Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 6 dokumen yang sesuai dengan query
cover
"Dalam dunia pengeboran minyak lepas panlai, pgm :ram-portasi minyak memah mempakan Salah sam elemen rerpeming. Namun instalasi inipun merupakan obyek yang mwan terhadap kerusukan oleh korosi, baik secara eksternal maupun infernal. Tingka! kesulitan pemaniauan dan perlindungan terhadap korosi internal /ebfh besar daripada korosi elcsrerr1a!_ Guna mempermudah usaha rersebut maka difakukan prediksi wa/cm kebocoran prpa sehinggu dapar dilakukan proses perbuikwv dam pencegahcm yang dzperfrzkan.
Proses predilcsi Iebih mudah dilakukun pada korosfjenis mer-ara, oleh karena im pada srudi ini yang dzprediksi adalah korosf memra. Unfuk memprediksi kebocoran padapéva API 5L X42 U,5% Cr sepanjang I 0,2 7 km dari Inmn 'B' ke Widuri 'Process' df CNOOC SES B. Ii menggunakan perhirungan yang mengacu pada API RP] 4E, yafm untuk menghitung tebal krftis pqaa ser-ra NA CE RPO 775-91 zmfuk menghirung kecepafczn korosi. Sebelum proses per-hirungan tersebur, dilakukan proses pengumpufan dam Iaju korosi dari coupon dan tcbal pzpa dari pigging.
Wakru prediksi kebocoran didapaf dengan Cara membagi selisih tebal kritis pipa dan febal pipa hasii pigging dengan Iaju lcorosi.
Hasi/ predilrsi kebocoran rnenunjukkan bahwa pqm API 5L X42 0, 5% Cr scparjang 10, 27 km masih aman dari kebocoran minimbal 8 tahun 7 bulan dengan laju korosi ram - rata sebesar 22, 063 MPK"
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2002
S41455
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lucky Abdul Malik
"Penilaian risiko pipa penyalur dilakukan sebagai bagian dari pipeline integrity management. Dengan bertambahnya umur pipa penyalur, maka kemungkinan kerusakan akan semakin meningkat kecuali dilakukan tatakelola yang tepat dalam upaya untuk menekan risiko. Penelitian ini menjelaskan tentang analisis risiko berdasarkan kemungkinan dan konsekuensi kegagalan sejalan dengan korosi yang terjadi pada pipa penyalur. Penentuan laju korosi yang cermat sangat penting untuk mengambil keputusan terkait integrity dan efektivitas dalam memastikan keandalan pipa penyalur. Penentuan laju korosi yang akurat sangat sulit ditentukan karena sejumlah faktor yang mempengaruhi reaksi korosi. Estimasi laju korosi yang umum digunakan pada pipa penyalur adalah dengan alat In-line inspection(ILI). Laju korosi digunakan sebagai dasar untuk estimasi integrity pipa penyalur dalam suatu periode waktu. Sedangkan kemungkinan kegagalan dihitung menggunakan metode distribusi Weibull dua parameter dan estimasi konsekuensi kegagalan disiapkan berdasarkan sejumlah rujukan standar API 581. Dengan memahami tingkat ketidakpastian ILI, maka diharapkan penentuan laju korosi akan dapat lebih akurat sehingga kondisi integrity pipa penyalur di masa depan akan lebih baik termasuk juga mitigasi yang perlu dilakukan. Tesis ini juga dilengkapi dengan studi kasus yang terjadi pada PT. X untuk memahami risiko pipa penyalur terkait dengan degradasi alami material. Berdasarkan perhitungan, pipa penyalur dikategorikan ke dalam peringkat risiko 5C yang berarti dalam kondisi risiko medium-high. Variasi tingkat kegagalan terhadap segmen atau sub segmen pipa penyalur juga diperoleh dengan kemungkinan kegagalan tercepat pada selang waktu kurang dari tiga tahun dan kegagalan ......Risk assessment of gas pipeline is carried out as part of pipeline integrity management. As the life of the pipeline increases, the likelihood of failure will increase unless proper governance is carried out in an effort to reduce risk. This study describes the risk analysis based on the likelihood and consequences of failure in line with corrosion that occurs in the gas pipeline. A careful determination of the rate of corrosion is very important to make decisions regarding integrity and effectiveness in ensuring the reliability of the pipeline. Accurate determination of the rate of corrosion is very difficult to determine because of a number of factors that influence a corrosion reaction. Corrosion rate estimation that is commonly used in conduit is by In-line inspection (ILI). Corrosion rate is used as a basis for estimating the integrity of the conduit in a period of time. While the probability of failure is calculated using the two parameter Weibull distribution method and the estimated consequences of failure are prepared based on a number of API 581. Standard references. mitigation needs to be done. This thesis is also complemented by a case study that occurred at PT. X to understand the risks of channel pipes associated with natural degradation of the material. Based on calculations, the pipeline is categorized into a risk matrix 5C which means it is in a medium-high risk condition. Variations in the failure rate of the pipeline segments or sub-segments are also obtained with the possibility of the fastest failure in an interval of less than three years and the longest failure in an interval of 11 years."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Michael Ahli
"Kerusakan pada pipa di dalam sistem transportasi fluida kapal sangat mungkin terjadi dan dapat menyebabkan dampak kerapuhan pada pipa yang dapat menyebabkan failure dan kebocoran pada pipa. Oleh karena itu inspeksi korosi pipa dilakukan untuk meminimalisir kerusakan yang dapat terjadi. Saat ini, untuk melakukan inspeksi pipa dapat dilakukan dengan memanfaatkan sinar infra merah, pigging dengan metode Magnetic Flux Leakage dan banyak metode lainnya termasuk inspeksi dengan mata telanjang. Keseluruhan metode tersebut dilakukan secara manual sehingga menimbulkan beberapa kerugian, diantaranya waktu inspeksi yang lama karena masih melibatkan tenaga manusia dalam proses menginspeksi dan keakuratan yang rendah terutama apabila inspeksi masih dilakukan dengan mata telanjang. Oleh karena itu dibutuhkan metode analisa yang lebih akurat yang dapat melakukan inspeksi secara cepat. Algoritma Deep Learning yakni Regional Convolutional Neural Network (R-CNN) diaplikasikan dalam tulisan ini dengan dibantu teknologi pengelihatan komputer (computer vision) menghasilkan metode analisa yang lebih cepat dan akurat. Tidak hanya analisa, R-CNN juga dapat mengklasifikasi jenis korosi dan kerusakan yang terjadi dalam pipa sehingga dapat sekaligus memberikan rekomendasi yang akurat dalam prosesnya, dengan akurasi yang didapat dari fungsi binary entropy didapati akurasi validation sebesar 96% dan akurasi testing sebesar 93%. R-CNN dengan pengembangan rekomendasi perbaikan kerusakan ini dapat menggantikan proses inspeksi perpipaan yang lama dan sulit menjadi cepat dan mudah.
......Damage to pipes in the ship's fluid transportation system is highly likely and can cause fragility impacts on pipes that can cause failure and leakage of pipes. Therefore, pipe corrosion inspection is carried out to minimize the damage that can occur. Currently, to conduct pipe inspection can be done by utilizing infrared rays, pigging with magnetic flux leakage method and many other methods including inspection with the naked eye. The whole method is done manually so that it causes some losses, including a long inspection time because it still involves human energy in the process of inspecting and low accuracy, especially if the inspection is still carried out with the naked eye. Therefore, a more accurate analysis method is needed that can conduct inspections quickly. Deep Learning algorithm, Regional Convolutional Neural Network (R-CNN) is applied in this paper with the help of computer vision technology to produce faster and more accurate analytical methods. Not only the analysis, R-
CNN can also classify the type of corrosion and damage that occurs in the pipe so that it can simultaneously provide accurate recommendations in the process, with the accuracy obtained from the binary entropy function found training accuracy of 96% and validation accuracy of 95%. R-CNN with the development of these damage repair recommendations can replace the long and difficult piping inspection process to be quick and easy."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yunita Sadeli
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1996
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Farid Viko Bhaskarra
"Prediksi yang dilakukan pada penelitian ini yakni melibatkan simulasi CFD Computational Fluid Dynamics dengan memperhatikan fenomena transport pada bulk gas bumi dan laju korosi yang disebabkan CO2. Proses korosi terjadi pada permukaan dinding dalam pipa. Fenomena transport yang terjadi mengacu pada neraca massa, neraca energi, neraca momentum dan reaksi elektrokimia. Pipa sepanjang 8 meter dengan diameter 16 inci digunakan sebagai model simulasi dan hanya diambil seperdelapan bagian dari pipa dikarenakan silinder mempunyai simetri yang tak hingga. Reaksi elektrokimia yang terjadi melibatkan reaksi katodik dan rekasi anodik. Pada penelitian kali ini, perubahan terbesr laju korosi CO 2 yakni pada variasi konsentrasi persen mol CO2 yakni sekitar 6,09 x 10-5 mm/yr. sedangkan pada variasi suhu dan laju aliran massa sekitar 1,92 x 10-5 mm/yr dan 2 x 10-6 mm/yr. Pipa transmisi telah terpasang 2 tahun dengan tebal 11,999 mm jika laju korosi CO2 digunakan dalam perhitungan ketebalan pipa dan tidak memperhatikan external corrosion akibat air laut. K.
......In this paper, new method of prediciton is presented. This method involves Computational Fluid Dynamic CFD simulation which involves transport phenomenon occurred at natural gas and corrosion rate occurred at the inner surface of tranmission natrual gas pipe. Transport phenomenons are based on several conservation law i.e conservation of mass, conservation of momentum, conservation of energy and Electrochemical reaction. Pipe with 8 meter long and 16 inches in diameter is used for the model simulation and one eighth part will be used since cylinder has inifinite symetry. Electrochemical reaction which is occurred, involves anodic reaction and cathodic reaction. At this research, effect of variation CO2 mole fraction has the most contribution to the CO2 corrosion rate. The difference between each variation is 6,09 x 10 5 mm yr. However, the effect of variation temperature and mass flow rate is about 1,92 x 10 5 mm yr and 2 x 10 6 mm yr respectively. Natural Gas pipe has been installed for 2 years. Its thickness is about 11,999 mm since it gets internal corrosion CO2 corrosion and neglecting the external corrosion caused by sea water. "
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Syawalman
"ABSTRAK
Pipa API 5L Grade B adalah pipa yang digunakan sebagai penyalur pada industri minyak (BBM), gas dan industri kimia. Pengujian dibatasi oleh medium air hujan, air pantai dan air laut tengah di daerah Tanjung Priok. Sampel pipa diuji kekuatan mekanisnya (uji tarik) untuk mengetahui nilai tensile strength, menggunakan standar ASTM E8. Kemudian dilakukan pengujian Mikroskop Optik dan SEM untuk mengetahui struktur mikro. Analisa fasa dan struktur kristalnya dilakukan dengan pengujian XRD. Pengujian laju korosi menggunakan metode polarisasi potensiodinamik G102-99. Terhadap pipa bekas pakai yang sudah terkorosi di area tersebut, dilakukan pengujian Mikroskop Optik, XRD, SEM dan EDX untuk melihat struktur mikro dan komposisi kimia senyawa produk korosi yang terbentuk. Hasil penelitian menunjukkan terjadinya korosi merata, korosi batas butir, korosi celah dan korosi sumuran. Laju korosi paling besar terjadi di lingkungan pantai, yaitu sebesar 2.29 mpy, di laut dalam 1.96 mpy dan laju korosi paling rendah terjadi oleh air hujan, sebesar 0,45 mpy. Hal ini disebabkan karena di lingkungan pantai salinitas dan kandungan zat padat yang terlarut lebih tinggi.

ABSTRACT
The pipe API5L Grade B is the pipe used as distributors for oil industries , gas and chemical industries. The test is limited by the medium of rain water, coastal water and middle sea water in Tanjung Priok. The pipe sampling is tested for mechanism strength to get tensile strength value by using the standard of ASTM E 8. The test then continued to optical microscope test and scanning electron microscopy (SEM) to get the micro structure orientation. The phase and crystal structure analysis was carried by x-rays diffraction (XRD) test. The analysis of corrosion accelerator was carried by the metod of potentiodynamic polarization G102-99. The corroded used pipe in the area then had optical microscopy tests, XRD, SEM and EDX to get the microstructure and chemical composition of the corrosion products compound formed. The test result shows the occurance of prevalent corrosions, intergranular corrosions, crevice corrosions and pitting corrosions. The biggest corrosions accelerated in the coastal water area wich about 2.29 mpy, in the dept sea for about 1.96 mpy and the lowest is in the area of rain water with 0.45 mpy. This is due to the salinity of the coastal area and the content of dissolved solid is higher.
"
Depok: Universitas Indonesia, 2016
T45279
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library