Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 10 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Abstrak :
Konsumsi listrik sektor rumah tangga di Pulau Jawa-Bali merupakan tingkat konsumsi tertinggi di bandingkan dengan wilayah lainya di Indonesia pada tahun 2005. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk menganalisa kebutuhan konsumsi listrik sektor rumah tangga di Jawa-Bali dari tahun dasar 2000 hingga tahun 2015. Adanya perbedaan tingkat konsumsi listrik sektor rumah tangga di Jawa-Bali, antara konsumsi di wilayah urban dan konsumsi listrik di wilayah rural, menjadi dasar tinjauan dalam penelitian ini. Analisa secara keruangan dengan metode deskripsi dalam melihat pola konsumsi listrik di wilayah urban dan pola konsumsi listrik di wilayah rural yang dikaitkan dengan variabel jumlah PDRB penggunaan listrik, jumlah pelanggan, rasio elektfikasi dan kepadatan penduduk. Hasil analisis menunjukan pola konsumsi dengan daya beli listrik tinggi dan daya beli listrik menegah bawah,yang kemudian dianalisakan dengan kecenderungan kebutuhan konsumsi listrik sektor rumah tangga, yang didapat dari hasil proyeksi kebutuhan tenaga listrik 2000-2015. Hasil analisis menunjukan pertumbuhan yang linear pada region yang didominasi pola konsumsi dengan daya beli listrik tinggi maupaun dengan daya beli listrik menengah bawah.
Universitas Indonesia, 2010
S34159
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pramistha Xisara
Abstrak :
Penelitian ini menggunakan metode Granger Causality dengan model VAR/VECM dan uji kointegrasi Johansen untuk mencari hubungan kausalitas antara pertumbuhan ekonomi dan konsumsi listrik di Indonesia dengan rentang waktu penelitian antara tahun 1980-2010. Data yang digunakan meliputi konsumsi listrik, PDB riil sebagai proxy dari pertumbuhan ekonomi dan jumlah penduduk bekerja yang semuanya berupa data tahunan. Hasil studi ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan unidirectional yang mengarah dari konsumsi listrik ke pertumbuhan ekonomi. Hasil studi juga menyatakan bahwa hubungan kausalitas unidirectional antara konsumsi listrik dan pertumbuhan ekonomi di Indonesia memiliki karakteristik negatif, yang berarti bahwa terdapat inefisiensi dalam pemakaian energi listrik di Indonesia. Hal ini disebabkan oleh konsumsi listrik Indonesia yang masih didominasi oleh sektor non-produktif. ......This study uses Granger Causality method with VAR/VECM as its model plot and Johansen Cointegration test to investigate the causality relationship between electricity consumption and economic growth in Indonesia for the period of 1980-2010. This study uses annual data of electricity consumption, real GDP as the proxy of economic growth, and employment. The result indicates that there is a unidirectional causality runs from electricity consumption to economic growth. Furthermore, this study also finds out negative relationship between electricity consumption and economic growth. This means that there is an inefficiency in Indonesia's electricity consumption which is caused by non-productive sector which dominants electricity consumptions.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2013
S44319
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bagus Anggitaman
Abstrak :
Penelitian ini menganalisis hubungan antara konsumsi listrik dan pertumbuhan ekonomi pada level yang lebih disagregat yaitu pada sektor industri, bisnis dan rumah tangga. Selain itu penelitian ini juga memasukkan determinan ketiga yang diduga juga penting pengaruhnya ke pertumbuhan ekonomi dan konsumsi listrik yaitu tarif listrik. Lewat pemodelan VECM, ditemukan hubungan kausalitas searah dari konsumsi listrik ke pertumbuhan ekonomi di tingkat nasional. Sehingga Indonesia harus menambah pasokan listrinya untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Selain itu pengalihan subsidi listrik dan ke infrastruktur juga dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi. ......This research analyzes relationship between electricity consumption and economic growth which disaggregated into three levels: industry, business and household sector. This research also aims to analyze the third determinant which is fathomed having important role to those two variables. Through VECM modeling, it is found that one-way direction causality goes from electricity consumption to economic growth. Thus Indonesia needs to increase its electricity supply to maintain its economic growth. Besides that, the transformation of electricity subsidies into infrastructure also increases the economic growth.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2014
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Robby Darmawan
Abstrak :
CFC-I2 yang sclama ini digunakan sebagai rcfrijeran pada lemari es ataupun pada pendingin udara di kendaraan bermotor diketahui sebagai salah satu penyebab penipisan lapisan ozon dan pemanasan global sehingga harus diganti oleh refrijeran pengganti yang tidak merusak ozon dan tidak menyebabkan pemanasan globah Refrijeran pengganti CFC-I2 yang dipcrkenalkan dan diperdagangkan di Indonesia adalah HFC-l34a. Namun sebenamya masih banyak refrijeran lain yang dapat dipergunakan sebagai pengganti CFC yaitu hidrokarbon. Berkaitan dengan hal tersebut, dilakukan serangkaian penguj ian pada refiyerated showcase untuk mengetahui perbandingan konsumsi energi dari rcfrijemn hidrokarbon dibandingkan dengan refrijeran HFC-l34a pada rej9?§gqroted_showcase. Pengujian dilakukan pada sebuah rqfigerared showcase dengan mempergunakan dua merek reiiijeran hidrokarbon dan refrijeran HFC-l34a secara bergantian dengan prosedur pengujian konsumsi energi sesuai standar internasional ISO 3561. Dari hasil pengujian diketahui nilai konsumsi energi berdasarkan ISO 8561-1995 pada refifgerared showcase dengan reiiijeran hidrokarbon merek A sebesar 6,50 kWh/24 jam, dengan refrijemn hidrokarbon merek B nilai konsumsi energi tidak diperoleh karena suhu ruang penyimpanan rata-rata melebihi standar yang ditentukan, sedangkan dengan rerijeran HFC-l34a nilai konsumsi energi reji-igerared showcase sebesar 5,02 kWh/24 jam. Data yang didapatkan menunjukkan bahwa refrijeran hidrokarbon mengkonsmnsi energi yang lebih besar dibandingkan HFC-l34a pada refiigeraled show case.
Refrigerator and mobile air-conditioning refrigerant CFC-I2 which damage the ozone layer and do considerably contribute to the global warming, have to be replace by refrigerant which cause no damage to the ozone layer, and contribute very little to global warming. Altemative for the replacement of CFC- l2 which have introduced and available in market is I-IFC-l34a_ But there is another altemativc for the replacement of CFC-12, the altemative is hydrocarbon. Therefore, refrigerated showcase were tested to find out energy consumption comparison between hydrocarbon refrigerant and HFC-1 34a refrigerant in refrigerated showcase. Energy consumption test executed base on ISO 8561 on a refrigerated 5h0WC?$¢_ \1$if!B_ UW0 different bmlld hydrocarbon refrigerant and -a l-IEC-134a fafagefaaibyrunt if C C The result of energy consumption test base on ISO 856|-1995 on a refrigerated showcase is hydrocarbon brand A refrigerant consumed 6.50 kWh/24 hours, hydrocarbon brand B energy consumption can not be measured because the storage temperature did not agree the standard, and HFC-l34a refrigerant consumed 5.02 kWh/24 hours. Conclusion from the result of the test show us that hydrocarbon refrigerant consume more energy than HFC-I34a refrigerant in a HFC-l34a system refrigerated showcase.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2000
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhamad Dary Ardian
Abstrak :
ABSTRACT Kebutuhan akan listrik diprediksi akan terus meningkat setiap tahun. Akses listrik ini akan memberikan dampak positif, contohnya meningkatkan taraf hidup penduduk. Namun, banyak desa di Indonesia yang masih mengalami kemiskinan. Oleh karena itu, Pemerintah melaksanakan program pengadaan pembangkit 35.000 Mega Watt untuk mengatasi problema kemiskinan tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis energi listrik yang disediakan terhadap kebutuhan masyarakat desa itu sendiri dengan cara bottom up, yakni menentukan beban puncak, konsumsi listrik, keandalan sistem distribusi listrik, karakteristik masyarakat, memprediksi kebutuhan listrik, hingga menentukan pembangkit energi terbarukan yang cocok dikembangkan di sana. Lokasi pengambilan sampel ialah di salah satu daerah pedesaan di Indonesia, yakni Kabupaten Batang, Jawa Tengah. Metode yang digunakan dalam penelitian ialah pengolahan data survei menggunakan teori Skrotzki dan Keswani, metode SAIDI dan SAIFI, statistik inferensial dan deskriptif, penggunaan perangkat lunak minitab 18, dan LUEC. Hasil penelitian mengestimasi besarnya beban puncak di Kabupaten Batang sebesar 206,4 MW dengan total konsumsi per hari 1752 MWH. Beban dan total konsumsi ini akan terus meningkat hingga 233,21 MW dan 1982 MWH pada tahun 2028. Keandalan distribusi masih tergolong rendah, terutama pada daerah pesisir dengan SAIDI 114-1152 jam dan SAIFI >48 gangguan per tahunnya. Problema besar lain disana ialah masih rendahnya pendapatan per kapita dan banyaknya sampah, maka infrastruktur listrik yang cocok dikembangkan ialah PLTSa untuk mengatasi problema tersebut.
ABSTRACT
The need for electricity is predicted to increase every year. Access to electricity itself will have a positive impact, such as supporting activities, increasing competitiveness, and improving the economy. However, many villages in Indonesia are still experiencing poverty. Therefore, the Government implemented a procurement program of 35,000 Mega Watt generator to overcome that poverty problem. This study aims to analyze the energy reserved to the needs of the villagers themselves with bottom up methods, by determining peak loads, electricity consumption, reliability of power distribution systems, community characteristics, predicting electricity needs, and determine the appropriate renewable energy generation. The sampling location is in one of the rural areas of Indonesia, namely Batang District, Central Java. The method used in this research is the processing of survey data using Skrotzki and Keswani theory, SAIDI and SAIFI method, inferential and descriptive statistics, and the use of minitab 18 software. The result of this study estimate the peak load in Batang Regency is 206.4 MW with total consumption per day 1752 MWH. This load and total consumption will continue to increase until 233.21 MW and 1982 MWH by 2028. Distribution realibility is still relatively low, especially in coastal areas with SAIDI 114 1152 hours and SAIFI 48 annoyances per year. Another big problems are still low income per capita and the amount of waste, then the appropriate electricity infrastructure developed is PLTSa to overcome the problems.
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Widni Nispu Pratiwi
Abstrak :
Pengembangan sistem kelistrikan di Kepulauan Seribu, direncanakan terinterkoneksi antar pulau melalui kabel laut 20 kV atau 150 kV. Pengembangan tersebut cenderung mempertimbangkan pasokan (dan tidak memperhitungkan pemakai akhir rumah tangga secara individu . Di sisi lain, pemanfaatan pulau yang ada di Kepulauan Seribu memiliki fungsi yang beragam. Adanya perbedaan fungsi pulau diharapkan dapat memperhatikan pola kebutuhan yang tercermin dari pola konsumsi serta karakteristik rumah tangga dalam rencana penambahan transmisi listrik kedepan. Oleh karena itu penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pola konsumsi listrik rumah tangga berdasarkan perbedaan fungsi pulau, serta mengetahui hubungan antara karakteristik rumah tangga terhadap pola konsumsi listrik rumah tangga di Kepulauan Seribu. Karakteristik rumah tangga meliputi pendapatan, luas bangunan, jumlah anggota rumah tangga, dan fungsi bangunan. Variabel pada penelitian ini dianalisis menggunakan analisis spasial deskriptif dan analisis asosiasi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pola konsumsi listrik pada pulau permukiman penduduk yang memiliki fungsi wisata lebih tinggi daripada pulau permukiman penduduk yang tidak memiliki fungsi wisata. Hasil uji statistik menunjukkan bahwa pada pulau permukiman yang memiliki fungsi wisata, variabel pendapatan dan fungsi bangunan merupakan karakteristik rumah tangga yang memiliki hubungan dengan konsumsi listrik. Sedangkan pada pulau permukiman yang tidak memiliki fungsi wisata, hanya variabel fungsi bangunan yang memiliki hubungan dengan konsumsi listrik.
Development of the electricity system in the Seribu Islands is planned to interconnect among islands for 20 kV or 150 kV through sea cable. These developments tend to consider supply and not calculate the total consumption (demand) of each household. On the other hand, the utilization of islands in the Seribu Islands has various functions.  The difference in functions of island is expected that in the future, planning to increase electricity transmission can be more focused on the pattern of needs as reflected in consumption patterns and household characteristics. Therefore this study was aimed to determine the pattern of household electricity consumption based on differences in island function, and also to find out the relationship between household characteristics and household electricity consumption patterns in the Seribu Islands. The characteristics include household income, building area, number of household members, and building functions. The variables in this study were analyzed using the descriptive spatial analysis and spatial association analysis. The results of the study showed that the electricity consumption pattern on the function of the island a residential area in the tourism category was higher than the one in the non-tourism category. The results of statistical tests showed that on residential island tourism categories income variables and building functions represent households that have a relationship with electricity consumption. While on the island of a residential non-tourism category the function of the household building has a relationship with electricity consumption.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
I Made Wikananda Supartha
Abstrak :
Indonesia mengalami peningkatan konsumsi listrik karena pertumbuhan populasi. Sebagian besar listrik yang dihasilkan menggunakan sumber daya batubara. Muncul urgensi untuk mengembangkan Energi Baru dan Terbarukan (EBT) agar dampak dari emisi karbon tidak meningkat. Salah satu alternatif EBT yang hadir di Indonesia adalah tenaga surya, namun sayangnya masih memiliki adopsi yang rendah di Indonesia meskipun potensinya besar. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis alternatif kebijakan dalam rangka meningkatkan adopsi rooftop PV untuk mengurangi emisi karbon. Melalui metode sistem dinamis, model dikonstruksi untuk menguji tiga alternatif kebijakan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kebijakan net metering merupakan kebijakan yang dapat memberikan stimulus paling baik pada rumah tangga untuk mengadopsi rooftop PV. Pada skenario kebijakan ini, jumlah rumah tangga yang mengadopsi rooftop PV adalah sebesar 5.346. Selain itu, kebijakan ini juga dapat menekan jumlah emisi paling besar, yakni adalah sebesar 1.037 juta kgCO. ......Indonesia experiences rapid increase in electricity consumption due to its increasing population. Coal is still become dominant contributor in Indonesias energy mix. The development of new and renewable energy becomes an important issue to reduce the carbon emission. One of the alternatives of new and renewable energy is solar photovoltaic. Unfortunately, the amount of adopters of this type of energy is still low, despite of its great potential. The aim of this research is to analyze policy alternatives to increase the adoption of rooftop PV in order to reduce carbon emission. System dynamics model is used to simulate three policies alternatives. Result shows that net metering policies is the best alternative to be implemented, since its produces the highest result in terms of amount of household that adopts rooftop PV, which gives value 5.346 household. More than that, net metering acts as the best policy to gives the highest amount of avoided carbon emission (1.037 million kgC
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Riezky Rizaldy
Abstrak :
Kepulauan Seribu dalam bentuk pulau membuat implementasi program pembangunan terhambat. Konsumsi listrik tergantung pada jumlah peralatan listrik yang dimiliki, ukuran tempat tinggal di samping peningkatan konsumsi listrik untuk sektor rumah tangga karena peningkatan populasi dan pendapatan per kapita. Konsep gaya hidup listrik rumah tangga terkait dengan aspek sosial dan perilaku konsumsi energi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan konsumsi listrik berdasarkan pengguna listrik di Pulau Pramuka, Pulau Panggang dan Pulau Tidung dan menjelaskan bagaimana hubungan pendapatan, luas bangunan dan penggunaan peralatan elektronik dengan konsumsi listrik. Kuesioner digunakan untuk mendapatkan data tentang luas bangunan, pendapatan, dan penggunaan peralatan elektronik. Analisis spasial digunakan untuk melihat perbedaan konsumsi listrik spasial, analisis statistik digunakan untuk melihat hubungan antara luas bangunan, pendapatan dan penggunaan peralatan elektronik dengan konsumsi listrik. Hasilnya adalah sektor komersial terletak di sepanjang garis pantai, sektor rumah tangga menyebar di tengah, sedangkan sektor campuran terletak di tengah sektor rumah tangga. Ada hubungan antara pendapatan dan penggunaan peralatan elektronik dengan konsumsi listrik, sedangkan luas bangunan tidak memiliki hubungan dengan konsumsi listrik. Tetapi variabel ini tidak berlaku untuk sektor komersial, karena memiliki perilaku penggunaan listrik yang berbeda dari sektor lainnya.
The Thousand Islands in the form of islands has hampered the implementation of development programs. Electricity consumption depends on the number of electrical equipment owned, the size of the residence in addition to the increase in electricity consumption for the household sector due to increased population and per capita income. The concept of a household electrical lifestyle is related to social aspects and energy consumption behavior. The purpose of this study is to determine the differences in electricity consumption based on electricity users in Pramuka Island, Panggang Island and Tidung Island and explain how the income, building area and use of electronic equipment relate to electricity consumption. The questionnaire was used to obtain data on building area, income, and use of electronic equipment. Spatial analysis is used to see differences in spatial electricity consumption, statistical analysis is used to see the relationship between building area, income and use of electronic equipment with electricity consumption. The result is that the commercial sector is located along the coastline, the household sector is spread in the middle, while the mixed sector is located in the middle of the household sector. There is a relationship between income and use of electronic equipment with electricity consumption, while building area has no relationship with electricity consumption. But this variable does not apply to the commercial sector, because it has a behavior of electricity usage that is different from other sectors.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nicko Yosafat
Abstrak :
Indonesia menghadapi berbagai permasalahan pada sektor ketenagalistrikannya seperti kekurangan pasokan pada jangka menengah di masa mendatang. Penelitian ini menelaah salah satu solusi alternatif dari segi permintaan, yakni penurunan konsumsi listrik sektor perumahan di Indonesia. Dikarenakan pengetahuan berperan penting maka pengetahuan terkait kepedulian lingkungan tersebut diteliti dengan memakai metode cross-section OLS dan model logit dengan menggunakan data dari Survei Perilaku Peduli Lingkungan Hidup SPPLH 2013. Penelitian ini menggambarkan perilaku konsumsi listrik di Indonesia pada level rumah tangga melalui pemakaian perangkat elektronik tertentu. Penelitian ini menemukan bahwa pengetahuan lingkungan mampu mempengaruhi perilaku hemat listrik. Peningkatan pengetahuan peduli lingkungan memainkan peranan yang signifikan dalam mengurangi konsumsi listrik di Indonesia. Dengan demikian, Pemerintah Indonesia dapat mengoptimasi jalur edukatif untuk membangun masyarakat yang lebih terdidik terkait dengan pengetahuan seputar kepedulian terhadap lingkungan yang dalam hal ini khususnya terkait konservasi energi. lingkungan, perilaku hemat listrik, konsumsi listrik. ...... Indonesia is facing problems in its electricity condition like the shortage in the medium run. This research tries to observe the alternative demand side attempt for the solution, specifically on residential sector as it plays a major role in determining Indonesias consumption on electricity. Knowledge plays important role in electricity saving behavior so the knowledge on environment related issues is examined by utilizing cross section OLS and logit model by using data from the Environmental Care Behavior Survey SPPLH 2013 on household level. We describe the electricity consumption behavior through specific electronic devices usage. We find there is a causal relationship between environmental care knowledge with the electricity saving behavior as the determinant of the electricity consumption. Increasing the environmental care knowledge plays a significant role in reducing the electricity consumption. Thus, GoI can optimize the educational effort to build a well informed society about the environmental care knowledge especially about energy conservation.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nadhif Rizki Priambodo
Abstrak :
Penggunaan emisi CO2 di atmosfer sudah sangat tinggi dan akan berdampak besar kepada lingkungan dan makhluk hidup di dunia. Dalam usahanya, penggunaan kendaraan yang mengeluarkan gas emisi berupa CO2 dapat dikurangi atau mengubah konsumsi energi penggerak dari bahan bakar menjadi elektrik. Pada Peraturan Presiden Republik Indonesia nomor 55 tahun 2019 berisikan himbauan agar banyaknya produksi dan penggunaan kendaraan listrik di Indonesia. Pada Kendaraan bermotor listrik juga diperhatikan sisi safety atau keselamatannya yang berpengaruh pada Longevity kendaraan tersebut. dalam tugas akhir ini akan dibahas sisi safety yaitu stabilitas kendaraan. Salah satu factor stabilitas dapat dipengaruhi oleh letak Center of Gravity kendaraan. Dalam penelitian tugas akhir ini, penulis akan membahas pengaruh dari stabilitas kendaraan ketika pusat gravitasi dan total massa dari kendaraan tersebut berubah Ketika melakukan putaran dengan mengasumsikan track berkendara datar dan gesekan yang diabaikan adalah drag. Dalam penelitian ini metode yang digunakan adalah dengan perhitungan manual dengan rumus fisika dan simulasi menggunakan aplikasi Matlab. Untuk nilai Center of Gravity, semakin tinggi kendaraan dan bertambahnya penampang maka akan lebih tinggi juga nilai Center of Gravity nya. Dari hasil Center of Gravity akan didapatkan nilai Skid pada kendaraan Ketika berputar. Letak Center of Gravity juga dipengaruhi dari penempatan massa dan perubahannya, maka Ketika kendaraan tersebut melakukan manuver, titik Center of Gravitynya juga berubah. Data yang didapatkan dari simulasi berbentuk grafik kecepatan vs radius skid dan roll. Data tersebut akan diuji secara eksperimen. Pengujian dilakukan di perpustakaan lama Universitas Indonesia yang akan menghasilkan nilai konsumsi listrik sebagai hasil akhirnya. Data hasil konsumsi dan grafik radius belok dapat diterapkan pada kendaraan konvensional maupun Kalabia EV, dari data tersebut dapat disimpulkan tingkat keamanan berbelok beserta konsumsi listrik yang digunakan ......The use of CO2 emissions in the atmosphere is very high and thus will have a major impact on the environment and living things revolves around it. In the proccess, the use of vehicles that emit gas emissions in the form of CO2 can be reduced or converting the consumption of driving energy from fuel to electricity. The Presidential Regulation of the Republic of Indonesia number 55 of 2019 contains an appeal for the production and use of electric vehicles in Indonesia. In electric motor vehicles, the safety side is also considered, which affects the longevity of the vehicle. in this final project, the safety side will be discussed, namely the stability of the vehicle. One of the stability factors can be influenced by the location of the vehicle's Center of Gravity. In this final project, the author will discuss the effect of vehicle stability when the center of gravity and the total mass of the vehicle changes when making a turn by assuming a flat driving track and the friction that is neglected is drag. In this study the method used is manual calculations with physics formulas and simulations using Matlab. For the Center of Gravity value, the higher the vehicle height and the increase in cross section, the higher the Center of Gravity value will be. From the results of the Center of Gravity, the Skid value will be obtained on the vehicle when it turns. The location of the Center of Gravity is also influenced by the placement of mass and its changes, so when the vehicle is maneuvering, the point of its Center of Gravity also changes. The data obtained from the simulation is in the form of a speed graph vs skid and roll radius. The data will be tested experimentally. The test is carried out in the old library of the University of Indonesia which will produce the value of electricity consumption as the final result. Consumption data and turning radius graphs can be applied to both conventional and Kalabia EV vehicles, from these data it can be concluded that the level of turning safety along with the electricity consumption used
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library