Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 4 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Pavita Rena Anarizta
"Standar pelayanan kefarmasian adalah tolok ukur yang dipergunakan sebagai pedoman bagi tenaga kefarmasian dalam menyelenggarakan pelayanan kefarmasian. Standar pelayanan kefarmasian di puskesmas meliputi standar pengelolaan sediaan farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai (BMHP), dan pelayanan farmasi klinik. Perencanaan kebutuhan termasuk salah satu poin dalam pengelolaan sediaan farmasi. Perencanaan kebutuhan sediaan farmasi di puskesmas setiap periode dilaksanakan oleh ruang farmasi di puskesmas. Proses seleksi sediaan farmasi dilakukan dengan mempertimbangkan pola penyakit, pola konsumsi sediaan farmasi periode sebelumnya, data mutasi sediaan farmasi, dan rencana pengembangan. Perencanaan sediaan obat, permintaan obat, dan pendistribusian obat dilakukan oleh Puskesmas Kecamatan Duren Sawit untuk puskesmas-puskesmas kelurahan yang berada di Kecamatan Duren Sawit. Oleh karena itu dilakukan studi mengenai evaluasi terhadap pola konsumsi dan pola penyakit berdasarkan pemakaian sediaan farmasi sebagai bahan pertimbangan dalam proses perencanaan kebutuhan sediaan farmasi untuk puskesmas-puskesmas yang berada di Kecamatan Duren Sawit. Metode penelitian yang digunakan antara lain studi literatur dan observasi. Kedua metode tersebut dilakukan untuk mendapatkan data mengenai pola konsumsi sediaan farmasi yang ada di puskesmas se-Kecamatan Duren Sawit. Data tersebut diharapkan dapat berguna untuk menentukan perencanaan sediaan farmasi di periode mendatang. Setelah melakukan kegiatan penelitian tugas khusus terkait dengan evaluasi pola konsumsi sediaan farmasi di puskesmas se-Kecamatan Duren Sawit di Puskesmas Kecamatan Duren Sawit, maka dapat diambil kesimpulan bahwa jumlah sediaan farmasi terbanyak dalam peringkat sepuluh besar yang dikonsumsi oleh puskesmas se-Kecamatan Duren Sawit selama periode Januari 2022 – September 2022 adalah tablet parasetamol 500 mg, tablet vitamin C 50 mg, tablet tambah darah, tablet vitamin B kompleks, tablet klorfeniramin maleat 4 mg, tablet deksametason 0,5 mg, tablet gliseril guaiakolat 100 mg, tablet amoksisilin 500 mg, tablet kalsium laktat 500 mg, dan tablet multivitamin.

Pharmaceutical service standards are benchmarks used as guidelines for pharmaceutical personnel in administering pharmaceutical services. Pharmaceutical service standards at puskesmas include pharmaceutical preparation and consumable medical material (BMHP) management standards, and clinical pharmacy services. Needs planning is one of the points in the management of pharmaceutical preparations. Planning for the need for pharmaceutical preparations at the puskesmas each period is carried out by the pharmacy room at the health center. The selection process for pharmaceutical preparations is carried out by considering disease patterns, consumption patterns for pharmaceutical preparations for the previous period, mutation data for pharmaceutical preparations, and development plans. Planning for drug supply, drug requests, and drug distribution is carried out by the Duren Sawit District Health Center for village health centers in Duren Sawit District. Therefore, a study was conducted regarding the evaluation of consumption patterns and disease patterns based on the use of pharmaceutical preparations as a material consideration in the process of planning the need for pharmaceutical preparations for community health centers in Duren Sawit District. The research methods used include literature studies and observation. Both of these methods were carried out to obtain data regarding consumption patterns of pharmaceutical preparations in the Duren Sawit District Health Centers. The data is expected to be useful in determining the planning of pharmaceutical preparations in the coming period. After carrying out special task research activities related to evaluating the pattern of consumption of pharmaceutical preparations in health centers in the Duren Sawit District, it can be concluded that the highest number of pharmaceutical preparations in the top ten rankings were consumed by health centers in the Duren Sawit District during the period January 2022 – September 2022 are 500 mg paracetamol tablets, 50 mg vitamin C tablets, blood supplement tablets, vitamin B complex tablets, 4 mg chlorpheniramine maleate tablets, 0.5 mg dexamethasone tablets, 100 mg glyceryl guaiacolate tablets, 500 mg amoxicillin tablets, calcium lactate tablets 500 mg, and multivitamin tablets."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2022
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Puspalydia Pangestu
"Populasi orang tua di Indonesia diperkirakan meningkat menjadi 29 juta pada tahun 2020, yaitu sekitar 11,2 dari total penduduk di Indonesia. Seiring dengan peningkatan jumlah total populasi ini, masalah yang berhubungan dengan kesehatan juga meningkat. Malnutrisi telah menjadi kondisi serius di kalangan lansia dan menjadi faktor risiko munculnya beberapa penyakit. Salah satu penyebab malnutrisi adalah kurangnya asupan gizi akibat perubahan lingkungan fisiologis, psikologis, dan sosial lansia. Oleh karena itu, peneliti bermaksud untuk mencari hubungan antara asupan makronutrien dan karakteristik subjek lansia dalam hal usia, jenis kelamin, riwayat penyakit, dan riwayat konsumsi obat di Rumah Perawatan Lansia Lansia di Jakarta Utara pada tahun 2015. Penelitian dilakukan dengan menggunakan desain cross sectional. dengan total pemilihan sampel subjek sebanyak 59 sampel. Hasil penelitian ini mengungkapkan bahwa kelompok usia terbesar adalah 65 80 tahun 71,19, perempuan 66,1, memiliki hipertensi 33,9, dan sebagian besar mengkonsumsi obat ace inhibitor 22,81. Asupan makronutrien tertinggi dan terendah berdasarkan minimal 80 RDA 2013 adalah lemak 35,6 dan karbohidrat 5,6. Selain itu, tidak ada hubungan yang bermakna antara asupan makronutrien dan karakteristik subjek dari lansia yang diteliti P 0,05.

The population of the elderly in Indonesia is estimated to increase to be 29 million by 2020, which is about 11.2 of the total population in Indonesia. Along with the increase in the total number of this population, health related problems are also increasing. Malnutrition has become a serious condition among the elderly and becomes a risk factor of the emergence of some diseases. One of the causes of malnutrition is the inadequacy of nutrition intake due to the change of physiological, psychological, and social environment of the elderly. Therefore, researcher intend to look for association between macronutrient intake and subject characteristics of elderly in terms of age, gender, disease history, and drug consumption history at Atmabrata Elderly Nursing Home in North Jakarta by 2015. The Research was conducted by using cross sectional design with a total sampling selection of the subjects as much as 59 samples. The results of this research revealed that the largest age groups was 65 80 years 71.19 , female 66.1 , having hypertension 33.9 , and mostly consumed drug ace inhibitor 22.81 . The highest and the lowest intake of macronutrient based on minimal 80 of RDA 2013 were fat 35.6 and carbohydrates 5.6 . In addition, there was no meaningful relationship between macronutrient intake and subject characteristics of the elderly under study P 0.05 .
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2016
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dita Mahayu Kusumaningrum
"Obat merupakan bahan atau campuran yang digunakan sebagai penetapan diagnosis, pencegahan, penyembuhan, pemulihan, serta peningkatan kesehatan manusia. Oleh sebab itu produk yang dihasilkan industri farmasi harus dilakukan product quality review (PQR) yang dilakukan secara berkala terhadap semua produk farmasi yang terdaftar termasuk ekspor, untuk menilai standar kualitas masing-masing produk obat dengan melihat konsistensi proses yang ada, kesesuaian dari spesifikasi bahan awal, bahan pengemas hingga produk jadi. Hiperkolesterolemia adalah salah satu gangguan metabolisme lipid yang ditandai dengan peningkatan kadar kolesterol di dalam darah melebihi batas normal yang memiliki risiko kematian penyakit jantung koroner. Banyaknya pasien berkunjung dan melakukan swamedikasi di Apotek Roxy Pondok Labu untuk meredakan gejala hiperkolesterolemia yang dikeluhkannya. Sehingga perlu diketahui gambaran konsumsi obat hiperkolesterolemia dalam mengatasi keluhan pasien sehingga dapat dijadikan sebagai dasar pertimbangan bagi farmasis dalam melakukan kegiatan pengelolaan sediaan farmasi mulai dari perencanaan, pengadaan hingga pengendalian stok obat di Apotek Roxy Pondok Labu. Penyusunan Product Quality Review, dan gambaran konsumsi obat hiperkolesterolemia dilakukan pada saat Praktik Kerja Profesi Apoteker di PT Mahakam Beta Farma, dan Apotek Roxy Pondok Labu. Pengerjaan dilakukan pada periode Juli – Agustus, dan Oktober 2021.

Drugs are substances or mixtures that are used as a diagnosis, prevention, cure, recovery, and improvement of human health. Therefore, for the products produced by the pharmaceutical industry, product quality review (PQR) must be carried out periodically on all registered pharmaceutical products including exports, to assess the quality standards of each drug product by looking at the consistency of the process used, the suitability of the specifications of starting materials, packaging materials to finished products. Hypercholesterolemia is a lipid metabolism disorder which is characterized by an increase in cholesterol levels in the blood that exceeds the normal limit which has a risk of death from coronary heart disease. Many patients visit and do self-medication at the Roxy Pondok Labu Pharmacy to relieve the symptoms of hypercholesterolemia that they complain about. So it is necessary to know the description of hypercholesterolemic drug consumption in overcoming patient complaints so that it can be used as a basis for consideration for pharmacists in carrying out pharmaceutical preparations management activities ranging from planning, procurement to drug stock control at Roxy Pondok Labu Pharmacy. Preparation of Product Quality Review, and description of hypercholesterolemia drug consumption was carried out during the Pharmacist Professional Work Practice at PT Mahakam Beta Farma, and Roxy Pondok Labu Pharmacy. Work is carried out in the period July – August, and October 2021."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2021
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Reza Adhitya Pratama
"Akses masyarakat terhadap obat sangat dipengaruhi oleh ketersediaan obat di Fasilitas Pelayanan Kesehatan (Fasyankes). Berdasarkan beberapa studi lain diketahui bahwa sistem pengadaan obat di sektor publik masih tidak efisien karena ketidaksesuaian rencana kebutuhan obat. Ini menyebabkan terjadinya kelangkaan obat di ruang lingkup masyarakat sehingga beberapa pasien tidak mendapatkan obat yang dibutuhkan atau mendapatkan obat yang tidak sesuai jumlahnya dari yang seharusnya walaupun harga obat sudah dibuat murah. Dari hal ini, dapat disimpulkan bahwa rencana kebutuhan obat yang sesuai dengan yang dibutuhkan oleh masyarakat merupakan salah satu bagian penting untuk meningkatkan akses masyarakat terhadap obat. Studi ini bertujuan untuk mengetahui pola konsumsi obat pada pasien – pasien di Rumah Sakit Pendidikan Universitas Indonesia dengan metode FSN (Fast, Slow, Non – moving) sekaligus melihat apakah rencana kebutuhan obatnya sudah sesuai yang sedang dibutuhkan oleh masyarakat atau tidak. Dari hasil pengamatan, diketahui bahwa 29,82% termasuk dalam kategori fast moving, 65,53% termasuk dalam kategori slow moving, 4,65% termasuk dalam kategori non – moving dengan pola konsumsi dimana kategori fast moving menyumbang konsumsi sebesar 80,91%, kategori slow moving menyumbang konsumsi sebesar 18,57%, dan kategori non – moving menyumbang konsumsi sebesar 0,52% dari total konsumsi obat yang digunakan oleh pasien. Kemudian, rencana kebutuhan obat di Rumah Sakit Pendidikan Universitas Indonesia kurang sesuai dengan yang sedang dibutuhkan oleh masyarakat karena jumlah obat di kategori fast moving lebih sedikit dibanding jumlah obat di kategori slow moving dan non – moving.

Access to drugs is strongly influenced by the availability of drugs in healthcare facilities. Based on several other studies, it is known that the drug supply system in the public sector is still inefficient due to discrepancies in drug supply plans. This causes a shortage of drugs in the community so that some patients do not get the drugs they need or receive the drugs but not in the correct amount they should even though the price of the drugs has been cheap. That's why it can be concluded that the right drug supply which was needed by the community is an important part of increasing people's access to drugs. This study aims to determine the rate of drug consumption in patients at the University of Indonesia Hospital using the FSN method while at the same time seeing whether the planned drug supply is exactly needed by the community or not. From the results of observations, it is known that 29.82% are included in the fast- moving category, 65.53% are included in the slow-moving category, 4.65% are included in the non-moving category with consumption rate where the fast-moving contributes 80.91%, the slow-moving contributed 18.57%, and the non-moving contributed 0.52% of the total drug consumption used by patients. Then, the plan for drug supply at the University of Indonesia Hospital is not exactly like what is currently needed by the community because the number of drugs in the fast-moving is less than the number of drugs in the slow-moving and non-moving categories."
Depok: 2022
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library