating characteristic (ROC) method using the Indonesian version of the internet addiction test (IAT) as a comparison. Rs-fMRI examinations were performed on 60 subjects to attain predictive validity of KDAI and evaluate brain functional connectivity in adolescents with internet addiction. The risk and protective factors of IA were assessed using a multivariate logistic regression test.

The KDAI is comprised of 7 domains and 44 statement items with good content and construct validity. The reliability score of KDAI is 0.942. The cut-off for KDAI is 108 (sensitivity 91.8 and % specificity 77.8%). A positive correlation was found in non-addiction group (p = 0.018; r = 0.437). In contrast, a negative correlation between KDAI score with the functional connectivity of the left LPFC and right LP in the addiction group (p = 0.049; r = -0.375) was found. The prevalence of IA among adolescents in Jakarta is 31.4%. Risk factors associated with IA include duration of internet use > 20 hours/week (p < 0.001; OR = 2.889), conduct disorders (p < 0.001; OR = 2.539), purpose of internet use for social media and playing online games
(p = 0.005; OR = 1.826), emotional problems (p = 0.001; OR = 1.918), onset of internet use ≤ 8 years old (p = 0.008; OR = 1.821), and prosocial problems (p = 0.008; OR = 1.758). The protective factor of IA was found to be a non-exposure parenting style (p = 0.012; OR = 0.518).

The good reliability and validity properties of KDAI functions it as an IA screening tool for adolescents in Indonesia. KDAI scores were able to portray changes in brain functional connectivity in the IA group. The duration of internet use and conduct disorders are the main risk factors for IA and a non-exposure parenting style is a protective factor. Prevention programs for IA can be implemented by focusing on early detection and providing intervention to risk and protective factors.  

Keywords: Internet addiction, KDAI, adolescents, functional connectivity

 

Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2019
D-pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yasri Azizi Muhammad
Abstrak :
Pembangunan MRT dan juga konsep kawasan Transit-Oriented Development TOD di Jakarta turut menciptakan perubahan pedestrian di sekitarnya, yang notabene jalur pedestrian tersebut merupakan salah satu aspek konektivitas bagi masyarakat untuk mencapai MRT tersebut. Sesuai dengan tujuan dibangunnya MRT, yaitu mengajak masyarakat untuk berjalan kaki dan menggunakan transportasi umum, maka jalur pedestrian menjadi elemen yang sangat penting yang perannya sebagai titik awal apakah masyarakat bersedia untuk berjalan kaki dan menggunakan transportasi umum, khususnya MRT. Sehingga perubahan-perubahan terhadap jalur pedestrian yang baik sangat dibutuhkan dalam kaitannya dengan menarik minat masyarakat agar bersedia untuk berjalan kaki untuk mencapai MRT tersebut, serta agar masyarakat juga dapat beraktivitas sosial secara bebas di jalur pedestrian tersebut. ......The development of Mass Rapid Transport MRT in Jakarta create a transformation in how urban communities of Jabodetabek traveling by public transportation and the changes of pedestrian lanes around it, which in fact is one of the most important aspect of connectivity for the urban community to reach the MRT. In accordance with the purpose of the MRT's development, so that people can walk more and use public transportation, the pedestrian path becomes a very important element whose role as a starting point whether people are willing to walk and use public transportation, especially MRT. So the changes of how good pedestrian path is needed in relation to attract people to be willing to walk, to reach and to use the MRT, and so the community can also doing some social activities freely in the pedestrian path.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sachi Emelin Carissa
Abstrak :
Indonesia adalah negara kepulauan yang terdiri atas 17.000 pulau dengan tingkat keanekaragaman hayati yang tinggi. Hutan mangrove Indonesia merupakan 23% dari ekosistem mangrove dunia. Salah satu wilayah konservasi ekosistem mangrove terdapat pada Kawasan Mangrove Angke Kapuk, Kecamatan Penjaringan, Jakarta Utara. Kawasan ini merupakan satu-satunya kawasan hutan lindung di Provinsi DKI Jakarta. Kawasan mangrove di Jakarta Utara terfragmentasi menjadi beberapa blok seperti pada Hutan Lindung Angke Kapuk (HLAK), Suaka Margasatwa Muara Angke (SMMA), Ekowisata Mangrove Tol Sedyatmo, Arboretum Mangrove, dan Taman Wisata Alam (TWA) Angke Kapuk. Menanggapi meningkatnya tuntutan yang ditempatkan pada lanskap dan kesulitan dalam memenuhi tujuan keberlanjutan, wilayah ekologi lanskap masih terus berkembang. Sehingga, perlu integrasi peneliti pada ilmu pengetahuan ke dalam sistem pengelolaan skala lanskap dengan kerjasama yang efektif dan keterlibatan lokal, meningkatkan kapasitas lanskap untuk memberikan berbagai manfaat, komponen kunci dari ilmu pengetahuan keberlanjutan lanskap. Oleh sebab itu, perlu kajian spasial konektivitas lanskap sebagai bagian dari penilaian lanskap mangrove yang berkelanjutan di Kawasan Angke Kapuk, Jakarta Utara. Persamaan metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode konektivitas lanskap. Dengan demikian, keterbaruan metode terdapat pada lanskap berkelanjutan berbasis sosial-ekonomi dan fisik pada konektivitas lanskap dengan biodiversitas mangrove. Karakteristik sebaran lanskap mangrove di Kawasan Angke Kapuk, Jakarta Utara umumnya adalah Avicennia, Nipah, Pidada, dan Rhizopora dengan kerapatan mulai dari rendah, sedang, dan tinggi. Konektivitas lanskap mangrove di Kawasan Angke Kapuk, Jakarta Utara termasuk rendah pada SMMA dan Hutan Lindung serta sedang pada Ekowisata dan TWA Hal ini disebabkan mayoritas penggunaan lahan kawasan konservasi sebelumnya dari tambak sehingga tidak semua jenis mangrove dapat beradaptasi. Keberlanjutan lanskap wilayah mangrove di Kawasan Angke Kapuk, Jakarta Utara memiliki visi bersama yang setuju. Mayoritas responden sangat tidak setuju terkait berkurangnya mangrove. ......Indonesia is an archipelagic country consisting of 17,000 islands with a high level of biodiversity. Indonesia's mangrove forests constitute 23% of the world's mangrove ecosystems. One of the areas of the mangrove ecosystem is located in the Angke Kapuk Mangrove Area, Penjaringan District, North Jakarta. This area is the only protected forest area in DKI Jakarta Province. The mangrove area in North Jakarta is fragmented into several blocks, such as the Angke Kapuk Protection Forest (HLAK), Muara Angke Wildlife Reserve (SMMA), Sedyatmo Toll Mangrove Ecotourism, Mangrove Arboretum, and Angke Kapuk Natural Tourism Park (TWA). In response to the increasing tensions placed in the world and the difficulties in meeting the goals of cancellation, the landscape ecological area is still growing. Thus, it is necessary to integrate researchers in science into landscape-scale management systems with effective collaboration and local involvement, increasing the capacity of landscapes to provide multiple benefits, a key component of landscape sustainability science. Therefore, it is necessary to study the spatial connectivity of the landscape as part of a sustainable mangrove landscape assessment in the Angke Kapuk Area, North Jakarta. The method used in this research is the landscape connectivity method. Thus, the novelty of the method is in sustainable landscapes based on socio-economic and physical landscape connectivity with mangrove biodiversity. The distribution characteristics of the mangrove landscape in the Angke Kapuk Area, North Jakarta, are generally Avicennia, Nipah, Pidada, and Rhizophora with densities ranging from low, medium, and high. The connectivity of the mangrove landscape in the Angke Kapuk Area, North Jakarta, is low in SMMA and Protected Forest and moderate in Ecotourism and TWA. The sustainability of the landscape of the mangrove forest area in the Angke Kapuk Area, North Jakarta, has a shared vision that has been agreed upon. The majority of respondents strongly disagree regarding the reduction of mangroves.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Putri Aaqilah Della
Abstrak :
Disparitas harga antara wilayah-wilayah di Indonesia merupakan isu penting yang mempengaruhi kesejahteraan masyarakat dan pertumbuhan ekonomi nasional. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dampak ekspansi pelabuhan terhadap disparitas harga di Indonesia. Pendekatan penelitian dilakukan melalui analisis komparatif antara wilayah yang mengalami ekspansi pelabuhan dan wilayah yang tidak mengalami ekspansi. Data harga barang dan data transportasi dari berbagai sumber dianalisis menggunakan metode regresi panel dan analisis spasial. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekspansi pelabuhan berpengaruh signifikan terhadap disparitas harga di Indonesia. Wilayah yang mengalami ekspansi pelabuhan menunjukkan penurunan disparitas harga yang lebih signifikan dibandingkan dengan wilayah yang tidak mengalami ekspansi. Perbaikan konektivitas dan peningkatan ketersediaan barang di wilayah ekspansi pelabuhan menyebabkan penurunan biaya logistik dan transportasi, yang pada gilirannya menekan harga barang di wilayah tersebut. Selain itu, efek kompetisi pasar yang ditingkatkan di wilayah ekspansi pelabuhan juga berkontribusi pada penurunan disparitas harga. Penelitian ini memberikan implikasi kebijakan yang relevan. Pemerintah perlu memperhatikan pentingnya pengembangan pelabuhan yang efisien dan terhubung dengan baik dengan jaringan transportasi. Selain itu, upaya untuk meningkatkan persaingan pasar dan infrastruktur pendukung di sekitar pelabuhan perlu ditingkatkan. Langkah-langkah ini dapat membantu mengurangi disparitas harga antara wilayah-wilayah di Indonesia dan mendorong pertumbuhan ekonomi yang inklusif. ......The price disparity between regions in Indonesia is an important issue that affects the welfare of the people and the national economic growth. This research aims to analyze the impact of port expansion on price disparity in Indonesia. The research approach is conducted through a comparative analysis between regions that have experienced port expansion and regions that have not. Price data of goods and transportation data from various sources are analyzed using panel regression methods and spatial analysis. The research results show that port expansion significantly affects price disparity in Indonesia. Regions that have experienced port expansion exhibit a more significant reduction in price disparity compared to regions that have not. Improved connectivity and increased availability of goods in port expansion areas lead to a decrease in logistics and transportation costs, which in turn puts downward pressure on prices in those regions. Additionally, the enhanced market competition effect in port expansion areas also contributes to the reduction of price disparity. This research provides relevant policy implications. The government needs to consider the importance of developing efficient ports that are well-connected to transportation networks. Furthermore, efforts to improve market competition and supportive infrastructure around the ports need to be enhanced. These steps can help reduce price disparity between regions in Indonesia and promote inclusive economic growth.
Depok: Fakultas Ekonomi dan BIsnis Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Farida Laela
Abstrak :
Penelitian ini menganalisis strategi komunikasi politik DPD Partai Golkar Kabupaten Bogor pada Pemilu Legislatif 2019 di Kabupaten Bogor yang menggunakan konektivitas kampanye dengan pola komunikasi top down dan bottom up kepada konsstituen dan masyarakat di dapilnya masing-masing, serta strategi komunikasi politik yang digunakan meliputi : program partai, komunikator dan komunikan, relasi dan koordinasi agenda partai, mobilisasi pendukung, taktik, dan posisi/kedudukan organisasi. Penelitian ini mengadaptasi teori komunikasi politik Pippa Norris (2001), dengan kerangka penjelasan dari Stromback dan Kiousis (2012) dan Robinson (2011) untuk menganalisis strategi komunikasi politik yang dilakukan DPD Partai Golkar Kabupaten Bogor pada pemilu legislatif 2019 di Kabupaten Bogor. Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif dengan sumber data primer berdasarkan wawancara yang dilengkapi dengan data sekunder. Temuan dalam penelitian ini menunjukkan konektivitas kampanye yag dilakukan Partai Golkar di Kabupaten Bogor dengan pola komunikasi top down dan bottom up mengarah pada sustainable role yang lebih menekankan pada keberlangsungan komunikasi politik partai dalam jangka panjang. Serta strategi komunikasi politik yang digunakan dan dirumuskan Partai Golkar di Kabupaten Bogor yang meliputi program partai, komunikator dan komunikan, relasi dan koordinasi agenda partai, mobilisasi pendukung, taktik, dan posisi/kedudukan organisasi diwujudkan dengan melakukan pranata kelembagaan untuk menyukseskan konsolidasi dan penguatan sistem struktural Partai Golkar dan membentuk Badan Pemenangan Pemilu untuk meningkatkan perolehan suara partai pada pemilu legisltaif 2019 di Kabupaten Bogor. ......This study analyzes the political communication strategy of the DPD Golkar Party in Bogor Regency in the 2019 Legislative Election in Bogor Regency which uses campaign connectivity with top down and bottom up communication patterns to constituents and the people in their respective electoral districts, as well as the political communication strategies used include: party programs , communicators and communicants, relations and coordination of party agendas, mobilization of supporters, tactics, and organizational positions/positions. This research adapts Pippa Norris' political communication theory (2001), with the explanatory framework from Stromback and Kiousis (2012) and Robinson (2011) to analyze the political communication strategy carried out by the Golkar Party DPD Bogor Regency in the 2019 legislative elections in Bogor Regency. The research method used is qualitative with primary data sources based on interviews supplemented by secondary data. The findings in this study show that the campaign connectivity carried out by the Golkar Party in Bogor Regency with top-down and bottom-up communication patterns leads to a sustainable role that places more emphasis on the long-term sustainability of party political communication. As well as the political communication strategy used and formulated by the Golkar Party in Bogor Regency which includes party programs, communicators and communicants, relations and coordination of party agendas, mobilization of supporters, tactics, and organizational positions/positions realized by carrying out institutional institutions to succeed in consolidating and strengthening the structural system Golkar Party and formed the Election Winning Board to increase the party's vote acquisition in the 2019 legislative elections in Bogor Regency.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>