Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 8 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sistha Dahwanti
"ABSTRAK
Karya akhir ini membahas mengenai Credit Scoring sebagai alat untuk menghitung risiko default pada seleksi nasabah kartu kredit. Model Credit Scoring yang biasa disebut dengan scorecards di-disain secara empiris untuk menjalankan evaluasi penerimaan kredit dan strategi perusahaan.
Credit Scoring ini lebih cocok dan ditunjukan untuk produk pinjaman kredit yang sifatnya masal, dengan plafon kecil. Salah satu contohnya adalah Credit Scoring dipakai untuk menyeleksi aplikan Kartu Kredit. Kartu Kredit merupakan salah satu jenis kredit ritel yang populer. Dan hal ini ditunjukkan dengan maraknya promosi iklan yang menawarkan kemudahan dan fasilitas yang dimiliki oleh kartu kredit dan sambutan yang antusias dari masyarakat.
Kepopuleran kartu kredit disebabkan karena jenis kredit tersebut ditujukan untuk dimanfaatkan sebagai sarana pemenuhan kebutuhan sehari-hari bagi pemiliknya. Disamping itu, keberadaan kartu kredit bukan saja memenuhi kebutuhan bagi para nasabahnya tetapi juga menjadi marketer bagi pihak penerbit kartu kredit dengan para merchant.
Credit Scoring dibangun dengan menggunakan metode statistik dan ekonometrika tertentu untuk menjelaskan adanya kemungkinan pemberian kredit kepada aplikan memiliki kinetja yang baik atau buruk. Sistem Scoring terdiri dari formula yang berdasarkan pada prosedur tertentu untuk mengevaluasi setiap aplikasi kredit terhadap serangkaian karakteristik yang memiliki keterkaitan dalam memprediksi pembayaran kredit.
Sistem Scoring menggunakan infonnasi sehubungan dengan tradisional 5 C's of
Credit, yaitu:
1. Character, merupakan kemauan untuk membayar hutang
2. Capacity, yaitu kemampuan finansial untuk membayar hutang
3. Capital and Collateral, yaitu kontrol dan ekuitas untuk dapat dilaksanakannya pembayaran hutang
4. Condition, merupakan refleksi dari kondisi ekonomi, atau kondisi spesial yang diterapkan kepada debitur atau pada tipe kredit.
Keutamaan yang dimiliki Sistem Scoring atau Scorecards adalah konsistensi dalam memberikan penilaian. Sistem Scoring dalam memprediksi kinerja sebuah loan bila dibandingkan dengan pengambilan keputusan pemberian kredit secaraa Judgmental, adalah sebagai berikut:
1. Akurasi proyeksi risiko
Dengan adanya penurunan atau kenaikan jumlah minimum poin yang diberikan kepada aplikan untuk mendapatkan sebuah kredit, maka Credit Scoring sistem dapat mengurangi atau meningkatkan credit loss rate.
2. Meningkatkan revenue Bank
Pelaksanaan Credit Scoring dalam situasi pertumbuhan ekonomi yang padat seperti ekspansi geografis atau dealer sourcing, fonnula yang menetapkan rata-rata tertimbang (poin atribut) dari karakteristik aplikan dapat menunjukkan risk profile.
3. Pemahaman Terhadap Nasabah
Credit Scoring menyediakan informasi demografi yang detil yang dapat digunakan untuk membedakan profil target pasar dengan aktual profil pasar; mengukur keefektifan dari current sales dan marketing; dan srategi promosi.
4. Efisiensi
Credit Scoring tidak selalu tergantung pada laporan biro kredit dan menghemat waktu yang dibutuhkan untuk memproses aplikan kartu kredit.
5. Kemampuan Memberikan Informasi Manajemen
Sistem Scoring memiliki kemampuan untuk mengambil database dalam berbagai hal
kebutuhan, memberikan monitoring, dan validasi bagi sistem MIS yang lebih baik.
Sistem Scorecards yang sudah diotomasi dengan menggunakan piranti lunak dapat membantu efisiensi operasional analisis kredit. Dan untuk menghasilkan model Scorecards yang baik, dibutuhkan tanggungjawab model developer yang memiliki kriteria yang cukup seperti memahami statistika; memiliki pengetahuan bisnis yang relevan dengan project yang dibuat; memiliki pengalaman dan training yang cukup; dan memiliki kemampuan untuk mernadukan antara seni dan science.
Revaluasi kinerja Scorecards yang dilakukan secara berkala penting untuk dilakukan sebagai langkah monitoring dari manajemen risiko, yang secara umum bertujuan untuk melakukan improve terhadap portfolio manajemen.
Pada karya akhir ini akan terdiri dari bahasan yang mencakup proses dan komponenĀ­ komponen yang dibutuhkan dalam pembuatan model Scorecards : metodologi empiris penelitian yang digunakan; menentukan cut off score yang paling optimal; dan evaluasi kinerja Scorecards.
"
2004
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Reza Akbar Pradhityo
"Skripsi ini membahas tentang kredit sindikasi, sebagai salah satu metode kredit yang diberikan oleh Bank X sebagai kreditur kepada PT Y sebagai debitur. Sebagai proyek pembuatan jalan tol yang membutuhkan sistem kredit yang memberikan kredit besar, dalam pemberian kredit sindikasi terdapat banyak sekali risiko yang dapat terjadi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah ketentuan kredit sindikasi sudah sesuai dengan undang-udang perbankan dan bagimana implementasi manajemen risiko terhadap sindikasi kredit yang diberikan oleh Bank X terhadap PT Y. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif, dengan bentuk hasil penelitian adalah deskriptif-analisis, yaitu peneliatan yang memberikan gambaran dan penjelasan berdasarkan analisis yang dilakukan dalam penelitian ini. Hasil dari penelitian adalah bahwa proses sindikasi kredit yang terdapat dalam dalam perjanjian diantara Bank X dan PT Y adalah sama dengan proses pemberian kredit secara umum terdapat dalam kegiatan perbankan, sebagaimana telah disebutkan dalam Peraturan UU Perbankan. Proses manajemen risiko yang diberikan oleh Bank X terhadap PT Y juga sesuai dengan peraturan Bank Indonesia. Serta untuk meningkatkan performa manajemen risiko, Bank X dapat melakukan studi komparatif dengan bank lain, dan terhadap perjanjian yang diberikan oleh Bank X terhadap PT Y ini dapat dijadikan contoh untuk proyek sindikasi kredit yang akan datang.

This thesis discusses the syndicated credit, as one of credit given by Bank X as the creditor to PT Y as the debtor. The process of making toll roads that require large credit, in the syndicated credit awards there are many risks that can happen. The purpose of this study is to determine whether the syndicated credit provisions are in accordance with the banking law and how implementation of risk management to credit syndication provided by Bank X to PT Y. The research method used in this study is qualitative method, with the form of research results is a descriptive-analysis, namely the analysis that provides an overview and assessment based on the analysis conducted in this study. The result of this research is the syndicated credit process in agreement between Bank X and PT Y same as voting process in operational regulation. The risk management process provided by Bank X to PT Y is also in accordance with Bank Indonesia regulations. As well as to improve the performance of risk management, Bank X may conduct comparative study with other banks, and to the agreement given by Bank X to PT Y this can be an example for the next syndicated credit project.
"
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2018
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ni Luh Suri Laksmi Krisna P
"Secara garis besar, Laporan Magang ini membahas tentang bagaimana kredit macet di Bank XYZ, penyebab dari kredit macet, pencadangan provisi atas kredit macet, dan manajemen risiko atas kredit macet di Bank XYZ. Data yang Penulis gunakan untuk analisis berasal dari dokumen yang digunakan saat melakukan prosedur audit. Hasil temuan menyatakan bahwa kenaikan rasio Non-Performing Loan dapat disebabkan karena faktor eksternal seperti risiko sistemik, dan faktor internal termasuk salah satunya implementasi manajemen risiko yang lemah. Jika manajemen risiko tidak diimplementasikan secara benar, maka bank akan dihadapi dengan ancaman dari segi likuiditas dan profitabilitas.

In general, this report discusses about the nature of non-performing loan in XYZ Bank, factors that affect non-performing loan, loan impairment and credit risk management in XYZ Bank. The data is gathered from document used for executing audit procedure. Findings indicated that the increase of non-performing loan are caused by external factor such as systemic risk, and internal factor such as the weak implementation of risk management. If risk management is not well-implemented, it will be a great threat to bank, from the higher liquidity risk to higher profitability risk."
Depok: Fakultas Eknonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2018
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Coyle, Brian
New York: Canferbury CIB , 2000
658.155 COY f
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Coyle, Brian
New York: Canterbury CIB , 2000
658.155 COY c
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Reynard Esada Bestio
"Skripsi ini membahas mengenai bagaimana ketentuan hukum mengenai penerapan manajemen risiko pada pengelolaan penyertaan modal sementara serta bagaimana penerapan ketentuan hukum tersebut dalam praktiknya di Bank X. Bank X merupakan salah satu bank terbesar di Indonesia. Penyertaan modal sementara adalah salah satu metode restrukturisasi kredit yang dilaksanakan dengan cara mengkonversi kredit debitur menjadi penyertaan modal sementara yang harus ditarik kembali oleh bank dalam jangka waktu 5 tahun. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah yuridis normatif.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh penulis, penerapan manajemen risiko pada pengelolaan penyertaan modal sementara setidak-tidaknya harus meliputi pengawasan aktif direksi dan dewan komisaris; kecukupan kebijakan dan prosedur manajemen risiko serta penetapan limit risiko; kecukupan proses identifikasi, pengukuran, pemantauan, dan pengendalian risiko serta sistem informasi manajemen risiko; dan sistem pengendalian intern yang menyeluruh. Dalam prakteknya, Bank X telah menerapkan manajemen risiko pada penyertaan modal sementara sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku.

This thesis explains about the legal provision concerning risk management in temporary equity participation and how commercial banks, in this case Bank X, implements such provision in practice. Bank X is one of the largest commercial bank in Indonesia. Temporary equity participation is one of loan restructuring method executed by converting debtor rsquo s loan into temporary equity participation which shall be withdrawn by the bank within 5 years. The research method used in this research is normative juridical method.
Based on the research conducted by the author, the implementation of risk management in temporary equity participation must at least include active supervision of the directors and board of commissioners adequacy of risk management policies and procedures and establishment of risk limits adequacy of risk identification, measurement, monitoring and control processes and risk management information systems and a comprehensive internal control system. In practice, Bank X has applied risk management in temporary capital participation in accordance with applicable law set out by the government.
"
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hana Kamila Gatrawijaya
"Penelitian ini bertujuan untuk memeriksa apakah perusahaan yang melakukan manajemen laba ketika berada dalam daftarnegativeoutlookatau positive outlook dari perusahaan pemeringkat kredit akan lebih mungkin memperoleh resolusi peringkat kredit yang lebih favourable. Dalam penelitian ini digunakan 2 (dua) proksi manajemen laba, yaitu manajemen laba akrual dan manajemen laba riil. Sampel penelitian ini adalah 177 perusahaan yang masuk dalam daftar negative atau positiveoutlook PT PEFINDO selama tahun 2013-2017. Dengan menggunakan model regresi logistik, penelitian ini menemukan bahwa pada perusahaan yang masuk dalam daftar negative outlook, semakin tinggi manajemen laba akrual, maka semakin besar kemungkinan perusahaan mendapatkan resolusi yang mengkonfirmasi negativeoutlook berupa penurunan peringkat kredit. Namun, penelitian ini tidak menemukan adanya hubungan yang signifikan antara manajemen laba akrualĀ  dengan resolusi peringkat kredit pada perusahaan yang termasuk dalam daftar positive outlook. Penelitian ini juga tidak menemukan adanya hubungan yang signifikan antara manajemen laba riil dengan resolusi peringkat kredit, baik untuk perusahaan yang masuk dalam daftar negative outlook maupun daftar positive outlook perusahaan pemeringkat kredit.

This research aims to inspect whether companies who do earnings management when in negative outlook or positive outlook from credit rating agencies would attain more favourable credit rating resolution. In this research merely used 2 (two) earnings management proxies, those are accrual and real earnings management. The sample of this research are 177 companies listed on PT PEFINDOs negative or positive outlook during 2013-2017. This research found out that using the logistic regression companies listed on the negative outlook, the higher the accrual earnings management, the higher the probability of the firms to attain resolution that confirmed the negative outlook in the form of credit rating downgrade. But, this research doesnt find significant relation between accrual earnings management and credit rating resolution on the companies that listed on positive outlook. This research also found no significant relationship between real earnings management and credit rating resolution, both for companies that were listed in negative outlook and positive outlook of credit rating agencies."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Henrietta Sarah Mega
"Kegiatan berinvestasi untuk menumbuhkan aset merupakan hal penting dalam pertumbuhan ekonomi. Salah satu platform investasi yang menjadi pilihan populer adalah platform peer-to-peer lending dengan janji tingkat pengembalian atau return yang tinggi. Namun tingkat pengembalian investasi yang tinggi ini juga diikuti dengan risiko gagal bayar yang tinggi pula. Selain risiko gagal bayar, layanan peer-to-peer lending juga memiliki berbagai risiko operasional yang terdapat dalam penyelenggaraannya. Oleh karena itu dibutuhkan kepastian hukum untuk menjamin penyelenggaraan peer-to-peer lending berjalan dengan efisien dan aman. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah yuridis normatif. Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan regulasi penyelenggaraan peer-to-peer lending di Indonesia, tanggung jawab penyelenggara atas risiko yang ada dalam layanan peer-to-peer lending, dan perlindungan hukum bagi investor dan penerima pinjaman yang menggunakan layanan peer-to-peer lending. Penelitian ini menemukan bahwa regulasi layanan peer-to-peer lending diatur dalam peraturan-peraturan yang dibuat oleh Bank Indonesia dan OJK sebagai lembaga yang memiliki wewenang regulasi. Walau telah diatur untuk menjamin keamanan penyelenggaraannya, risiko dalam layanan ini tetap ada dan kerugian yang diderita pengguna akibat risiko tersebut menjadi tanggung jawab dari penyelenggara. Lebih lanjut, investor maupun penerima pinjaman memerlukan perlindungan hukum apabila terjadi pelanggaran terhadap haknya sebagai pengguna.

Investment activities to grow assets are important for economic growth. One of the investment platforms that has become a popular choice is the peer-to-peer lending platform with the promise of a high rate of return. However, this high rate of return on investment is also accompanied by a high risk of default. In addition to the risk of default, peer-to-peer lending services also have various operational risks involved in their business. Therefore, legal certainty is needed to ensure that the business of peer-to-peer lending runs efficiently and safely. The research method used in this research is normative juridical. This study aims to explain the regulations for peer-to-peer lending services in Indonesia, the responsibility of the company for the risks involved in peer-to-peer lending services, and legal protection for investors and loan recipients who use peer-to-peer lending services. This study finds that the regulation of peer-to-peer lending services is regulated in the rules made by Bank Indonesia and OJK as institutions that have regulatory authority. Even though it has been regulated to ensure the security of its implementation, risks in this service still exist and the losses suffered by the users due to these risks are the responsibility of the peer-to-peer lending company. Furthermore, investors and loan recipients need legal protection in the event of a violation of their rights as users."
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library