Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 79 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ebi Junaidi
Abstrak :
The year of 1997s witnessed a depreciation of domestic currency in many countries in Asia, including Indonesia. Finally in 1998, Indonesia got debt repayment ability problems and the economic crisis at the same time. Some economists found that the economic crisis caused by shocks in 1997 has been the major cause of the debt repayment inability. Meanwhile others argue that the debt problems in Indonesia have been the major cause of the economic. This invites question: Which of these contrary hypotheses are relevant for Indonesia case? Furthermore, how do Internal and External Shocks Effect Debt Crisis? For the case of Indonesia, this study found that shocks in exchange rate, domestic income and foreign income influence the loan demand and loan supply of Indonesia that finally caused the debt crisis. Defining Debt Crisis as a condition of excess demand (Loan Demand > Loan Supply) and use a rescheduling under duress as the working definition, this paper try to see what factors determined the loan demand and supply. Using Balance of Payments equation, this paper found identity equations determine loan demand. Any shocks over the variables determined these factors will finally be transmitted to loan demand and cause pressure to debt crisis. Using Vector Autoregression Model, this paper found significant relationship among the exchange rate, domestic income and foreign income and Export of goods and services, import of goods and services and direct foreign investment. The Impulse Response Function (IRF) provides further evidence that pressure for loan demand actually increased when depreciation occurred. It was caused trough its effect to export of goods and services, import of goods and services and direct foreign investment. The econometric results also show that there was a significant negative relationship between foreign income and loan demand, suggesting that an increase of foreign currency led to a lessening in pressure for debt crisis trough an increase in loan supply and a decrease in loan demand. Another finding is that an increase in domestic income will create pressure on debt repayment ability. This conclusion is supported by the positive relationship between domestic income and import showed by Impulse Response Function.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2003
S19421
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tambunan, Tulus
Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia , 1998
330.959 8 TAM k
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Ciwi Paino
Abstrak :
ABSTRAK
Perbankan Indonesia mengalami perkembangan yang sangat pesat semenjak djkeluarkannya Pakto 88. Berbagai pihak, terutama investor dalam negeri, membuka bank baru untuk menyerap dana masyarakat. Kantor-kantor cabang bank baru bermunculan dimana mana.

Berbagai usaha dilakukan dengan tujuan untuk memperbesar aset usaha perbankannya, antara lain dengan pengucuran kredit, pembukaan kantor-kantor cabang, penaWaran berbagai produk simpanan yang disertai iming-iming berbagal hadiah dan bonus.

Sedangkan untuk manajemen pengelolaannya, dilakukan usaha antara lain, membajak tenaga kerja dan pesaingnya, menggunalcan tenaga kerja yang ada walaupun terkadang tidak memenuhi persyaratan

Semua ini memberikan dampaknya niasing-masing ketika krisis moneter mulai melanda Asia Pasifik, dan Indonesia path khususnya. Satu persatu bank-bank nasional kita turnbang. Berbagai kasus perbankan berrnunculan, dan pelanggaran ketentuan BMPK maupun kredit macet.

Permasalahan kredit macet memberikan dampak yang paling berat dan runut. Hampir semua bank mengalami hal demikian, banya saja berbeda dalam bai kuantitas. Bank-bank asing tidak ketinggalan dalam bal ini, sejumlah kredit yang dikucurkan sebelumnya ternyata nngalami kenmcetari. Namun demilkian, permasalahan ini tidak sebesar yang dihadapi oleh bank-bank nasional.

Bank-bank nasional papan atas merniliki kredit macet yang tidak kecil jumlahnya, bahkan ada yang mencapai jumlah ieblh dan setengah total kredit yang dikucurkan. Beban penvusutan yang besar dan turunnya pendapatan bunga atas kredit menyebabkan kinerja bank bank nasional babak belur.

Selain itu, kenaikan suku bunga simpanan yang lebih tinggi dan kenaikan suku kredit menyebabkan terjadinya negative spread. Fenomena ini menghantui di tiap bank nasionaL kerugian yang sangat besar diderita oleh perbankan kita. Tìngkat kesehatan menurun tajam, modal yang dimiliki tidak mampu menutupi kerugian yang dideritanya. Pemerintah terpaksa turun tangan untuk menyelamatkan industri perbankan ini. Melalui program rekapitalisasi, suntilcan modal dengan penyetoran obilgasi pernerintab, serta pengailban kredit macct ke BPPN (Badan Penyehatan Perbankan Nasional) dilakukan. Selain itu, penutupan sejumlah bank terpaksa dilakukan akibat tidak adanya harapan bagi bank-bank tersebut untuk mempertahankan usahanya.

Dilain pihak, bank-bank asing yang tidak terlalu terpengaruh oleh fenomena negative spread, melihat peluang untuk menarik nasabah. Berbagai strategi dan tindakan dilakukan dengan gencar. Promo si sebagai predikat bank internasional, permudah persyaratan pembukaan rekening dan peluncuran berbagal produk dilakukan oleh bank-bank ini. Dlbarapkan dengan adanya usaha penyelamatan ¡ni yang menghabiskan dana yang sangat tinggi, perbankan Indonesia mampu kembali beroperasi dengan bersaing dengan sehat. lintuk 1w, berbagai tindakan dan peluang haruslah diperbatikan agar tidak sia-sia tindakan yang telah dilakukan bersama ini.

Perbaikan kualitas SDM, kontrol dan pengawasan yang leblh ketat, penggalakan upaya merger merupakan beberapa tindakan yang banus dilakukan agar dapat mempertabanican dan bersaing ntnghadapi persaingan global. Selain itu, peluang pasar barn (new marker), yaìtu inasyarakat muslim Indonesia, patut diperhitungkan dengan adanya ijin pembukaan bank dengan prinsip syariah.

Jadi sesungguhnya perbankan na.sional Indonesia masih mampu bcrtaban, bahkan untuk bersaing dengan bank-bank asing. Semua ini sangat tergantung dari komitmen pemerintah untuk menciptakan situasi yang kondusif bagi perbaikan sektor ekonomi rill. Karena walau bagaimanapun, sektor perbankan saling tergantung dengan sektor usaha lainnya.
Fakultas Eknonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2000
T5509
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gultom, Samuel M. F.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2000
S5913
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 2016
330.9 DAR
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Abstrak :
dari sekedar arisan atau kumpul-kumpul untuk pengajian,lahir berbagai ide cerdas dari ibu-ibu rumah tangga menghadapi ekonomi yang sedang carut marut...
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Abstrak :
Krisis ekonomi bukan saja telah menimbulkan efek domino dan menyebabkan krisis multi dimensi, tetapi juga menciptakan jurang pemisah yang dalam antara masyarakat miskin dan segolongan orang-orang kaya. Tanpa disadari, krisis tersebut juga telah menjadi pemicu perkembangnya bank syariah di Indonesia, akibat goyahnya sistem perbankan konvensional....
JHB 20 (2002)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Abstrak :
The Asian monetary crisis in July 1997 has badly deteriorated Indonesian economic up to present. In four years of crisis, the poverty has rapidly multiplied from 11,34 % in 1976 became 24,2 % in 1997 and then 60 % in 2001. This critical social economic phenomena have raised the challenging question on how to eradicate the poverty. The scientist and technocrat have tried to formulate the concepts and systems and the every government had tried to implement the concepts and preparing the programs but still unsuccessfully. During the past three decades the Indonesian government had successfully diminished the rate of poverty from 40, 0% in 1976 became 21,64 % in 1984 and 11,34% in 1976. The paper encourages all parties to rethinking on how to resolve the current high rate of poverty effectively.
JIUPH 4:8 (2001)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8   >>