Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 6 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Eka Ferawati
"Kinerja tugas guru di Indonesia menjadi salah satu faktor penting dalam suksesnya proses pendidikan di Satuan Pendidikan. Namun kondisi yang terjadi masih perlu mendapatkan perhatian yakni kinerja tugas guru di provinsi Lampung masih perlu ditingkatkan. Berdasarkan literatur review peneliti melihat dalam studi pendahuluan yang sudah dilakukan di temukan bahwa kreativitas guru SMA Negeri XYZ sebesar 72,2 % sehingga kreativitas guru masih harus ditingkatkan karena hal ini yang disampaikan kepala sekolah bahwa ada sebagian guru yang terkadang masih selalu menggunakan metode-metode lama karena menganggap bahwa metode dan teknologi yang terbaru dianggap menyulitkan jadi guru masih suka menggunakan metode lama. Penelitian ini bertujuan untuk meneliti keterhubungan variabel kreativitas, Kegigihan, dan kinerja tugas pada guru SMA di Bandar Lampung (studi 1), yang hasil analisis di studi 1 menjadi acuan untuk melakukan intervensi berupa training bagi guru di studi 2. Pengukuran kinerja tugas ( Task Performance)dilakukan dengan mengadaptasi alat ukur Individual Work Performance Questionnaire (IWPQ) Versi Bahasa Indonesia (Koopmans, 2011, dalam Widyastuti & Hidayat, 2018). Pengukuran kreativitas dilakukan dengan mengadaptasi alat ukur Runco Ideational Behavior Scale (RIBS) Versi Bahasa Indonesia (Plucker dkk., 2006). Pengukuran kegigihan (Grit) dilakukan dengan mengadaptasi alat ukur The Short Grit Scale (Duckworth & Quinn, 2009, dalam Aprilolita, 2020). Partisipan penelitian adalah 215 orang guru SMA di Bandar Lampung. Hasil membuktikan bahwa terdapat pengaruh positif dan signifikan antara kreativitas dan Kegigihan (grit) terhadap kinerja tugas, semakin tinggi kreativitas dan kegigihan (grit) guru SMA di Bandar Lampung, maka semakin meningkatkan kinerja tugas guru SMA di Bandar Lampung. Program intervensi training kreativitas efektif dalam meningkatkan kinerja tugas guru SMA di Bandar Lampung (Skor Wilcoxon Asymp. Sig (2-tailed) 0,000 < 0,05) dengan kenaikan skor rata-rata pretest dan posttest sebesar 5,38. Dengan demikian training kreativitas perlu diterapkan bagi guru SMA di Bandar Lampung guna meningkatkan kinerja tugas.

Teacher of task performance in Indonesia is an important factor in the success of the educational process in educational units. However, the conditions that occur still need attention, namely the task performance of teachers in Lampung province still needs to be improved. Based on the literature review, the researcher saw that in the preliminary study that had been carried out, it was found that the creativity of teachers at SMA Negeri because they think that the latest methods and technology are considered difficult, so teachers still like to use old methods. This study aims to examine the relationship between the variables creativity, grit, and task performance in high school teachers in Bandar Lampung (study 1), the results of the analysis in study 1 become a reference for carrying out interventions in the form of training for teachers in study 2. Measurement of Task Performance is carried out by adapting the Indonesian version of the Individual Work Performance Questionnaire (IWPQ) measuring tool (Koopmans, 2011, in Widyastuti & Hidayat, 2018). Creativity was measured by adapting the Indonesian version of the Runco Ideational Behavior Scale (RIBS) measuring instrument (Plucker et al., 2006). Grit measurement was carried out by adapting the Short Grit Scale measuring tool (Duckworth & Quinn, 2009, in Aprilolita, 2020). The research participants were 215 high school teachers in Bandar Lampung. The results prove that there is a positive and significant influence between creativity and grit on task performance, the higher the creativity and grit of high school teachers in Bandar Lampung, the greater the task performance of high school teachers in Bandar Lampung. The creativity and grit training intervention program was effective in improving the task performance of high school teachers in Bandar Lampung (Wilcoxon Asymp. Sig score (2-tailed) 0.000 < 0.05) with an increase in the average pretest and posttest score of 5.38. Thus, grit training needs to be implemented for high school teachers in Bandar Lampung to improve the task performance."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Stephanie Yuanita Indrasari
"Pendidikan prasekolah telah menjadi perhatian para orangtua dan pendidik. Adanya hasrat untuk meningkatkan kualitas anak sejak usia dini dan munculnya dampak positif jangka panjang dari program pendidikan dini usia terhadap peningkatau kualitas perkembangan anak mengakibatkan luasnya minat pengembangan pendidikan prasekolah (Patmonodewo, 2003). Perlakuan tepat terhadap anak melalui usaha pemberian stimulasi pada anak sedini mungkin selalu menjadi perhatian para pendidik. Program pendidikan yang berkualitas yang ada pada suatu sekolah tentunya tidak lepas dari peran guru sebagai pihak yang terlibat langsung dengan perkembangan siswanya Pendidik dalam pendidikan formal seharusnya adalah orang-orang yang memiliki pendidikan khusus sebagai guru. Namun kenyataannya, para guru di Kids’ World Educational Center bukanlah orang yang mempunyai latar belakang pendidikan sebagai guru sehingga mereka sebenarnya kurang memiliki bekal pengetahuan dan keterampilan sebagai
guru. Selain itu, para guru merasa enggan dan tidak punya waktu untuk memperluas wawasan pengetahuan dan keterampilarmya Di sisi lain, pihak manajemen mengharapkan guru dapat berfingsi sebagai pendidik yang efektif. Adanya kesenjangan antara apa yang seharusnya dimiliki guru (sesuai harapan pihak manajemen) dengan kenyataan yang terjadi ini mendorong minat peneliti untuk membuat program pelatihan bagi para guru di institusi tersebut.
Pembuatan program ini didasari oleh hasii analisa kebutuhan yang dilakukan dengan metode wawancara pada Kepala Sekolah, Manajer dan guru. Hasil analisa kebutuhan pelatihan menunjukkan bahwa kebutuhan terbesar berkaitan dengan pengajaran efektif. Lebih spesifik mengenai kebutuhan tentang pengajaran efektif, para guru merasa perlu memperoleh pengetahuan tambahan dalam bidang pendidikan anak dan perkembangan anak, metode pengajaran, keterampilan disiplin, serta kreatif dalam mengajar.
Berdasarkan hasil analisa kebutuhan tersebut maka disusunlah program pelatihan pengajaran efektif bagi para guru prasekolah. Pokok bahasan dalam modul pelatihan tersebut yaitu: (1) Pembelajaran di Kids’ World Educaiional Center, (2) Perkembangan Anak Prasekolah, (3) Metode Pengajaran, (4) Disipiin,dan (5) Kreativitas pada Guru. Seluruh materi ini diharapkan dapat menciptakan pengajaran yang lebih efektif bagi para guru di sekolah tersebut. "
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2004
T38389
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yaumil Fadhilah
"Penelitian ini mengkaji efektivitas dari program intervensi berupa workshop “Menjadi Guru Kreatif” yang disusun untuk meningkatkan pemahaman guru tentang sikap mengembangkan kreativitas siswa Taman Kanak-Kanak. Sikap guru tersebut merupakan suatu kompetensi yang perlu dikuasai oleh guru guna mencapai efektivitas dalam pengajaran yang menekankan pada perkembangan kreativitas siswa. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan melakukan analisis statistik Repeated Measures ANOVA. Desain penelitian ini menggunakan one group pre-test post-test design untuk melakukan pengukuran sebelum dan setelah diberikan intervensi. Pemilihan subjek partisipan dilakukan melalui teknik accidental sampling menggunakan media platform daring. Kegiatan workshop “Menjadi Guru Kreatif” melibatkan 60 guru Taman Kanak- Kanak yang berasal dari berbagai daerah di Indonesia sebagai partisipan, namun hanya terdapat 36 data partisipan yang dianggap memenuhi syarat untuk dilakukan analisis statistic. Pemahaman tentang sikap mengembangkan kreativitas siswa Taman Kanak- Kanak diukur melalui instrumen Teachers’ Creative Nurturing Behavior Scale (Sharma & Sharma, 2018).

This study aims to examine the effectiveness of intervention program in the form of workshop entitled “Menjadi Guru Kreatif”. The program is designed to enhance the awareness of the teachers’ behavior which can nurture the kindergarten students’ creativity. The behavior is a significant competency that should be mastered by kindergarten teachers in order to achieve effectiveness in teaching that emphasizes the development of students’ creativity. This study is quantitative research by performing a statistical analysis of Repeated Measures ANOVA. The design of this study used a one group pre-test post-test design to measure before and after the intervention. The selection of participant subjects was done through accidental sampling technique using an online media platform. The workshop activity "Menjadi Guru Kreatif" involved 60 Kindergarten teachers from various regions in Indonesia as participants, but there were only 36 participant data that were deemed eligible for statistical analysis. The understanding of the teachers’ behavior of nurturing kindergarten students’ creativity was measured using Teachers’ Creative Nurturing Behavior Scale (Sharma & Sharma, 2018)."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nazlatan Ukhra Kasuba
"Penelitian ini bertujuan mengeksplorasi bagaimana peran mediasi efikasi diri guru PAUD pada kreativitas guru PAUD dan pengelolaan kelas guru PAUD di daerah 3T di Maluku Utara, yaitu Kepulauan Sula dan Pulau Taliabu. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kombinasi jenis eksplanatori desain berurutan .Teknik sampling dalam penelitian kuantitatif menggunakan teknik multistage random sampling dengan pengumpulan data menggunakan self-inventory instrument yang disebar pada partisiapan penelitian sebanyak 147 guru PAUD. Hasil penelitian kuantitatif yang dianalisa dengan metode jalur mediasi PROCESS MACRO Hayes menggunakan SPSS menunjukan kreativitas guru memiliki hubungan positif dengan pengelolaan kelas guru dengan koefiesien korelasi langsung sebesar 0.362 dan P= 0.001 serta peran mediasi efikasi diri guru dalam kreativitas dan pengelolaan kelas bersifat positif dengan koefisien korelasi mediasi sebesar 0.123 dengan koefisien total sebesar 0.485 yang menyimpulkan efikasi diri secara teoretis positif berperan sebagai mediator. Selanjutnya, hasil wawancara dengan teknik purposive sampling dimana jumlah partisipan yaitu 10 guru PAUD, menunjukkan bahwa guru yang memiliki kreativitas yang tinggi diiringi dengan efikasi diri cenderung akan memiliki kemampuan mengelola kelas yang sangat baik. Dalam pandangan Islam, hubungan ketiga variabel ini diperkuat oleh nilai-nilai Islam seperti Taqarrub, Tawakkal, Ihsan dan menyertakan etika serta moral yang baik.

This research aims to explore the mediating role of self-efficacy in the relationship between creativity and classroom management among early childhood education (ECE) teachers in the 3T (underdeveloped, frontier, and outermost) regions of North Maluku, specifically in the Sula and Taliabu Island. The research method used is a combination of sequential explanatory design.The sampling technique in the quantitative research used multistage random sampling, with data collection using a self-inventory instrument distributed to 147 ECE teacher participants. The quantitative research results, analyzed using the PROCESS MACRO Hayes mediation method with SPSS, showed that teacher creativity has a positive relationship with classroom management, with a direct correlation coefficient of 0.362 and P=0.001. The mediating role of teacher self-efficacy in creativity and classroom management is positive, with a mediation correlation coefficient of 0.123 and a total coefficient of 0.485, indicating that self-efficacy theoretically positively acts as a mediator. Furthermore, the results of interviews using purposive sampling with 10 ECE teachers show that teachers with high creativity accompanied by self-efficacy tend to have excellent classroom management abilities. From the Islamic perspective, the relationship among these three variables is reinforced by Islamic values such as Taqarrub, Tawakkal , Ihsan, and incorporating good ethics and morals."
Jakarta: Sekolah Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia, 2024
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Tikky Suwantikno Sutjiaputra
"Penelitian ini dilatarbelakangi oleh terpuruknya kondisi pendidikan di Indonesia, khususnya pendidikan kreativitas. Padahal kreativitas merupakan suatu hal yang sangat penting bagi kehidupan manusia saat ini dan masa yang akan datang. Melalui kajian teoritis diperoleh pemahaman bahwa guru dengan perannya sebagai pemimpin mempunyai pengaruh yang besar terhadap perkembangan kreativitas siswa. Gaya kepemimpinan (Telling, Selling, Participating Delegating) dan kreativitas guru di dalam kelas diperkirakan merupakan dua faktor di antara faktor Lainnya yang mempengaruhi kreativitas siswa. Oleh karena 'itu penelitian ini bermaksud menjawab permasalahan bagaimanakah pengaruh dan pola hubungan variabel gaya kepemimpinan (Telling, Selling, Participating Delegating) dan kreativitas guru terhadap kreativitas siswa.
Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sejumlah 133 siswa kelas 5 SD pada sekolah BPK PENABUR Tasikmalaya, Serang, Jatibarang dan Indramayu dimana sekolah-sekolah tersebut masih menggunakan sistem guru kelas, dengan rincian 57 siswa dari dua kelas di Tasikmalaya, 37 siswa dari dua kelas di Serang, 23 siswa dari satu kelas di Jatibarang dan 16 siswa dari satu kelas di Indramayu. Untuk mengukur gaya kepemimpinan guru (Telling, Selling, Particgnczting, Delegating) dan kreativitas guru di dalam kelas digunakan instrumen yang disusun sendiri oleh penulis, yang sebelum digunakan telah dilakukan uji coba terlebih dahulu terdapat 38 siswa kelas 5 SD BPK PENABUR Bogor.
Alat ukur gaya kepemimpinan (Telling, Selling, Participating, Delegating) dan kreativitas guru di dalam kelas tersebut merupakan alat ukur sekunder berupa skala penilaian subyektif dari siswa (persepsi siswa). Sedangkan untuk mengukur kreativitas siswa digunakan Tes Kreativitas Figural dari Torrance yang telah diadaptasi dan dibakukan untuk murid-murid di Indonesia oleh Utami Munandar.
Dari hasil analisis dengan menggunakan Pearson Product Moment diperoleh informasi bahwa korelasi antara setiap dimensi gaya kepemimpinan (Telling, Selling, Participating, Delegating) dengan kreativitas siswa tidak ada yang sesuai dengan pemahaman teoritis bahwa gaya kepemimpinan Telling dan Delegating berhubungan secara signifikan dan negatif sedangkan gaya kepemimpinan Selling dan Participating berhubungan secara signifikan dan positif Namun dari hasil analisis tersebut ditemukan korelasi yang signifikan antara setiap gaya kepemimpinan (Telling, Selling, Participating, Delegating) dengan kreativitas guru di dalam kelas yang sesuai dengan kajian teoritis, dimana gaya kepemimpinan Telling berkorelasi negatif dan signifikan dengan kreativitas guru, r = - 0,233 (p=0,0l2), sedangkan gaya kepemimpinan Selling dan Participating berkorelasi positif dan signifikan dengan kreativitas guru, korelasi gaya kepemimpinan Selling dengan kreativitas guru sebesar r = 0,652 (p=0,000) dan korelasi antara gaya kepemimpinan Participating dengan kreativitas guru sebesar r = 0,226 (p=0,006).
Disamping itu diperoleh informasi bahwa pengaruh setiap dimensi gaya kepemimpinan (Telling, Selling, Participating, Delegating), dan kreativitas guru terhadap kreativitas siswa sangatlah kecil, karena berdasarkan analisis regresi hanya diperoleh skor R square sebesar 0.093 yang artinya variabel-variabel prediktor tersebut hanya memberikan sumbangan pengaruh sebesar 9,3 %, sedangkan yang 90,7 % merupakan sumbangan pengaruh dari variabel lain.
Penelitian ini juga memberikan temuan, bahwa kreativitas siswa SD di kota Jatibarang (M= 21,6957) dan Indramayu (M= 21,5625) lebih rendah dibandingkan kreativitas siswa SD di kota Tasikmalaya (M= 26,842l) dan.n Serang (M=25,9730). Perbedaan kreativitas antar sekolah dinilai sangat signifikan melalui analisis statistik ANOVA karena diperoleh skor F= 12,404 (p=0,000). Perbedaan tersebut diduga disebabkan karena adanya perbedaan kondisi psikologis pribadi siswa, lingkungan sekolah, masyarakat dan budaya di setiap sekolah Temuan lainnya adalah bahwa terjadi perbedaan persepsi siswa di setiap sekolah (kota) terhadap gaya kepemimpinan Telling (F=4,216, p=0,007), Participating (F=3,966, p=0,0l0) dan Delegating (F=3,465, p=0,0l8). Sedangkan terhadap gaya kepemimpinan Selling tidak terdapat perbedaan yang signifikan (F=l,967, p=0,122). Perbedaan persepsi siswa di setiap sekolah (kita) juga tidak terjadi terhadap kreativitas guru (F=0,32l, p=0,810).
Berdasarkan hasil-hasil penelitian, kesimpulan dan diskusi dapat diajukan saran-saran yang berkaitan dengan :
1. Sampel penelitian, diharapkan sampel penelitian diusahakan diwakili oleh kelompok sekolah yang Lebih banyak agar dapat diperoleh sampel yang lebih bersifat heterogen
2. Alat ukur, alat ukur dalam penelitian ini merupakan alat ukur yang disusun sendiri oleh penulis dan bam pertama kali digunakan, kiranya perlu dikembangkan lebih lanjut dengan perbaikan aspek bahasa dan penambahan item yang lebih banyak, agar diperoleh data yang lebih terperinci.
3. Variabel penelitian, mengingat variabel prediktor, yaitu gaya kepemimpinan (Telling, Selling, Participating dan Delegating) dan kreativitas guru hanya memberikan sumbangan pengaruh sebesar 9,3% terhadap variabel kriterium, yaitu kreativitas siswa, sedangkan 90,7% merupakan sumbangan pengaruh dari variabel lainnya, maka perlu
dilakukan penelitian yang lebih mendalam tentang kreativitas siswa dengan melibatkan variabel-variabel lain secara terpadu, baik yang bersifat inrelelctzf maupun non-inrelektiff
4. Dalam kaitan peningkatan mutu pendidikan, khususnya pendidikan kreativitas di BPK PENABUR maka pengurus BPK PENABUR membentuk dan menugasi suatu tim guna meneliti lebih lanjut masalah ini dan perlu dirancang suatu evaluasi internal atau cause root analysis di setiap sekolah."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2002
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Vania Handayani Putri
"Perubahan metode pembelajaran menjadi PTM kembali pasca pandemi COVID-19 menjadi tantangan guru dalam mengajar secara efektif di kelas. Efektivitas guru menjadi hal penting sebagai evaluasi guru di sekolah untuk memajukan prestasi siswanya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat peran efikasi diri guru dan kreativitas guru secara bersamaan terhadap efektivitas guru. Sebanyak 257 guru SMP/MTS yang mengajar di situasi PTM berpartisipasi dalam penelitian ini. Penelitian ini menggunakan alat ukur Teacher Effectiveness Scale untuk mengukur efektivitas guru (Kyriakides et al., 2002), lalu Teacher Self-efficacy Scale (TSES) untuk mengukur efikasi diri guru (Tshannen-Moran & Hoy, 2001) dan Runco Ideation Behavior Scale (RIBS) untuk mengukur kreativitas (Runco et al., 2001). Data penelitian dianalisis menggunakan teknik regresi linear berganda untuk menguji hipotesis penelitian. Penelitian ini menemukan bahwa terdapat peran efikasi diri guru dan kreativitas guru secara bersamaan terhadap efektivitas guru selama PTM pasca pandemic sebesar 45.7%. Pada analisis tambahan ditemukan hubungan negatif antara usia dengan efektivitas guru. Hasil dari penelitian ini dapat memberikan manfaat bagi pihak sekolah untuk membuat pelatihan untuk meningkatkan efikasi diri guru serta workshop untuk meningkatkan kreativitas.

Changing learning methods to PTM after pandemic COVID-19 situation is a challenge for teachers to teach effectively. Teacher effectiveness is important as an evaluation of teachers in schools to advance student achievement. This study aims to determine whether there is an influence of teacher self-efficacy and teacher creativity simultaneously on teacher effectiveness. A total of 257 SMP/MTS teachers in PTM situations participated in this study. This study uses the Teacher Effectiveness Scale to measure teacher effectiveness (Kyriakides et al., 2002), then the Teacher Self-efficacy Scale (TSES) to measure teacher self-efficacy (Tschannen-Moran & Hoy, 2001) and the Runco Ideation Behavior Scale (RIBS) to measure creativity (Runco et al., 2001). Research data were analyzed using multiple linear regression techniques to test the research hypothesis. This study found an effect of teacher self-efficacy and creativity simultaneously on teacher effectiveness of 45.7%. In the additional analysis, it was found a negative relationship was found between age and teacher effectiveness. The results of this study can provide benefits for schools to organize training to increase teacher self-efficacy as well as workshops to increase creativity"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library