Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
Teresia Miranti Kesumastuti
"Konstruksi perempuan yang muncul dalam iklan, layar kaca, film maupun media lain menunjukkan salah satu karakter yang dimiliki oleh perempuan yang ideal adalah paras cantik atau menarik. Hal yang menjadi pertanyaan adalah, bagaimana dengan konstruksi sosial kecantikan perempuan yang bekerja di industri media (di belakang layar), apakah sama? Penelitian ini menggunakan teori Konstruksi Sosial dari Berger dan Luckmann. Dalam penelitian ini paradigma yang digunakan adalah konstruktivisme dan menggunakan metode kualitatif. Pengumpulan data dilakukan dengan cara wawancara mendalam dengan pekerja perempuan khususnya mereka yang bekerja di belakang layar. Hasil penelitian menunjukkan Proses konstruksi sosial pada kecantikan perempuan yang bekerja di insitusi media terjadi melalui momen eksternalisasi, yaitu adanya anggapan bahwa bekerja di institusi media walaupun di belakang layar harus tetap memperhatikan penampilan wajah dan tubuh, lalu ada momen objektivasi yang terbagi dua yaitu karyawan perempuan merasa memang diperlukan untuk tampil menarik kapanpun itu dan sebaliknya merasa apabila tampilan menarik hanya diperlukan jika ada acara besar saja. Terakhir ada momen internalisasi yaitu proses sosialisasi melalui keluarga teman dan lingkunan sekitar yang terjadi pada setiap individu lalu kemudian hadir di momen eksternalisasi kembali.
The construction of women who appear in advertisements, television screens, films and other media shows that one of the characters possessed by the ideal woman is a beautiful or attractive face. The question is, what about the social construction of women's beauty working in the media industry (behind the scenes), is it the same? This study uses Social Construction theory from Berger and Luckmann. In this study the paradigm used is constructivism and using qualitative methods. Data collection was carried out by in-depth interviews with women workers, especially those who worked behind the scenes. The results showed that the social construction process on the beauty of women who work in media institutions occurs through moments of externalization, namely the assumption that working in a media institution even though behind the scenes must still pay attention to the appearance of the face and body, then there is a moment of objectivation divided into two, namely female employees feel it is necessary to look good whenever it is and vice versa feel that if an attractive appearance is only needed if there is a big event. Finally there is the moment of internalization, the process of socialization through family friends and the surrounding environment that occurs in each individual and then present at the moment of externalization again."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2020
T-pdf
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library
Pasulu, Hilary Bernadetha Rangan
"Skripsi ini membahas praktik agenda setting oleh Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia DPR RI dalam kerangka pemikiran Kriminologi Konstitutif. Penelitian ini menggunakan teori kriminologi konstitutif sebagai teori utama dan teori agenda setting sebagai teori pendukung. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode penelitian lapangan, teknik pengumpulan data berupa wawancara tidak terstruktur dan observasi berita untuk memperoleh data primer dan sekunder. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa praktik agenda setting merupakan sebuah bentuk dari wacana merugikan harmful discourse yang menghasilkan kekerasan simbolik berupa konstruksi sosial realitas masyarakat mengenai citra Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia.
This thesis examine Republic of Indonesia Parliament Agenda Setting with constitutive criminology framework. This research used constitutive criminology theory as the main theory and agenda setting theory as supporting theory for analysis. Researcher used qualitative approach with field research methods. Primary and secondary data are obtained through in depth interviews and news observation. Overall, the result shows that the practice of agenda setting is a harmful discourse which produced symbolic violence in form of social construction of the reality in society about the image of Republic of Indonesia Parliament."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2017
S67799
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library