Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 10 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Kevin Alexander
Abstrak :
Karbon dioksida merupakan senyawa pengotor pada gas alam yang dapat mengurangi nilai kalor dan bersifat korosif pada perpipaan. Salah satu metode pemisahan CO2 dari gas alam adalah dengan menggunakan kontaktor membran. Penggunaan kontaktor membran membran superhidrofobik digunakan sebagai media alternatif karena kemampuannya dalam memisahkan CO2 dengan area kontak yang besar pada ukuran yang compact dan mempunyai ketahanan yang baik akan pembahasan yang terjadi oleh larutan absorben. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui kinerja kontaktor membran superhidrofobik pada penyerapan gas CO2. Gas yang digunakan dalam penelitian ini adalah campuran gas CO2 dan CH4 sebagai pendekatan dari gas alam yang sesungguhnya. Pada penelitian ini, gas campuran CO2-CH4 dialirkan di bagian shell dan absorben PEG-300 di bagian lumen dalam membran kontaktor. Pengambilan sampel dilakukan setelah 15 menit dan kandungan CO2-CH4 yang tersisa dianalisis dengan Gas Chromatography. Variasi yang dilakukan pada penelitian ini adalah laju alir gas umpan, konsentrasi pelarut PEG-300, dan jumlah serat membran kontaktor. Bedasarkan penelitian yang dilakukan nilai koefisien perpindahan massa sebesar 0,99-4.29 x 10-7 m/s, fluks 0,39 ndash; 1.05 x 10-5 mol/m2.s, CO2 terabsorpsi 1,94-5.33 x 10-3 mmol/s, CO2 Loading 2.33-6.40 x 10-3, dan efisieni penyerapan sebesar 3.39-7.98.
Carbon dioxide is pollutant in natural gas that could decrease heating value of gas and corrosive due to pipeline gas. One of the separataion method of CO2 from natural gas using membrane contactor. The usage of contactor membrane hidrofobic as alternative method because of a huge surface of contactor area in a compact size. Also it has good resistance from wetting that caused by solvent. The purpose of this research is to know the performance super hidrofobic membrance contactor on absorbing carbon dioxide gas. Gas that used in this research is the mixed of CO2 and CH4 to approach on real natural gas composition. In this research CO2 CH4 is flown on shell side and the absorbent PEG 300 is in lument site of membrane. Sampling time is done in 15 minutes. After 15 minutes the gas will be analysed using Gas Chromatography. Variation in this research is gas flow rate, PEG 300 solvent concentration, and membrane fibre. Based on the research mass transfer coefficient is 0,99 4.29 x 10 7 m s, flux is 0,39 ndash 1.05 x 10 5 mol m2.s, absorbed CO2 is 1,94 5.33 x 10 3 mmol s, CO2 Loading 2.33 6.40 x 10 3, dan absorption efficieny is 3.39 7.98.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
S66454
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Annisa Larasati
Abstrak :
Karbon dioksida adalah senyawa yang banyak terdapat pada flue gas dan merupakan penyebab paling serius dari global warming. Teknologi pemisahan gas CO2 dari flue gas yang banyak digunakan hingga saat ini adalah kolom absorbsi konvensional. Teknologi alternatif baru yang potensial untuk pemisahan CO2 ini adalah kontaktor membran. Dalam penelitian ini akan diuji pengaruh konsentrasi pelarut dan laju alir gas serta jumlah serat membran pada kinerja penyerapan CO2 melalui kontaktor membran serat berongga superhidrofobik. Pelarut yang digunakan dalam penelitian ini adalah larutan polietilen glikol PEG . Variasi konsentrasi yang digunakan yaitu 5 , 10 , 15 , dan 20 -b/v. Variasi laju alir gas yang digunakan yaitu 134, 190, dan 288 mL/menit. Jumlah serat membran yang digunakan yaitu 1000, 3000, dan 5000. Setiap percobaan dilakukan pada laju alir pelarut sebesar 300 mL/menit. Sebelumnya, dilakukan uji hidrodinamik dimana rasio penurunan tekanan terbesar mencapai 1,67. Konsentrasi pelarut yang optimum yaitu pada rentang 5-10 -b/v. Parameter kinerja perpindahan massa yang dapat dicapai antara lain koefisien perpindahan massa 5,85x10-7 m/s, fluks perpindahan massa 2,18x10-5 mol/m2.s, acid loading 7,9x10-3 mol CO2/mol PEG, persentase penyerapan 25,82 , dan jumlah CO2 terabsorpsi 6,6x10-6 mol.
Carbon dioxide is a compound in flue gas and is the most serious cause of global warming. CO2 gas separation technology that is widely used is a conventional absorption column. A potential new alternative technologies for CO2 separation is a membrane contactor. In this research will be tested the effect of the concentration of the solvent, the gas flow rate and the number of membrane fibers in CO2 absorption performance through the superhydrophobic hollow fiber membrane contactor. The absorbent that we used in this research is polyethylene glycol PEG. The variation of solvent concentration used are 5 , 10 , 15 , and 20 w v. The variation of gas flow rate used are 134, 190, and 288 mL minute. The number of fibers used are 1000, 3000, and 5000. All experiments are being done with solvent flow rate of 300 mL minute. At first, hydrodynamic test was run and the biggest pressure drop ratio calculated is 1,67. The optimum range for solvent concentration is 5 10 w v. Mass transfer parameters reached in this experiments are 5,85x10 7 m s for mass transfer coefficient, 2,18x10 5 mol m2.s for mass transfer flux, 7,9x10 3 mol CO2 mol PEG for acid loading, 25,82 , for absorption efficiency, and 6,6x10 6 mol s for amount of absorbed CO2.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
S62749
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sihombing, Ivander Christian
Abstrak :
Pemisahan CO2 pada umumnya menggunakan kolom absorpsi konvensional. Namun, teknologi pemisahan kolom absorbs konvensional memiliki beberapa kekurangan dalam pengoperasiannya seperti terjadinya foaming, entrainment, flooding, serta energi yang dibutuhkan jumlahnya besar. Teknologi yang dapat mengatasi masalah-masalah dalam pemisahan CO2 adalah kontaktor membran. Oleh karena itu, penelitian ini meninjau pengaruh laju gas terhadap kinerja penyerapan gas CO2 murni melalui kontaktor membran serat berongga dengan bahan material membran bersifat super hidrofobik. Gas yang digunakan dalam penelitian ini adalah CO2; larutan penyerapannya adalah PEG 5 v; dan parameter kinerja penyerapannya adalah efisiensi penyerapan, koefisien dan fluks perpindahan massa. Pada penelitian ini didapatkan nilai koefisien perpindahan massanya KL sebesar 1,1 x 10-6 m/s, Fluks perpindahan massa J sebesar 1,8 x 10-5 mol/m2.s , Persen penyerapan CO2 sebesar 8,03 , CO2 terabsorpsi sebesar 1,7 x 10 5 mol/s, dan CO2 loading didapatkan sebesar 0,0204 mol/mol. Pada penelitian didapatkan konsentrasi optimum pada konsentrasi 10 v.
Carbon dioxide separation usually using conventional absorption. But, conventional absorption have several disadvantage foaming, flooding, entraiment, and a huge amount require energy. This study evaluated the performance of absorption of CO2 through the superhydrophobic contactor membran. Superhydrophobic contactor membran's performance is evaluated from four main parameters with the variation of solvent flow rates of gas carbon dioxide 160, 260, and 311 mL min and the number of contactors membran fibers 1000, 3000, and 5000. The results of this study will define the flow rate of the Polyethylene Glycol solvent effects, increases superhydrophobic contactor membran's performance in terms of mass transfer coefficient, flux, and the efficiency CO2 absorption. Based on the research mass transfer coefficient is 1.1 x 10 6 m s, flux is 1.8 x 10 5 mol m2.s, absorbed CO2 is 1.7 x 10 5 mmol s, CO2 loading is 0.0204 mol mol , dan absorption efficieny is 8.03 . The optimum concentration of absorbent is 10 v.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
S66423
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andri Krestianto
Abstrak :
Evaluasi efektifitas pelarut dari buah mengkudu untuk absorpsi gas CO2 menggunakan kontaktor membran serat berongga telah diteliti. Pelarut yang digunakan adalah buah mengkudu dengan dosis 100 gram per liter air. Untuk studi perpindahan massa, hasil penelitian menunjukkan nilai koefisien perpindahan massa pada pelarut buah mengkudu lebih tinggi dibandingkan pada pelarut air namun perbedaannya tidak signifikan. Hasil penelitian juga menunjukkan peningkatan laju alir pelarut akan menaikkan koefisien perpindahan massa dan peningkatan jumlah serat akan menurunkan koefisien perpindahan massa. Sedangkan untuk studi hidrodinamika, kenaikan laju alir pelarut dan jumlah serat menyebabkan meningkatnya penurunan tekanan di dalam kontaktor membran. ......Evaluation of effectiveness natural solvent from Morinda citrifolia fruit for CO2 gas absorption had already been researched. The solvent was solution from Morinda citrifolia fruit with dose 100 gram per liter of water. For mass transfer study, results showed that the value of mass transfer coefficient in Morinda citrifolia fruit solution is higher than water solvent, but the difference is not significant. The research result also showed that higher liquid flow rate will increase mass transfer coefficient. Otherwise the amount of fiber will decrease the mass transfer coefficient. While for hydrodynamic study, higher the liquid flow rate and amount of fiber will increase pressure drop in membrane contactor.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia;, 2009
S52180
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Pingkan Margareta
Abstrak :
Kontaktor membran serat berongga digunakan sebagai pengganti kolom konvensional untuk memisahkan oksigen terlarut dari air karena memiliki beberapa kelebihan, yaitu memberikan luas permukaan kontak lebih besar dan sistem lebih kompak. Pada penelitian ini, dilakukan pemisahan oksigen terlarut dari air menggunakan kombinasi gas penyapu dan proses degassing vakum dengan menggunakan kontaktor membran serat berongga dan juga melakukan variasi diameter serat dan laju alir air. Melalui studi perpindahan massa dan hidrodinamika, diperoleh bahwa makin kecil diameter serat, perpindahan massa akan makin baik dan metode kombinasi gas penyapu dan vakum ini menghasilkan perpindahan massa yang lebih baik dibandingkan dengan menggunakan gas penyapu saja. ......Hollow fiber membrane contactor is used as a substitute for conventional colums to separate the dissolved oxygen from water because it has several advantages, which provides more contact surface area and more compact systems. In this study, there is segregation dissolved oxygen from water using a combination of sweep gas and vacuum degassing process using hollow fiber membrane contactor and also do variations of fiber diameter and water flow rates. Through the study of mass transfer and hydrodynamics, obtained that the larger diameter fibers, the better mass transfer would be and combination method of sweep gas and vacuum produces better mass transfer than just using sweep gas.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2010
S51994
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Achmad Effendi
Abstrak :
Evaluasi efektifitas pelarut dari daun mengkudu untuk absorpsi gas amonia mengunakan kontaktor membran serat berongga telah diteliti. Pelarut yang digunakan adalah daun mengkudu dengan dosis 200 gram per liter air dan asam sulfat 0.1M. Untuk studi perpindahan massa, hasil penelitian menunjukkan nilai koefisien perpindahan massa pada pelarut asam sulfat lebih tinggi dibandingkan pada pelarut daun mengkudu sehingga efisiensi yang dihasilkan dengan menggunakan asam sulfat lebih besar dibandingkan larutan daun mengkudu. Hasil penelitian juga menunjukkan peningkatan laju alir pelarut akan menaikkan koefisien perpindahan massa. Sedangkan untuk studi hidrodinamika, kenaikan laju alir pelarut menyebabkan meningkatnya penurunan tekanan di dalam kontaktor membran. ......Evaluation of effectiveness solvent from leaf morinda citrifolia for gas absorption amonia using contactor hollow fiber membrane have been researched. Solvent that used leaf morinda citrifolia with dose 200 gram per liter of water and sulphuric acid 0.1M. For transfer study mass, watchfulness result shows transfer coefficient value mass in solvent sulphuric acid is higher than solvent leaf morinda citrifolia so that efficiency that produced by using sulphuric acid is higher than leaf morinda citrifolia. Also will show rate of flow enhanced solvent will raise transfer coefficient mass. While for hydrodynamics study, rate of flow increase solvent causes the increasing of pressure depreciation in contactor membrane.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2009
S51905
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Farhanah
Abstrak :
Pada proses deoksigenasi air, kontaktor membran serat berongga merupakan teknologi yang menjanjikan untuk menggantikan kolom konvensional. Metode membran ini memiliki kelebihan seperti biaya investasi dan operasional yang lebih rendah, luas permukaan kontak per volume alat lebih besar, serta mengurangi kemungkinan terjadinya foaming maupun flooding. Pada penelitian ini, oksigen terlarut dipisahkan dari air melalui kontaktor membran menggunakan metode kombinasi gas penyapu dan vakum dengan variasi jumlah serat dan laju alir air. Pengaruh jumlah serat di dalam kontaktor akan diamati dalam penelitian ini, terutama pengaruhnya terhadap koefisien perpindahan massa, penurunan tekanan, dan faktor friksi. Penelitian juga menunjukkan metode kombinasi lebih baik dari metode gas penyapu saja. ......In water deoxygenation, hollow fiber membrane contactor becomes a promising technology to replace conventional column. Membrane method has several advantages such as low investment and capital cost, provides more surface contact per volume, and less possibility of foaming and flooding. In this experiment, dissolved oxygen separated from water through membrane contactor using combination of sweep gas and vacuum method by varying fiber amount and water flow rate. Fiber amount effect to mass transfer coefficient, pressure drop, and friction factor will be observed. This study also shows that combination method is better than sweep gas method.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2010
S51715
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Aulia Andika Putri
Abstrak :
Kini telah dikembangkan teknologi membran dengan kontaktor serat berongga yang dapat mengatasi permasalahan-permasalahan yang terjadi akibat pemisahan CO2 menggunakan kolom konvensional. Prinsip dari kontaktor membran ini menggunakan gaya penggerak berupa perbedaan konsentrasi. Namun terdapat kelemahan dari teknologi ini yaitu terjadi pembasahan membran oleh pelarut. Oleh karena itu penelitian ini menguji pengaruh laju alir pelarut PEG, konsentrasi pelarut, dan jumlah serat membran dalam kinerja penyerapan gas CO2 melalui kontaktor membran serat berongga superhidrofobik. Efektivitas kinerja membran diukur berdasarkan parameter hidrodinamikanya. Proses absorpsi ini merupakan absorpsi fisika, dimana gas CO2 sebagai zat terlarut dan polietilen glikol sebagai pelarut. Dengan variabel bebas dari penelitian ini yaitu laju alir pelarut PEG 100-500 cm3/menit, konsentrasi pelarut 5-20%, dan jumlah serat membran yaitu 1000, 3000, 5000. Pada penelitian ini hasil optimum diperoleh pada laju alir pelarut 500 ml/menit dan jumlah serat 5000, untuk koefisien perpindahan massa (KL) sebesar 3,7x10-4 cm/s, efisiensi penyerapan (%R) sebesar 14,6%, fluks (J) sebesar 1,4x10-5 mol/cm2.s, dan acid loading sebesar 4x10-3. Sedangkan besar konsentrasi pelarut optimum 10%.
Now has developed technology hollow fiber membrane contactor that can overcome the problems caused by CO2 separation using conventional columns. The principle of this membrane contactor is using the driving force as different concentrations. But a weakness of this technology is going wetting membrane by the solvent. Therefore, this study examined the effect of PEG solvent flow rate, the concentration of the solvent, and the amount of fiber membranes in CO2 gas absorption performance through the hollow fiber membrane contactor superhydrophobic. Effectiveness of membrane performance is measured based on the parameters their hydrodinamics. This absorption process is a physical absorption, where CO2 as a solutes and polyethylene glycol as a solvent. With the independent variables of this research that PEG solvent flow rate of 100-500 cm3/min, the solvent concentration of 5-20%, and the number of membrane fibers, namely 1000, 3000, 5000. In this study, the results obtained in the optimum solvent flow rate of 500 ml/min and the amount of fiber 5000, for the mass transfer coefficient (KL) of 3,7x10-4 cm/s, the efficiency of absorption (%R) at 14,6%, the flux (J) of 1,4x10-5 mol/cm2.s, and acid loading of 4x10-3. Whereas, the optimum solvent concentration is 0%.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
S66344
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Angga Radifan Sumarna
Abstrak :
In this study, the effectiveness of the absorption of CO2 using hollow fiber membrane contactors is evaluated based on variations in the gas flow rate, and the number of membrane. This study used membrane composed of 1000, 3000, 5000 fiber PVC and solvent PEG 300. The gas flow rate variation is 197, 300 and 380 mL min, while the rate of solvent used is 300 mL min. Variation in this research is gas flow rate, and membrane fibers. Based on the research mass transfer coefficient is 5,4 13,88 x 10 7 m s, flux is 1,99 ndash 9,11 x 10 5 mol m2.s, the amount of absorbed CO2 is 9,43 18,34 x 10 3 mmol s, dan absorption efficieny is 17,90 22,22.
Dalam studi ini, efektivitas penyerapan CO2 menggunakan kontaktor membran serat berongga dievaluasi berdasarkan variasi laju alir gas, dan dan jumlah membrane. Pada studi ini digunakan kontaktor membran yang terdiri dari 1000, 3000, dan 5000 serat PVC dan pelarut PEG-300. Laju alir gas yang digunakan adalah 197, 300, dan 380 mL/min, sedangkan laju pelarut yang digunakan adalah 300 mL/min. Gas yang digunakan pada penelitian ini adalah campuran CO2-CH4. Bedasarkan penelitian yang dilakukan nilai koefisien perpindahan massa sebesar 5,4-13,88 x 10-7 m/s, fluks 1,99 ndash;9,11 x 10-5 mol/m2.s, CO2 terabsorpsi 9,43-18,34 x 10-3 mmol/s, , dan efisieni penyerapan sebesar 17,90-22,22.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
S69335
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Servatius B.A.
Abstrak :
ABSTRAK
Gas CO2 yang terkandung dalam gas alam dapat menurunkan nilai kalor pembakaran (heating value) gas alam. Selain sifatnya sebagai gas asam yang korosif, CO2 juga dapat merusak sistem perpipaan pabrik karena dapat membeku pada suhu operasional yang sangat rendah. Proses gas sweetening adalah proses yang biasa dilakukan oleh pabrik pengolahan gas bumi untuk meminimalkan kandungan CO2 dalam gas. Teknik konvensional yang biasa digunakan adalah kolom absorpsi. Namun, teknologi kolom absorpsi ini memerlukan energi yang besar dan kurang efektif. Saat ini, para peneliti sedang mengembangkan hollow fiber membrane contactor agar proses CO2 removal berjalan lebih efektif. Pada penelitian ini digunakan pelarut tunggal diethanolamine (DEA) dan campuran senyawa amina monoethanolamine dan diethanolamine (MEA dan DEA). Variasi yang dilakukan pada penelitian ini adalah variasi laju alir gas CO2 sebagai gas umpan. Variasi lain yang dilakukan adalah jumlah serat dalam modul. Analisis efektifitas modul dilakukan dengan studi perpindahan massa. Besarnya perpindahan massa ditentukan dengan koefisien perpindahan massa. Hasil percobaan yang telah dilakukan menunjukkan bahwa kontaktor membran serat berongga adalah alat yang efektif dalam menyerap gas CO2 pada laju alir gas umpan yang tinggi, jumlah serat dalam modul yang sedikit, dan menggunakan pelarut tunggal DEA.
ABSTRACT
Carbon dioxide which is contained in natural gas can decrease the heating value of natural gas. Carbon dioxide is known as acid gas and it is corrosive. Carbon dioxide can also harm the piping system of the plant because it can freeze into solid phase at very low operational temperature. Gas sweetening process is a general process to minimize the carbon dioxide content in gas in natural gas processing industry. Absorption column is a conventional technique which is commonly used in CO2 removal process. But, this technique needs energy in bulk and it is not effective. Now, researchers are developing hollow fiber membrane contactor (HFMC) technology in order to the CO2 removal process runs more effectively. This research uses di-ethanolamine (DEA) as a single absorbent and mixed mono-ethanolamine (MEA) and DEA as a mixed absorbent. The variations in this research are variation of CO2 flow rate as feed gas and variation of the number of fiber in module. The performance of HFMC is analyzed by study of mass transfer. The mass transfer in HFMC is showed by the result of mass transfer coefficient. The mass transfer coefficient indicates the effectiveness of the mass transfer happened in HFMC. The result shows that HFMC is effective equipment in the absorption process of CO2 at high flow rate of feed gas and less number of fiber. It can be recommended for the CO2 removal process. Besides, DEA as a single absorbent is good and effective in absorbing CO2.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S1383
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library