Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 14 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Atiek Nora Nurmala
Abstrak :
Kotamadya Yogyakarta mengalami pertumbuhan penduduk yang cukup pesat. Pada akhir tahun 1983 jumlah penduduk Kotamadya Yogyakarta tercatat 408.500 jiwa (Dinas Statistik Kodya Yogyakarta, 1987) dan pada akhir tahun 1994 jumlah penduduk Kotamadya Yogyakarta tercatat 459.417 jiwa. Dengan luas 32,5 km , kepadatan penduduk rata-rata 14.136 jiwa per kilometer persegi dan laju pertumbuhan penduduk setiap tahun sebesar 1,7 11 , maka kebutuhan untuk kehidupan semakin meningkat diantaranya kebutuhan air. Berdasarkan data PDAM Tirtamarta Kotamadya Yogyakarta, 42,5% dari jumlah penduduk yang dapat dilayani kebutuhan air minumnya melalui jasa pelayanan, sedangkan sisanya didapat dari air tanah. Dari data tersebut dapat dipastikan bahwa air yang dikonsumsi berasal dari air tanah. Adanya air dalam tanah suatu daerah tidak tenlepas dari kondisi geohidrologi, curah hujan, penggunaan tanah, dan pemanfaatan air tanah oleh daerah tersebut. Kotamadya Yogyakarta dengan tingkat pertunthuhan yang cukup pesat, berarti bertambahnya pemukiman penduduk dan saranasarana lain yang turnbuh dan berkembang sesuai dengan pertumbuhan penduduknya. Perkembangan Kotamadya Yogyakarta belum diinthangi dengan penataan kota secara baik, sehingga banyak menimbulkan akibat sampingan yang tidak diinginkan. Beberapa daerah di kota mi ada yang tidak layak untuk dihuni, seperti daerah dataran banjir dan daerah teras sungai, yang kadangkadang dilanda banjir. Akibat lainnya adalah pada sistim pernbuangan linthah, sistim sanitasi yang masih belum baik di beberapa tempat di Kotamadya Yogyakarta. Berbagai macam industri juga tumbuh di Kotamadya Yogyakarta, mulai dan industri besar (aneka industri) dan industri kecil yang tercatat pada Dinas Perindustrian. Industri tersebut baik besar maupun kecil sangat potensial untuk menghasilkan limbah yang dapat mencemari air. Efek samping penataan kota yang kurang baik dan pertumbuhan yang cepat dengan segala dampaknya, mengakibatkan penurunan mutu air di daerah kota, termasuk air tanah. Penelitian kualitas air tanah secara spatial dan menyeluruh di wilayah mi belum pernah dilakukan, yang ada adalah data pengujian sumur-sumur bar dalam dan data pengujian untuk kasus-kasus tertentu. Semua penelitian tersebut belum dapat meniberikan informasi tentang seberapa jauh peñurunan mutu air tanah di Kotarnadya Yogyakarta telah terjadi, dan khususnya hubungannya dengan penggunaan tanah yang ada kaitannya dengan pertumbuhan penduduk Kotamadya Yogyakarta. Berdasarkan hal tersebut maka, masalah dalam penelitian mi adalah : Bagaimana sebaran kualitas air tanah dangkai di Kotamadya Yogyakarta ? Apakah variabei penggunaan tanah dan variabel kepadatan penduduk Kotamadya Yogyakarta berpengaruh terhadap sebaran kualitas air tanah dangkai Kotamadya Yogyakarta ? Berdasarkan hasil analisis 170 sampel air tanah, maka konsentrash Daya Hantar Listrik maksimum 895 .umhos/cm dan minimum 236 .umhos/cm, konsentrasi kesadahan total maksimum 338 mg/i dan minimum 77,3 mg/l, konsentrasi suifat maksimum 250 mg/i dan minimum 6 mg/i. Atas dasar konsentrasi ketiga unsur yang diteliti serta mengacu pada baku mutu kualitas air jninum yang ditetapkan MENKLH, maka di wiiayah penelitian dapat dibedakan menjadi empat, yaitu : Kuaiitas air tanah sangat baik (konsentrasi DHL < 350 £ltnhos/cm, konsentrasi kesadahan total < 15 mg/l, konsentrasi sulfat < 145 mg/1), kuaiitas air tanah baik (konsentrasi DHIJ 350 - 475 umhos/cm, konsentrasj kesadahan total 15 - 25 mg/l, konsentrasi suifat 145 - 175 mg/i) kualitas air tanah sedang (konsentrasi DHL1 47€ - .600 Almhos/cm, konsentrasi kesadahan total 26 - 60 mg/l, konsentrasi sulfat 176 - 210 mg/i), kualitas air tanah buruk (konsentrasj DHL > 600 Almhos/cm, konsentrasj kesadahan total 60 mg/l, konsentrasi suifat > 210 mg/i) Kualitas air tanah sangat baik tersebar cukup ivas di sebelah timur Kotamadya Yogyakarta dan sebagian kecil tersebar di sebelah utara dan tengah dari wiiayah peneiitian. Kualitas air tanah baik tersebar di sebagian wiiayah bagian utara, tengah dan selatan wiiayah peneiitian. Kualitas air tanah sedang tersebar merata di seiuruh wiiayah peneiitian, begitu .pula dengan kuaiitas air tanah buruk. Dari hasil pembahasan didapatkan bahwa baik atau tidaknya kualitas air minum di Kotamadya Yogyakarta tidak tenlepas dari pengaruh penggunaan tanah di suatu tempat, dan mi berarti kepadatan penduduk juga turut mempengaruhi. Berdasarkan anaiisis peta dapat dikatakan bahwa wilayahwiiayah dengan kepadatan pemukiman tinggi berkepadatan penduduk tinggi dan di wilayah hilirnya, mempunyai kualitas air tanah dengan konsentrasi unsur kimia yang lebih tinggi dibandingkan dengan wilayah lain. Wiiayah-wiiayah pemukiman dan wiiayah yang berpenduduk padat ditanibah wilayah iridustri meniberikan volume limbah yang besar. Di samping itu, wilayah pemukiman relatif lebih kedap air dibanding wilayah sekitarnya sehingga air hujan yang menjadi limpasan di wilayah pemukiman lebih besar mengakibatkan tingkat pengenceran air tanah oleh air hujan berkurang
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1996
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Albar Karismawan
Abstrak :
Kajian Air Tanah di Jakarta Barat untuk mengetahui kualitas air tanah yang biasa digunakan warga Jakarta Barat untuk kebutuhan sehari-hari seperti air minum, bersih-bersih dan lain-lain. Kajian ini penting dilakukan karena air yang dikonsumsi warga belum tentu memenuhi standar baku kualitas air minum yang ditetapkan oleh pemerintah melalui Permenkes No. 492 Tahun 2010, melalui parameter Fisik dan kimia. Penelitian ini berfokus pada pengukuran akuifer bebas di perumahan padat penduduk dengan menggunakan analisis hidrogeologi dan hidrokimia. Penelitian ini bertujuan untuk memetakan kualitas airtanah dengan metode hidrogeologi dan hidrokimia. Analisis hidrogeologi digunakan untuk memetakan muka air tanah berdasarkan pengukuran kedalaman air tanah yang diukur pada sumur masyarakat dengan satuan meter di bawah permukaan tanah (mbmt) dan meter di bawah permukaan laut (mdpl). Data hidrokimia menggunakan dua data, yaitu data primer dan data sekunder. Data primer adalah data yang diambil penulis di lapangan pada tahun 2021 dengan fokus pada sumur air tanah akuifer bebas yang diambil di perumahan padat penduduk. Data sekunder adalah data yang diambil oleh BKAT pada tahun 2018-2020 dengan fokus pada sumur air tanah untuk ruang publik seperti SPBU, taman, dan rumah ibadah. Sehingga analisis hidrokimia menghasilkan dua jenis peta yaitu peta kualitas airtanah akuifer bebas di ruang publik melalui data BKAT, dan peta kualitas airtanah di perumahan padat penduduk tahun 2021. Sedangkan analisis hidrokimia dilakukan untuk melihat kondisi salinitas, jenis air, serta tingkat intrusi air laut di daerah penelitian. Berdasarkan pengukuran yang dilakukan penulis pada bulan Maret 2021, kedalaman air tanah terdalam adalah di Kelurahan Semanam dengan kedalaman 9,3 mbmt, dan yang paling dangkal berada di Kelurahan Rawa Buaya dengan kedalaman 0,2 mbmt. Berdasarkan pengukuran penulis, kualitas airtanah di Jakarta Barat sangat memprihatinkan. Kelurahan Roa Melaka memiliki air yang bau, juga Klorida, Sodiun, dan Natrium, yang tinggi. Kelurahan Duri Kepa dan Jelambar memiliki pencemaran besi yang tinggi, melalui pengukuran memiliki kadar 0,4 mg/l dan 1,65 mg/l. ......The study of Groundwater in West Jakarta is to determine the quality of groundwater that is commonly used by residents for their daily needs such as drinking, clean up and etc. This study is important because the water consumed by residents does not necessarily meet standard of raw water quality for drinking set by the government through Permenkes No. 492 of 2010, through physical and chemical parameters. The research focuses on examining free aquifers in densely populated housing by using hydrogeological and hydrochemistry analysis. This research aims to condition groundwater by hydrogeology and hydrochemistry method and also mapping water quality. Hydrogeological analysis is used to map ground water level based on groundwater depth measurements measured in community wells with units of meters below ground level (mgmt) and meters below sea level (m.asl).Hydrochemical data uses two data, namely primary and secondary data. Primary data is data taken by the author in the field in 2021 by focusing on free aquifer groundwater wells taken in densely populated housing. Secondary data is data taken by BKAT in 2018-2020 by focusing on groundwater wells for public spaces such as gas stations, parks, and houses of worship. So that the hydro chemical analysis produces two types of maps, the first map is groundwater quality of free aquifers in public spaces through BKAT data, and a map of groundwater quality in densely populated housing in 2021. The results of the hydrogeological research are making a map of the free aquifer zone, and a map of the average change in groundwater level in West Jakarta. While the hydro chemical analysis was carried out to see the conditions of salinity, type of water, the level of seawater and intrusion.Based on measurements made by the author in March 2021, the deepest water depth is in Semanam Village with a depth of 9.3 mgmt., and the shallowest is in Rawa Buaya village with a depth of 0.2 mbmt. Meanwhile, based on the author’s measurements, groundwater quality are chagrin. Roa Melaka Village has smelly water, also high in Chloride, Sodium, and Natrium. Duri Kepa and Jelambar Village have high iron pollution, through measurement have 0,4 mg/l and 1,65 mg/l.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2021
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Algio Tantomo
Abstrak :
Air tanah adalah sumber daya yang terletak di bawah permukaan tanah yang dapat memberikan informasi dan gambaran mengenai kondisi suatu lingkungan Dikarenakan fungsi air yang sangat penting maka perlu di lakukan penelitian mengenai kondisi kualitas air Salah satu permasalahan yang terjadi pada wilayah Jakarta Selatan adalah penurunan muka air tanah relatif terhadap muka air laut yang dapat disebabkan oleh beberapa faktor antara lain curah hujan, topografi dan tutupan lahan. Upaya dalam pengurangan pengambilan air tanah secara berlebihan juga perlu dilakukan agar tidak terjadi penurunan muka air tanah yang dapat menyebabkan intrusi air laut kedalam air tanah sehingga air tanah tidak lagi dapat dikonsumsi oleh masyarakat di masa yang akan datang. Salah satu upaya dalam menanggulangi penurunan muka air tanah tersebut adalah melakukan zonasi terhadap kondisi hidrogeologi di Cekungan Air Tanah Jakarta. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu analisis penurunan muka air tanah pada sumur warga sekitar apartemen di Jakarta Selatan, analisis hidrogeokimia air tanah, dan kualitas air tanah. Ketiga metode ini dikombinasikan sehingga menghasilkan sebuah peta yang representatif dalam mengetahui kondisi hidrogeologi pada wilayah Jakarta Selatan Hasil dari analisis penurunan muka air tanah pada wilayah apartemen Jakarta Selatan menunjukkan bahwa telah terjadi penurunan muka air tanah pada periode bulan Januari 2020 dan bulan Agustus 2020 dengan wilayah penurunan terbesar berada pada bagian selatan dari Jakarta Selatan sebesar 12-15 mdpl. Hasil analisis hidrogeokimia air tanah menunjukan bahwa air tanah yang berada pada Jakarta Selatan memiliki satuan salinitas berupa air tawar yang memiliki jenis air berdasarkan nilai konduktivitas berupa air tanah segar serta memiliki tingkatan intursi, terintrusi sedang pada bagian utara, terintrusi sedikit pada bagian tengah dan tidak terintursi pada bagian selatan dari wilayah penelitian. Kandungan komposisi kimia air tanah pada Jakarta Selatan bersumber dari mineral-mineral yang terlarutkan dari litologi di sekitar yang memiliki fasies air tanah adalah Ca-HCO3 dimana kandungan kimia ini membuat air tanah pada Jakarta Selatan bersifat sadah, menengah dan sangat sadah. Hubungan antar ion juga dapat menunjukan bahwa air tanah di Jakarta Selatan berkorelasi dengan litologi dari akuifer yaitu batupasir yang mengandung mineral Ca2+ dan HCO3-. Berdasarkan analisis kualitas air tanah Terdapat indikasi pencemaran air tanah pada wilayah Kebayoran Lama berdasarkan analisis bau, rasa dan pH dan indikasi pencemaran pada wilayah Jagakarsa, Setia Budi, Tebet, Mampang Prapatan, Pasar Minggu dan Kemang berdasarkan analisis nilai pH yang bersifat asam. Hal ini menjadikan satu- satunya wilayah yang memiliki air tanah layak konsumsi adalah wilayah Pesanggarahan dan sekitarnya dikarenakan memiliki nilai baku mutu yang memenuhi standar Peraturan Menteri Kesehatan tahun nomor 492 tahun 2010. ......Ground water is a resource that is located below the ground surface that can provide information and an overview of the condition of an environment. Due to the very important function of water, it is necessary to conduct research on the condition of water quality. One of the problems that occur in the South Jakarta area is a decrease in groundwater level. relative to sea level which can be caused by several factors, including rainfall, topography and land cover. Efforts to reduce excessive groundwater extraction also need to be made so that there is no lowering of the groundwater level which can cause sea water intrusion into groundwater so that groundwater can no longer be consumed by the community in the future. One of the efforts to overcome the decline in groundwater level is zoning the hydrogeological conditions in the Jakarta Groundwater Basin. The method used in this research is the analysis of the lowering of the groundwater level in the wells of residents around apartments in South Jakarta, the hydrogeochemical analysis of groundwater, and the quality of ground water. These three methods are combined to produce a map that is representative in knowing the hydrogeological conditions in the South Jakarta area.The results of the analysis of the reduction in groundwater level in the South Jakarta apartment area show that there has been a decrease in the groundwater level in the period January 2020 and August 2020 with the area of decline. the largest is in the southern part of South Jakarta at 12-15 masl. The results of the hydrogeochemical analysis of groundwater show that groundwater in South Jakarta has a salinity unit in the form of fresh water which has a type of water based on the conductivity value in the form of fresh ground water and has a level of intrusion, is moderately intrusive in the northern part, is slightly intruded in the middle and is not intruded. in the southern part of the study area. The chemical composition of groundwater in South Jakarta comes from dissolved minerals from the surrounding lithology which has a groundwater facies, which is Ca-HCO3, where this chemical content makes groundwater in South Jakarta hard, medium and very hard. The relationship between ions can also show that groundwater in South Jakarta is correlated with the lithology of the aquifer, namely sandstones containing Ca2 + and HCO3- minerals. Based on the analysis of groundwater quality, there are indications of groundwater pollution in the Kebayoran Lama area based on analysis of smell, taste and pH and indications of pollution in the Jagakarsa, Setia Budi, Tebet, Mampang Prapatan, Pasar Minggu and Kemang areas based on the analysis of acidic pH values. This makes the only area that has groundwater fit for consumption is the Pesanggarahan area and its surroundings because it has a quality standard value that meets the standards of the Minister of Health Regulation number 492 of 2010.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ni Made Pande Ayuningdyah
Abstrak :
Pengolahan dan pengelolaan sampah di TPST Bantar Gebang telah menggunakan metode sanitary landfill. Lindi yang dihasilkan sampah diolah di Instalasi Pengolahan Air Sampah (IPAS). Namun, tidak semua IPAS beroperasi sehingga masih ada lindi yang tidak terolah. Lindi yang tidak diolah berpotensi mencemari air tanah di sekitar TPST. Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis karakteristik air lindi, kualitas air tanah, dan hubungan antara jarak sumur dari TPST Bantar Gebang dengan kualitas air tanah di sekitarnya. Penelitian ini dilakukan dengan pengambilan sampel air lindi di inlet IPAS. Pengambilan sampel air tanah pada 5 lokasi dengan mempertimbangkan jarak lokasi dengan TPST. Hasil yang diperoleh dari analisis dibandingkan dengan baku mutu yang berlaku serta menghitung Indeks Pencemaran (IP). Hasil penelitian menunjukkan parameter BOD, COD, Besi, dan Total Coliform dari air lindi melampaui baku mutu. Parameter BOD untuk air sumur jarak 250 m sampai 750 m melebihi baku mutu. Untuk parameter COD, seluruh sumur melebihi ambang batas. Kadar besi pada sumur jarak 500 m melebihi baku mutu. Kandungan total coliform air sumur dengan jarak 750 m sampai 1250 m melebihi baku mutu. IP untuk lindi adalah 8,6 yang tergolong tercemar sedang dan IP untuk semua sumur tergolong tercemar ringan. Jarak dari TPST memengaruhi tingkat pencemaran pada air tanah. Sampel yang berjarak 250 m, 750 m sampai 1250 m menunjukkan adanya penurunan tingkat pencemaran tetapi terjadi peningkatan di jarak 500 m. Hal ini dapat terjadi karena ada sumber pencemar lain seperti SPALD. ......Solid waste treatment in Bantar Gebang Landfill has used the sanitary landfill method. Leachate produced by waste is processed at the Leachate Treatment Plant (IPAS). However, not all IPAS operated so there is still untreated leachate. Untreated leachate has the potential to pollute groundwater around the landfill. This study was conducted to analyze the characteristics of leachate, groundwater quality, and the relationship between well distance from Bantar Gebang Landfill and groundwater quality in the vicinity. This research was conducted by taking leachate samples at the inlet of the IPAS. Groundwater samples were taken at 5 locations by considering the distance of the location from the landfill. The results obtained from the analysis were compared with the applicable quality standards and calculated the Pollution Index (PI). The results showed that the BOD, COD, Iron, and Total Coliform parameters of leachate exceeded the quality standards. The BOD parameter for well water at a distance of 250 m to 750 m exceeded the quality standard. For the COD parameter, all wells exceeded the threshold. Iron levels in wells 500 m away exceeded the quality standard. The total coliform content of well water at a distance of 750 m to 1250 m exceeded the quality standard. The pollution index for leachate is 8.6 which is classified as moderately polluted and the PI for all wells is classified as lightly polluted. The distance from the landfill affects the level of groundwater contamination. Samples at 250 m, 750 m and 1250 m showed a decrease in pollution levels but an increase at 500 m. This can occur because there are other sources of pollution such as SPALD.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Haries Setiadi Adriansyah
Abstrak :
ABSTRACT
Unit Pengolahan Sampah UPS Merdeka 2 merupakan tempat pengolahan sampah organik yang terletak di Depok, Jawa Barat. UPS juga menghasilkan air lindi yang berasal dari sampah organik yang berpotensi mencemari air tanah dangkal sekitarnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jumlah sampah masuk dan komposisi sampah di UPS, karakteristik air lindi yang dihasilkan sampah, serta kualitas air tanah disekitar UPS dengan parameter pH, suhu, BOD, COD, Nitrit, Nitrat, Amonia, KMnO4, Besi Fe, dan Fecal Coliform. Kualitas air tanah dianalisis dengan mengetahui tingkat pencemaran berdasarkan indeks pencemar dan hubungan dengan variasi jarak dari UPS. Hasil penelitian menunjukan bahwa jumlah sampah yang masuk ke UPS sebesar 0,954 ton/hari volume rata-rata sampah 1449,20 liter/hari. Kemudian dengan komposisi sampah organik sebesar 93,4 dan non-organik sebesar 6,4. Kemudian kualitas air lindi di UPS menunjukan parameter pH, suhu, BOD dan COD melebihi batas baku mutu. kualitas air tanah dangkal di sekitar UPS dapat dilihat bahwa nilai rata-rata parameter pH, BOD, COD, Nitrat, masih berada diatas baku mutu dan rata-rata parameter lain masih berada di batas baku serta tidak terlihat hubungan yang signifikan antara variasi jarak dengan kualitas air tanah. Dapat disimpulkan bahwa indeks pencemar air tanah dangkal penduduk tergolong cemar ringan hingga cemar sedang.
ABSTRACT
Waste Processing Unit UPS Merdeka 2 is an organic waste processing facility located in Depok, West Java. UPS also produces leachate that comes from organic waste has potential to pollute surrounding shallow groundwater. Purpose of this research is to know the amount of solid waste and solid waste composition at UPS, leachate characteristic, and ground water quality around UPS with pH, temperature, BOD, COD, Nitrite, Nitrate, Ammonia, KMnO4, Fe and Fecal Coliform. Groundwater quality was analyzed by knowing pollution levels based on pollutant index and relation with distance variation from UPS. Results showed that the amount of waste that goes into the UPS is 0.954 ton day the average volume of waste is 1449.20 liters day. Then with the composition of organic waste of 93.4 and non organic by 6.4. Then leachate water quality at UPS shows the parameters of pH, temperature, BOD and COD exceed the quality standard. shallow groundwater quality around the UPS can be seen that the average value of pH, BOD, COD, Nitrate parameters is still above the standard and the average of other parameters is still within the standard limit and there is no significant relationship between the distance variation and the quality groundwater. Then the polluted groundwater pollutant index is classified as mild pollutants.
2018
Spdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wisnu Arya Gemilang
Abstrak :
ABSTRAK
Pengembangan pariwisata di kawasan pesisir Pulau Weh, Aceh membutuhkan beberapa pendukung untuk meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan. Salah satu pendukung pariwisata meliputi tersedianya prasarana pariwisata, diantaranya peningkatan kebutuhan air bersih. Evaluasi terhadap kualitas airtanah yang ada di kawasan pesisir sangat penting dilakukan untuk mengetahui kelayakan airtanah. Interpretasi terhadap parameter kimia airtanah merupakan salah satu metode evaluasi kualitas dan karakteristik airtanah yang digabungkan dengan faktor geologi sehingga dapat diketahui karakteristik hidrogeokimia airtanah. Fasies airtanah pesisir Pulau Weh terbagi atas 5 tipe meliputi CaHCO3, CaCl, NaCl, NaHCO3 dan percampuran CaMgCl. Faktor pelapukan batuan merupakan faktor utama penentu tipe fasies airtanah di Pulau Weh. Sebanyak 54,55% sampel airtanah di pesisir Pulau Weh terindikasi telah dipengaruhi oleh airlaut ke dalam akuifer. Jarak sumur gali <1km dari garis pantai serta padatnya penduduk diinterpretasikan menjadi salah satu faktor pemicu terjadinya masukan air laut ke dalam akuifer.Seluruh sampel airtanah di Pulau Weh memenuhi persyaratan untuk dikonsumsi maupun digunakan.
Bandung : Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, 2019
551 JSDA 15:1 (2019)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Anni Zahara Putri
Abstrak :
Air tanah dipandang sebagai salah satu sumber air baku yang sangat potensial dalam memenuhi kebutuhan air perorangan. Air tanah menjadi sumber air baku yang banyak dimanfaatkan sebagai air bersih dan air minum. Namun, pemanfaatan air tanah belum memenuhi standar air bersih yang aman sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2017 karena terjadinya penurunan kualitas air tanah. Penurunan kualitas air tanah dapat dipengaruhi oleh keberadaan sumber pencemar yang terlalu dekat dengan sumber air. Untuk mengetahui informasi terkait dengan kualitas air tanah, maka penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kualitas air tanah di kawasan gedung non fakultas UI dengan menganalis hubungan jarak sumur sumber air dengan sumber pencemar septic tank dan danau, serta mengetahui peta persebaran kualitas air tanah. Sampel air tanah dikumpulkan dari 34 sumur bor dan dilakuan pengujian secara in situ terkait parameter pH dan TDS, sedangkan parameter nitrat, mangan dan E. coli menggunakan teknik standar di laboratorium. Hasil analisis menunjukkan sebanyak 73,53% titik lokasi penelitian dengan meneliti lima parameter kualitas air menunjukkan kualitas air tanahnya belum sesuai standar peraturan. Rata- rata kualitas air tanah pada gedung non fakultas adalah sebagai berikut: pH (6,36), TDS (91,86 mg/L), nitrat (4,20 mg/L), mangan (0,82 mg/L), dan E. coli (5,01 CFU/100ml). Berdasarkan analisis statistik chi-square, jarak sumur dengan danau tidak memiliki hubungan yang signifikan terhadap keseluruhan parameter kualitas air. Sedangkan jarak sumur dengan septic tank memiliki hubungan yang signifikan terhadap parameter E. coli, namun tidak memiliki hubungan yang signifikan terhadap parameter pH, TDS, nitrat, dan mangan. Peta persebaran yang telah dikerjakan dengan penerapan Sistem Informasi Geografis (SIG) menggunakan teknik interpolasi spasial menunjukkan bahwa persebaran kualitas air tanah pada kawasan Kampus UI termasuk kedalam kategori risiko pencemaran rendah dengan luasan 2,36 km2 (92,44 %) dan risiko pencemaran sedang dengan luasan 0,19 km2 (7,56 %). ......Groundwater is seen as one of the most potential sources of raw water in meeting individual water needs. Groundwater is a source of raw water which is widely used as clean water and drinking water. However, the utilization of ground water has not met the standard of safe clean water in accordance with the Minister of Health Regulation Indonesia Number 32 of 2017 due to a decrease in groundwater quality. The decline in groundwater quality can be influenced by the presence of pollutant sources that are too close to water sources. To find out information related to groundwater quality, this study aims to determine the quality of groundwater in the area of non-faculty UI buildings by analyzing the relationship between the distance of water wells and the pollutant sources of septic tanks and lakes, as well as knowing the distribution map of groundwater quality. Groundwater samples were collected from 34 boreholes and tested directly in the field regarding pH and TDS parameters, while nitrate, manganese and E. coli parameters used standard laboratory techniques. The results of the analysis showed that 73.53% of the research location points by examining five water quality parameters showed that groundwater quality did not meet regulatory standards. The average groundwater quality in non-faculty buildings is as follows: pH (6.36), TDS (91.86 mg/L), nitrate (4.20 mg/L), manganese (0.82 mg/L), and E. coli (5.01 CFU/100ml). Based on the chi-square statistical analysis, the distance between the well and the lake does not have a significant relationship with all water quality parameters. While the distance between the well and the septic tank has a significant relationship to the parameters of E. coli, but does not have a significant relationship to the parameters of pH, TDS, nitrate, and manganese. The distribution map that has been done with the application of Geographic Information Systems (GIS) using spatial interpolation techniques shows that the distribution of groundwater quality in the UI Campus area is included in the category of low pollution risk with an area of 2.36 km2 (92.44%) and moderate pollution risk with an area of 0.19 km2 (7.56%).
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ardhi Putra
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pola persebaran wilayah kualitas air tanah dangkal parameter pH, DHL dan TDS menurut baku mutu dalam Peraturan Pemerintah No.20 Tahun 1990, serta untuk menggambarkan perbedaan dan persamaan kualitas air tanah dangkal berdasarkan pasang surut, jarak dari sungai dan jarak dari laut. Pengukuran parameter penentu kualitas air dilakukan di lapangan pada bulan Agustus 2006. Hasil penelitian menunjukan Pola persebaran wilayah kualitas air tanah dangkal parameter pH, DHL dan TDS di sepanjang Kali Bekasi dan Cikarang Bekasi Laut (CBL) menunjukan kecenderungan makin dekat dengan laut (utara) kualitas air tanahnya relatif semakin buruk, sedangkan makin dekat dengan sungai (tanggul sungai) cenderung akan semakin membaik. Tidak ada pengaruh jarak dari sungai terhadap nilai pH, DHL dan TDS. Jarak dari laut berpengaruh terhadap nilai DHL dan TDS dengan angka korelasi R = 0.7, namun tidak berpengaruh terhadap nilai pH. Pasang surut Kali Bekasi dan saluran CBL mempengaruhi perubahan kualitas air tanah dangkal parameter pH, DHL dan TDS, saat pasang kualitas air tanah dangkal cenderung lebih buruk dibandingkan saat surut.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2006
S34013
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Abstrak :
Depok merupakan wilayah yang ditetapkan menjadi wilayah konservasi air dan tanah, dan berfungsi sebagai kawasan yang memberikan perlindungan bagi ketersediaan air Propinsi DKI Jakarta baik dari segi kuantitas maupun kualitas. Penelitian ini betujuan untuk mengetahui pola keruangan wilayah kualitas air tanah dangkal di Kelurahan Beji dan Beji Timur yang merupakan daerah di Kota Depok yang mengalami pertambahan penduduk yang pesat namun tidak diimbangi dengan penyediaan sistem drainase yang memadai. Hasil penelitian menunjukkan bahwa untuk kualitas fisik air tanah dangkal berdasarkan parameter TDS dan DHL masih memenuhi kriteria baku mutu yang ditetapkan dalam PP No.82 tahun 2001. Kualitas kimia air tanah dangkal berdasarkan parameter pH menunjukkan sebagian besar tidak memenuhi baku mutu atau hanya memenuhi baku mutu kelas IV, dimana wilayah ini tersebar di bagian utara, tengah, dan selatan daerah penelitian. Kualitas kimia air tanah dangkal berdasarkan parameter amonia menunjukkan 34,8% daerah penelitian telah tercemar. Persebarannya mengelompok dan cenderung berasosiasi dengan wilayah kedalaman untuk mencapai muka air tanah < 5m. Kualitas air tanah dangkal di Kelurahan Beji dan Kelurahan Beji Timur menunjukkan bahwa makin dekat dengan septic tank dan makin dangkal muka air tanah, kualitasnya semakin buruk. Faktor kedalaman untuk mencapai muka air tanah berpengaruh cukup kuat terhadap kualitas air tanah dangkal, sedangkan faktor jarak dari septic tank berpengaruh lemah terhadap kualitas air tanah dangkal. Sementara itu, kepadatan rumah tidak mempengaruhi kualitas air tanah dangkal di Kelurahan Beji dan Kelurahan Beji Timur. Kata Kunci : Jarak dari Septic Tank, Kedalaman Untuk Mencapai Muka Air Tanah, Kepadatan Rumah, Kualitas Air Tanah Dangkal. Xii + 87 hlm. ; 1 lampiran ; 18 gbr ; 4 tabel ; 9 Peta Bibliografi : 25 (1972 ? 2007)
Universitas Indonesia, 2007
S33899
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Amrina Rasyada
Abstrak :

Air tanah Kota Bekasi dan Metro mayoritas digunakan sebagai bahan baku air bersih dan minum. Terdapat beberapa permasalahan air tanah kota penelitian, yaitu kandungan bakteri, besi, dan asam organik tinggi. Penelitian WFW pada tahun 2020-2022 berupa data kualitas air tanah WFW berupa TDS, kekeruhan, TC, Escherichia Coli, pH, dan temperatur diuji dengan hasil kuesioner, yaitu faktor ekonomi (pengeluaran masyarakat per bulan dan kepemilikan hewan ternak), sosial (pendidikan, kepemilikan rumah, dan jumlah penghuni rumah), dan lingkungan (kepemilikan toilet, metode penyediaan air tanah, dan pengosongan tangki septik), dan persepsi dan tingkat kepuasan. Penelitian menggunakan analisis statistik (analisis deskriptif, t-test paired sample, crosstabs, Spearman Rank, dan regresi biner) dan studi literatur. Analisis deskriptif menghasilkan parameter di musim berbeda memiliki nilai berbeda. T-test paired sample Kota Bekasi (E. Coli, TC, dan pH) menghasilkan nilai Sig. (2 tailed) < 0,05 atau terdapat perbedaan parameter di beda musim. Uji crosstabs dilaksanakan untuk mengetahui variansi data faktor penelitian. Uji Spearman dan regresi biner menghasilkan hanya faktor metode pengambilan air tanah berkorelasi dengan parameter pH, temperatur, dan TC dengan nilai Sig. (2 tailed) < 0,05. Rekomendasi metode penyediaan air tanah berupa borehole dan protected well. ......The majority of Bekasi City and Metro ground water is used as a raw material for clean and drinking water. There are several problems with the research city groundwater, namely the high content of bacteria, iron, and organic acids. WFW research in 2020-2022 in the form of WFW groundwater quality data in the form of TDS, turbidity, TC, Escherichia Coli, pH, and temperature were tested with the results of a questionnaire, namely economic factors (monthly community spending and livestock ownership), social (education, house ownership, and number of occupants), and environment (toilet ownership, methods of groundwater supply, and emptying of septic tanks), and perceptions and levels of satisfaction. The study used statistical analysis (descriptive analysis, paired sample t-test, crosstabs, Spearman Rank, and binary regression) and literature studies. Descriptive analysis produces parameters in different seasons have different values. T-test paired samples of Bekasi City (E. Coli, TC, and pH) yielded Sig. (2 tailed) < 0.05 or there are different parameters in different seasons. The crosstabs test was carried out to determine the variance of the research factor data. Spearman's test and binary regression yielded only groundwater abstraction method factors correlated with pH, temperature, and TC parameters with Sig values. (2 tailed) < 0.05. Recommendations for groundwater supply methods are in the form of boreholes and protected wells.

 

Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>