Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 13 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Kartono Mohamad
Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, 1998
612.6 KAR k (1)
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
I Gusti Ngurah Arya Suryawan Putra
Abstrak :
Tulisan ini mengeksplorasi metode perancangan arsitektur kontradiktif berdasarkan identifikasi unsur-unsur lukisan Batuan sebagai lukisan lokal Bali. Eksplorasi seni lukis menjadi salah satu alternatif dalam mengembangkan metode desain seperti yang dieksplorasi oleh beberapa arsitek, seperti Zaha Hadid, Van Doesburg, dan Gerrit Thomas Rietveld. Pendekatan tersebut menawarkan wawasan yang berbeda dalam memperkaya proses desain dengan menciptakan pemrograman arsitektur yang memiliki hubungan tertentu dengan konteks. Studi ini mengeksplorasi lukisan lokal Batuan yang erat kaitannya dengan kehidupan sehari-hari masyarakat Bali sebagai upaya untuk menghubungkan arsitektur dengan lokalitas dan identitas budaya sebagai bagian dari proses desain. Observasi dilakukan untuk mengidentifikasi unsur-unsur, komposisi, dan aspek penting yang selalu hadir dalam lukisan Batuan. Penelitian ini mengungkapkan bahwa ada tiga unsur seni lukis Batuan yang esensial dalam metode perancangan, yaitu heterogenitas, hierarki, dan teknik lukis lokal (ngabur). Unsur-unsur tersebut dikembangkan secara khusus oleh para pelukis dari Desa Batuan untuk merepresentasikan keseharian masyarakat setempat terhadap filosofi lokal Rwa Bhineda. Filosofi tersebut bermakna kontradiksi terkait klasifikasi spasial kegiatan lokal dan hubungan yang melekat antara manusia, manusia dengan alam, dan manusia dengan Tuhan. Berdasarkan unsur-unsur tersebut, tesis ini mengembangkan program arsitektur kontradiktif dengan pengaturan tatanan formal dan spasial serta kualitas spasial yang bermakna secara budaya dan konteks. ...... This paper explores contradictive architectural design methods based on an investigation of the elements of Batuan painting, a local Balinese painting. The explorations of painting has become an alternative in developing design methods as explored by some architects, such as Zaha Hadid, Van Doesburg, and Gerrit Thomas Rietveld. Arguably, such approaches offer different insights into programming architecture and further enrich the design process by creating particular relations with the context, instead of producing a generic and contextless architecture. In this study, the local Batuan painting that is related closely to the daily life of the Balinese community and local philosophy is explored as an attempt to construct a form of architecture with appreciation of locality and cultural identity as part of its design process. This study reveals that there are three elements from Batuan painting that are essential for the development of design, namely heterogeneity, hierarchy, and the particular local painting techniques of ngabur. Such elements were particularly developed by the painters from Batuan Village to represent the everydayness of the local society, particularly with regards to Rwa Bhineda philosophy. Rwa Bhineda is defined as contradiction within the spatial classifications of local activities and the embedded relationship between humans, humans with nature, and humans with God. Based on these elements, the thesis further develop contradictive architectural program with the formal and spatial arrangements as well as spatial qualities that are more culturally meaningful and contextually situated.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Meira Muzarisa Hanum
Abstrak :
Ketika berbicara cinta, kita mengingat bagaimana pasangan membuat janji di hadapan tuhan untuk saling menyayangi dan menjaga. Dalam film Amour karya Michael Haneke kita menyaksikan bagimana pasangan berusia lanjut menghadapi kondisi penyakit stroke yang diderita salah satu di antara mereka. Penelitian ini berfokus pada tema kebebasan dengan menggunakan metode kualititatif dan pendekatan tekstual. Penelitian ini menggunakan kajian sinema oleh Boggs & Petrie yang didukung dengan teori struktur alur tradisional yang digagas Victoria Lynn Schmidt. Penelitian ini menemukan bahwa dalam film Amour penonton diarahkan untuk menelusuri ruang privat tokoh dan menyaksikan bahwa konflik yang terjadi antar keduanyaa bukan disebabkan oleh adanya hambatan dalam mencapai tujuan melainkan adanya kontradiksi dan konflik ketergantungan antara kedua karakter. Permasalahan yang terjadi antara pasangan ini tidak memiliki jalan keluar selain kematian sehingga selama hidupnya nostalgia menjadi cara bagi tokoh untuk melarikan diri dari kenyataan. ......When talking about love we reminded how people made promises before god to love and care each other. In Michael Haneke’s film Amour, we see how an elder couple cope with ilness. This research is based on the theme of freedom using qualitative methods and textual approaches. This study uses the theory of cinema by Boggs & Petrie and the traditional plot structure theory proposed by Victoria Lynn Schmidt. This reasearch found that the audiences of Amour is direceted to the private space of the couple and witnesses that the conflict occur between them is not caused by attainment of their goals but the presence of interdependence and character conflict. The problem that occurs between this couple has no way out other than death so that during their life nostalgia becomes the way for the two characters to escape reality.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2021
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Dinda Ning Kasih Abduh Putri
Abstrak :
Skripsi ini membahas tentang penerapan konsep kritik dan kritik-diri yang terjadi pada era Revolusi Kebudayaan RRT (1966-1976). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menjawab apakah sebenarnya kritik dan kritik-diri dapat menyelesaikan kontradiksi yang terjadi di PKT menjelang Revolusi Kebudayaan. Melalui metode kualitatif deskriptif, penelitian dilakukan dengan memaparkan Pemikiran Mao serta kontradiksi antara kelompok Maois dan Liuis yang terjadi di era tersebut. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa konsep kritik dan kritik-diri dapat menyelesaikan kontradiksi tersebut meskipun penerapannya tidak berjalan sebagaimana mestinya.
The focus of this study is Criticism and Self-Criticism Concept Implementation in Chinese Cultural Revolution (1966-1976). The purpose of this study is to find the answer of whether criticism and self-criticism concept could truly solve the contradiction which was happened in Chinese Communist Party towards Chinese Cultural Revolution. Through descriptive qualitative method, this study explains Mao Zedong?s Thought and the contradiction between Maoist and Liuist which occured in that era. The result of this study shows that criticism and self-criticism concept could solve the contradiction, although the implementation was not executed as what it is meant to be.
2016
S62434
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Abstrak :
This article explain that mainstrem econommists explain the current crisis as the bursting of the hpusing buble that had inflated to unprecedented levels since 2001....
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Aimifrina
Abstrak :
Kesusastraan Minangkabau yang terpenting adalah kaba, Kabamerupakan cerita rakyatJ\4inangkabay yang berisi falsafah hidup Lerdlsaikan kebiiaksanaan masyarakat Minangkablu -{.at1m seluruh urpJt t"niaupannya. Untuk mengetahui falsafah hidup dan makna yang berada dibalik falsa{ah hidup tersebut dapat dilakukan dengan menganalisis Kabq Cindua Mato. Teori yang digunakan adalah teori struktural Levi-Strauss dengan metode deskriptif. Hasil pembahasan diperoleh bahwa terdapat relasi antartokoh dan kontradilisi tokoh pa dakabatersebut. Relasi antartokoh antara tokoh yar,g tit ggrl di daerah Luhak Tanah Datar dengan daerah Rantau Luhak Tanah Datar. Daerah iunit, yiii, Ou"g Tuanku, Bundo Kanduang, dan Cindua Mato, sedangkan daerah rantau ialah Imbang Jayo, Rajo Mudo, dan Tiang Bungkuk. Kontradiksi terjadi antara Dang Tuanku dengan mban[ Jayo, Bundo Kanduang dengan Rajo Mudo, dan Cindua Mato dengan Tiang Bungkuk. Dari relasi intirtokoh dan kontradiksi dapat diketahui maknanya adalah (1) prosedur pelaksanaan hukum dan mendapat keadilan untuk semua warga adalah sama;(2) masalah diselesaikan dengan cara kekeluargaarrdan musyawarah; (3) fitnah menimbulkan permusuhan, peperangan, dan pembunuhan;(+;k";,r;rrrurr, kesetiaao dan tanggung jawab dapat mengangkat martabat dan derajat i"r"or*g (5) kebenaranberita perlu diselidiki, baru menentukan sikap; (6) penguasa harus memberi contoh yang baik dan menjadi panutan bagi warganya.
Yogyakarta: Balai Bahasa Propinsi daerah Istimewa Yogyakarta, 2013
407 WID 41:2 (2013)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Bio Bhirawan
Abstrak :
Permasalahan dalam penelitian ini adalah dimungkinkan adanya kontradiksi di luar konsep besar Baxter atas pemaknaan terhadap masalah hubungan pernikahan jarak jauh ASN di Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat. Untuk itu penelitian ini ingin mengetahui bagaimana bentuk dialektika relasional dari kontradiksi yang terjadi pada kedua individu dalam pasangan yang menjalani hubungan pernikahan jarak jauh dengan mengembangkan tiga konsep besar Baxter. Penelitian ini menggunakan paradigma konstruktivis, metode penelitan studi kasus, dan dengan pendekatan kualitatif. Dari hasil penelitian, individu mengalami kontradiksi di berbagai macam tema wacana. Kontradiksi tiga konsep besar Baxter juga ditemukan pada penelitian ini yaitu: otonomi-terikat, keterbukaaan-ketertutupan, serta kepastian-ketidakpastian. Penelitian ini menemukan kontradiksi baru di luar konsep besar dalam beragam tema wacana yang diperjuangkan yaitu: kehadiran-ketidakhadiran, hadir-tidak hadir, bersama-tidak bersama, terlibat-tidak terlibat, ideal-realita, serta percaya-tidak percaya. ......The problem in this research is that it is possible that there are contradictions outside of Baxter's big concept regarding the meaning of the problem of long-distance marriage relationships among civil servant in Ministry of Publics Works and  Housing. For this reason, this research wants to find out what kind of relational dialectics forms from the contradictions that occur two individuals in a couple who are in a long-distance marriage relationship by developing Baxter's three big concepts. This research uses a constructivist paradigm, case study research method, and a qualitative approach. As the result, individuals experience contradictions in various discourse themes. The contradictions of Baxter's three major concepts were also found in this research, which are: autonomy-connected, openness-closedness, as well as certainty-uncertainty. This research found new contradictions outside the major concept in various discourse themes being fought for, namely presence-unpresence, present-unpresent, together-not together, involved-not involved, ideal-reality, and believe-not believe.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
I Gusti Ngurah Arya Suryawan Putra
Abstrak :
Tulisan ini mengeksplorasi metode perancangan arsitektur kontradiktif berdasarkan identifikasi unsur-unsur lukisan Batuan sebagai lukisan lokal Bali. Eksplorasi seni lukis menjadi salah satu alternatif dalam mengembangkan metode desain seperti yang dieksplorasi oleh beberapa arsitek, seperti Zaha Hadid, Van Doesburg, dan Gerrit Thomas Rietveld. Pendekatan tersebut menawarkan wawasan yang berbeda dalam memperkaya proses desain dengan menciptakan pemrograman arsitektur yang memiliki hubungan tertentu dengan konteks. Studi ini mengeksplorasi lukisan lokal Batuan yang erat kaitannya dengan kehidupan sehari-hari masyarakat Bali sebagai upaya untuk menghubungkan arsitektur dengan lokalitas dan identitas budaya sebagai bagian dari proses desain. Observasi dilakukan untuk mengidentifikasi unsur-unsur, komposisi, dan aspek penting yang selalu hadir dalam lukisan Batuan. Penelitian ini mengungkapkan bahwa ada tiga unsur seni lukis Batuan yang esensial dalam metode perancangan, yaitu heterogenitas, hierarki, dan teknik lukis lokal (ngabur). Unsur-unsur tersebut dikembangkan secara khusus oleh para pelukis dari Desa Batuan untuk merepresentasikan keseharian masyarakat setempat terhadap filosofi lokal Rwa Bhineda. Filosofi tersebut bermakna kontradiksi terkait klasifikasi spasial kegiatan lokal dan hubungan yang melekat antara manusia, manusia dengan alam, dan manusia dengan Tuhan. Berdasarkan unsur-unsur tersebut, tesis ini mengembangkan program arsitektur kontradiktif dengan pengaturan tatanan formal dan spasial serta kualitas spasial yang bermakna secara budaya dan konteks. ......This paper explores contradictive architectural design methods based on an investigation of the elements of Batuan painting, a local Balinese painting. The explorations of painting has become an alternative in developing design methods as explored by some architects, such as Zaha Hadid, Van Doesburg, and Gerrit Thomas Rietveld. Arguably, such approaches offer different insights into programming architecture and further enrich the design process by creating particular relations with the context, instead of producing a generic and contextless architecture. In this study, the local Batuan painting that is related closely to the daily life of the Balinese community and local philosophy is explored as an attempt to construct a form of architecture with appreciation of locality and cultural identity as part of its design process. This study reveals that there are three elements from Batuan painting that are essential for the development of design, namely heterogeneity, hierarchy, and the particular local painting techniques of ngabur. Such elements were particularly developed by the painters from Batuan Village to represent the everydayness of the local society, particularly with regards to Rwa Bhineda philosophy. Rwa Bhineda is defined as contradiction within the spatial classifications of local activities and the embedded relationship between humans, humans with nature, and humans with God. Based on these elements, the thesis further develop contradictive architectural program with the formal and spatial arrangements as well as spatial qualities that are more culturally meaningful and contextually situated.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Annisa Achmaria
Abstrak :
Refleksi merupakan suatu fenomena visual yang dapat menghasilkan kontradiksi pada suatu ruang. Refleksi terjadi ketika cahaya merambat melalui zat perantara yang mengenai suatu permukaan dan cahaya dipantulkan kembali ke medium asalnya. Cahaya berperan penting dalam terjadinya proses refleksi, serta elemen ndash; elemen yang terkait, seperti medium, surface dan substances. Oleh karena itu, melalui penelusuran teori refleksi diharapkan dapat menciptakan kualitas ruang yang beraneka ragam, sehingga dapat menghasilkan narasi ruang melalui visual. ...... Reflection is a visual phenomenon that causes a contradiction in space. Reflection happens when a light that flows through medium hit a surface and reflected back to it's medium. Light plays an important role in the occurrence of reflection process, as well as other elements, such as medium, surface, and substances. Because of that, through the study of reflection theory is hoped to created various spatial quality, so that producing space narration through visual.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Deassy
Abstrak :
ABSTRAK
Institusi kesehatan mental merupakan sarana utama bagi penderita gangguan mental untuk mencapai pemulihan. Tulisan ini mencoba menggali lebih dalam konsep spasial sebuah institusi kesehatan mental dan bagaimana arsitektur ikut bekerja dalam memulihkan pasien. Telaah yang dilakukan terhadap aspek-aspek spasial pemulihan pasien mengarahkan pada adanya aspek yang bersifat kontradiksi. Kontradiksi spasial yang terjadi adalah antara aspek kontrol dan fleksibilitas. Aspek kontrol hadir merespon pentingnya observasi pasien. Aspek fleksibilitas hadir merespon kebutuhan adaptasi dalam interaksi dengan orang lain. Kedua aspek tersebut memiliki fungsi masing-masing yang dibutuhkan dalam mencapai tujuan yang sama yaitu pemulihan sehingga tidak dapat dihilangkan salah satunya. Negosiasi kedua aspek tersebut merespon perbedaan kebutuhan spasial ruang-ruang di institusi kesehatan mental. Negosiasi kedua aspek tersebut hadir melalui pembatas ruang yang ada pada ruang-ruang pemulihan. Pembatas ruang pada ruang pemulihan memiliki sifat both-and dan double functioning sebagai bentuk negosiasi kontradiksi yang terjadi.
ABSTRAK
A psychiatric ward is the main infrastructure for mental health patients to get recovered. This undergraduate thesis is questioning about spatial concept which psychiatric wards have and how the architecture was working in health especially in psychiatric wards. Psychiatric wards need to get patients recovered so that patients can go back to their society. The study conducted on the spatial aspects of direct patient recovery on the aspects that are contradictory. Spatial contradiction that can be found in psychiatric wards happens between control and flexibility. Control responds to the importance of patients observation. Flexibility responds to the needs of adaptation between patient and other subject in psychiatric wards. Both aspects have their respective functions required to achieve the same goal of recovery and therefore can not be eliminated one of them. Negotiations between these two aspects are responding to differences in spatial needs of the spaces in a mental health institution. The types of negotiations in recovery rooms are ?both-and? and ?double functioning? based on Venturi?s theory towards contradiction in architecture.
[;;, ]: 2016
S65037
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>